Diperbarui tanggal 25/05/2022

Karakteristik Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 25 Mei 2022 / dikunjungi: 8.34rb kali

Secara konseptual maupun secara praktis batasan antara pembelajaran pada PAUD atau salah satunya pembelajaran di Taman Kanak-kanak dan pembelajaran pada umunya mungkin tipis perbedaanya, karena dalam merumuskan batasan pembelajaran pada bidang PAUD tidak terlepas dari teori dan pandangan tentang pembelajaran pada umumnya. Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat.

Pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah penciptaan lingkungan atau pengkondisian dan pemberian perilaku atau pengalaman tertentu agar anak dapat berubah, dalam hal ini adalah tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Untuk membatasinya lebih spesifik, pembelajaran pada anak usia dini akan setara dengan penciptaan lingkungan yang dapat menstimulasi anak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan kematangan dan potensinya, secara singkat pembelajaran dalam konteks pendidikan anak usia dini terakumulasi dan setara dengan istilah pemberian atau layanan stimulasi yang bermutu. Dengan berkembangnya lingkungan maka berkembang pula minat seseorang, maka dari itu seorang pendidik yang bekerja dengan anak usia Taman Kanak-kanak sebaiknya memperhatikan lingkungan anak.

Lingkungan anak Taman Kanak-kanak terdiri dari tiga lapis yang masing masing mengandung lingkungan ekologi yang berorientasi pada:

  1. Lingkungan fisik, yang terdiri dari odjek, materi dan ruang. Lingkungan fisik yang berbeda akan mempengaruhi anak, misalnya anak yang dibesarkan dalam lingkungan dengan objek yang serba mewah, alat mainan yang bervariasi serta ruang gerak yang luas, akan lebih memungkinkan berkembang secara optimal bila dibandingkan dengan mereka yang serba kekurangan dan tinggal di rumah yang sempit.
  2. Lingkungan yang bersifat aktivitas, terdiri dari kegiatan, bermain, kebiasaan sehari-hari dan upacara yang bersifat keagamaan. Misalnya, anak yang aktivitas sehari-hari diisi dengan kegiatan yang bermakna misalnya bermain dengan ibu, hasilnya akan lebih berkualitas dibandingkan bila anak bermain sendiri.
  3. Berbagai orang yang berada disekitar anak dapat dibedakan dalam usia, jenis kelamin, pekerjaan, status kesehatan dan tingkat pendidikannya. Lingkungan anak akan lebih baik bila orang-orang disekitarnya derpendidikan dibandingkan bila lingkungannya terdiri dari orang yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal.
  4. System nilai: sikap, dan norma. Ekologi anak akan lebih baik apabila anak diasuh dalam lingkungannya yang menanamkan disiplin yang konsisten, dibandingkan bila mereka tinggal dalam lingkungan yang tidak menentu aturannya.
  5. Komunikasi anatar anak dan orang disekelilingnya akan menentukan perkembangan sosial dan emosi anak.
  6. Hubungan yang hangat dan anak merasa kebutuhannya terpenuhi oleh lingkungannya, akan menghasilkan perkembangan kepribadian yang lebih mantap dibandingkan apabila hubunganya lebih banyak mendatangkan kecemasan (Patmonodewo, 2003: 45-46).

Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut (Yamin, 2012: 1). Oleh karena itu pendidikan anak usia dini khususnya taman kanak-kanak perlu menyediakan berbagai kegiatan dalam pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, dan perkembangan fisik serta motorik.

Pada prinsipnya pembelajaran Taman Kanak-kanak didasarkan atas belajar seraya bermain, yang dimaksud adalah setiap anak bermain tetapi memperoleh pengetahuan yang dapat menumbuhkembangkan diri anak sehingga anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Berbagai strategi pembelajaran dapat dilakukan tanpa mengesampingkan tahapan dan tumbuh kembang anak.

Prinsip pembelajaran anak usia TK

Prinsip pembelajaran anak usia TK adalah:

  1. Proses pembelajaran bagi anak usia dini adalah proses interaksi antara anak, sumber belajar, dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tetentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  2. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses pembelajaran ditekankan pada aktivitas anak dalam bentuk-bentuk belajar sambil bermain.
  3. belajar sambil bermain ditekankan pada integrasi pengembangan potensi di bidang fisik motorik, intelegensi, sosial emosional, dan bahasa serta komunikasi sehingga menjadi kemampuan yang secara aktual dimiliki anak.
  4. Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia dini perlu memberikan rasa aman bagi anak.
  5. Sesuai dengan sifat perkembangan anak usia dini, proses pembelajaran dilaksanakan secara terpadu.
  6. Proses pembelajaran pada anak usia dini akan terjadi apabila anak berbuat secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur pendidik.
  7. Program belajar bagi anak usia dini dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi kemudahan bagi anak untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas yang bersifat konkret serta sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak (Masitoh dalam Solehuddin, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di Taman Kanak-kanak merupakan suatu proses pembelajaran bagi anak usia dini. Apabila kegiatan di TK dianggap sebuah proses, paling tidak ada 4 hal yang terkait didalamnya, yang meliputi:

  1. Tujuan, yaitu kemampuan yang ingin dicapai oleh anak dalam kegiatan belajar tersebut. Tujuan disini mengacu pada kemampuan-kemampuan yang tercantum pada Garis-Garis Besar PKBTK,
  2. Bahan, yaitu materi atau kegiatan yang dapat mengantarkan anak mencapai kemampuan yang diinginkan. Bahan dikembangkan oleh guru berdasarkan tema yang ada dan disesuaikan dengan kemampuan yang ingin dicapai.
  3. Metode dan media, yaitu metode mengajar yang digunakan guru dalam melaksanakan program kegiatan belajar dan media/alat yang diperlukam agar kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan optimal.
  4. Penilaian, yaitu usaha guru untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program dan keberhasilan anak mencapai kemampuan yang diharapkan (Rusidjono, 2010).
    Penilaian keterlaksanaan program terutama digunakan guru untuk memperbaiki Satuan Kegiatan Harian atau Satuan Kegiatan Mingguan sehingga pelaksanaan program berikutnya menjadi lebih baik. Penilaian keberhasilan anak menguasai kemampuan yang diharapkan digunakan sebagai bahan bagi guru untuk menyusun laporan kepada orangtua anak dan memantau perkembangan anak sehingga hasil kegiatan belajar di TK lebih optimal.

Keempat hal tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi pelaksanaan program kegiatan belajar di TK. Interaksi guru dan anak pada pelaksanaan program kegiatan belajar didasarkan pada keempat unsur di atas. Anak dibimbing dan diarahkan oleh seorang guru agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka

Affandi. Muhammad. 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakatrta. Pernanda Media Group.

Aisyah, siti, dkk. 2010. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta. Universitas Terbuka

Aunurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta Djamarah. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta 

Soderma. Marjorie. 2017. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Perkembangan Anak. Depok. PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Yuliani Nurani Sujiono. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. PT Indeks.