Diperbarui tanggal 27/Des/2021

Strategi Pembelajaran Genius Learning

kategori Strategi Pembelajaran / tanggal diterbitkan 23 Desember 2021 / dikunjungi: 2.56rb kali

Pengertian Strategi Pembelajaran Genius Learning

Gunawan (2012:2) menyatakan “Genius Learning atau lebih tepat disebut sebagai Holistic Learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Upaya peningkatan ini dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, gaya belajar, Multiple Intelligence atau kecerdasan jamak, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya”.

Prinsip Strategi Genius Learning

Sembilan prinsip utama dalam proses pembelajaran (Gunawan, 2012:9) yaitu:

  1. Otak berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya stimulus multisensori dan tantangan berfikir lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar diantara sel- sel otak.
  2. Besarnya pengharapan berbanding lurus dengan hasil yang di capai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran.
  3. Lingkungan belajar adalah lingkungan yang memberikan tantangan tinggi namun dengan tingkat ancaman yang rendah
  4. Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai banyak pilihan.
  5. Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara: pertama, musik membantu untuk men-charge otak. Kedua, musik membantu merilekskan otak, sehingga otak siap untuk belajar. Ketiga, musik dapat digunakan untuk
    membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori.
  6. Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbesa yang ada pada otak kita. Dengan menggunakan teknik dan strategi yang khusus, kemampuan untuk mengingat dapat ditingkatkan.
  7. Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk bisa mencapai hasil hasil pembelajaran secara maksimal, kedua kondisi ini yaitu kondisi fisik dan kondisi emosi, harus benar-benar diperhatikan.
  8. Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada pengalaman pribadi.
  9. Walaupun terdapat perbedaan fungsi antara otak kiri dan otak kanan, namun kedua belah hemisfer ini bisa bekerja sama dalam mengolah suatu inforamasi.

Langkah-langkah Strategi Genius Learning

Langkah – langkah strategi Genius Learning adalah sebagai berikut :

  1. Ciptakan Suasana Kondusif
    Inti dari Genius Learning itu adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Tanpa lingkungan yang mendukung strategi apapun yang akan diterapkan didalam kelas akan sia-sia (Gunawan, 2012:334).  Hamiyah dan Jauhar (2014:193-194) menyatakan “Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi kelas yang kondusif. Kelas yang kondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses belajar yang intensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang ditempuh guru akan menjadi tidak efektif jika tidak didukung oleh iklim dan kondisi kelas yang kondusif. Untuk itu, perlu diperhatikan pengaturan/penataan ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru dan antar siswa”. Menurut Gunawan (2012: 313-314) ada beberapa gaya pengaturan ruang kelas yang mempunyai pengaruh positif terhadap proses pembelajaran. Format pengaturan meja/kursi yang disarankan adalah:
    1. Bentuk lingkaran
    2. Bentuk V
    3. Bentuk Segi empat,
    4. Bentuk U,
    5. Herring Bone
    Menurut Gunawan (2012:329) beberapa teknik sederhana yang cukup efektif untuk menciptakan suasana yang kondusif adalah:
    1. Ciptakan hubungan positif dengan menggunakan metode PARTIS yaitu Perasaan diterima, Aspirasi, Rasa aman, Tertantang, Identitas dan Sukses
    2. Guru berdiri didepan kelas menyambut kedatangan murid dan menyalami murid satu per satu
    3. Sapa murid dengan menggunakan nama mereka masing-masing
    4. Buat catatan mengenai perkembangan diri setiap murid
    5. Gunakan poster dan Kelompok belajar
    Untuk menciptakan suasana kondusif sebelum pelajaran dimulai guru dapat menyambut siswa dan memutarkan musik intstrumen dengan menggunakan speaker sambil menanyakan kabar siswa dengan ramah dan menanyakan ketidakhadiran siswa. Sebelumnya, siswa sudah membentuk kelompok belajar dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa dengan format pembentukan kelompok dengan membentuk bentuk huruf U.
  2. Hubungkan Siswa dengan Materi yang Akan Dipelajari
    Gunawan (2012:337) menyatakan: Guru harus biasa menghilangkan informasi yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran dengan cara menarik perhatian murid dan memasukkan informasi yang berhubungan dengan materi pelajaran kedalam memori jangka pendek. Saat guru berhasil menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui oleh murid, maka akan terjadi kesiapan dalam diri murid.
    Adapun strategi yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut:
    1. Mengajukan pertanyaan
      Menurut Gunawan (2012:338) cara yang paling mudah adalah dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan selalu membutuhkan jawaban. Untuk bisa menjawab, kita perlu berpikir. Saat berpikir kita mengakses memori jangka pendek kita. Dengan demikian memori ini terisi informasi baru dan menggeser informasi yang tidak ada gunanya ke luar dari memori jangka pendek. Dalam hal melakukan ini, minta murid untuk menuliskan diatas kertas apa yang muncul dipikirannya. Ini akan semakin memperkuat pikirannya tentang materi yang akan dipelajari dan dengan demikian akan menghapus informasi tak berguna yang ada di dalam memorinya yang tidak ada hubungan sama sekali dengan materi pelajaran.
      1. Gunakan gambar atau poster sebagai pemicu
        Misalnya anda menggantungkan gambar manusia perahu. Lalu tanyakan kepada murid apa yang muncul dalam pikiran mereka saat melihat gambar itu. Lakukan Brain-storming. Catat apa saja ide yang muncul dan tuliskan di papan tulis. Setelah mendapatkan cukup banyak ide, kategorikan ide-ide itu ke dalam kelompokkelompok tertentu.
      2. Membangun ide/idea-build-up
        Cara ini bisa dilakukan sebagai berikut: misalnya materi yang akan diajarkan adalah mengenai cara kerja otak manusia. Anda bisa meminta murid mengeluarkan kertas kosong dan menuliskan dua hal yang ia ketahui dan dua hal yang tidak ia ketahui mengenai otak. Ia boleh menuliskan apa saja. Setelah itu minta murid untuk saling membandingkan apa yang mereka tuliskan dengan teman di sebelahnya. Dari sini akan muncul empat hal yang diketahui dan empat hal yang tidak diketahui. Guru dapat menghubungkan pelajaran yang telah mereka miliki dengan pelajaran yang dipelajari yaitu dengan memberikan siswa beberapa pertanyaan-pertanyan pancingan kepada siswa yang bisa mengaktifkan memori jangka pendek mereka.
  3. Berikan Gambaran besar Mengenai Materi Pelajaran
    Memberikan gambaran besar ini berfungsi sebagai perintah kepada pikiran untuk menciptakan “folder (berkas)” yang nantinya akan diisi dengan informasi yang sejalan pada saat proses pemasukkan informasi. Pada tahap pemasukan informasi, materi pelajaran disampaikan secara linear dan bertahap (Gunawan, 2012:344). Strategi yang dapat digunakan menurut Gunawan (2012:344) sebagai berikut:
    1. Berikan ringkasan dari apa yang akan dipelajari dan Jelaskan bagaimana cara anda akan mengajarkan materi pembelajaran dan berikan kata-kata kunci.
    2. Tulis atau buat gambaran besar pada papan tulis dari materi pelajaran yang akan anda sampaikan.
    3. Gunakan gambar atau poster, flowcart atau mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan jawaban yang merangsang pemikiran yang mendalam.
      Gunakan kalimat:
      1. Pertanyaan yang ada dipapan tulis adalah pertanyaan yang akan kita cari jawabannya bersama-sama melaui pelajaran/ materi ...
      2. Poster yang saya pegang menunjukkan bagaimana proses pembelajran kita yang akan dilakukan.
      3. Berikut ini adalah kata-kata kunci yang akan kita pakai pada sesi ini.
    Guru dapat memberikan uraian gambaran materi yang akan dipelajari secara garis besar yaitu dengan membuat beberapa kata-kata kunci dengan merangkainya kedalam bentuk poster ataupun mind mapping di papan tulis atau disebuah karton yang menggambarkan materi keseluruhan yang akan dipelajari.
  4. Tetapkan tujuan
    Pada tahap inilah proses pembelajaran dimulai. Apa hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus dijelaskan dan dinyatakan kepada murid. Hasil yang akan dicapai dapat dijelaskan langsung, kepada seluruh kelas, ada juga per kelompok atau kadang dijelaskna kepada murid secara pribadi (Gunawan, 2012:345). Adapun cara untuk menyampaikan tujuan pembelajran menurut Gunawan yaitu tulislah dengan huruf yang besar dan jelas pada papan tulis sehingga murid dapat dengan senantiasa melihat tujuan dari proses pembelajaran yang akan segera mereka mulai.
    Gunakan kalimat:
    1. Pada akhir sesi ini kita akan mengerti bahwa ... dan ...
    2. Keluarkan kartu goal anda dan letakkan dimeja ...
    3. Setelah kita menyelesaikan pelajaran ini, kita akan tahu bahwa target yang kita tetapkan telah tercapat dengan parameter ...
    4. Anda akan menunjukkan bahwa anda bisa menerapkan materi ini kepada ...
    Guru dapat menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai setelah pembelajaran berakhir yaitu dengan menuliskan secara jelas tujuan pembelajaran dipapan tulis dan menggunakan huruf besar.
  5. Pemasukkan informasi
    Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan berbagai gaya belajar. Metode penyampaian harus bisa mengakomodasikan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetis. Pada tahap ini memori jangka panjang akan dapat diakses apabila proses pemasukkan informasi bersifat unik dan menarik. Gunakan strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya, misalnya active concert, membaca dengan dramatisasi, menggunakan poster, gunakan pendekatan mendengar secara aktif dan berikan juga waktu untuk melakukan refleksi, review (Gunawan, 2012: 346-347). Dalam menggunakan strategi yang berbeda pada saat pemasukan informasi, guru harus bisa mengakomodasikan masing-masing gaya belajar siswa.

    Cara guru melakukan kegiatan pemasukan informasi, berarti guru harus bisa mengakomodasikan ketiga gaya belajar siswa yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Dalam penelitian ini, guru akan memberikan sebuah LKS sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dimana LKS mewakilkan gaya belajar visual, menulis mewakilkan gaya belajar kinestetik sedangkan pada saat siswa melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya mewakilkan gaya belajar auditori.
  6. Aktivasi
    Proses aktivitas merupakan proses yang membawa murid kepada tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap meteri yang diajarkan. Saat murid menerima informasi melalui proses pembelajaran (pemasukan informasi), informasi ini berdifat pasif. Murid masih belum merasa memiliki informasi atau pengetahuan yang ia terima. Untuk bisa lebih meyakinkan bahwa murid benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan dihati murid bahwa informasi yang barusan diajarkan adalah benar-benar milik mereka, kita perlu melakukan proses aktivasi. Gunakan kalimat.
    1. Jelaskan kepada teman anda yang mungkin masih belum mengerti
    2. Tentukan lima kata kunci dan coba cari kata lainyang memiliki arti serupa
    3. Ambil lima kata kunci ini dan coba buatkan lagu yang lucu
    Aktivasi bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, secara berpasangan atau secara berkelompok guna membangun komunikasi dan kerja sama/kelompok (Gunawan, 2012:350-352). sebagai contoh: Guru mengaktivasikan apa yang diperoleh siswa dalam diskusi yaitu dengan guru membuat beberapa pertanyaan yang disajikan dalam bentuk gulungan kertas yang kemudian diberikan kepada beberapa siswa dikelompok masing-masing. Soal tersebut berisikan beberapa pertanyaan yang secara tidak langsung akan mengaktivasikan pelajaran yang telah diperolehnya setelah melalui proses pemasukan informasi.
  7. Demonstrasi
    Gunawan (2012:356) menyatakan: “Demonstrasi adalah proses melakukan dan mengalami sendiri (learning by doing and experiencing) apa-apa yang dipelajari. Dalam Genius Learning, guru langsung menguji pemahaman siswa pada saat itu juga. Hal ini bertujuan untuk benar-benar mengetahui sampai dimana pemahaman siswa dan sekaligus merupakan umpan balik. Demonstrasi meliputi praktek langsung, membuat tes dan mengerti jawabannya, mengajar aplikasi pengetahuan ini dalam kehidupan sehari–hari” Dalam penelitian ini, setelah berakhirnya diskusi kelompok guru melakukan sebuah ujian tertulis atau kuis pada siswa pada saat itu juga.
  8. Tinjau ulang dan Menutup Pelajaran
    Gunawan (2012:356) menyatakan bahwa melakukan kegiatan pengulangan dan penjangkaran pada akhir setiap sesi dan sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang dipelajari. Lakukan self-test atau test yang dilakukan oleh murid sendiri terhadap pemahamannya. Bisa juga digunakan dengan cara berpasamgan dengan rekan murd lainnya. Berikut merupakan beberapa teknik tambahan yang dapat digunakan guru dalam melakukan proses peninjauan ulang/pengulangan dan penjangkaran:
    1. Penutup sesi pembelajaran
      Murid membuat lingkaran (bisa sambil duduk atau berdiri). Murid secara bergantian memberitahukan kepada murid lain sesuatu yang akan ia gunakan dari apa yang ia pelajari dan sesuatu yang akan selalu ia ingat dari materi yang ia pelajari. Sesuatu pengalaman AHA!-pengalaman yang sangat berkesan dari materi yang ia
      pelajari.
    2. Membicarakan topik
      Murid berpasangan, misalkan A dan B. A memberitahukan kepada B apa yang ia pelajari. B memberitahu kepada A apa yang ia pelajari (hal lain yang belum disebutkan oleh A). Lakukan terus sampai selesai.
    3. “Ngobrol” Santai
      Buat satu kelompok yang terdiri dari tiga orang murid, misalnya A, B dan C. A mulai berbicara sampai mendapat tanda untuk berhenti. B mulai melanjutkan membicarakan topik yang dipelajari. C melanjutkan maenambahkan (saat B berhenti bicara). Lanjutkan sampai sudah tidak ada lagi informasi yang sudah disampaikan.
    4. Donat
      Gambar sebuah donat. Pada bagian lingkaran luar, tuliskan “Saya mempelajari”. Pada lingkaran dalam, tuliskan “Yang saya tahu dan mengerti”.
    5. Rotasi refeksi
      Buat kelompok kecil yang terdiri dari 3 atau 4 orang murid. Tempelkan di dinding, beberapa lembar kertas kosong (misal A4 atau A3) yang diberi judul yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Minta kelompok ini untuk berkumpul mengelilingi kertas tersebut dan memberikan pandangan atau ide terhadap topik yang dituliskan dikertas. Setelah cukup waktu, kelompok itu pindah ke kertas lain. Kelompok lainnya mengambil tempat yang ditinggalkan kelompok pertama dan melakukan hal yang sama. Demikian seterusnya. Kelompok terakhir ditugaskan untuk menuangkan informasi yang telah terkumpul dan menjelaskan kepada seluruh kelas.
    6. Operan kertas ide
      Kegiatan ini membuthkan kertas kosong dengan ukuran yang agak besar (akan lebih baik bila menggunakan kertas A3). Tuliskan topik yang berbeda pada masingmasing kertas. Setiap kelompok melakukan brain-storming dan menuliskan apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Setelah waktu yang ditentukan habis, kelompok pertama menyerahkan kertas tersebut kepada kelompok kedua. Kelompok kedua membaca apa saja yang belum dimasukkan. Kelompok kedua menyerahkan kertas kepada kelompok ketiga. Dan kelompok ketiga melakukan hal yang sama. Kelompok terakhir mencari referensi dari pernyataan yang telah dituliskan ke atas kertas.tuliskan nomor halaman atau sumber yang digunakan sebagai referensi. Tunjukkan kepada seluruh kelas dan tempelkan didinding.
    7. Komentar penutup
      Berikan pada murid tugas yang sebelum mereka meninggalkan ruangan kelas. Tugas ini akan memberikan umpan balik kepada guru mengenai apa saja yang telah murid pelajari, tingkat kesulitan pelajaran menurut murid secara individu maupun secara kelompok, dan perasaan mereka terhadap materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini cara guru memberikan tinjau ulang kepada siswa yaitu dengan teknik donat, dimana nanti untuk menghemat waktu guru telah menyediakan kertas yang berbentuk donat dimana nanti akan ditulis oeh siswa sesuai apa yang mereka peroleh atau pahami selama proses pembelajaran. Untuk bagian dalam lingkaran beberapa siswa akan menyebutkan apa yang telah mereka ketahui dan mereka pahami. Sedangkan untuk bagian luar lingkaran siswa akan membuat apa sudah mereka pelajari. Ini nantinya akan terlihat bagian-bagian manasaja yang masih belum siswa pelajari.