Diperbarui tanggal 19/02/2023

Need Achievement

kategori Pendidikan Dasar / tanggal diterbitkan 19 Februari 2023 / dikunjungi: 2.18rb kali

Pengertian Need Achievement

Need Achievement adalah konsep dalam psikologi pendidikan yang mengacu pada motivasi siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh guru atau lembaga pendidikan. Dalam konteks ini, siswa didorong oleh kebutuhan mereka untuk memenuhi persyaratan atau tuntutan yang ditetapkan oleh guru atau institusi, daripada oleh motivasi internal yang lebih intrinsik. Konsep "Need Achievement" ini dicetuskan oleh psikolog David McClelland, yang menyatakan bahwa individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam mencapai prestasi. Ada yang memiliki kebutuhan akan prestasi (achievement), kebutuhan akan afiliasi (affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (power).

Siswa yang memiliki kebutuhan akan prestasi biasanya memiliki orientasi yang lebih fokus pada tujuan, lebih percaya diri, lebih berani mengambil risiko, dan lebih suka menerima umpan balik untuk membantu meningkatkan kinerja mereka. Sementara itu, siswa yang lebih memprioritaskan kebutuhan afiliasi dan kekuasaan mungkin lebih fokus pada hubungan sosial dan pengaruh atas orang lain, daripada pada pencapaian prestasi. Pendidik dapat memanfaatkan konsep "Need Achievement" ini untuk membantu memotivasi siswa yang kurang termotivasi, dengan memberikan tujuan yang jelas dan umpan balik yang konstruktif untuk membantu meningkatkan kinerja siswa. Namun, penting juga untuk memahami bahwa motivasi siswa lebih kompleks daripada hanya memenuhi kebutuhan ini, dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya.

Motivasi adalah kondisi dari dalam diri seseorang yang menggambarkan kemauan (wisher), keinginan (desire), dorongan (drive), yang diwujudkan dengan aktivitas seseorang. Kemauan, keinginan, dorongan untuk mencapai tujuan secara optimal inilah yang kemudian mendorong dirinya untuk mengoptimalisasikan seluruh tenaga, pikiran dan sumberdaya yang dimilikinya untuk mencapai apa yang diharapkan. menjelaskan bahwa prestasi individu memberikan kontribusi kelompok, yang seterusnya memberi kontribusi pada prestasi organisasi. Artinya dalam organisasi yang efektif, manajemen membantu menciptakan sinergi yang positif, yaitu prestasi secara keseluruhan akan lebih besar artinya bila dibandingkan dengan bagian-bagian.

Teori motivasi yang telah dikembangkan Gibson et.al (2011) tersebut memberi peluang bagi organisasi dan individu untuk secara positif berkaitan dengan keefektifan kinerja. Gibson, et al (2011) juga berpandangan bahwa teori motivasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni teori isi (content theories) dan teori proses ( process theories). Teori isi memfokuskan pada faktor-faktor yang ada di dalam diri seorang karyawan, di mana faktor-faktor tersebut adalah faktor yang mendorong, mengarahkan, menjaga dan menghentikan perilaku, atau sebagai faktor yang menentukan kebutuhan spesifik yang dapat memotivasi pegawai.

Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan internal dalam memenuhi standar capaian yang diharapkan pada karakteristik tugas situasional. Menguraikan bahwa kebutuhan pencapaian memiliki beberapa aspek yaitu kecemasan, tantangan, minat dan kemungkinan keberhasilan. Kecemasan diartikan sebagai ketakutan akan kegagalan dalam situasi pencapaian, meskipun individu memiliki kemungkinan untuk berhasil perasaan takut gagal tetap muncul. Tantangan menunjukkan sejauh mana individu menerima tugas yang relevan dan erat kaitannya dengan tingkat kemudahan yang dirasakan.

Niat terkait dengan evaluasi positif terhadap suatu tugas. Kemungkinan keberhasilan menyiratkan bahwa individu membandingkan persepsi kemampuannya terhadap kesulitan tugas yang dirasakan. Jika individu merasa kemampuannya melebihi tingkat kesulitan tugas, maka probabilitas keberhasilannya akan tinggi. Sebaliknya, jika individu merasa kemampuannya rendah dalam menyelesaikan tugas yang dirasa sulit, maka ia akan merasa kemungkinan keberhasilannya akan rendah (Freund, et al., 2011). David McCelland (1987) telah memberikan kontribusi bagi pemahaman motivasi dengan mengidentifikasi tiga macam kebutuhan, yaitu need for Achievement, need for Power, need for affiliation. Menurut McCelland (1987) mengatakan need for achievement adalah proses pembelajaran yang stabil yang mana kepuasan akan didapatkan dengan berjuang dan memenuhi level tertinggi untuk dapat menjadi ahli dibidang tertentu.

Pendapat lainnya mengatakan bahwa need-Achievement adalah keinginan untuk menantang pekerjaan yang sulit, yang mana orang yang memiliki need for achievement yang tinggi memiliki kontrol terhadap prilaku mereka dan menyukai tantangan yang sulit, sementara karyawan yang memiliki need for achievement yang rendah mudah dipuaskan dengan tantang yang sedikit. Hal ini dijelaskan kembali oleh Santrok (2003) yang mengatakan bahwa need for achievement adalah keinginan untuk mencapai sesuatu, mencapai standar kemahiran dan meluaskan usaha untuk menjadi ahli. Caroline (2014) mengatakan bahwa Need achievement adalah motif yang dipelajari yang mana kepuasan akan didapatkan saat mengerjakan tugas yang sulit untuk mendapakan sebuah keberhasilan.

Need achievement adalah keinginan untuk menguasai tantangan yang sulit, bersaing dengan orang lain, memenuhi standar yang tinggi dan memiliki keinginan untuk mahir pada bidang tertentu (Akhtar & Aziz 2011). Pendapat lain mengatakan bahwa need achievement adalah motif yang dipelajari yang bertujuan mencapai suatu standart keberhasilan dan keunggulan pribadi pada suatu bidang tertentu Need for achievement juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sasaran secara lebih efektif. Individu-individu yang mempunyai need for achievement yang tinggi cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit dan mengambil keputusan yang lebih.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa need for achievement merupakan suatu dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan dengan tantangan yang sulit, memiliki sasaran yang tepat, memilih mengambil keputusan yang beresiko dan mempertimbangan standar keahlian dan kemahiran yang harus dicapai.

Teori Need Achievement

Motivasi adalah hasil proses interaksi antar sikap kebutuhan dan persepsi seseorang terhadap lingkungannya yang merupakan daya pendorong dalam melakukan suatu kegiatan, karena motivasi timbul disebabkan oleh faktor intrinsik (dari dalam diri seseorang) dan faktor ektrinsik (dari luar diri seseorang). Motivasi juga merupakan keinginan yang tepat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. McClelland (1961) menjelaskan bahwa perilaku individu didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi (pencapaian) dan motif ini mengendalikan tindakan individu dalam rentang waktu jangka panjang. Motivasi berprestasi atau kebutuhan untuk berprestasi merupakan salah satu argument teoritis paling menonjol terkait dengan kewirausahaan. Asumsi dasar bahwa kebutuhan pencapaian adalah salah satu pendorong utama individu dalam perilaku berwirausaha (Gürol & Atsan, 2006).

Berbagai karakteristik psikologis yang dipelajari pada kaitannya dengan berwirausaha, kebutuhan pencapaian memiliki sejarah terpanjang (Chye Koh, 1996). Meta analisis dari 105 studi oleh (Spangler, 1992) menghasilkan bahwa kebutuhan pencapaian diidentifikasi sebagai penentu berbagai hasil seperti keberhasilan karir, nilai sekolah dan kineraja perusahaan. Ketika dikaji secara spesifik dalam konteks kewirausahaan, dilaporkan bahwa terlepas dari bagaimana itu dioperasionalkan, kebutuhan pencapaian memiliki hubungan yang signifikan pada kewirausahaan dalam 20 studi dari 23 studi yang ditinjau. Kebutuhan akan pencapaian merupakan dorongan seseorang untuk menjadi sukses. Kebutuhan yang tinggi untuk suatu pencapaian (prestasi) cenderung dikaitkan dengan intensi berwirausaha yang tinggi. Oleh karenanya, individu dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi ingin menjadi pebisnis yang sukses sebagai bentuk pembuktian diri.

Temuan penelitian oleh De Pillis & Reardon (2007) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kebutuhan pencapaian dan intensi berwirausaha yang berasal dari subjek amerika namun tidak terdapat hubungan signifikan yang berasal dari subjek Irlandia. Kebutuhan pencapaian menunjukkan kaitan positif yang erat dengan tingkat intensi berwirausaha. Temuan penelitian oleh Ryan, Tipu, & Zeffane (2011) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kebutuhan pencapaian dan potensi berwirausaha.Keyakinan individu pada kemampuan dalam melaksanakan tugas yang diperlukan, selanjutnya mempengaruhi minat dalam penyelesaian dan pemenuhan capaian keberhasilan tugas kewirausahaan yang secara positif mempengaruhi intensi berwirausaha (Krueger, Reilly, & Carsrud, 2000). Sehingga pada tahap tertentu intensi berwirausaha dapat dipengaruhi oleh efikasi diri dan kebutuhan pencapaian (Mustofa, Luthfi & Ekawati, 2017).

Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki Need Achievement yang tinggi menurut Mc.Clelland (1987) yaitu:

  1. Inovatif. Orang yang memiliki need achievement adalah orang yang aktif dan menghindari rutinitas. Mereka lebih suka mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik ketika melakukan atau mengerjakan suatu tugas. Orang yang memiliki need achievement yang tinggi adalah orang yang memiliki inovasi yang tinggi, ini dikarenakan mereka lebih menyukai tugas yang sulit, cenderung mencari sesuatu yang baru lebih menantang dibandingkan dengan tugas yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Selain itu orang yang memiliki need achievement yang tinggi selalu memiliki ide dan gagasan untuk dapat melakukan sesuatu yang baru dan melakukan dengan cara yang benar, serta menghindari kecurangan. Sedangkan orang yang memiliki need achievement yang rendah cenderung menetap ditempat yang sama, lebih menyukai mengerjakan pekerjaan dengan prosedur yang sama, serta menyukai kegiatan yang memiliki rutinitas yang sama dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan orang yang memiliki need for achievement yang rendah memiliki tingkat kreativitas yang rendah.
  2. Membutuhkan Feedback orang yang memiliki need achievement yang tinggi menyukai situasi pekerjaan dimana mereka mendapatkan feedback tentang bagaimana pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka ingin mengetahui sebaik apa mereka menyelesaikan masalah dibandingkan mengetahui seberapa baik mereka berbaur dengan orang lain. Selain itu mereka menyukai pekerjaan yang mendapakan feedback yang jelas dan cepat dinilai untuk mengetahui seberapa baik pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka yang memiliki need achievement menganggap reward sebagai tolak ukur dari keberhasilan bukan hanya sekedar upah yang mereka dapatkan. Hal ini berbanding terbalik dengan orang yang memiliki need achievement yang rendah, mereka tidak memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan feedback terhadap pekerjaan mereka, selain itu mereka cenderung tidak mengharapkan imbalan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan.
  3. Memiliki tanggung jawab personal terhadap kinerja. Orang yang memiliki need achievement yang tinggi akan bertanggung jawab secara personal dengan hasil dari kinerja mereka, karena dengan melakukan hal yang baik dan benar mereka mendapatkan kepuasan. Mereka hanya berfokus pada tugas yang mereka kerjakan untuk dapat selesai dengan baik dan benar tampa memperhatikan hubungan interpersonal dengan orang lain. Selain itu mereka menyukai tugas yang sulit dan menantang dimana mereka akan terlibat langsung dalam menyelesaikan tugas tersebut. Berbeda dengan orang yang memiliki need achievement yang rendah mereka lebih menyukai tugas yang mudah dan menghindari tanggung jawab mereka. Selain itu orang yang memiliki need achievement yang rendah menghindari situasi yang penuh resiko terhadap mereka. Terakhir adalah orang yang memiliki need achievement yang rendah lebih menyukai hubungan interpersonal yang baik dibandingkan mengerjakan tugas yang penuh resiko.
  4. Persistence. Orang yang memiliki need achievement akan bertahan lebih lama pada setiap tugas yang sulit. Mereka tidak menyerah saat melakukan tugas yang sulit dan terus berusaha untuk dapat memecahkan masalah hingga waktu yang ditentukan. Sedangkan orang yang memiliki need achievement yang rendah mempunyai ketakutan untuk bertahan saat mengerjakan tugas yang sulit dan mudah menyerah saat menghadapi tugas yang membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.
  5. Menyukai tugas yang sulit dan menantang Orang yang memiliki need achievement yang tinggi lebih mudah didorong untuk mengerjakan tugas yang memiliki resiko yang tinggi, menantang dan berjuang untuk sukses pada tugas yang sulit sekalipun. Saat bersaing dengan orang lain dengan tugas yang sama, orang memiliki need achievement yang tinggi akan berusaha untuk melebihi orang lain, berusaha untuk melakukan lebih baik dibandingkan orang lain mereka juga konsisten saat mengerjakan tugas yang sulit hingga selesai dan harus lebih baik dibandingkan orang lain.

Karakteristik ini berbeda dengan orang yang memiliki need achievement yang rendah. Orang yang memiliki need achievement yang rendah cenderung memiliki kinerja yang rendah saat menghadapi tugas yang sulit. Hal ini disebabkan orang yang memiliki need achievement yang rendah lebih sulit memahami tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, dan memiliki ketakutan untuk gagal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Need Achievement

Mc.Clelland (1987) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi need achievement adalah sebagai berikut: Faktor internal, McClelland (1987; Schultz & Ljungberg, 1993) menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Berdasarkan penelitian Kaufmann dan Richardson ada dua gagasan mengenai motivasi berprestasi pada wanita, yang pertama adalah bahwa wanita mungkin tidak terlalu termotivasi untuk berprestasi seperti pria. Kedua bahwa wanita lebih berusaha untuk mencegah agar tidak sukses karena beranggapan bahwa sukses itu akan mendatangkan ketidakbahagiaan. Kesuksesan memiliki unsur maskulin, seperti jabatan yang prestise, prestasi yang tinggi dan pencapaian lain yang berhubungan dengan nilai- nilai tradisional tentang maskulinitas.

Schultz (1993) juga mengatakan bahwa usia seseorang merupakan faktor internal yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Kualitas Need Achievement akan berubah seiring dengan bertambahnya umur. Motivasi berprestasi tertinggi dijumpai pada usia 20-30 tahun dan mengalami penurunan setelah usia dewasa madia. Hal ini dikarenakan orang yang lebih tua akan mengantikan kembali kesuksesan yang berbeda tidak lagi mengejar tujuan yang sama lagi seperti yang mereka kejar pada umur 20 atau 30 tahun. Mereka memiliki tujuan yang berbeda dengan perilaku kompetisi yang berbeda juga, namun tujuannya adalah untuk mendapat kusuksesan.

Gage dan Berliner mengemukakan bahwa faktor kepribadian juga dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Individu yang menganggap keberhasilan adalah karena dirinya akan memiliki motivasi berprestasi yang berbeda pula dengan individu yang menganggap keberhasilan hanya karena sesuatu diluar dirinya atau karena keberuntungan saja. Individu yang mengalami kecemasan akan semakin termotivasi karena adanya perasaan takut terhadap kegagalan. Csikszentmihalyi & Rathunde (1993) mengatakan bahwa beberapa karakteristik kepribadian akan menjadi presiksi seberapa aktif seseorang dalam mencari tantangan yang mana mereka dapat menggunkan kemampuan terbaik mereka untuk mecapai prestasi. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi Need achievement, faktor organisasi merupakan dari faktor eksternal yang dapat mempengarhui Need achievement. Faktor organisasi yang yang akan dibahas adalah budaya organisasi dan persepsi terhadap dukungan organisasi.b Need Achievement sebagai perjuangan pribadi seorang individu untuk mencapai tujuan dalam lingkungan sosial mereka.

Menurut McClelland (1975) Need achievement merupakan suatu dorongan seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi dengan suatu standar keunggulan (Standart of excellence). Mendefinisikan need achievement merupakan keinginan individu secara mandiri untuk menguasai objek, ide dan orang lain serta meningkatkan harga diri (self-esteem) melalui latihan. Menurut Sagara (2018) kebutuhan untuk berprestasi yaitu keinginan atau kebutuhan yang kuat untuk mempertahankan penerimaan penghargaan mereka, pengakuan, reputasi dan karena itu termotivasi untuk bertindak dengan cara yang lebih dalam pencapaiannya dibandingkan dengan individu yang memiliki kebutuhan rendah untuk berprestasi. Menurut McClelland diperlukannyanya sebuah prestasi dari suatu keberhasilan dalam persaingan dengan sebuah standar keunggulan.

Persaingan dengan standar keunggulan lebih menonjol ketika seseorang individu secara langsung bersaing dengan orang lain yang menjadi bukti terhadap seberapa baik individu dalam melaksanakan tugas, terlepas dari bagaimana orang lain melakukannya. Individu yang memiliki kebutuhan untuk prestasi secara karakteristik memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu yang sulit, keinginan mencapai standar yang tinggi, keinginan menguasai tugas-tugas yang kompleks dan keinginan untuk melampaui orang lain. Hal ini menjukan bahwa kebutuhan individu untuk berprestasi digerakan oleh tantangan untuk mencapai kesuksesan dan ketakutan akan kegagalan. Dengan demikian Need achievement adalah suatu kebutuhan atau keinginan seseorang untuk berusaha lebih baik dalam mencapai kesuksesan akan tujuan yang telah ditargetkan. Ini merupakan tiga faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku, yaitu sebagai berikut:

  1. Sikap terhadap kewirausahaan mengacu pada tingkat evaluasi individu dalam menilai apakah menjadi seorang wirausahawan adalah baik (positif) atau merugikan (negatif).
  2. Norma subyektif akan mengukur tekanan sosial untuk menentukan apakah perilaku kewirausahaan tersebut perlu dilakukan atau tidak. Norma subyektif mengacu pada persepsi hubungan di mana kelompok memiliki pengaruh besar atas perilaku orang, oleh karenanya jejaring sosial mempengaruhi perilaku individu.
  3. Pengendalian perilaku yang dirasakan didefinisikan sebagai perasaan nyaman atau tidak nyaman untuk melakukan perilaku dan diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lalu dan diantisipasi hambatan dan rintangan. (Liñan & Chen 2009)

Karakteristik Need Achievement

Berdasarkan penelitian McClelland (1985) faktor-faktor yang mencerminkan seseorang dapat memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi yaitu:

  1. Orang yang berprestasi menyukai situasi dimana mereka dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi untuk menemukan sebuah solusi dari suatu masalah.
  2. Orang yang berprestasi cenderung untuk menjadi moderat mencapai tujuan dan mengabil resiko yang telah diperhitungkan.
  3. Orang yang berprestasi menginginkan umpan balik mengenai seberapa baik dari apa yang mereka lakukan.

Berdasarkan teori motivasi McClelland, Need achievement didefinisikan sebagai keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan yang telah dikerjakan sebelumnya. McClelland mengatakan bahwa pada beberapa pebisnis kebutuhan untuk berprestasi demikian kuat sehingga ia lebih termotivasi dibandingkan untuk mencapai keuntungan. Untuk memaksimumkan kepuasannya, individu dengan achievement yang tinggi cenderung menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang merupakan tantangan tetapi bisa dicapai. Walaupun individu-individu tersebut tidak menghindari risiko sepenuhnya, mereka menilai risiko dengan sangat hati-hati. Individu yang termotivasi oleh need achievement tidak ingin gagal dan akan menghindari tugas-tugas yang melibatkan terlalu banyak risiko. Individu dengan need achievement rendah umumnya menghindari tantangan, tanggung jawab, dan risiko

Need achievement juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sasaran secara lebih efektif. Individu-individu yang mempunyai need for achievement yang tinggi cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit dan mengambil keputusan yang lebih beresiko (Grifffin & Moorhead, 2013). McClelland (1988), mengemukakan bukti empiris yang mengungkapkan (diperoleh melalui beberapa macam metode) tentang adanya hubungan antara kebutuhan untuk berprestasi dan pengembangan (bisnis). Penulis lain menemukan hubungan antara kebutuhan berprestasi dan perilaku kewirausahaan (Davidsson, 1989), dan menganggap kebutuhan untuk berprestasi ini merupakan faktor penting.

Setyawan (2015) berpendapat bahwa tingkat Need Achievement akan membuat seseorang mampu mengatasi segala rintangan, menghasilkan kualitas kerja yang tinggi, serta dapat bersaing untuk menjadi yang terbaik. Dengan adanya Need Achievement akan membuat seseorang mampu mengatasi segala rintangan, menghasilkan kualitas kerja yang tinggi, serta dapat bersaing untuk menjadi yang terbaik. Pada kenyataannya mahasiswa mengaku bahwa masih kesulitan menemukan ide untuk berwirausaha dan belum berani berwirausaha karena belum memiliki modal serta takut pada risiko kegagalan, karena mereka sudah membentuk pola pikir (mindset) kegagalan dalam berwirausaha dengan adanya resiko untuk berwirausaha dan mereka merasa kurang yakin dapat berhasil jika berwirausaha (Handaru & Wahyu, 2014).

Davidsson (2015) menyatakan bahwa Need achievement bukanlah penyebab penting perilaku kewirausahaan. Menurut penulis ini, konsep need for achievement kurang jelas dalam definisi, serta bermasalah dalam pengukuran, namun beberapa peneliti lain menemukan hubungan antara Need achievement dan perilaku kewirausahaan (Hannafey, 2003) dan menganggap Need achievement ini merupakan faktor penting (Beverland & Lockshin, 2001). Begitu juga hasil penelitian Dinis (2013) menunjukkan terdapat pengaruh antara beberapa karakteristik psikologis terhadap Entrepreneur intentions.

Indikator Need Achievement

Menurut McClelland menjelaskan need achievement memiliki lima indikator yaitu:

  1. Mengerjakan pekerjaan terbaik ketika tugas pekerjaan cukup sulit
  2. Berusaha keras untuk memperbaiki kinerja masa lalu dalam berkerja
  3. Berani mengambil resiko (yang sedang) dan berfikir keras untuk maju dalam bekerja
  4. Mencari tanggung jawab tambahan pada pekerjaan
  5. Berusaha tampil berkinerja lebih baik dari pada rekan kerja lainnya

Indikator- indikator need achievement yaitu:

  1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
  2. Berani mengambil dan memikul resiko,
  3. Memiliki tujuan realistis.
  4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh
  5. Berjuang untuk merealisasikan tujuan
  6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang diprogramkan.

Seseorang yang memiliki Need achievement memiliki tujuh indikator antara lain:

  1. Berusaha melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya
  2. Berusaha melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan.
  3. Berusaha menyelesaikan tugas dengan usaha dan keterampilan
  4. Memiliki keinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu
  5. Melakukan pekerjaan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan.
  6. Mengerjakan sesuatu yang berarti
  7. Melakukan sesuatu lebih baik dari orang lain