Diperbarui tanggal 12/01/2022

Sirsak

kategori Istilah / tanggal diterbitkan 12 Januari 2022 / dikunjungi: 2.78rb kali

Sirsak (Annona muricata L.)

Sirsak (Annona muricata L.) dengan nama lain nangka belanda (Jawa) atau durian belanda (Malaysia) yang berasal dari daratan Amerika yang beriklim tropis, pertama kali diintroduksi ke negara lain setelah Kolumbus menemukan benua Amerika. Kemudian oleh orang-orang Spanyol dibawa ke Pilliphina dan selanjutnya menyebar ke seluruh negara yang beriklim tropis (Sudjijo, 2008:1). Menurut Zuhud (2011:2-4) nama buah sirsak berasal dari bahasa Belanda yakni “Zurrzak” yang berarti “kantong asam”. Tanaman graviola ini dibawa oleh orang Spanyol ke Filipina dan terbukti dapat tumbuh di sebagian besar negara tropis, diantaranya Benin, Kamboja, Cina, Cote d’lvoire, Eritrea, Ethiophia, Ghana, Guinea, India, Laos, Liberia, Mauritania, Nigeria, Papua New Guinea, Tanzania, Thailand, Togo, Uganda, Vietnam, Reunion, Senegal, Sierra Leone, dan termasuk negara Indonesia.

pohon sirsak

Septiatin (2009:123) menyebutkan bahwa nama lain dari sirsak adalah nangka sabrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda, sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), jambu landa (Lampung), langelo walanda (Gorontalo), srikaya balanda (Bugis dan Ujung Pandang), naka walanda (Ternate), naka (Flores), ai atai (Timor). Dari penamaan tersebut menurut Efendi (2014:1) dikarenakan buah sirsak dibawa dan diperkenalkan di Nusantara oleh pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19. Sifat botani tanaman sirsak lebih menyerupai semak atau perdu dengan batang keras, tinggi tanaman ini mencapai 5 m (Sunarjono, 2008:101). Sirsak memiliki masa hidup yang terbatas dengan umur produktif kurang dari 20 tahun (Sunardjono, 2005:22).

Menurut Tjitrosoepomo (2000:173) tumbuhan sirsak dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Ranales
Family : Annonaceae
Genus : Annona
Species : Annona muricata L.

Sumber genetik (plasma nutfah) tumbuhan sirsak tersebar di beberapa negara yang beriklim tropis di dunia. beberapa jenis sirsak yang telah dibudidayakan di Indonesia yaitu sirsak biasa, sirsak ratu, sirsak mandalika dan sirsak Bali (Rukmana, 2015:51-53).

Sirsak biasa memiliki ciri-ciri buahnya berukuran kecil sampai besar, berkulit licin, dan berduri, rasa buahnya masam sedikit manis dan berkadar air tinggi. Sirsak ratu pertama kali dikembangkan di kawasan Pelabuhan Ratu (Sukabumi). Buahnya berukuran kecil sampai besar, berkulit licin dan berduri, daging buahnya bertepung, kering, dan berasa manis. Sirsak mandalika memiliki ciri buah mirip dengan buah nona, yakni bulat kecil, daging buah bewarna kuning, berbiji banyak, dan rasanya manis. Tumbuhan ini banyak ditanam di Cianjur dan Sukabumi. Sirsak Bali berasal dari pulau Bali. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri bobot buahnya 200-300 gram, berkulit licin, tidak berduri, berasa masam dan sedikit manis (Santoso, 2008:108). Sirsak memiliki akar tunggang dan akar cabang, serta bulu akar yang tersebar ke segala arah dari pangkal hingga ke ujung akar. Akar tanaman sirsak tumbuh subur pada lapisan tanah bagian atas (topsoil) yang gembur. Batang sirsak berkayu, tumbuh tegak ke atas, kulit batangnya tipis hingga agak tebal, bewarna hijau hingga kecokelatan (Rukmana, 2015:48).

Sirsak memilliki daun yang berbentuk bulat panjang, dengan ujung runcing. Warna permukaan daun bagian atas hijau tua, sedangkan bagian bawah bewarna hijau kekuningan. Daun sirsak tebal dan agak kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada daun utama. Aroma daun berbau langu dan tidak sedap (Sunardjono, 2005:22). Bunga sirsak bermahkota tebal dan bewarna hijau, bunga tersusun berlapislapis mahkota, 3 helai lapisan dalam dan 3 helai lapisan luar. Bunga keluar pada tunas yang pendek di sepanjang cabang atau ranting, pada umumnya berbunga sempurna tetapi sering ditemukan bunga betina saja. Sifatnya menyerbuk silang dengan perantara serangga pencari madu (Sunardjono, 2004:101).

Pada saat lapisan mahkota luar membuka, yakni pada sore hari, tepung sari matang lebih dahulu (protandri) dan berhamburan tertiup angin. Selanjutnya lapisan mahkota dalam menyusul membuka, sehingga daya kecambah tepung sari melemah. Oleh karena itu, penyerbukan sendiri berpeluang sangat rendah yakni 10%, sedangkan peluang penyerbukan silang cukup besar. Lebah madu dan lalat diduga besar berperan sebagai penyerbuk (Sunardjono, 2004:102).

Daun Bunga Buah sirsak berbentuk lonjong dan berduri lunak. Berat buahnya antara 0,5-2 kg. Buah tersebut matang setelah umur 3-4 bulan sejak mekar. Setiap 100 gram buah sirsak mengandung gizi sebanyak 65 kalori, 1 gr protein, 0,3 gr lemak, 16,3 gr hidrat arang, 14 mg kalsium, 27 mg fosfor, 0,6 mg besi, 10 SI vitamin A, 0,07 mg vitamin B, 20 mg vitamin C dan 81,7% kandungan air (Septiatin, 2009:124). Biji tanaman sirsak berbentuk bulat telur, keras dan berwarna hitam.

Biji sirsak mengandung senyawa annonain yang dapat berfungsi sebagai insektisida, larvasida, penolak serangga (repellent) dan penghambat makan (anti-feedant) yang dapat
digunakan untuk menanggulangi serangan hama (Sarjoko, 2013:3).

Menurut Septiatin (2009:123) tanaman sirsak dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tempat kurang dari 1.000 m diatas permukaan laut (dpl). Secara spesifik lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan sirsak ialah daerah dataran rendah hingga ketinggian 1000 m diatas permukaan laut, suhu udara berkisar antara 22 – 280 C, kelembaban udara 60 – 80 %, dan cukup mendapatkan sinar matahari. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan sirsak antara 1500 - 2000 mm per tahun. Di daerah yang agak basah dan agak kering, sirsak masih mampu tumbuh, asalkan keadaan permukaan air tanahnya kurang dari 150 cm (dangkal). Sirsak mudah dikembangkan karena tidak memerlukan syarat yang sulit dan mampu tumbuh pada segala tipe tanah dengan pH tanah optimum 5-7 (Sunarjono, 2005:14). Menurut Rukmana (2015:58) tanaman sirsak dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah pertanian, mulai dari tanah liat sampai berkerikil. Berdasarkan indikator di daerah sentra produksi sirsak, yakni daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Irian bagian Selatan, Sulawesi selatan dan Sulawesi Tenggara, menunjukkan bahwa jenis tanah yang tergolong dapat ditanami tanaman buah-buahan, khususnya sirsak adalah tanah latosol, aluvial, grumosol, andosol, regosol, dan podsolik merah kuning.

Pertumbuhan dan Perbanyakan Bibit Sirsak

Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran. Karena organisme multiseluler tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Adapun ciri-ciri pertumbuhan salah satunya adalah dapat diukur. Terdapat dua macam pengukuran yang lazim digunakan adalah untuk mengukur pertambahan volume atau massa. Pertambahan volume sering ditentukan dengan cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang atau tinggi batang, diameter batang, atau luas daun (Salisbury dan Ross, 1995:2-3).

Salisbury dan Ross (1995:14) juga menyatakan bahwa kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang menunjukkan tiga fase utama yaitu fase logaritmik (ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t)). Fase linier (pertambahan ukuran berlangsung secara konstan) dan fase penuaan (dicirikan dengan laju pertumbuhan yang menurun). Walaupun kurva sigmoid mewakili banyak spesies namun bisa terjadi kurva pertumbuhan pada pada tumbuhan tidak mengikuti pola sigmoid. Tiga peristiwa yang terjadi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yaitu pembesaran sel, pembelahan sel, dan diferensiasi sel. Menurut Alim (2014:1) pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor makanan, air, suhu, kelembaban dan cahaya. Sedangkan faktor dalam adalah faktor genetik dan hormon.

Perbanyakan bibit sirsak menurut Rukmana (2015:62) dapat dilakukan secara generatif, melalui biji dan vegetatif melalui okulasi, sambung pucuk, dan mencangkok. Perbanyakan bibit sirsak harus berasal dari buah yang terpilih dari pohon induk yang subur dan sehat, serta bebas dari hama penyakit. Sudjijo (2008:12) menambahkan, bibit sirsak yang diperbanyak melalui biji dari buah yang terpilih dan cukup tua akan menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat. Benih yang berasal dari biji dinilai baik karena memiliki akar tunjang sehingga cukup kuat, namun memiliki penyimpangan sifat dari induknya. Syarat pohon sirsak yang akan dijadikan induk antara lain produktif, berasal dari varietas unggul, memiliki pertumbuhan yang sehat, dan minimal telah mencapai umur 3 tahun, serta bebas dari hama dan penyakit.

Bibit sirsak

Tahap persiapan benih sirsak menurut Sukarmin dan Fatria (2011:52) ialah pengambilan buah sirsak yang telah masak secara fisiologis, selanjutnya buah diperam selama 2-3 hari. Setelah masak, buah dikupas dan dipisahkan biji dan daging buahnya. Kemudian biji dicuci dengan air bersih dan disemai dalam media persemaian berisi media pasir sedalam ± 1 cm dengan jarak tanam 1 cm x 2 cm di alur persemaian. Setelah berumur 2-2,5 bulan, semaian dapat dipindahkan ke dalam polybag.