Diperbarui tanggal 7/Okt/2022

Transcript Based Lesson Analysis

kategori Strategi Belajar Mengajar / tanggal diterbitkan 7 Oktober 2022 / dikunjungi: 1.31rb kali

Pengertian TBLA (Transcript Based Lesson Analysis)

Menurut (Amintarti et al., 2020) Perkembangan praktik lesson study satu diantaranya adalah Lesson Study for Learning Communitty (LSLC) pada tahun 1990an. LSLC memandang sekolah dan kelas sebagai lingkungan sosial. Hal ini dimaksudkan bahwa setiap anggota (guru-orang tua, guru-pakar pendidikan, guru-siswa, siswa-siswa) memiliki kepedulian, saling belajar, mendengarkan dan berinteraksi. Seluruh kegiatan dapat mengembangkan pembelajaran pada fokus LSLC. LSLC dapat dilakukan dengan beberapa model satu diantaranya adalah Transcript Based Lesson Analysis (TBLA).

Menurut (Matoba, 2017) analisis pembelajaran berasal dari Jepang. Pertama kali dilakukan oleh Takayasu Shigematsu, seorang profesor dari Universitas Nagoya yang memulai studi pada tahun 1954, dimana ia membuat serangkaian catatan tertulis yang terdiri dari transkripsi pembelajaran yang direkam dengan audio kemudian dianalisis. Analisis pembelajaran adalah metode studi pelajaran yang terlibat dalam menemukan urutan dan makna di balik fenomena pelajaran, seperti hubungan timbal balik antara berbagai faktor yang menjadi pelajaran, proses berfikir siswa, atau pengambilan keputusan guru berdasarkan rincian catatan observasi dan dokumentasi peristiwa faktual yang terjadi dalam praktik pendidikan, yaitu fenomena pembelajaran seperti ucapan, kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran.

Menurut (Ikeda & Matsubara, 2017) sistem analisis pelajaran telah dirancang untuk menentukan apakah suatu segmen kegiatan belajar mengajar dalam suatu pelajaran berpusat pada siswa. Sistem analisis pelajaran yang dikembangkan berisi dua fitur utama yaitu sistem kategori dan unit pengkodean. Sistem kategori berfokus pada tanggapan siswa selama wacana kelas yang mencerminkan karakteristik praktik pengajaran di wilayah tersebut dan tingkat keterlibatan siswa dari sudut pandang konstruktivisme sosial. Sedangkan unit pengkodean yang digunakan dalam sistem analisis pelajaran ini adalah move, yaitu sekumpulan pertanyaan guru dan respon siswa terhadap pertanyaan tersebut.

TBLA (Transcript Based Lesson Analysis) atau analisis pembelajaran berbasis transkrip merupakan model pembelajaran dari lesson study yang dapat memeberikan analisis informasi dari transkrip dialog pembelajaran. Pada teknik TBLA dibutuhkan kamera yang berfungsi untuk merekam semua kegiatan guru dan siswa agar dapat membantu dalam menganalisis kejadian pada saat mentranskrip dialog. Teknik TBLA mampu memecahkan permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran sehingga guru mendapatkan masukan secara mendalam berdasarkan dialog yang terjadi (Mutiani et al., 2020).

Menurut (Sarkar Arani et al., 2019) analisis pembelajaran berbasis transkip adalah analisis pembelajaran berbasis bukti, yaitu demokratis dan berfokus pada tindakan guru dalam mengajar sebagai misi keadilan sosial bukan hanya sebagai praktik profesional. Dengan pendekan ini, setiap siswa dipandang sama penting dengan satu sama lain dan memiliki kesempatan untuk menggunakan ide-idenya. Hal ini dikarenakan tujuan pengajaran bersifat holistik, yakni mendewasakan siswa, menjadi manusiawi dan menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan menurut (Tan et al., 2018) dengan TBLA, guru dituntut untuk mendalami diri dalam transkrip pembelajaran secara cermat dengan membaca dan membaca ulang transkrip pembelajaran serta menyoroti elemen berulang atau penting. Data yang diperoleh observasi pembelajaran ditranskrip ke dalam transkrip pembelajaran sedetail mungkin, seperti ekspresi wajah siswa dan gerak gerik lainnya.

Menurut (Sarkar Arani, 2017) proses analisis pembelajaran berbasis transkrip dicirikan oleh tiga hal berikut: Pertama, untuk memahami karakteristik pelajaran yang menonjol selama satu jam pelajaran. Kedua, menetapkan beberapa titik fokus sebagai landasan atau acuan yang kemudian dilakukan analisis secara rinci dan meta-analisis dari berbagai pengaturan dalam proses belajar mengajar berdasarkan perspektif analitik tersebut. Ketiga, menggunakan rumus analisis pembelajaran tradisional yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap sebuah analisis dan diskusi lintas budaya dengan melibatkan lensa budaya yang berbeda.

Tahapan dalam TBLA (Transcript Based Lesson Analysis)

Menurut Matsubara (2010) dalam (Supriatna, 2018) tahapan kegiatan dalam melakukan analisis terhadap transkrip pembelajaran adalah perekaman, transkrip, protokol kata, artulukalsi protokol kata, dan hubungan artikulasi. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, dilakukan perekaman dengan menggunakan kamera bagaimana cara guru mengajar dan melibatkan siswa dalam pembelajaran juga direkam interaksi siswa dan komunikasi kelas pada saat pembelajaran. Setelah proses pembelajaran direkam melalui video pembelajaran maka ditranskrip untuk diterjemahkan ke dalam tulisan sesuai dengan semua aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hal ini meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis transkrip dan ada bukti yang dapat dilihat dari pembelajaran yang mungkin terlewatkan.

Pada Protokol kata ini bagaimana guru melakukan analisis pembelajaran dengan mencatat urutan komentar, waktu dan isi dari pernyataan. Setelah data pada protokol dianalisis maka perlu ada artikulasi. Adanya hubungan antara satu tanskrip yang telah dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis lainnya seperti: a) Analisis kasus individual; b) Analisis pertanyaan guru; c) Analisis perbedaan cara berfikir siswa; d) Analisis kesenjangan antara rencana guru dan aktivitas siswa; e) Analisis suasana; dan f) Analisis tujuan. Perbaikan pembelajaran berikutnya sebagia hasil dari analisis pembelajaran (TBLA) merupakan data penting dalam menemukan model pembelajaran yang cocok untuk siswa (Matsubara, 2010) dalam (Supriatna, 2018).

Menurut (Sarkar Arani et al., 2019) adapun langkah-langkah dalam TBLA (Transkript Based Lesson Analysis) adalah sebagai berikut:

  1. Perekaman Proses Pembelajaran. Semua interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa di kelas direkam dengan perekam video dan audio kemudian di transkripsikan sedetail mungkin dalam upaya menganalisis kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran.
  2. Mentranskrip dialog guru-siswa dalam bentuk tulisan. Transkrip pelajaran diinterpretasikan dengan mempertimbangkan catatan lapangan peneliti dan video pembelajaran untuk membantu peneliti lebih memahami proses belajar mengajar dan interaksi guru dengan siswa selama dikelas pembelajaran.
  3. Mendiskusikan temuan dari analisis transkrip. Temuan dari analisis transkrip didiskusikan, dicatat dan kemudian diteruskan kepada guru.

Kelebihan dan Kelemahan TBLA (Transcript Based Lesson Analysis)

Menurut Rath (2010) dalam (Sarkar Arani et al., 2019) studi pembelajaran berbasis transkip ini dapat membantu memberikan bukti bagi pembuat kebijakan kurikulum dengan menyediakan transkrip pelajaran untuk dianalisis kepada guru dan peneliti. Salah satu alasan utama mengapa transkrip pelajaran diperlukan adalah untuk membawa pendekatan yang lebih baik untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih luas tentang mengajar dan menilai inkuiri reflektif dalam belajar mengajar.

Terdapat beberapa kegunaan transkrip pembelajaran seperti itu, yaitu:

  1. Guru dapat memeriksa transkrip secara lebih detail, menggunakannya sebagai teks untuk menemukan logika pengajar.
  2. Dapat digunakan untuk memberikan bukti empiris tentang apa yang sebenarnya terjadi di kelas.
  3. Sapat lebih jauh mendukung guru dan membuat kebijakan untuk memahami pengajaran sebagai fenomena budaya dan kompleks, yang disebut DNA pengajaran.

Menurut (Sarkar Arani et al., 2019) adapun kelemahan dari analisis transkrip ini yaitu:

  1. Lokasi dan materi pelajaran terbatas.
  2. Kurangnya studi sebelumnya yang dapat mendemonstrasikan cara-cara mengembangkan dan menerapkan metode penelitian untuk meletakkan dasar dan membangun kapasitas profesional yang lebih komprehensif untuk pengajaran reflektif.
  3. Harus mengatasi batasan budaya sekolah dan beberapa bukti pengajaran yang tidak dapat direkam dengan perekam video dan audio.
  4. Dibutuhkan waktu bagi peserta rapat diskusi untuk bertemu dan menemukan kesepakatan bersama setelah penerapan lesson study untuk mentranskripsikan, menyajikan data dan bukti.
  5. Selalu ada perbedaan nilai implisit yang mungkin tidak begitu jelas dari perspektif budaya lain.