Diperbarui tanggal 20/03/2022

Bermain Kreatif

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 20 Maret 2022 / dikunjungi: 4.24rb kali

Pengertian Bermain

Bagi anak usia dini, bermain merupakan hal yang tidak asing lagi. Setiap anak usia dini, pasti akan melakukan kegiatan bermain dijumpai mengenai bermain. Bermain dan anak usia dini diibaratkan seperti halnya dua sisi mata uang. Antara sisi satu dengan sisi yang lainnya saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Kerana memang bermain merupakan dunia anak. Dalam hal ini aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial.

Menurut M. Latief dkk (2013: 77) para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dengan main anak belajar, artinya anak yang belajar adalah anak yang bermain, dan anak yang bermain adalah anak yang belajar. Bermain yang dilakukan anak-anak dalam berbagai bentuk saat sedang melakukan aktifitas, mereka bermain ketika berjalan, berlari, mandi, menggali tanah, memanjat, melompat, bernyanyi, menyusun balok, menggambar dan lain sebagainya. Secara bahasa, bermain diartikan sebagai suatu aktifitas yang langsung atau spontan dimana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda disekitarnya, dilakukan dengan senang (gembira), atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal (imajinatif), menggunakan panca indera dan seluruh anggota tubuhnya.

Menurut Yunitta (2012: 9) saat bermain, otak anak-anak dalam keadaan santai. Sehingga informasi dapat dipahami dengan mudah. Pada anak-anak kegiatan bekerja, belajar, dan bermain merupakan suatu sistem aktifitas yang padu. Dengan bermain anak akan terasah pengetahuan, motorik, emosi, dan kreatifitasnya. Dengan bermain, pembelajaran akan menjadi menyenangkan, tidak jenuh. Menurut H. Surya (2009:119) bermain adalah suatu cara bagi anak-anak dalam mengubah dunia untuk mendapatkan keuntungannya. Tentunya kita sependapat, memang bermain merupakan kegiatan anak di masa-masa paling indah dalam hidupnya. Selain sebagai cara mengekspresikan diri dan hiburan, bermain juga suatu cara bagi anak untuk belajar tentang dunia sekitar maupun dirinya sendiri. Menurut Fadlillah (2017:6-7) bermain adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas anak untuk bersenang-senang. Apapun kegiatannya selama itu terdapat unsur kesenangan atau kebahagiaan bagi anak usia dini, maka disebut sebagai bermain. Dalam konteks ini bermain harus dipahami sebagai upaya menjadikan anak senang, nyaman, ceria dan bersemangat. Pada dasarnya bermain dapat dibagi menjadi dua, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif adalah kegiatan bermain dimana kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu. Sedangkan bermain pasif adalah kegiatan bermain dimana kesenangan diperoleh dari hasil orang lain.

Selanjutnya menurut Rachmawati dan Kurniati (2005) bermain merupakan prinsip pengajaran di Taman Kanak-Kanak, dimana bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangan kemmapuan anak didik. Hal ini dikarenakan melalui bermain anak dapat menemukan lingkungan, orang lain dan dirinya sendiri. Menurut Suyadi (2009) kegiatan bermain bagi anak tentu harus bermain yang mengandung unsure edukatif.

Menurut Masitoh (2008: 25) karakteristik bermain pada anak usia dini dapat dilihat melalui berbagai hal pada saat anak melakukan kegiatan bermain dan diklasifikasikan menjadi lima, yaitu:

  1. Bermain muncul dari dalam diri anak, maksudnya keinginan bermain harus muncul dari dalam diri anak, sehingga anak dapat menikmati dan bermain sesuai caranya sendiri.
  2. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat dan kegiatan untuk dinikmati, maksudnya bermain pada anak usia dini harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena anak usia dini memiliki cara bermain sendiri.
  3. Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya, maksudnya pada saat bermain, anak melakukan aktivitas dengan benda yang digunakan sebagai media bermain dan mengenal media yang digunakan dalam bermain tersebut.
  4. Bermain harus didominasi oleh pemain maksudnya pemain adalah anak itu sendiri tidak didominasi oleh orang dewasa.
  5. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain.
    Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bermain adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh anak dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan dan pembelajaran yang dapat menjadi bekal bagi kehidupannya kelak.

Bermain Kreatif

Permainan Kreatif adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai pijakan bagi model kurikulum permainan kreatif yang menekankan pentingnya perkembangan kreativitas dan peranan permainan untuk membantu perkembangan anak melalui kegiatan yang integrasi, interaksi dengan lingkungan dan permainan. Menurut Muthmainnah dkk (2016) bermain Kreatif adalah saat seseorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam sebuah kegiatan atau permainan yang mengharuskan mereka untuk berpikir dalam cara yang tidak mempertimbangkan norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam permainan. Bermain kreatif dilakukan ketika anak benar-benar terlibat dalam sebuah kegiatan dimana sangat menggunakan pikiran anak untuk dapat mengkonstruk kegiatan tersebut. Adapun cara-cara untuk memperkuat kreativitas pada anak adalah melonggarkan kontrol, menjaga kelangsungan, memberi toleransi terhadap ketidak tahuan, membuat lingkungan yang kreatif, merencanakan dan memecahkan masalah, serta menawarkan bukan menekan.

Menurut Hidayati (2014) bermain kreatif adalah permainan yang dilakukan oleh anak dengan tujuan untuk mengembangkan ide dari anak yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak. Melalui bermain kreatif anak akan terlibat secara aktif untuk melakukan sendiri kegiatan dalam bermain. Dengan demikian anak akan memiliki pengalaman pribadi terhadap kegiatan bermain yang dilakukan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangannya. Kurniadewi (2014) menyatakan bahwa pada dasarnya bermain kreatif ini memiliki tujuan utama, yakni pemeliharaan perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain yang kreatif, interaktif, dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Penekanan dari bermain kreatif adalah perkembangan kretivitas dari anak-anak, semua anak usia dini memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat individual dan bervariasi antar anak yang satu dengan anak yang lainnya.

Selanjutnya Hasan (2011:27) manfaat dari bermain kreatif bagi anak adalah:

  1. Mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental anak.
  2. Memenuhi kebutuhan sosial dan emosional anak.
  3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan bahasa anak.
  4. Membantu proses sosialisasi pada anak.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain kreatif merupakan sebuah permainan yang melibatkan anak secara langsung, dimana anak dapat berpikir, bergerak dan melakukan hal-hal yang akan membuatnya sennag dan memperoleh pengalaman baru dan dapat bermanfaat bagi perkembangannya.

Kriteria Bermain Kreatif

Dworetzky dalam Moeslichatoen (2004:31) menerangkan bahwa setidaknya ada 5 kriteria dalam bermain bagi anak usia dini, yaitu:

  1. Motivasi intrinsik.
    Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak.
  2. Pengaruh positif
    Tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk dilakukan.
  3. Bukan dikerjakan sambil lalu
    Tingkah laku tersebut bukan dilakukan sambil lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya.
  4. Cara dan tujuan
    Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya.
  5. Kelenturan
    Kelenturan ditunjukkan dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.

Jenis-Jenis Bermain Kreatif

Menurut Moeslichatoen (2004: 37) ada beberapa penggolongan kegiatan bermain yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini, yaitu:

  1. Penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak.
    1. Bermain secara soliter, yaitu anak bermain sendiri atau dapat juga dibantu oleh guru.
    2. Bermain secara paralel, yaitu anak bermain sendiri-sendiri secara berdampingan.
    3. Bermain asosiatif, yaitu permainan yang terjadi apabila anak bermain dalam kelompoknya, misalnyaa bermain bola, bermain peran dan lain-lain.
  2. Kegiatan bermain berdasarkan pada kegemaran anak
    1. Bermain bebas dan spontan, yaitu kegiatan bermain yang tidak memiliki aturan main.
    2. Bermain pura-pura, yaitu bermain yang menggunakan daya khayal yaitu dengan memakai bahasa atau berpura-pura bertingkah laku seperti benda tertentu, situasi tertentu, atau orang tertentu dan binatang tertentu, yang dalam dunia nyata tidak ia lakukan.
    3. Bermain dengan cara membangun atau menyusun, yaitu permainan yang menarik minat anak pada kepingan-kepingan bangunan merupakan unsur penting dalam kegiatan bermain ini.

Charles dan Mary (dalam W. D. Wijana, dkk, 2008:8.17) mengatakan bahwa pada dasarnya hanya ada tiga jenis bermain bagi pendidikan anak usia dini. Tiga jenis bermain tersebut yaitu:

  1. Main sensorimotor
    Main sensorimotor lebih menekankan pada penggunaan panca indera anak. Anak belajar melalui panca inderanya untuk mengenali lingkungannya.
  2. Main pembangunan
    Main pembangunan membantu anak untuk mengembangkan koordinasi motorik halus, membangun rasa percaya diri, sehingga hasil karya mereka menjadi semakin nyata.
  3. Main peran
    Bermain peran memungkinkan anak untuk dapa berperan melewati batasan usia yang sebenarnya, misalnya menjadi ibu atau ayah, dokter, atau guru.

Fungsi dan Tujuan Bermain Kreatif

Adapun fungsi dan tujuan dari bermain peran terhadap perkembangan anak usia dini menurut Nurbiana Dhieni (2009:7.31) sebagai berikut:

  1. Melatih daya tangkap
    Saat bermain peran anak akan dikenal pada watak, tokoh dan alur cerita yang akan diperankan, sehingga anak akan dituntut untuk memahami cerita yang akan diperankan. Anak juga akan diminta untuk memahami, menerapkan dan memerankan susai tokoh dalam cerita.
  2. Melatih berkomunikasi
    Dalam bermain peran, anak akan belajar untuk memerankan cerita dengan cara berdialog dengan lawan mainnya, sehingga anak akan dilatih untuk berbicara, berkomunikasi dengan lawan mainnya serta bertanya jawab dengan lawan mainnya.
  3. Mengembangkan intelegensi
    Melalui bermain peran anak akan berpikir secara realistis mengenai isi cerita sehingga melatih kemampuan dan kesiapan anak dalam memerankan cerita.
  4. Mengembangkan imajinasi
    Ketika anak bermain peran dan memerankan suatu cerita maka anak akan diminta untuk berpikir kreatif, berimajinasi sesuai dengan isi cerita serta melatih anak untuk berinisiatif dalam memainkan peran.

Manfaat Bermain Kreatif

Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak dan memiliki beberapa manfaat bagi perkembangan anak. Salah satunya dalah perkembangan sosial anak usai dini. Keterlibatan anak bermain dengan orang lain dapat membantu anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang lain. Sedangkan menurut Herington dan Park dalam Moeslichatoen (2004:35) bermain juga dapat meningkatkan perkembangan sosial anak. Dengan menampilkan bermacam peran, anak berusaha untuk memahami peran orang lain dan menghayati peran yang diambilnya setelah ia dewasa kelak. Fungsi bermain tidak hanya meningkatkan perkembangan sosial, tetapi juga perkembangan bahasa, disiplin, perkembangan moral, kreativitas, dan perkembangan fisik anak.

Menurut Elokfaiqoh (2018) bermain kreatif bai anak usia dini selain dapat menyenangkan juga dapat menimbulkan beberapa manfaat, diantaranya adalah:

  1. Dapat memperkuat otot dan imajinasi dan koordinasinya melalui gerak, melatih motorik halus, motorik kasar dan keseimbangan fisik kinerja tubuhnya.
  2. Dapat mengembangkan keterampilan emosi, sosial, rasa percaya diri terhadap orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berfikir atau berinisiatif karena saat bermain anak sering berpura-pura jadi orang lain.
  3. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya karena melalui bermain anak sering melakukan eksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
  4. Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri karena melalui bermain anak selalu bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan dan berlatih peran sosial.

Fungsi bermain menurut Hetherington dan Park dalam Desmita (2006:141) memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan anak-anak. Hal ini dijelaskan dalam tiga fungsi utama dari permainan, yaitu fungsi kognitif. Permainan membantu perkembangan kognitif anak, fungsi sosial permainan yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, dan fungsi emosi permainan memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian masalah emosionalnya. Sedangkan menurut Montolalu (2008:1.13) manfaat dari kegiata bermain kreatif adalah:

  1. Memampukan anak menjelajah dunia.
  2. Mengembangkan pengertian sosial dan kultural.
  3. Membantu anak-anak mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka.
  4. Memberikan kesempatan mengalami serta memecahkan masalah.
  5. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan huruf, serta mengembangkan pengertian atau konsep.