Diperbarui tanggal 4/Des/2022

Strategi Pembelajaran Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring (REACT)

kategori Strategi Belajar Mengajar / tanggal diterbitkan 4 Desember 2022 / dikunjungi: 2.67rb kali

Pengertian Strategi Pembelajaran Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring (REACT)

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Aqib,2013:69) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu. Menurt David (dalam Sanjaya, 2013:126) dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan. Sedangkan pada prinsipnya strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Menurut Rachmawati dan Daryanto (2015:149) Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran mengandung makna perencanaan, artinya bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran (Kurniasih dan sani,2017:4). Strategi REACT adalah suatu pendekatan pembelajaran kontekstual yang berhubungan dengan pengalaman dan penerapan pemahaman dalam berbagai konteks, baik di dalam maupun di luar kelas untuk menyelesaikan permasalahan. Ada lima unsur strategi REACT, yang disebut strategi pembelajaran kontekstual: yaitu R untuk Relating (Menghubungkan), E untuk Experiencing (Mengalami), A untuk Applying (Menerapkan), C untuk Cooperating (Bekerja Sama), T untuk Transferring (Alih Pengetahuan). Strategi ini berfokus pengajaran dan pembelajaran konteks, suatu prinsip fundamental dalam konstruktivisme (Crawford, 2001).

Strategi REACT merupakan salah satu strategi pembelajaran kontekstual yang memberikan ruang gerak kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Banyak teori yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Namun teori belajar yang relevan dengan pembelajaran dengan strategi REACT adalah teori belajar konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivisme, dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk menggunakan strateginya sendiri, dalam belajar secara sadar, dan guru membimbing ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Siswa harus membangun sendiri informasi dan pengetahuan awal yang dimilikinya.

Komponen dan Langkah-langkah Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring (REACT)

Strategi pembelajaran REACT terdiri dari lima komponen (Relating Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, dimana kelima komponen tersebut dijabarkan menjadi langkah-langkah yang harus tampak dan dilakukan selama proses belajar (Crawford, 2001) sebagai berikut:

A. Relating (mengaitkan /menghubungkan)

Belajar berdasarkan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan menghubungkannya dengan pembelajaran di sekolah merupakan salah satu karakteristik pembelajaran kontekstual. Menurut Crawford (2001: 3), Relating (mengaitkan /menghubungkan) merupakan strategi pembelajaran kontekstual yang paling kuat sekaligus merupakan inti dari konstruktivistik. Guru dikatakan menggunakan strategi menghubungkan ketika guru mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang tidak asing bagi siswa. Guru membantu menghubungkan apa yang telah diketahui oleh siswa dengan informasi yang baru. Relating merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran yaitu mengapresiasi atau mengaitkan kemampuan siswa dengan pengetahuan yang akan diterimanya.

Jadi relating adalah bentuk belajar yang menghubungkan konsep yang dipelajarai dengan materi pengetahuan yang dimiliki siswa dalam konteks kehidupan nyata pada penelitian ini peneliti menggunakan konteks berupa soal cerita yang terjadi dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap relating siswa menggunakan konsep yang dipelajarinya tentang aljabar dan menentukan variabel untuk dihubungkan ke materi baru yaitu SPLDV. Pada tahap relating peneliti memberikan pertanyaan (scaffolding) untuk membantu siswa menetukan variabel dalam SPLDV. Crawford (2001) mengemukakan bahwa terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi relating meningkat pada proses belajar, khususnya ketika guru memberikan instruksi berupa pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman siswa.

B. Experiencing (mengalami)

Experiencing (mengalami) adalah menghubungkan informasi baru dengan berbagai pengalaman atau pengetahuan sebelumnya. Pengalaman yang dimaksud disini adalah yang dialami siswa selama proses belajar. Experiencing ini disebut juga learning by doing, melalui exploration (penggalian), discovery (penemuan), dan invention (penciptaan). Relating dan experiencing merupakan dua strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari berbagai konsep baru. Tetapi guru harus tahu kapan dan bagaimana caranya mengintegrasikan strategi-strategi dalam pembelajaran tidaklah sederhana (Crawford, 2001: 5). Di sini guru memerlukan ketelitian, kolaborasi dan kecermatan dalam menyajikan materi-materi pembelajaran. Guru dapat mengetahui kapan saatnya mengaktifkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya, sehingga dapat membantu menyusun pengetahuan baru bagi siswa.

Menurut Fortuna (2014) mengatakan bahwa experiencing (mengalami) merupakan pembelajaran yang membuat siswa belajar dengan melakukan kegiatan matematika melalui eksplorasi, penemuan ataupun pencarian. Siswa mengalami proses eksplorasi, penemuan ataupun pencarian saat menyelesaikan permasalahan tentang segiempat, dimana penemuan ataupun pencarian tersebut dilakukan untuk mendukung cara penyelesaian yang tepat, dimana menurut Crawford (2001) tahap experiencing ini dapat membantu siswa untuk membangun konsep baru dengan cara mengkonsentrasikan pengalaman-pengalaman yang terjadi di dalam kelas melalui eksplorasi, pencarian dan penemuan, pengalaman ini bisa mencakup penggunaan manipulasi, pemecahan masalah, ataupun aktivitas di laboratorium.

C. Applying (menerapkan)

Pada strategi Applying (menerapkan) ini siswa belajar untuk menerapkan konsep-konsep ketika mereka melakukan aktivitas pemecahan masalah. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk memahami konsep-konsep yang diberikan dengan latihan-latihan yang lebih realistis dan relevan dengan kehidupan nyata. Agar proses pembelajaran dapat menunjukkan motivasi siswa dalam mempelajari konsep-konsep serta pemahaman siswa menjadi lebih mendalam, (Crawford, 2001: 9) merekomendasikan untuk memfokuskan pada aspek-aspek aktivitas pembelajaran yang bermakna. Setelah itu merancang tugas-tugas untuk sesuatu yang baru, bervariasi, beraneka ragam dan menarik. Terakhir merancang tugas-tugas yang menantang tetapi masuk akal dalam kaitannya dengan kemampuan siswa.

Pada pembelajaran kontekstual, penerapan konsep dilakukan pada kegiatan yang bersifat kemampuan.Siswa tidak sekedar mempelajari suatu teori-teori tertentu saja, melainkan siswa juga dituntun untuk dapat menerapkan konsep-konsep yang sudah dipelajarinya ke dalam konteks pemanfaatannya dalam kehidupan nyata (Crawford, 2001), sehingga siswa dapat menyelesaikan suatu masalah. Misalnya melalui pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mana siswa diberikan suatu permasalahan, dimana untuk memecahkan permasalah tersebut siswa harus memahami maksud dari masalah yang disajikan, kemudian siswa merencanakan cara penyelesaiannya dengan menghubungkan apa yang diketahui dari masalah dengan yang ditanyakan menggunakan apa yang telah siswa miliki sebelumnya (mengaitkan), selanjutnya siswa melaksanakan perhitungan dari apa yang telah direncanakan untuk menyelesaikan masalah baik dengan menerapkan apa yang diperoleh ataupun menerapkan konsep yang dimilikinya seperti menerapkan pengetahuan tentang kecepatan untuk mencari jarak pada lapangan yang permukaan nya berbentuk persegi panjang.

D. Cooperating

Cooperating, yaitu belajar secara bekerjasama untuk berbagi pengalaman, memberikan tanggapan dan berkomunikasi dengan siswa lain, merupakan strategi pembelajaran dasar dalam pembelajaran kontekstual (Suprijono, 2010). Pengalaman bekerjasama tidak hanya membantu siswa belajar materi ajar (SPLDV), tetapi juga membantu siswa untuk selalu konsisten dengan kehidupan nyata. Siswa yang melakukan aktivitas belajar secara individual kadang-kadang tidak mampu menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam menyelesaikan masalah (Crawford, 2001: 11). Pada tahap cooperating dapat membantu siswa Belajar dalam kelompok kecil, dapat membuat siswa lebih mampu menghadapi latihan-latihan yang sulit. Mereka lebih mampu menjelaskan apa yang mereka sudah pahami kepada teman-teman satu kelompok. Untuk menghindari adanya siswa yang tidak berpartisipasi dalam aktivitas kelompok, menolak atau menerima tanggung jawab atas pekerjaan kelompok; atau mungkin kelompok yang terlalu tergantung pada bimbingan guru, atau kelompok yang terlibat dalam konflik.

F. Transferring (Mentransfer)

Transfering merupakan belajar dalam konteks penggunaan atau pentransferan pengetahuan yang sudah dimiliki ke dalam situasi baru (Crawford, 2001). Pembelajaran diarahkan untuk menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Transferring bisa diwujudkan dalam bentuk pemecahan masalah dalam konteks dan situasi baru tetapi masih terkait dengan materi segiempat yang dibahas, dimana siswa mentransfer pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan masalah baru. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan strategi REACT dikelompokan dalam 5 komponen utama yaitu Relating (menghubungkan), Experiencing (mengalami), Applying (menerapkan), Cooperating (bekerjasama), dan Trasferring (mentrasfer). Sehingga pembelajaran dengan strategi REACT dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.