Diperbarui tanggal 10/Okt/2022

Perencanaan Pembelajaran

kategori Strategi Belajar Mengajar / tanggal diterbitkan 10 Oktober 2022 / dikunjungi: 10.59rb kali

Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Sanjaya (2012 : 23-25) mengatakan bahwa secara terminologi perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan pembelajaran. Pertama, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkag-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika merencanakan, maka pola pikir kita diarahkanbagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien. Ely (1978), mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Pendapat diatas menggambarkan, bahwa suatu perencanaan diawali dengan dengan adanya target atau Ely mengistilahkan dengan kata “hasil” yang harus dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan target tersebut dipikirkan bagaimana cara mencapainya.

Sejalan dengan pendapat diatas Kaufman (1979) memandang bahwa perencanaan itu adalah sebagai sustu proses untuk menetapkan “ke mana harus pergi” dan bagaimana untuk sampai ke “tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Menetapkan “ke mana harus pergi” mengandung pengertian sama dengan merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dituju; sedangkan “bagaimana agar bisa ketempat itu” berarti menyusun langkah-langkah yang dianggap efektif dalam rangka pencapaian tujuan.

Dari pendapat diatas, maka setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagai berikut:

  1. Adanya tujuan yang harus dicapai
  2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
  3. Sumber daya yang dapat mendukung
  4. Implementasi setiap keputusan.

Menurut Sanjaya (2012 : 28-29) perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, disamping disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
  2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembalajaran adalah ketercapaian tujuan.
  3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Dasar perlunya Perencanaan Pembelajaran

Hamzah (2011 : 3-4 ) Menyimpulkan perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

  1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
  2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system.
  3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
  4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
  5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
  6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
  7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
  8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manfaat dan fungsi Perencanaan Pembelajaran

Manfaat perencanaan seperti yang kita ketahui untuk mencapai hasil yang optimal, senantiasa tersedia berbagai alternatif. Ketika kita menyusun perencanaan, tentu kita akan mengambil keputusan alternatif mana yang terbaik agar proses pencapaian tujuan berjalan secara efektif. Sanjaya (2012 : 33-34) menyimpulkan beberapa manfaat yang dapat kita petik dari penyusunan proses perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

  1. Melalui proses perencanaan untuk mencapai hasil yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan akurat, kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai. Mengapa demikian? Sebab perencanaan disusun untuk memperoleh keberhasilan, dengan demikian kemungkinan-kemungkinan kegagalan dapat diantisipasi oleh setiap guru. Coba anda bayangkan apa yang akan terjadi manakala guru dalam proses pembelajaran tidak memahami dengan jelas tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, strategi apa yang harus dilakukan, media dan sumber belajar apa yang harus digunakan, tentu saja proses pembelajaran akan berlangsung seadanya, dan hasilnya pun tentu saja tidak akan optimal. Bandingkan dengan guru yang pengelolaan pembelajaran direncanakan dengan matang. Misalnya guru paham tujuan apa yang harus dicapai siswa, strategi apa yang pantas dilakukan sesuai dengan tujuan, darimana sumber yang dapat digunakan, tentu saja hasilnya pun akan lebih bagus dan optimal. Inilah makna bahwa salah satu manfaat perencanaan adalah kita akan terhindar dari hasil yang bersifat untung-untungan.
  2. Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Seorang perencana yang baik akan dapat memprediksi kesulitan apa yang akan dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan perencanaan yang matang guru akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul. Kita mesti menyadari bahwa proses pembelajaran adalah proses yang kompleks dan sangat situasional. Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Melalui perencanaan yang matang kita akan dengan mudah mengantisipasi sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya.
  3. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini banyak sekali sumber-sumber belajar yang dianggap cocok dengan tujuan pembelajaran. Dalam rangka inilah perencanaan yang matang diperlukan. Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber mana saja yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran.
  4. Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir. Dengan demikian, guru dapat menggunakan waktu seefektif mungkin untuk keberhasilan proses pembelajaran. Mengapa demikian? Sebab, melalui perencanaan yang matang guru akan bekerja setahap demi setahap untuk menuju perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan.

Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Sanjaya (2012 : 35-37) Menyebutkan perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi di antaranya seperti dijelaskan berikut ini:

  1. Fungsi Kreatif
    Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai kelamahan dan menemukan hal-hal baru.
  2. Fungsi Inovatif
    Mungkinkah suatu inovasi pembelajaran akan muncul tanpa direncanakan, atau tanpa diketahui terlebih dahulu berbagai kelemahan? Suatu inovasi ahanya akan mungkin muncul seandainya kita memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya mungkin dapat ditangkap manakala kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran sistematis itulah yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah perencanaan memiliki fungsi inovasi.
  3. Fungsi Selektif
    Adakalanya untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran pembelajaran kita dihadapkan kepada berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan kita dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak mungkin kita dapat menentukan pilihan yang tepat. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan guru dapat menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana yang tidak sesuai.
  4. Fungsi Komunikatif
    Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik kepada guru, pada siswa, kepala sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengomunikasikan kepada setiap orang, baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu, perencanaan memiliki fungsi komunikasi.
  5. Fungsi Prediktif
    Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilaksanakan suatu treatment sesuai demgan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi predikif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
  6. Fungsi Akurasi
    Sering terjadi, guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga mereka merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari siswa. Akibatnya, proses pembelajaran berjalan tidak normal lagi, sebab kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah disampaikan pada siswa tidak peduli materi itu dipahami atau tidak. Perencanaan yang matang dapat menghindari hal tersebut. Sebab, melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam pelajaran efektif, melalui program perencanaan.
  7. Fungsi Pencapaian
    Tujuan Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, akan tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang dalam aspek intelektual saja, akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan. Dengan demikian pembelajaran memiliki dus sisi yang sama pentingnya, yakni sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan itulah kedua sisi pembelajaran dapat dilakukan secara seimbang.
  8. Fungsi Kontrol
    Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami oleh siswa. Dalam hal inilah perencanaan berfungsi sebagai kontrol, yang selanjutnya dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.