Diperbarui tanggal 2/03/2022

Pengertian Asesmen Autentik

Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran

author/editor: Edi Elisa / kategori Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran / tanggal diterbitkan 1 Juni 2021 / dikunjungi: 14.71rb kali

Pengertian Asesmen/Penilaian Autentik

Asesmen atau penilaian autentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Contoh asesmen otentik yaitu penilaian kinerja, portfolio dan penilaian diri.” (American Librabry Association).

Asesmen autentik menghadapkan siswa pada tantangan-tantangan dunia-nyata yang mengharuskan mereka mampu menerapkan berbagai keahlian dan pengetahuan yang dimiliki.” Asesmen autentik adalah produk-produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman kehidupan nyata. Menurut Grant Wiggins, dalam artikelnya The Case for Authentic Assessment, “Asesmen otentik memberikan siswa seperangkat tugas yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pengajaran: melakukan penelitian; menulis, merevisi dan membahas artikel; memberikan analisa oral terhadap peristiwa politik terbaru; berkolaborasi dengan siswa lain melalui debat, dst.” Melalui asesmen otentik, siswa lebih terlibat dalam tugas dan guru dapat lebih yakin bahwa asesmen yang diberikannya itu bermakna dan relevan.

Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik harus menjadi bagian integral dari pengajaran, sehingga dengan demikian penilaian tidak digunakan hanya sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data sebagaimana dalam paradigm lama, tetapi juga untuk mempengaruhi pengajaran. Ini memerlukan penerapan dan pengembangan fungsi penilaian yang mengukur produktivitas siswa, pencapaian mereka dalam pembelajaran kemampuan berpikir matematis dalam mendapat suatu hasil yang berarti bagi siswa tersebut. Penilaian autentik mempunyai karakter pokok yang sama dengan pengajaran, yang berguna bagi para guru untuk meningkatkan pengajaran. Dalam penilaian autentik diharapkan para siswa dapat merumuskan permasalahan, memikirkan solusi, dan menginterpretasikan hasil.

Dengan demikiaan, suatu asesmen dikatakan “autentik” apabila:

  1. Sasaran penilaiannya mengarah kepada kompetensi yang ingin dicapai;
  2. Penilaian yang melibatkan peserta didik pada tugas-tugas atau kegiatan yang bermanfaat, penting, dan bermakna;
  3. Penilaian yang mampu menantang peserta didik menerapkan informasi/keterampilan akademik pada situasi nyata dan untuk maksud yang jelas;
  4. Penilaian yang mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang sebenarnya atas kompetensi pada suatu mata pelajaran;
  5. Penilaian yang mampu mengukur penguasaan peserta didik terhadap kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat;
  6. Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan kolektif peserta didik dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah dipelajarinya;
  7. Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung perbuatan/ perstasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak; dan
  8. Penilaian yang melibatkan peserta didik untuk mendemostrasikan apa yang mereka katahui dalam suatu konteks kehidupan nyata.

Perbedaan Asesmen Autentik dan Asesmen Tradisional

Asesmen TrandisionalAsesmen Autentik
Periode waktu tertentuWaktu ditentukan oleh guru dan siswa
Mengukur kecakapan tingkat rendahMengukur kecakapan tingkat tinggi
Menerapkan praktek dan latihanMenerapkan strategis kritis dan kreatif
Memiliki perpekstif sempitMemiliki perpekstif menyeluruh
Mengungkapkan faktaMenungkapkan konsep
Menggunakan standar kelompokMenggunakan standar individu
Bertumpu pada ingatanBertumpu pada internalisasi
Hanya satu solusi yang benarSolusi yang benar banyak
Mengungkapkan kecakapanMengungkapkan proses
Mengajar untuk ujianMengajar demi kebutuhan

Ciri-ciri Penilaian Autentik

Adapun ciri-ciri penilaian autentik menurut Kunandar (2013) adalah sebagai berikut:

  1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
  2. Dilaksanakan selama dan sesuda proses pembelajaran berlangsung.
  3. Mengunakan berbagai cara dan sumber.
  4. Tes hanya sebagai alat pengumpul data penilaian.
  5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.
  6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas).

Penilaian autentik Harus mengukur semua aspek pembelajaran, dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, mengunakan berbagai cara dan sumber, tes hanya sebagai alat pengumpul data penilaian, tugas-tugas yang diberikan mencerminkan dalam kehidupan sehari-hari dan penilaian menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian.

Karakteristik Penilaian Autentik

Adapun karakteristik penilaian Autentik adalah sebagai berikut:

  1. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
  2. Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
  3. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
  4. Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.

Penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik menekankan kemampuan pembelajar untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak hanya sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan sesuatu di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian model ini menekankan pada pengukuran kinerja (doing something), melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoretis. Penilaian autentik lebih menuntut pembelajaran mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk.

Prinsip Penilaian Autentik 

Prinsip penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan harus dapat memberikan gambaran sesungguhnya tentang kemampuan siswa. Keautentikan suatu penilaian dapat diindikasi berdasarkan prinsip-prinsip penilaian autentik. Menurut Abdul Majid (2006:187) penilaian autentik memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not apart from instruction);
  2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problem), bukan masalah dunia sekolah (school workkind of problems);
  3. Penilaian harus mengunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar, dan
  4. Penilaian harus bersifat utuh yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori motorik)

Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa (Nurhadi, dkk, 2004:53). Perkembangan pembelajaran siswa perlu diketahui oleh guru agar dapat memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru dapat mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran tentang kemajuan itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka penilaian tidak hanya dilakukan diakhir priode (semester) pembelajaran seperti kegiatan evaluasi hasil belajar, tetapi dilakukan bersama dan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.

Banyak guru yang merasa bahwa penilaian autentik dianggap berhasil jika siswa mengetahui apa yang diharapkan oleh gurunya. Untuk itu guru harus mempertegas standar yang ditetapkan dan apa yang diharapkan dari siswanya. Mereka harus mengunakan rubrik atau membuat seperangkat kriteria untuk menilai pekerjaan siswa. Oleh karena itu penilaian autentik menekankan pada proses dan performansi, maka hal itu akan mendorong siswa untuk melatih keterampilan berpikir dan berprilaku sehingga merasa senang terhadap apa yang mereka pelajari.

Manfaat Penilaian Autentik

Kunandar (2013:70) menjelaskan bahwa penilaian autentik memiliki beberapa manfaat, antara lain mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, memberikan umpan balik bagi siswa, memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa, sebagai umpan balik bagi guru, memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru, dan memberikan informasi kepada orang tua siswa.

  1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Maksudnya yaitu dengan melakukan penilaian, maka kemajuan belajar siswa selama dan setelah proses pembelajaran dapat dideteksi sedini mungkin.
  2. Memberikan umpan balik bagi siswa agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. Maksudnya yaitu dengan melakukan penilaian, maka dapat diperoleh informasi berkaitan dengan materi yang belum dikuasai dan materi yang sudah dikuasai siswa.
  3. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa. Maksudnya yaitu dengan melakukan penilaian maka dapat diketahui perkembangan hasil belajar siswa dan juga kesulitan yang dialami siswa, sehingga guru dapat melakukan program tindak lanjut kepada siswa.
  4. Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. Maksudnya yaitu dengan melakukan penilaian maka guru dapat melakukan evaluasi diri terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
  5. Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru. Maksudnya yaitu dengan melakukan penilaian maka guru dapat mengidentifikasi dan menganalisis terhadap teknik penilaian yang digunakan oleh guru, apakah sudah sesuai dengan materi atau belum.
  6. Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Maksudnya yaitu dengan melakukan penilaian maka orang tua dapat mengetahui apakah sekolah menyelenggarakan pendidikan dengan baik atau tidak.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat dinyatakan bahwa manfaat penilaian autentik pada dasarnya adalah untuk mengetahui dan memantau kemajuan belajar siswa serta sebagai umpan balik bagi siswa dan guru sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai. Manfaat penilaian autentik ini akan dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik.