Diperbarui tanggal 23/05/2022

Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 23 Mei 2022 / dikunjungi: 9.99rb kali

Pengertian Kecerdasan Logika Matematika

Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dalam tingkat dan indikator yang beda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anak cerdas. Perbedaan ini terletak pada setiap indikator kecerdasannya. Pendidik yang baik mampu mengenali kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak didiknya. Oleh karena itu, setiap pendidik anak usia dini dapat mengetahui dan menstimulasi dengan cara mengembangkan kecerdasan anak. Potensi kecerdasan itu dapat dikenal sejak awal kehidupan, bahkan mungkin pada masa bayi. Pada saat itu, kekuatan dan kelemahan intelektual akan muncul paling mudah, jika individu diberi kesempatan untuk belajar mengenali pola-pola tertentu dan diuji pada kapasitas mereka.

Kecerdasan (intelligences) adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan suatu produk yang berharga dalam berbagai latar belakang budaya (Leli Halimah, 2016:110).
Menurut Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim (2013:9) kecerdasan yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan, kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai, kemampuan untuk memahami ide-ide yang kompleks, kemampuan berfikir produktif, kemampuan untuk belajar dengan cepat dan belajar dari pengalaman dan kemampuan untuk memahami hubungan.

Gadner dalam Sujiono Nurani Yuliani (2013:176) kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. Secara lebih terperinci Gadner dalam Yuliani Nuraini Sujiono (2013:176) menyatakan bahwa kecerdasan merupakan:

  1. Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya.
  2. Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam memecahkan permasalahan dalam hidupnya.
  3. Potensi untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang melibatkan penggunaan permahaman baru.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan dapat dimiliki oleh setiap manusia kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari hari. Dalam setiap manusia memiliki kecerdasan yang didalamnya terdapat perkembangan yang dialami oleh setiap anak dalam perkembangan biologisnya.

Kecerdasan ini sangat berkaitan dengan kemampuan matematika dan logika seseorang. Kemampuan matematika yang dimaksud ialah kemampuan mengenal angka, memanipulasi angka, serta dapat memahami pola-pola angka/rumus-rumus dengan baik. Sedangkan kemampuan logika berhubungan dengan kemampuan untuk membangun suatu kemampuan yang logis dari suatu masalah dan benda yang ditemui. Dengan kemampuan ini seseorang dapat menyelesaikan masalahnya dari hal-hal khusus ke hal-hal umum atau sebaliknya.

Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan untuk menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar (Armstrong dalam Musfiroh, 2012:3.3).
Prastyo dan Yeni dalam Khabib sholeh dkk (2016) mengatakan bahwa kecerdasan logika matematika dapat diartikan sebagai kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis, untuk menganalisis kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan sistematis. Kecerdasan ini memiliki kemampuan yang sering muncul atau dialami oleh setiap manusia, ialah berhitung, menalar, berfikir logis, dan menyelesaikan masalah (Fadlillah, 2017:142).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logika matematika adalah kemampuan dalam mengenal angka/rumus, kemampuan untuk berhitung, kemampuan untuk menyelesaikan masalah, kemampuan untuk berpikir logis, kemampuan untuk bermain bentuk geometri dan permainan yang dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika anak.

Ciri-ciri Anak dengan Kecerdasan Logika Matematika

Anak-anak yang memiliki kecerdasan logika matematika memiliki cici-ciri tertentu seperti menurut Lucy dan Ade Julius Rizky (2012:125) anak-anak yang memiliki cirri kecerdasan logika matematika seperti:

  1. Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.
  2. Suka mengajuka pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun, ahli dalam permainan catur, dan segainya.
  3. Mampu menjelaskan masalah secara logis.
  4. Suka merancang eksperimen untuk membuktika sesuatu.
  5. Menghabiskan waktu dengan permainan logika, seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
  6. Anak juga menyenangi kegiatan menganalisis, dan klasifikasi.
  7. Anak suka aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika.
  8. Mereka aktif bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahami.

Selanjutnya menurut Adi W. Gunawan orang dengan kecerdasan logika matematika yang berkembang baik mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

  1. Mampu mengamati objek yang ada di lingkungan dan mengerti fungsi objek tersebut.
  2. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu, dan prinsip sebab-akibat.
  3. Mempunyai dan menguji hipotesis yang ada.
  4. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang kongkret.
  5. Mampu dan menunjukkan kemampuan dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran yang logis.
  6. Mampu mengamati dan mengenali pola serta hubungan.
  7. Menikmati pelajaran yang berhubungan dengan operasi yang rumit seperti kalkulus, pmrograman computer, atau metode riset.
  8. Menggunakan teknologi untuk memecahkan persoalan matematika.
  9. Berfikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan, dan membangun argumentasi yang kuat.
  10. Tertarik dengan karier di bidang akuntansi, teknologi, hukum, mesin, dan teknik.

Adapun karakteristik dalam kecerdasan logika matematika menurut Sefrina (2013:74) adalah sebagai berikut:

  1. Anak mempu menyelesaikan hitungan matematis dengan cepat.
  2. Anak sering bertanya tentang cara benda-benda disekitarnya dan sebab akibat dari suatu kejadian.
  3. Anak tampak menyukai jenis permainan strategi atau yang banyak menggunakan logika.
  4. Anak suka dengan kegiatan pengklasifikasian atau pengkatagorian, seperti benda yang ia temui berdasarkan urutan tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai ciri-ciri itu tidak hanya berhubungan dengan kemampuan berhitung. Menurut Gardner, kecerdasan ini sebenarnya memecahkan masalah, pola pikir deduksi logis, induksi, dan kemampuan mengenali pola dan kemampuan mengenali pola dan hubungan.

Cara Belajar Kecerdasan logika matematika

Dalam belajar kecerdasan logika matematika pada anak pada dasarnya adalah bagaimana cara guru mengenalkan konsep angka, konsep pola dan hubungan, konsep hubungan geometri dan ruang, konsep pengukuran, serta konsep pengumpulan dan pengaturan. Tentunya dalam belajar kecerdasan logika matematika ini guru harus tetap memperhatika konsep pembelajaran anak usia dini yaitu melalui belajar sambil bermain.

Dalam mengenal kecerdasan logika matematika pada anak, yaitu melalui cara belajarnya. Menurut Bunda Lucy dan Ade Julius Rizky (2012:125-126) antara lain:

  1. Menyukai perhitungan.
  2. Melakukan eksperimen atau percobaan-percobaan.
  3. Menganalisis suatu hubungan atau masalah.
  4. Mudah memahami cara kerja computer.
  5. Suka memikirkan hal dan kejadian yang berkaitan sebab akibat.
  6. Pandai bermain catur dan berbagai permainan strategi lain.
  7. Menjabarkan segala sesuatu secara logis.
  8. Banyak mengajuka pertanyaan.
  9. Cepat memahami pelajaran IPA dan Matematika.
  10. Serta suka bereksperimen terhadap hal-hal yang ingin diketahui.

Selain itu, dalam belajar kecerdasan logika matematika pada anak pada dasarnya adalah bagaimana cara guru mengenalkan konsep angka, konsep pola dan hubungan, konsep hubungan geometri dan ruang, konsep pengukuran, serta konsep pengumpulan dan pengaturan. Tentunya dalam belajar kecerdasan logika matematika ini guru harus tetap memperhatika konsep pembelajaran anak usia dini yaitu melalui belajar sambil bermain.

Selain itu menurut Aqila Smart (2012:111-112) ada beberapa yang dapat digunakan untuk merangsang kecerdasan logika matematika adalah sebagai berikut:

  1. Tempelkan poster-poster matematika, seperti perkalian, penjumlahan, pengurangan, dan lain-lain.
  2. Ajarkan kepadanya cara hitung yang menyenangkan dan mudah dilakukan di mana saja, misalnya dengan jari.
  3. Beri dia alat untuk menghitung seperti sempoa bila ia belum lancar menghitung.
  4. Belikan komik-komik matematika dan pembelajaran lainnya untuk mengetasi kelemahannya pada pelajaran ini.
  5. Stimulus dengan program computer yang mengajarkan teknik membaca logis.
  6. Jika mempunyai waktu luang, ajak anak bermain permainan yang menggunakan logika untuk menyenakannya, misalnya catur, teka-teki, tebak-tebakan, dan lain-lain.

Dengan belajar kecerdasan logika matematika, anak akan mampu melakukan hal-hal seperti menurut Reza Prasetyo dan Yeny Andriani (2009:51-52):

  1. Menghitung dan bekerja dengan angka sederhana maupun rumit.
  2. Mengenali pola hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa atau kejadian.
  3. Mengenali dan menguraikan pola yang abstrak atau tidak jelas.
  4. Berfikir secara ilmiah dan sains.
  5. Menguji suatu teori atau hipotesis baru dengan metode ilmiah.
  6. Memecahkan permasalahan yang membutuhkan pemikiran logis.
  7. Melakukan kategorisasi dan klasifikasi atas temuan atau informasi baru.
  8. Berfikir deduksi dan induksi.
  9. Mahir dalam menyusun strategi, misalnya permainan strategi atau bisnis.
  10. Menggunakan teknologi yang tepat untuk memecahkan masalah sehari-hari.

Selain itu, dalam belajar kecerdasan logika matematika pada dasarnya adalah bagaimana cara guru mengenalkan konsep angka, konsep pola dan hubungan, konsep hubungan geometri dan ruang, konsep pengukuran, serta konsep pengumpulan dan pengaturan. Tentunya dalam belajar kecerdasan logika matematika ini guru harus tetap memperhatika konsep pembelajaran anak usia dini yaitu melalui belajar sambil bermain.

Cara Menstimulus Minat dan Bakat Anak dengan Kecerdasan Logika Matematika

Anak yang memiliki kecerdasan logika matematika yang menonjol, orang tua harus siap diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh anaknya. Minat dan bakatnya biasanya terkait dengan angka, hitung-hitungan, dan sains, sehingga minat dan bakat anak harus di stimulus yang terkait dengan hal tersebut. Menurut Sefrina (2013:77) berikut ini ada beberapa cara menstimulus minat dan bakat anak yang memiliki kecerdasan logika matematika yang menonjol adalah sebagai berikut:

  1. Sediakan papan tulis di kamar anak sebagai media belajar.
    Saat belajar dengan anak, sebaiknya menggunakan media papan tulis, agar anak mudah untuk belajar menulis dan mempelajari rumus-rumus. Minta anak menyelesaikan soal-soal di papan tulis, jika tidak selesai minta anak untuk menyelesaikannya esok harinya. Hal ini dapat merangsang anak ntuk terus belajar dan mencoba untuk memecahkan suatu masalah disetiap soalnya.
  2. Jadwalkan untuk melakukan percobaan-percobaan sains bersama anak.
    Pada saat libur, orang tua bisa memberikan jadwal untuk anak melakukan percobaan sains, misalnya anak menentukan percobaan yang ingin dilakukannya. Orang tua hanya mengamati dan menyiapkan bahan-bahannya. Sehingga anak akan berkreasi dan mengembangkan logikanya.
  3. Berikan permainan yang menguji kemampuan logika dan matematika anak.
    Berikan beberapa permainan yang menarik dan menguji kemampuan logika dan matematika anak seperti sudoku (permainan angka), rubik, catur, atau permainan lainnya. Hal ini untuk menstimulus kemampuan anak dengan cara yang tidak membosankan. Orang tua bisa bermain bersama anak dan menciptakan kompetisi dengan anak, apabila anak memenangkan permainan beri penghargaan, seperti bintang atau pun hadiah kecil. sehingga anak merasa dihargai dan semakin termotivasi untuk belajar lebih lanjut.
  4. Libatkan anak dalam kegiatan dalam kegiatan menghitung dan kegiatan mengklasifikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
    Dalam kehidupan sehari-hari, alangkah baiknya melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan perhitungan dan pengklasifikasian yang dapat melatih matematika anak. Misalnya, saat merapika buku-buku, minta anak untuk merapikannya dan mengklasifikasikan buku berdasarkan tebal tipisnya atau besar kecilnya, kemudian minta anak untuk menghitung jumlah keseluruhan buku yang dirapikan tersebut.
  5. Ajarkan dan biasakan anak untuk mengambil keputusan sejak dini.
    Pengambil keputusan bisa dilakukan sejak dini dengan cara sederhana. Misalnya, minta anak untuk memilih dua pilihan beserta konsekuensi logis pada kedua pilihan tersebut.
  6. Ajarkan anak untuk mengakses sumber informasi yang ada di sekitarnya.
    Sumber informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak yang tidak bisa dijawab oleh orang tua. Maka dari itu, orang dapat melatih atau menunjukkan informasi yang ada disekitar anak, seperti sumber dari internet atau oarng yang ahli di bidangnya. Dan biarkan anak untuk bereksplorasi dalam mencari sumber informasi yang jelas dan relevan sesuai dengan usia anak. hal ini dapat mengembangkan kreativitas dan menambah pengetahuan anak. Dengan demikian, informasi yang semakin banyak yang didapatkan oleh anak, semakin baik pula kemampuan logikanya.
  7. Libatkan anak dalam berbagai kompetisi logika matematika.
    Saat anak semangat dalam berkompetisi, ini bisa menjadikan salah satu motivator yang sangat ampuh untuk anak terus belajar. Dengan demikian, anak dapat melihat bahwa banyak anak yang memiliki kemampuan setara dengannya, sehingga anak akan termotivasi untuk menjadi lebih baik.
  8. Libatkan anak dalam kegiatan atau les khusus seperti les aritmatika, jaritmatika, dan lainnya.
    Les dimaksudkan untuk melatih kemampuan yang ada didalam diri anak agar lebih mengerti minat dan bakatnya. Disini orang tua hanya sebagai fasilitator dan pendukung anak dalam kegiatan ini, namun tidak memaksakan kehendak pada anak. Namun, orang tua juga harus mencari tempat les yang kegiatannya benar-benar berkualitas dan sesuai dengan usia anak.

Selain itu, secara terperinci kecerdasan logika matematika berhubungan dengan kemampuan seperti menurut Anita Yus (2011:71):

  1. Bermain kata-kata, seperti menciptakan sajak dengan membunyikan kata menjadi menjadi bunyi-bunyi yang sama.
  2. Menunjuk dan memberi nama empat sampai enam warna.
  3. Mencocokkan gambar dari objek yang sama, seperti kaos kaki, apel, jeruk, dan pisang.
  4. Menggambar orang dengan dua sampai enam bagian yang digambar atau menyebutkan melalui bagian tubuh sendiri.
  5. Menggambar, menamai, dan mendeskripsi gambar yang dikenal.
  6. Menghitung luar kepala sampai bilangan lima meniru orang dewasa.
  7. Mengenal posisi tempat tinggal.
  8. Memiliki rentang perhatian yang lebih panjang, belajar melalui pengamatan dan mendengarkan orang dewasa seperti melalui eksplorasi, dan mudah beralih.
  9. Pemahaman konsep fungsi, waktu, persahabatan secara utuh dan bagian-bagian, fungsi, atau penggunaan objek yang telah ditetapkan di samping nama objek ini.
  10. Memiliki konsep waktu yang semakin berkembang, seperti menjelaskan tentang kemarin atau minggu yang lalu (lama waktu yang lalu), sekitar hari ini, dan tentang apa yang akan terjadi besok.

Menurut Fadlillah (2017:146) mengatakan bahwa menstimulus minat dan bakat anak usia dini juga dapat melalui permainan edukatif yang berhubungan dengan angka dan logika yaitu:

  1. Puzzle angka
    Puzzle angka merupakan alat permainan yang dapat dimanfaatkan sebagian media menstimulasi kecerdasan logika matematika. Karena dengan alat permainan ini anak dapat mengerti angka dan berbagai hal yang berhubungan dengan hitungan. Cara bermain puzlle angka seperti halnya puzlle pada umumnya, yakni menyusun potongan-potongan angka ke dalam papan yang telah tersedia sesuai dengan bentuk angka masing-masing. Dalam hal ini anak dapat mengerti angka dan berhitung mulai angka satu sampai sepuluh.
  2. Balok
    Selain puzzle angka, alat permainan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan logika matematika ialah balok. Alat permainan balok akan dapat melatih anak-anak untuk mengembangkan logikanya. Cara bermain balok, yaitu dengan menyusun potongan balok-balok sesuai yang dikehendaki. Selain dapat menstimulasi logika anak, alat permainan ini juga dapat melatih kreativitas. Jadi alat permainan balok mempunyai banyak fungsi dan manfaat bagi perkembangan anak usia dini.

Dari tiga pendapat diatas, terdapat banyak sekali cara menstimulus kecerdasan logika matematika anak. Orang tua dan guru juga dapat mengasahnya
melalui beberapa permainan dan juga melalui eksperimen. Sehingga orang tua dan guru dapat melihat perkembangan logika matematika anak secara utuh.

Cara Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika

Terdapat banyak sekali cara mengembangkan kecerdasan logika matematika, ada tiga pendapat yaitu menurut Musfiroh (2012:2.13) kecerdasan logika matematika pada anak usia dini dapat dikembangkan dengan berbagai cara, berikut adalah beberapa contoh kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak usia 4-6 tahun, yaitu:

  1. Penemuan pola
    Penemuan pola merupakan stimulasi untuk komponen pemolaan, penemuan fitur berbeda-beda, serta kemampuan kategorisasi. Latihan menemukan pola juga dapat ditingkatkan melalui kompetisi permainan. Kegiatan ini juga merangsang kecerdasan visual-spasial dan motorik.
    1. Mencocokan pola kontras
      Mencocokan pola kontras bertujuan merangsang kepekaan anak terhadap pola-pola geometri. Pola kontras untuk anak usia 4-6 tahun dapat dibuat lebih dari 2 fitur dengan jumlah gambar terdiri dari 5 pasang.
    2. Memasang pola konstruksi
      Memasangkan pola konstruksi merupakan kegiatan memasangkan unsur pola sehingga membentuk pola yang lengkap. Pola yang dimunculkan adalah pola visual. Kegiatan ini bertujuan merangsang kepekaaan anak terhadap pola dan unsur-unsurnya. Latihan menemukan pola konstruksi disajikan dengan target, anak mampu melengkapi pola yang utuh. Latihan ini merangsang kecerdasan logika matematika dan visual spasial sekaligus.
  2. Penemuan hubungan logis
    Penemuan hubungan logis dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain imajinasi jika-maka, mencocokan gambar atau berpasangan (bukan mencocokan), sebab-akibat.
    1. Imajinasi jika-maka
      Imajinasi jika-maka bertujuan merangsang berfikir abstrak tentang hubungan sebab-akibat. Kegiatan ini dapat diberikan di TPA, KB maupun TK. Seperti, kegiatan untuk anak TK kelompok B, ajak anak membayangkan situasi kesulitan, khususnya wilayah penilaian benar salah atau sanksi sosial, seperti “Jika kita nakal maka teman menjadi . . .”, “Jika tidak menurut pada nasihat ibu, maka . . .”.
    2. Mencocokan gambaran berpasangan (pasangan gambar)
      Mencocokkan pasangan gambar merupakan kegiatan mencocokan gambar. Kegiatan ini bertujuan merangsang kemampuan berfikir logis, khususnya berfikir kasual dan serial dalam kegiatan menemukan kaitan antara satu gambar dengan gambar yang lain. Cara yang disarankan adalah sebagai berikut:
      • Sediakan dua atau lebih gambar yang menggambarkan dua atau lebih kegiatan atau benda yang saling berkaitan dan berurutan.
      • Beri contoh pada anak bagaimana menghubungkan gambar di sebelah kanan dengan gambar di sebelah kiri.
      • Apabila anak dapat memahami contoh, anda beri kesempatan padanya untuk menghubungkan sendiri gambar-gambar yang lain.
    3. Sebab-akibat
      Dapat diberikan pada anak-anak, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kemandirian, berfikir divergen, dan memupuk kreativitas pada anak. Misalnya, anak TK B lebih mampu berfikir sebab-akibat, dan menurut sebab-akibat kejadian sederhana di sekitarnya. Masalah dapat diajukan dengan kompleks, contoh “mengapa tidak boleh membuang sampah sembarangan?”
  3. Penguatan pengertian bilangan
    Kegiatan penguatan pengertian bilangan bertujuan untuk merangsang kemampuan numerik, yakni simbol angka, konsep pembilangan, penjumlahan, pengukuran. Cara yang digunakan meliputi bercerita dengan media angka, permainan angka, permainan hitungan, menyanyi, dan teka-teki angka-jumlah.
    1. Bercerita dengan media angka
      Bercerita dengan media angka merupakan kegiatan bercerita yang menggunakan angka-angka sebagai contoh cerita. Kegiatan ini bertujuan merangsang kesenangan anak terhadap angka, dan mengembangkan kemampuan melakukan simbol dan angka. Misalnya, guru bercerita dapat mengarang sendiri atau memodifikasi cerita yang ada. Ganti tokoh dengan angka, seperti si satu, si dua, si tiga. Hal yang terpenting dalam kegiatan ini adalah anak mengenal simbol angka dan namanya. Untuk anak TK kelompok B, simbol angka dapat diganti dengan simbol lain, seperti – (kurang), + (tambah), dan = (sama dengan). Sebagai tiga saudara, misalnya ketiga tokoh memiliki sifat yang yang berbeda. Si – (kurang) memiliki sifat malas, si + (tambah) suka makan, dan si = (sama dengan) tidak pernah membantah. Dengan demikian anak mudah untuk mengenal simbol dan angka.
    2. Permainan angka
      Permainan ini merangsang kesenangan anak terhadap kemampuan angka dan merangsang mengidentifikasi jumlah dan simbol. Misalnya, kartu huruf dikembangkan bentuknya ke kartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka satu sisi bertulis huruf, mula-mula anak membaca angka, apabila benar, anak boleh membaca hurufnya, jika anak mau belajar membaca, permainan di balik. Anak membaca hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
    3. Permainan hitung
      Permainan ini bertujuan untuk merangsang kemampuan membilang pada anak. kegiatan dapat menggunakan berbagai macam benda seperti daun, balok, koin, gambar, dan krayon.
    4. Menyanyi angka
      Menyanyi angka bertujuan merangsang kepekaan anak terhadap angka. Menyanyi dapat dipilih untuk mengenalkan nama angka, misalnya, dengan lagu-lagu satu-satu (sayang ibu) dan satu, dua, tiga, empat. Kegiatan menynyanyi ini menjadi lebih bermakna ketika anak dapat berlangsung menghubungkan nyanyian dengan simbol angka.
    5. Teka-teki angka dan jumlah
      Teka-teki angka dan jumlah bertujuan merangsang kepekaan anak terhadap simbol angka. Permainan teka-teki merupakan salah satu permainan yang disukai oleh anak-anak jika sudah memiliki bekal terlebih dahulu. Misalnya, ajak anak menebak angka tetentu dengan prinsip analogi, “Bentuknya seperti kursi terbalik, angka berapa ini?”.
  4. Pemahaman ukuran
    Pemahaman ukuran ini dapat dibuat dengan membandingkan langsung, perkiraan atau tebakan, dan praktik mengukur dan menimbang. Ukuran meliputi kecil, tinggi rendah, berat-ringan, panjang-pendek, dan lebar sempit. Misalnya, ambilah dua botol yang memiliki ketinggian berbeda, tanyakan botol mana yang lebih tinggi.
  5. Kecakapan konstruksi
    Kecakapan konstruksi merupakan kemampuan memecahkan masalah secara logis-strategis. Kegiatan ini bertujuan merangsang kepekaan dan kemampuan rancang bangun. Kegiatan ini sangat tepat diasah melalui tugas atau proyek membuat sesuatu, menyelesaikan suatu keutuhan bentuk. Seperti, puzzle, lego, bricks, balok dan mainan bongkar pasang.
  6. Kemampuan hipotesis-eksperimental
    Kemampuan ini dapat dirangsang pada anak melalui dugaan-dugaan langsung dan membuktikan dugaannya. Kegiatan ini akan menguatkan rasa ingin tahu anak. Seperti, pertanyaan “anak-anak, ibu akan menuangkan air kedalam 2 gelas semua diberi gula. Jika gelas yang ini kita aduk gulanya, dan gelas itu rasanya sama, atau tidak, ya?”. Jawaban anak pasti berbeda-beda, tetapi mereka senang membuktikan dugaan mereka. Inti dari permasalahannya adalah apa yang terjadi jika sesuatu diberi perlakuan.
  7. Kemampuan memecahkan masalah
    Pemecahan masalah dapat dirangsang dengan cara tukar pendapat, Tanya jawab, atau bercakap-cakap dengan anak. Materi dapat berupa imajinasi, peristiwa nyata yang terjadi di sekitar anak, atau permainan. Misalnya, memalui permainan maze atau mencari jalan keluar secara visual dengan gambar.
  8. Kemampuan klasifikasi dan serial
    Kemampuan ini dapat dirangsang melalui permainan dengan mengelompokkan benda-benda berdasarkan ciri tertentu, seperti mengelompokkan daun dari yang besar hingga yang kecil, mengelompokkan balok berdasarkan ukuran, mengelompokkan lego berdasarkan bentuk, mengelompokkan karet gelang warna.

Selain itu terdapat pendapat lain menurut Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono (2010:58) mengatakan bahwa cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak, antara lain ialah:

  1. Menyelesaikan puzlle, permainan ular tangga, domino, dan lain-lain; permainan ini akan membantu anak dalam melatih mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah dengan menggunakan logika.
  2. Mengenal bentuk geometri, dapat dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan mengantung berbagai bentuk geometri dalam berbagai warna di atas tempat tidurnya.
  3. Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dalam lagu.
  4. Eksplorasi pikiran melalui diskusi dan pikir ringan, dengan obrolan ringan, misalnya mengikaitkan pola hubungan sebab-akibat atau perbandingan, bermain tebak-tebak angka, dan sebagainya.
  5. Pengenalan pola, permainan menyusun pola tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas berbagai kejadian sehari-hari sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai hubungan sebab-akibat.
  6. Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat dengan cara mengikutsertakan anak benlanja, membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur maupun buah yang akan dimasak oleh ibu didapur.

Selain permainan terdapat juga materi program yang dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika ini antara lain menurut Leli Halimah (2016:123-124) mengatakan bahwa materi mengembangkan kecerdasan logika matematika seperti bilangan, berbagai pola pengukuran, geometri, statistik, peluang, penyelesaian masalah, logika, games stategi atau petunjuk melalui grafik.
Dari ketiga pendapat diatas, terdapat permainan yang dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika anak. Tidak hanya mengenal angka saja, ternyata yang memiliki kecerdasan logika matematika juga dapat dilihat dalam menyelesaikan masalah, mengerti sebab-akibat, bermain tebak-tebakan, teka-teki dan masih banyak lagi.

Indikator Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini

Anak-anak yang memiliki kecerdasan logika matematika cenderung terus bertanya dan rasa ingin tahu tentang sebab di suatu peristiwa atau gejala di lingkungannya, seperti gempa bumi, banjir, gunung meletus, petir. Dan mereka cenderung memilih permainan yang memerlukan pemikiran strategi.

Menurut Garnerd dalam Musfiroh (2012:3.7) pada masa anak-anak inilah penjelajahan berbagai pola, kategori, hubungan sebab akibat dimulai. Menurut Musfiroh (2013:3.7) menyatakan bahwa kecerdasan logika matematika anak dapat terlihat melalui sepuluh indikator. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Anak mampu mengidentifikasi dengan baik angka pada uang, serta mampu membilang dengan cepat.
    Menurut Slamet Suyanto (2005:59) mengatakan bahwa anak TK biasanya belajar berhitung dengan cepat menggunakan uang. Membeli dengan satu mata uang ribuan dan mendapat kembalian beberapa uang koin merupakan persoalan matematika yang menarik bagi anak. Dari persoalan tersebut anak-anak belajar mengenali satuan uang seperti ribuan, ratusan, dan lima puluhan. Sayang sekali mata uang kita tidak sampai satu rupiah, lima rupiah, dan sepuluh rupiah yang memudahkan anak untuk berhitung sebagaimana uang dolar di amerika. Seperti, ibu guru mempunya tiga lembar uang ribuan kemudian ibu guru memberi ciki-ciki dua seharga lima ratus rupiah satu ciki-ciki. Berapakah uang ibu gruru? tiap anak mungkin memiliki jawaban yang berbeda-beda, nah disitu anak sudah belajar tentang angka dari mata uang.

    Belajar tentang uang sebagai sumber pencapaian hidup menjadi aspek penting dalam perkembangan anak. Dorong anak-anak yang cerdas secara finansial melalui kegiatan dan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka. Pembelajaran yang diberikan harus berfokus pada prinsip-prinsip keuangan utama seperti tabungan, penganggaran dan pemberian.
    Berikut cara mengajarkan anak mengenal mata uang adalah sebagai berikut:
    1. Ajari anak untuk mengenal mata uang yang sesungguhnya di rumah
      Di rumah, anak dapat belajar tentang uang. Anda bahkan dapat mengawasi dan mengajarkan hal yang benar mengenai uang. Beberapa nilainya, apa nama mata uangnya, dan apa fungsi dan kegunaannya.
    2. Manfaatkan waktu bermain untuk belajar
      Dalam memafaatkan waktu untuk bermain sambil belajar, guru ataupun orangtua dapat mengajarkan tentang uang dengan menciptakan permainan yang melibatkan uang, atau transaksi seperti pasar-pasaran, atau kasir-kasiran.
    3. Menabung
      Ini adalah cara dasar yang paling sering digunakan untuk mengajarkan anak tentang uang. Tidak perlu menabung di tempat khusus seperti bank. Cukup membuat wadah menabung seperti dari botol bekas. Yang penting adalah proses bagaimana anak mengerti cara menyimpan uang.
  2. Anak tertarik dan terlibat dengan computer dan kalkulator.
    Jika disekolah ada kalkulator atau computer, maka keduanya dapat digunakan unuk mengenalkan anak akan angka. Biarkan anak-anak bermain dengan kalkulator dan tanyakan apa yang mereka temukan. Misalnya anak menemukan bahwa ketika ia memasukkan angka sembarang lalu ia menekan tombol C maka semua angka akan hilang. Tanyakan pula angka berapa jika ada 11 atau angka 10. Selain itu anak juga dapat memanfaatkan kalkulator untuk menambah dan mengurang, tetapi masih kesulitan membaca angka dalam jumlah banyak di atas ratusan Slamet Suyanto (2005:65).

    Menurut Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandau (2014:205) dalam pengajaran matematika di kelas rendah atau TK, kalkulator dapat digunakan sebagai alat mencatat bilangan. Yaitu, mengurutkan bilangan dari bilangan yang terkecil dan menebak bilangan. Selain itu kalkulator juga dapat sebagai alat hitung, kalkulator digunakan untuk menyelesaikan operasi berhitungan menyangkut bilangan-bilangan besar dan kompleks di mana dibutuhkan tenaga dan waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikannya. Hasil perhitungan lebih tepat dan cepat diperoleh dengan menggunkan kalkulator.
  3. Anak sering mengajukan pertanyaan tentang sebab atau akibat suatu gejala atau fenomena.
    Saat musim kemarau dan musim hujan biasanya anak akan bertanya-tanya karna mendengar berita di televisi atau mendengar dari orang terdekatnya, bahwasanya kalau di daerah lain lagi banjir di karenakan musim penghujan. Seperti, mampu bertanya dengan hipotesis yang di dasarkan pada dugaan atau pengetahuan, seperti “kalau hujan, banjir ya?”. Selain itu anak juga menyukai permainan teka-teki dan tebak-tebakan.
  4. Anak menyukai permainan yang menggunakan logika, strategi dan pemikiran.
    Dalam kecerdasan logika matematika anak tidak hanya angka saja yang akan anak pelajari namun permian menggunakan logika ini juga termasuk permainan yang seru dan disukai oleh anak yang dapat mengasah kemampuan logika anak. Seperti, anak tertarik dengan maze, anak tertarik dengan puzzle, dan suka dengan permainan catur, namun belum dapat bermain catur dengan baik. Karena sebagian kecil anak dapat mengetahui beberapa aturan berjalan bidak catur tetapi masih menggunakan strategi sederhana.
  5. Anak dapat menjelaskan masalah ringan secara logis.
    Matematika bukan pelajaran ingatan, tetapi mengembangkan kemampuan berfikir. Berbagai kegiatan matematika mengembangkan kemampuan anak untuk berfikir logis dan matematis. Pada tahap awal anak belajar tentang bilangan dari benda-benda kongkrit. Kemudian anak dilatih belajar tentang angka sebagai simbol bilangan. Baru anak diperkenalkan dengan simbol operasi bilangan, seperti tambah dan kurang (+ dan -). Jika anak sudah mengenali bilangan dan memahami operasi bilangna, maka ia telah bisa berfikir logis matematis, meskipun pada tingkat yang sederhana. Selain itu anak juga dapat bertanya tentang pertanyaan yang logis dan dapat menjelaskan secara logis pula. Seperti, mengapa takut, mengapa perut menjadi kenyang, mengapa terjatuh, dan mengapa teman menjadi marah.
  6. Anak dapat membuat perkiraan suatu akibat dan memikirkan eksperimen sederhana untuk membuktika dugaan.
    Didalam kecerdasan logika matematika ternyata tidak hanya bermain angka, kakulator, sebab akibat, dan lain-lain. Disini anak juga dapat bereksperimen tentang dugaan-dugaan sederhana. Seperti, dapat menganalisis bahwa susu bubuknya kurang banyak, jadi tidak enak, mencampurkan warna, maupun menganalisis benda terapung.
  7. Anak menghabiskan banyak waktu bermain yang menumbuhkan kemampuan kontruksi.
    Dalam hal ini anak di katakan memiliki kecerdasan logika matematika anak juga suka bermain permainan kontruksi. Karena disini anak akan belajar tentang bahasa matematika seperti menyebutkan bentuk-bentuk geometri yaitu, bulat, segi empat, segitiga, persegi panjang, dan lain-lain. Di sini anak dapat belajar sambil bermain sesuai dengan pembelajaran anak usia dini.
    Seperti menyusun balok, memasangka angka, dan memasangkan gambar.

    Balok digunakan anak untuk mempelajari bagun ruang, matematika, berhitung, konstruksi, dan keterampilan lain. Melalui balok anak anak mendapatkan keterampilan dalam memecahkan masalah, berfikir sistematik dan logis serta meningkatkan daya imajinasi anak.
  8. Anak menyusun sesuatu secara serial, kategori, dan hierarkial.
    Setelah anak bermain balok, disini anak akan merapikan sesuai dengan bentuk dan warna yang berada di bentuk geometri tersebut. Dalam pembelajaran anak usia dini anak di latih untuk mandiri sejak dini. Agar anak jadi mandiri dan tidak manja. Seperti menata balok berdasarkan urutan besar hingga kecil, mengelompokan balok berdasarkan bentuk geometri, menyusun sesuai warna. Dalam hal ini anak dapat belajar dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna.
  9. Anak mudah memahami penjelasan sebab-akibat dan mudah mencerna fenomena yang dilihat yang terkait dengan logika jika-maka dan sebab akibat.
    Anak yang menonjol dalam matematika-logis sering memberika pertanyaan sebab-akibat, seperti “kalau kamu tidak mau makan, nanti perutmu sakit lho?” atau “kalau ndak minum kita bisa mati, lho? kan kering. Lehernya dulu, terus dadanya, terus perutnya, terus semuanya. Seperti tanamanku juga mati karena tidak disiram”, selain itu anak juga dapat menjelaskan sebab akibat anak terjatuh.
  10. Anak suka melihat buku yang memuat gambar-gambar pengetahuan alam, teknologi, trasportasi.
    Dalam hal kecerdasan logika matematika anak juga suka melihat buku yang memuat gambar-gambar pengetahuan alam, ternologi, dan trasportasi. Disini anak akan belajar sambil bermain dan dapat bereksperimen tentang apa yang terjadi di alam. Anak juga dapat mengetahui ternologi canggih dan mengenal lebih banyak alat trasportasi. Seperti senang menikmati gambar- gambar yang memuat gunung berapi, lavar pijar, gambar binatang, senang menikmati gambar berbagai jenis mobil, pesawat terbang, helikopter.

Indikator untuk melihat kecerdasan logika matematika bermacam-macam menurut pendapat para ahli, dari pendapat di atas ada yang berbeda dari pendapat para ahli-ahli lain seperti: Menurut Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono (2010:141) ada sepuluh indikator logika matematika, yaitu:

  1. Mampu mngelompokkan benda-benda yang sama sejenis.
  2. Mampu mengelompokkan dua bentuk yang sama.
  3. Mampu menyebutkan warna dasar.
  4. Mampu mengelompokkan menurut warna dasar.
  5. Mengenali dan menyebut angka 1-10.
  6. Mampu mengenal konsep bilangan 1-5 dengan benda-benda.
  7. Mampu mengenal ukuran.
  8. Mampu membedakan panjang dan pendek (2 dimensi).
  9. Mampu membedakan besar dan kecil (2 dimensi)
  10. Mampu mengenal konsep makna berlawanan kosong-penuh, berat-ringan.

Adapun indikator kecerdasan logika matematika menurut Yus (2011:76) mengemukakan bahwa pada usia 5-6 tahun ada 15 indikator logika matematika yaitu sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi warna benda-benda di sekitarnya (parabot, daun, dan batang).
  2. Memasangkan gambar benda dengan fungsi atau kegunaannya.
  3. Dapat mengidentifikasi tubuh manusia.
  4. Dapat mengidentifikasi arah.
  5. Memberi perhatian terhadap sesuatu disekitarnya.
  6. Pemahaman konsep objek yang telah ditetapkan.
  7. Pemahaman konsep persahabatan.
  8. Menjelaskan waktu dalam rentang seminggu.
  9. Merencanakan masa depan.
  10. Membedakan bentuk.
  11. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran, warna, jenis, permukaan dengan pola tertentu.
  12. Menghitung angka satuan.
  13. Mengidentifikasi bentuk-bentuk geometri dalam suatu benda.
  14. Mengidentifikasi perubahan benda dari tawar menjadi manis, asin, dan asam.
  15. Menentukan ukuran benda yang ada di sekitar.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator kecerdasan logika matematika memiliki perbedaan dan persamaan. Persamaannya adalah anak menyukai angka, dapat menyebutkan angka, mengenal konsep angka, mengenal bentuk geometri. Perbedaan dari pendapat yang mengatakan bahwa kecerdasan logika matematika dapat menyelesaikan malasah sebab akibat dan berfikir logis, seperti: anak dapat menyampaikan rasa takut, rasa lapar, bahagia, emosi, kemudian “kalau hujan banjir enggak ya?” Dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Lestaningrum, A. dan M.C. Handini. 2017. Analisis Pengembangan Kecerdasan Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun Menggunakan Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 11 (2) : 215-225.

Lucy, B. dan A.J. Rizky. 2012. Dahsyatnya Brain Smart Teaching Cara Super Jitu Optimalkan Kecerdasan Otak dan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: Swadaya Grup.

Lwin, May dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: PT. INDEKS.

Masnipal. 2013. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional (Pijakan Mahasiswa Guru, dan Pengelola TK/RA/KB/TPA). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Mufarizuddin. 2017. Analisis Kecerdasan Logika Matematika Anak melalui Bermain Kartu Angka Kelompok B di TK Pembina Bangkinang Kota. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1 (1) :62-71.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Prasetyo, R. dan A. Yeny. 2009. Kecerdasan Pada Anak Usia Dini. Jakarta: CV Media.

Rizki, D.A. 2017. Analisis Deskriptif Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika di TK Bina Karsa Kota Bandar Lampung. Jurnal Imu Pendidikan. 1 (2) : 1-12.

Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim. 2016. Pembelajaran berbasis kecerdsan jamak (Multi Intelligences) Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta. Kencana.