Diperbarui tanggal 7/Okt/2022

Pengertian Lesson Study

kategori Strategi Belajar Mengajar / tanggal diterbitkan 6 Oktober 2022 / dikunjungi: 3.22rb kali

Istilah lesson study pertama kali dimunculkan oleh Makoto Yoshida, seorang pakar pendidikan di Jepang. Dalam bahasa Jepang lesson study disebut sebagai “jugyokenkyu”. Jugyo yang berarti pembelajaran dan kenkyu berarti studi. Jadi jugyokenkyu berarti studi pembelajaran. Oleh penulis Amerika, Lewis (2005), jugyokenkyu diterjemahkan menjadi lesson study. Sedangkan di Indonesia sendiri istilah yang digunakan adalah studi pembelajaran. 

"According to Espinosa, et all in Kanellopoulou & Darra (2019). The lesson study which was first implemented in Japan is a teaching method in which teachers, in a climate of cooperative and constructive dialogue, plan, teach, observe and evaluate the results of a lesson in a classroom. With this teaching practice based on constructivism, dialogue between teachers is enhanced, participatory learning and educational reflection are supported. Improving teaching for the benefit of trainees and enhancing the professional development of teachers".

Susilo (2013) mendefinisikan Lesson Study sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip kesejawatan untuk membangun masyarakat belajar. Melalui Lesson study dapat ditingkatkan keempat kompetensi pendidik yaitu kompetensi kepribadian karena akan semakin meningkat motivasi pelakunya untuk berkembang, kompetensi sosial karena akan semakin kuat hubungan kesejawatan, kompetensi profesional karena akan semakin meningkat penguasaan materi ajar, dan kompetensi pedagogik karena akan semakin meningkat kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengamati kegiatan belajar, mewujudkan pembelajaran yang menyiapkan pebelajar untuk kehidupan masa depan, dan pada gilirannya memungkinkan perbaikan kualitas pembelajaran secara terus menerus. 

Menurut Styler dan Hiebert Susilo (2013) Lesson Study adalah suatu proses kolaboratif di mana sekelompok pendidik mengidentifikasi suatu masalah pembelajaran, merancang suatu skenario pembelajaran (yang meliputi kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik yang akan dibelajarkan), membelajarkan siswa sesuai skenario (salah seorang pendidik melaksanakan pembelajaran sementara yang lain mengamati), mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran, membelajarkan lagi skenario pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan pendidik- pendidik lain (mendiseminasikannya).

Sementara itu, Lewis dalam Subadi (2013) menyebutkan bahwa: 

“Lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative goal setting, careful data collection on student learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues”. 

Mahmudi (2006) menjelaskan lesson study secara lebih lengkap dapat diartikan sebagai suatu proses kolaboratif dari sekelompok guru untuk secara bersama-sama: (1) mengidentifikasi masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru (salah satu atau sekelompok guru) (2) merencanakan langkah-langkah pembelajaran (sebagai upaya pemecahan masalah yang terdidentifikasi), (3) melaksanakan pembelajaran yang dilakukan oleh salah satu guru yang dipilih (disepakati), sementara guru lain mengobservasi proses pembelajaran, (4) mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan (5) memperbaiki perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi (6) melaksanakan pembelajaran lagi, (7) mengevaluasi kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan (8) membagi (menyebarluaskan) pengalaman dan temuan dari hasil evaluasi tersebut kepada guru lain. 

Lesson study merupakan langkah kongkrit untuk membentuk komunitas belajar (learning society). Lesson study bertujuan untuk menghasilkan pembelajaran yang baik, membangun kapasitas, keahlian, dan pengetahuan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dalam spektrum yang luas dari disiplin ilmu dan bidang (William Cerbin & Bryan Kopp, 2006). Karakteristik dari lesson study yaitu untuk menjaga agar siswa selalu menjadi inti dari kegiatan pengembangan profesi guru (Amir, 2013).

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa lesson study adalah suatu pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru atau dosen secara berkala dan berkelanjutan untuk menguji dan meningkatkan keefektifan pembelajaran. Hal ini dikarenakan lesson study dilakukan secara bersama atau secara kolaboratif oleh para guru, sehingga kekurangan-kekurangan yang ada pada proses pembelajaran dapat dengan mudah teratasi. 

1. Manfaat Lesson Study

Amri, dkk (2010) menyatakan lesson study dipilih dan diimplementasikan karena sangat banyak manfaatnya. Pertama, lesson study mempunyai cara efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan para siswa. Hal ini dikarenakan: 

  1. Pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing pengetahuan professional” yang berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, 
  2. Penekanan dasar pelaksanaan suatu lesson study agar para siswa memiliki kualitas belajar,
  3. Kompetensi diharapkan dimiliki siswa sebagai fokus utama pembelajaran di kelas,
  4. Berdasarkan pengalaman dalam kelas lesson study menjadi landasan pengembangan pembelajaran,
  5. Lesson study menempatkan peran guru sebagai peneliti pembelajaran.

Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menjadikan guru profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study, guru dapat:

  1. Menentukan kompetensi yang perlu dimiliki siswa, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran (lesson) yang efektif, 
  2. Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa, 
  3. Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru,
  4. Menentukan standar kompetensi yang akan dicapai para siswa,
  5. Merencanakan pelajaran secara kolaboratif,
  6. Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa,
  7. Mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan,
  8. Melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya. 

Lesson study memberikan kesempatan kepada para guru untuk meneliti proses belajar dengan cermat, mengamati pemahaman siswa, mendiskusikan hasil penerapan pembelajaran di kelas. Melalui lesson study guru dapat secara aktif terlibat dalam proses modifikasi pembelajaran dan pengembangan kurikulum. Selain itu, kalaborasi dapat membantu mengurangi keterasingan di antara sesama guru dan mengembangkan pemahaman bersama mengenai bagaimana cara sistematik dan konsisten memperbaiki proses pembelajaran (Amir, 2013).

Menurut (Pathoni & Susanti, 2017) lesson Study bermanfaat bagi guru maupun calon guru dalam melatih, menerima dan memberikan suatu masukan pembelajaran yang lebih baik serta menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif. Menurut Lewis (2004) dalam (Wiharto, 2017) manfaat lesson study meliputi peningkatan penetahuan guru mengenai materi pembelajaran, meningkatkan pengetahuan guru mengenai cara mengamati kegiatan belajar siswa, dan menguatkan hubungan kalaborasi antara guru dan pengamat. Lesson study juga menguatkan hubungan pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan pembelajaran jangka panjang, meningkatkan motivasi guru untuk selalu berkembang, serta meningkatkan kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) termasuk komponen-komponen dan strategi pembelajarannya.

Adapun menurut (Anggara & Chotimah, 2012) manfaat lesson study adalah:

  1. Menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan antar sesama guru;
  2. Memberi peluang bagi guru untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusinya secara bersama-sama serta saling bertukar pengalaman;
  3. Guru dapat membuat perencanaan pembelajaran secara bersama-sama dan mepraktekan hasil kerjanya;
  4. Membuat guru menjadi lebih profesional dalam mengajar sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa sebagai tujuan menciptakan siswa-siswa terbaik demi masa depan Indonesia.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari lesson study adalah suatu cara efektif yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan menjadikan guru menjadi lebih profesional dan inovatif.

2. Tahapan Pelaksanaan Lesson Study

Menurut (Rozhana, K. M., & Harnanik, 2019) lesson study terdiri dari tiga tahap yaitu sebagai berikut:

lesson study

1. Perencanaan (Plan)

Pada tahap ini pembelajaran berfokus pada ranah kognitif seperti mengetahui dan memahami. Rumusan tahap ini tertuang dalam desain pembelajaran yang berakibat alokasi waktu belajar terbatas di sekolah yang lebih banyak mengenalkan dan mempelajari hal-hal yang bersifat kognitif faktual atau paling tinggi konseptual dan prosedural belum sampai pada pengetahuan dan keterampilan metakognitif.

Menurut (Parmin, 2009) tahap perencanaan (Plan) adalah tahap rencana pembelajaran yang di desain sedemikian rupa agar dapat berpusat kepada siswa sehingga siswa mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan dilakukan secara berkalaborasi bersama dengan tim lesson study agar mendapatkan hasil diskusi yang baik. Menurut (Nuryanto, 2017) pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi masalah kelas dan menentukan solusi pemecahan masalah yang berkaitan dengan inti bahasan yang signifikan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa, suasana kelas, metode dan pendekatan pembelajaran, media, alat
peraga, dan evaluasi proses hasil belajar. Dari hasil tersebut didiskusikan dalam kelompok lesson study dan diterapkan oleh guru model.

2. Pelaksanaan (Do)

Pada tahap pelaksanaan seorang guru model melakukan implementasi desain pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan (plan). Guru lain bertugas sebagai observer untuk mengamati siswa selama proses pembelajaran dengan mencatat temuan yang diperoleh, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Selain itu dilakukan dokumentasi berupa foto dan rekaman video selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil rekaman ini digunakan sebagai bukti untuk didiskusikan dalam tahap refleksi (Nuryanto, 2017).

3. Refleksi (See)

Tahap refleksi (See) dilakukan setelah selesai pembelajaran yaitu diskusi antara tim lesson study yang terdiri dari guru dan observer yang di arahkan orang lain yang disepakati secara bersama-sama (Parmin, 2009). Pada tahap refleksi ini, guru model yang tampil dan para observer mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Pertama, guru model menyatakan kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi. Selanjutnya observer menyampaikan hasil analisis data observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Kemudian guru model memberikan tanggapan baik atas komentar para observer.

Hasil tahap refleksi ini selanjutnya digunakan untuk mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat memperbaiki keaktifan belajar siswa. Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, dan lainnya. Pertimbangan-pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya (Nuryanto, 2017).