Diperbarui tanggal 10/02/2023

Berhitung Permulaan

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 10 Februari 2023 / dikunjungi: 2.53rb kali

Pengertian Berhitung Permulaan

Belajar berhitung sebenarnya telah dimulai ketika anak masih kecil, misalnya saat orang tua mengajarkan lagu balonku, anak sudah belajar berhitung. Sebagaimana Ahmad (2005: 274), belajar berhitung yaitu mengenalkan konsep-konsep dalam berhitung, seperti pengenalan tanda + (tambah), - (kurang), atau =(sama dengan), pengenalan arti penjumlahan atau pengurangan dan menjelaskan bahwa 2-1=1. Kemampuan berhitung merupakan salah satu unsur yang termasuk dalam perkembangan kognitif. Fadillah (2018: 3), mengatakan bahwa menghitung merupakan cara belajar mengenai nama angka, kemudian menggunakan nama angka tersebut untuk mengidentifikasi jumlah benda. Berhitung di Taman Kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial, dan emosional.

Pada anak usia dini, kegiatan berhitung dapat disebut juga dengan berhitung permulaan. Fadillah, (2018: 3) menyebutkan bahwa kemampuan berhitung permulaan adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. Berhitung permulaan merupakan bagian dari ilmu matematika. Istilah matematika memang sering kita jumpai terutama dalam dunia pendidikan, namun sangat sulit didefinisikan secara akurat. Pada zaman sebelum masehi, zaman Mesir Kuno ilmu aritmatika digunakan untuk membuat piramida, menentukan waktu turun hujan dan lain-lain (Hariwijaya, 2009: 29).

Dari pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa berhitung permulaan adalah bagian dari matematika yang dapat diajarkan kepada anak usia dini sesuai dengan tingkat perkembangannya dengan cara yang menyenangkan. Dalam memberikan pembelajaran pada anak usia dini harus sesuai dengan standar belajar anak yang telah ditetapkan. Standar belajar matematika yang disesuaikan dengan kebutuhan anak akan mempermudah anak dalam mempelajari matematika (berhitung permulaan). Pembelajaran berhitung permulaan yang diberikan secara tepat akan mengoptimalkan kemampuan anak dalam berhitung.

Tujuan Pembelajaran Berhitung Permulaan

Menurut Santika (2007: 1) yaitu berhitung permulaan pada anak memiliki tujuan antara lain:

  1. Dapat berfikir logis dan sistematis melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang ada di sekitar anak.
  2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam keseharianya memerlukan keterampilan berhitung.
  3. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
  4. Memahami pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat dalam memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya.
  5. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan suatu secara spontan.

Pembelajaran berhitung permulaan pada anak bertujuan melatih berfikir logis, memiliki ketelitian dan memahami konsep ruang serta waktu. Pembelajaran berhitung pada anak harus dikemas dalam permainan yang menyenangkan agar anak tidak jenuh dan dapat mengembangakan kreativitas serta imajinasinya. Keterampilan berhitung diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengajarkan berhitung permulaan akan membantu anak menyesuaikan diri dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat.

Prinsip-Prinsip Berhitung Permulaan

Menurut Sartika (2007: 2) menyatakan pembelajaran berhitung permulaan harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Pembelajaran berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalama peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan di alam sekitar.
  2. Pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran berhitung diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dari sederhana ke yang lebih kompleks.
  3. Pembelajaran berhitung akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpastisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
  4. Pembelajaran berhitung membutuhkan suasana yang menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak
  5. Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep berhitung permulaan sebaiknya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang ada dilingkungan sekitar anak.
  6. Dalam pembelajaran berhitung anak dapat mengelompokkan sesuai tahap penguasaannya yaitu tahap konsep masa transisi dan lambang.

Menurut Sriningsih (2008: 39) menyatakan bahwa “Prinsip pembelajaran matematika merupakan hal penting yang harus dilaksanakan guru dalam setiap karakteristik perkembangan anak dan tidak menimbulkan kecemasan (stress bagi anak). Adapun prinsip-prinsip berhitung permulaan menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Pedoman Pembelajaran Permainan

Berhitung Permulaan (Wulan, 2011, 3) adalah sebagai berikut:

  1. Permainan berhitung permulaan haruslah diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda- benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar.
  2. Keterampilan serta pengetahuan tentang permainan berhitung permulaan diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.
  3. Keberhasilan permainan berhitung yaitu jika anak-anak diberikan kesempatan berpartisipasi aktif dan dimotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
  4. Permainan berhitung membutuhkan suasana atau kondisi yang menyenangkan dan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Oleh karena itu diperlukan alat peraga atau media yang bersifat konkrit sesuai dengan benda yang sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.
  5. Penggunaan bahasa dalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya menggunakan bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.
  6. Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokkan sesuai dengan tahapan penguasaan yaitu tahap konsep, masa transisi, dan lambang.
  7. Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.

Yew (dalam Susanto, 2011: 103) mengungkapkan prinsip berhitung pada anak usia dini diantaranya membuat pelajaran yang menyenangkan, mengajak anak terlibat secara langsung, membangun keinginan dan kepercayaan diri dalam menyesuaikan berhitung, hargai kesalahan anak dan jangan menghukumnya, focus pada apa yang anak capai. Dari prinsip-prinsip tersebut dapat dikemukakan bahwa pelajaran berhitung bukanlah sesuatu hal yang menakutkan, tetapi merupakan pelajaran yang menyenangkan sehingga anak akan merasa membutuhkan karena cara mengajarkannya pun tepat sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak usia dini.

Tahapan Penguasaan Berhitung Permulaan

Menurut Sartika (2007: 6 ) tahapan berhitung pada anak anatara lain:

  1. Penguasaan konsep
    Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
  2. Masa Transisi
    Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang bilangan yang abstrak, di mana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan lambang bilangannya. Hal ini harus dilakukan guru secara bertahap sesuai laju kecepatan kemampuan anak yang secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu dengan menggunakan (satu buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan lambang dari angka satu itu.
  3. Lambang
    Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep lambang bilangan tujuh, merah menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk.
    Dalam belajar berhitung permulaan anak mengalami beberapa tahapan diantaranya penguasaan konsep, masa transisi dan pengenalan lambang bilangan. Guru dan orangtua hendaknya membantu anak agar dapat menguasai setiap tahap penguasaan berhitung dengan baik dengan memberikan stimulasi sesuai tahap perkembangannya.

Karakteristik Berhitung Permulaan

Kecerdasan berhitung seorang anak ditandai dengan kemampuannya untuk berintekrasi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah serta adanya konsisten dalam pemikiran. Anak yang cerdas belajar berhitungnya secara logika matematikanya akan tertarik dengan bilangan dan angka. Menurut Musfiroh (2005:84), perkembangan logika matematika berkaitan dengan angka, menghitung, menemukan hubungan sebab akibat, dan membuat klasifikasi.

Kemampuan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan menghitung saja, tetapi juga bilangan, angka dan simbol-simbol yang melambangkan angka dan bilangan serta kemampuan matematika lainnya. Menurut Wahyudi dan Damayanti (2005:104), “matematika (berhitung) meliputi semua pemikiran dan keahlian yang membantu manusia dalam mengatur dunia. Pemikiran dan keahlian untuk anak-anak, meliputi mencocokkan, mengelompokkan, mengatur, berhitung, memisahkan, mengukur, dan membandingkan. Anak juga belajar melalui pengalamannya dengan bentuk ukuran, ruang, angka, dan simbol-simbol angka.”

Anak dapat mempelajari berhitung melalui melalui konsep matematika, yaitu melalui berhitung benda konkret, menghubungkan jumlah dengan lambang bilangan, dan mengembangkan konsep menambah serta mengurang. Menurut Suyanto (2005:162) konsep matematika anak usia dini, meliputi:

  1. Menghitung, yaitu menghubungkan antara benda dan konsep bilangan, dimulai dari satu. Jika sudah mahir anak dapat menghitung kelipatan.
  2. Angka, yaitu simbol dari kuantitas. Anak bisa menghubungkan antara banyaknya benda dan simbol angka.
  3. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok, untuk matematika bisa berdasarkan ukuran atau bentuknya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri anak cerdas berhitung adalah anak memiliki kemampuan memahami angka dan bilangan. Selain itu, anak juga bisa mengklasifikasikan benda berdasarkan simbol,ukuran, serta bentuknya.