Kesiapan Kerja

Penulis: Tim Editor | Kategori: Umum | Tanggal Terbit: | Dilihat: 5513 kali

Pengertian Kesiapan Kerja

Kesiapan kerja berasal dari kata kesiapan dan kerja. Kesiapan merupakan modal utama bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan sehingga dengan kesiapan yang dimiliki akan diperoleh hasil kerja yang maksimal. Dalyono (2012: 52) kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Slameto (2010:113) menyatakan bahwa, kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.

Arikunto (2001:54), kesiapan adalah suatu kompetensi berarti sehingga seseorang yang mempunyai kompetensi berarti seseorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat sesuatu. Lebih lanjut, Nasution (2003:179) kesiapan adalah kondisi yang mendahului kegiatan itu sendiri, tanpa kesiap-an/kesediaan ini proses mental tidak terjadi. Kesiapan adalah keadaan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu (Dalyono, 2012:166).

Selanjutnya, definisi kerja diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:554). Sama halnya Hasibuan (2006:41) mendefinisikan kerja sebagai sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Brown (dalam Anoraga, 2009:13) bahwa, kerja sesungguhnya merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, sebab aspek kehidupan yang memberikan status kepada masyarakat. Hasibuan (2006:94) kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan tertentu.

Sementara, pengertian kesipan kerja sendiri menurut Fitriyanto (2006:9-11) adalah kondisi yang menunjukkan adanya keserasian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan. Ketut (1993:15) menyebutkan kesiapan kerja adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan potensi-potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkannya.

Berdasarkan pendapat paha ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi seseorang yang sudah siap berdasarkan tingkat kematangan, pengalaman masa lalu, keadaan mental dan emosi. Kondisi siap tersebut digunakan seseorang untuk melakukan aktivitas serta memberikan tanggapan dengan cara tertentu dalam situasi tertentu. Sedangkan kata kerja memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan menggunakan tenaga dalam usaha untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu dan memperoleh bayaran atau upah. Dengan demikian, kesiapan kerja diartikan sebagai suatu kondisi seseorang untuk menanggapi dan mempraktekkan suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan tenaga dalam usaha untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu dan memperoleh bayaran atau upah. Adapun yang dimaksud dengan kesiapan kerja dalam penelitian ini adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kesiapan kerja bagi mahasiswa sangatlah penting. Hal ini dikarenakan setelah lulus kuliah, sebagian atau semua mahasiswa akan menghadapi satu jenjang hidup yang lebih tinggi yaitu bekerja. Mahasiswa yang akan menjadi calon pekerja akan merasakan bahwa bekerja itu tidaklah mudah. Semua jenis pekerjaan perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Pekerjaan serendah apapun perlu ada persiapan untuk dapat melakukannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Kesiapan kerja seseorang berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor dari dalam dirinya maupun faktor dari luar dirinya. Faktor yang mempengaruhi inilah yang terkadang akan dijadikan pertimbangan bagi suatu perusahaan untuk dapat menerima seseorang untuk bekerja. Menurut Gunawan (1999:29) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja antara lain adalah: ilmu pengetahuan, keterampilan, serta mental dan sikap. Jika dijabarkan, penjelasan dari faktor tersbut sebagai berikut:

  1. Ilmu dan Pengetahuan
    Seorang profesional harus mempunyai ilmu dan pengetahuan, baik yang spesifik maupun yang umum. Pengetahuan dan ilmu ini tidak cukup diperoleh dari hasil pelajaran semalam disekolah, tetapi harus ditambah secara terus menerus. Semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya, maka semakin luas wawasan yang dimilikinya.
  2. Keterampilan
    Pengetahuan saja tidak cukup karena hal tersebut berupa pengetahuan yang teoritis untuk itu perlu dipraktikkan dalam segala kesempatan terutama pada waktu menjalankan tugas kerja, yang akan menjadi pengalaman. Ilmu dan pengetahuan ditambah dengan pengalaman akan menjadi keterampilan untuk mempraktikan pengetahuan.
  3. Mental dan sikap
    Dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan, tidak cukup keterampilan saja yang dikembangkan, tetapi harus dibarengi dengan pengem-bangan dalam menerapkan mental dan sikap seorang profesional. Mental adalah suatu perwujudan dari sikap batin seseorang yang akan mendorong tingkah lakunya dalam menghadapi kenyataan, misalnya sikap berani, tahan uji, ulet, dan lain-lain. Sedangkan sikap adalah bagaimana cara kita menghadapi kenyataan. Bentuk dari sikap diantaranya berupa berpikir positif,selalu optimis, mampu menghadapi resiko apapun, selalu ingin mengembangkan diri, mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pencapaian prestasi, percaya diri, kreatif, dan lain-lain. Menurut Slameto (2010:113) kondisi individu yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja, yaitu (1) kondisi fisik, mental dan emosional, (2) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, (3) keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari, (4) kondisi mental menyangkut kecerdasan, sedangkan (5) kondisi emosional berhubungan dengan motif dan dorongan atau minat yang akan mempengaruhi kesiapan kerja. Sementara Fitriyanto (2006:20) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja personal/individu, meliputi pengetahuan dan keterampilan (skill), kemampuan, percaya diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

Faktor lain yang mempengaruhi kesiapan kerja juga diungkapkan oleh Sastrohadiwiryo (2005:162), yakni:

  1. Prestasi akademik
    Merupakan bukti langsung kemampuan tenaga kerja, sekaligus untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pribadi tenaga kerja.
  2. Pengalaman
    Pengalaman bekerja merupakan modal utama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu, karena teori yang pernah diperoleh dari bangku pendidikan kadang-kadang berbeda dengan praktik di lapangan pekerjaan.
  3. Kesehatan fisik mental
    Merupakan hal yang menjadi pertimbangan perusahaan karena untuk menghindari kerugian perusahaan.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kesiapan kerja antara lain penguasaan bidang kompetensi, bakat, minat, tekad, kepercayaan diri sendiri, motivasi, kebutuhan, keterampilan, kondisi fisik, dan emosional. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi ialah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan pengalaman kerja. Dari semua faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja tersebut, adapun faktor yang turut berpengaruh dalam kesiapan mahasiswa dalam penelitian ini ialah faktor internal yakni berupa prestasi belajar yang diperoleh siswa selama pembelajaran di perkuliahan dan faktor kepercayaan diri.

Indikator Kesiapan Kerja

Menurut Sukirin (yang dikutip Sofyan, 1996:1) bahwa untuk mengukur kesiapan kerja seseorang dapat dilihat dari:

  1. Tingkat kematangan
    Tingkat menunjukkan pada proses perkembangan atau pertumbuhan yang sempurna, dalam arti siap digunakan. Kesiapan dibedakan menjadi kesiapan fisik yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan kesiapan mental yang berhubungan dengan aspek kejiwaan.
  2. Pengalaman
    Pengalaman merupakan pengalaman-pengalaman yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan, kesempatan-kesempatan yang tersedia, dan pengaruh dari luar yang tidak sengaja. Pengalaman merupakan salah satu faktor penentu kesiapan karena dapat menciptakan suatu lingkungan yang dapat dipengaruhi perkembangan kesiapan seseorang.
  3. Keadaan mental dan emosi yang serasi
    Keadaan mental dan emosi yang serasi meliputi keadaan kritis, memiliki perimbangan-pertimbangan yang logis, obyektif, bersikap dewasa dan emosi terkendali, kemauan untuk bekerja dengan orang lain, mempunyai kemampuan untuk menerima, kemauan untuk maju serta mengembangkan keahlian yang dimiliki.

Menurut Anoraga (2009:78) indikator kesiapan kerja dapat diukur dari ciri-ciri kesiapan kerja sebagai berikut:

  1. Memiliki motivasi
    Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Jadi motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.
  2. Memiliki kesungguhan atau keseriusan
    Kesungguhan atau keseriusan dalam bekerja turut menentukan keberhasilan kerja. Sebab tanpa adanya itu semua suatu pekerjaan tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan dibutuhkan adanya kesungguhan, supaya pekerjaanya berjalan dan selesai sesuai dengan terget yang diinginkan.
  3. Memiliki keterampilan yang cukup
    Keterampilan diartikan cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu atau penguasaan individu terhadap suatu perbuatan. Jadi untuk memasuki pekerjaan sangat dibutuhkan suatu keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang dipilihnya, yaiut keterampilan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa pengaruh dari orang lain dengan alternatif-alternatif yang akan dipilih.
  4. Memiliki kedisiplinan
    Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu tertib terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan sikap disiplin sangat diperlukan demi peningkatan prestasi kerja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat pada waktunya, demikian juga pulang pada waktunya dan selalu taat pada tata tertib.