Diperbarui tanggal 9/Des/2022

Tingkat Suku Bunga

kategori Ekonomi Pembangunan / tanggal diterbitkan 9 Desember 2022 / dikunjungi: 2.61rb kali

Pengertian Tingkat Suku Bunga

Suku bunga merupakan biaya peminjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman. Suku bunga dapat berpengaruh dalam kesehatan ekonomi secara menyeluruh, hal ini dikarenakan suku bunga tidak hanya dapat mempengaruhi kesediaan konsumen untuk berkonsumsi atau menabung, tetapi juga mempengaruhi keputusan investor ketika berinvestasi menurut Mishkin (2008) dalam Rachmawati (2015).

  1. Suku bunga nominal yaitu suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini adalah jenis nilai yang bisa diketahui secara umum. Suku bunga ini menandakan jumlah rupiah dalam setiap satu rupiah yang digunakan untuk investasi.
  2. Suku bunga riil yaitu suku bunga yang sudah dikoreksi karena inflasi dan disebut sebagai suku bunga nominal yang dikurangkan dengan laju inflasi.

Dalam aktivitas perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu (Kashmir, 2009 dalam Purnomo dan Widyawati, 2013):

  1. Bunga simpanan merupakan bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayarkan bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
  2. Bunga pinjaman merupakan bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Setiap masyarakat yang mempunyai hubungan dengan bank, baik itu hubungan dalam bentuk simpanan, maupun pinjaman (kredit), akan selalu terkait, dan dikenakan dengan yang namanya bunga.

Adapun perbedaan pandangan mengenai faktor yang mempengaruhi investasi apakah dipengaruhi tingkat bunga nominal ataukah tingkat bunga riil.Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang dilaporkan secara resmi dan menentukan besarnya biaya modal yang dibayar investor dari meminjam uang. Sedangkan tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal dengan memasukkan besarnya tingkat inflasi (Yuliadi,2008).

Gambar Fungsi Investasi Melalui Tingkat Suku Bunga

Gambar 1. Fungsi Investasi Melalui Tingkat Suku Bunga (Yuliadi, 2016)

Fungsi investasi menjelaskan hubungan antara besarnya jumlah investasi dengan tingkat bunga riil dimana sifat hubungannya adalah negatif yaitu jika tingkat bunga riil turun, maka tingkat investasi akanmeningkat dan sebaliknya. Sifat hubungan negatif antara tingkat bunga riil dengan jumlah investasi dijelaskan dalam kurva investasi dengan lereng negatif (Yuliadi, 2016), sebagaimana terlihat pada gambar 1.

Menurut Mankiw (2006) bahwa Investasi tergantung pada tingkat bunga riil, karena tingkat bunga merupakan harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman. Fungsi investasi disini yaitu miring kebawah, jadi apabila tingkat suku bunga naik maka semakin sedikit masuknya investasi di suatu negara.

Teori klasik mengatakan bahwa ketika pendapatan dari investasi (return of investment) lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku maka investasi akan dijalankan (Sriwardiningsih, 2010). Teori klasik mempunyai pertimbangan untuk mengadakan investasi dengan menetapkan patokan tingkat suku bunga. Dalam kondisi ini, dari sudut pandang The General Theory Keynes, maka penganut Keynesian sangat meyakini adanya campur tangan pemerintah untuk mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik (Sriwardiningsih, 2010).

Tandelilin (2010) dalam Rachmawati (2015) mengatakan semakin tinggi tingkat bunga dapat mempengaruhi nilai sekarang aliran kas perusahaan sehingga tidak ada ketertarikan lagi dalam berinvestasi. Pada dasarnya dalam menentukan pendapatan bersih perusahaan akan dikurangi dengan beban bunga. Semakin tingginya beban bunga maka dapat mengurangi laba bersih perusahaan sehingga bisa berpengaruh terhadap harga sahamnya.

Tingkat suku bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.

Fungsi Tingkat Suku Bunga

Menurut Puspopranoto (2004) dalam Nginang (2017), tingkat suku bunga mempunyai fungsi atau peran penting dalam perekonomian, yaitu:

  1. Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
  2. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tinggi.
  3. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.
  4. Merupakan alat penting terkait kebijakat pemerintah melalui pengaruhnya terhadap
    jumlah tabungan dan investasi.

Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004) dalam Nginang (2017) adalah:

  1. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
  2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.
  3. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (Loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung menurut Budiono (1994) dalam Malisa dan Fakhruddin (2017).

Teori Tingkat Suku Bunga

Teori Suku Bunga Klasik

Tingkat suku bunga dalam teori Klasik yang beranjak dari teori mikro merupakan nilai balas jasa dari modal menurut teori Klasik, bahwa fungsi dari suku bunga adalah menabung. Tingginya tingkat suku bunga akan meningkatkan keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan mendorong masyarakat untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran dalam berkonsumsi guna meningkatkan tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat suku bunga.Tingkat suku bunga yang semakin tinggi, membuat keinginan masyarakat untuk melakukan investasi semakin kecil. Hal ini karena penggunaan dana (cost of caital) menjadi semakin mahal. Sebaliknya tingkat suku bunga yang semakin rendah membuat keinginan masyarakat untuk melakukan lebih banyak investasi menurut Nasution (1991) dalam Fahrika (2016). Teori klasik juga menjelaskan bahwa tingkat bunga merupakan nilai balas jasa dari
modal.

Dalam teori klasik stok barang modal dicampuradukan dengan uang dan keduanya dan dianggap mempunyai hubungan subtitutif.Semakin rendah modal, semakin tinggi suku bunga. Sebaliknya, semakin bnayak modal semakin rendah tingkat suku bunga menurut Sappewali (2001) dalam Malisa dan Fakhruddin (2017).

Teori Suku Bunga Keynes

Menurut keynes, tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaean uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan (GNP), sepanjang uang ini akan mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk melakukan investasi menurut Nopirin (2000) dalam Malisa dan Fakhruddin (2017).