Diperbarui tanggal 19/02/2023

Tindak Tutur Representatif

kategori Bahasa dan Sastra Indonesia / tanggal diterbitkan 8 November 2022 / dikunjungi: 1.26rb kali

Pengertan Tindak Tutur Representatif 

Tindak tutur yang mengutarakan apa yang dipercayainya kasus atau bukan merupakan tindak tutur representatif (Yule, 2018:92). Tindak tutur representatif ini yaitu penegasan, kesimpulan, pendeskripsian, dan fakta. Tindak tutur representatif adalah jenis tindak tutur yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau fakta secara obyektif tanpa ada upaya untuk mempengaruhi pendapat atau keyakinan lawan bicara. Tindak tutur representatif juga dikenal sebagai tindak tutur deklaratif atau tindak tutur deskriptif.

Contoh tindak tutur representatif adalah sebagai berikut:

  1. "Hari ini cuaca sangat panas."
  2. "Sekarang jam delapan malam."
  3. "Saya pergi ke kantor setiap hari pukul enam pagi."

Dalam ketiga contoh di atas, pembicara hanya menyampaikan fakta atau informasi secara objektif tanpa ada usaha untuk mempengaruhi pendapat atau keyakinan lawan bicara. Tindak tutur representatif dapat ditemukan dalam berbagai situasi, seperti dalam pembicaraan sehari-hari, pidato, berita, atau laporan ilmiah.

Tindak tutur representatif di klasifikasi berdasarkan jenis dan fungsi, yakni asertif, prediktif, retrodiktif, deskriptif, askriptif, informatif, konfirmatif, konsensif, retraktif, asentif, dissentif, disputatif, responsif, sugestif, dan supositif(Ibrahim, 1993:16-21), berikut ini merupakan penjelasannya: 

Asertif

Tindak tutur asertif ini seseorang yang mengungkapkan ujarannya karena memiliki tujuan supaya mitra tutur dapat mempercayai ujaran dari yang telah diucapkan penutur(Sudiyono, 2019). Tindak tutur asertif memiliki fungsi menyatakan, mengklaim, menyampaikan, menolak, mempertahankan. 

Prediktif

Seseorang mengungkapkan ujarannya karena memiliki tujuan memprediksi bahwasanya ujaran yang diucapkannya bisa terjadi sehingga mitra tutur akan mempercayai ujaran yang diucapkan penutur merupakan tindak tutur jenis prediktif(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur prediktif adalah memprediksi.

Retrodiktif 

Tindak tutur jenis retrodiktif ini penutur mengungkapkan tuturan dengan tujuan untuk melaporkan kepada mitra tutur bahwa telah terjadi suatu kejadian(Sudiyono, 2019). Tindak tutur retrodiktif memiliki fungsi memperhatikan dan melaporkan.

Deskriptif

Penutur mengungkapkan ujarannya dengan tujuan agar mempengaruhi mitra tutur supaya membentuk rasa percaya yang sama seperti penutur merupakan tindak tutur jenis deskriptif(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur deskriptif adalah menghargai, mendiagnosa, menilai, mengkategorisasi, mendeskripsikan, dll.

Askriptif 

Penutur mempercayai kebenaran ujarannya ketika mengungungkapkan tuturannya merupakan tindak tutur jenis askriptif(Sudiyono, 2019). Tindak tutur askriptif memiliki fungsi mengacuhkan, mengatribusikan, dan memprediksi.

Informatif 

Berdasarkan tindak tutur jenis informatif ini mitra tutur membangun rasa percaya sesuai dengan informasi yang telah diujarkan merupakan tujuan dari penutur ketika mengungkapkan tuturannya(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur informatif, yakni menekankan, menasehati, dan menginformasikan.

Konfirmatif 

Penutur mengungkapkan tuturan ini tidak hanya untuk mengekspresikan apa yang dipercayainya tetapi penutur juga percaya ujaran tersebut dari hasil suatu pencarian kebenaran seperti argumentasi, penelitian, atau pengamatan merupakan tindak tutur jenis konfirmatif(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur konfirmatif adalah mengkonfirmasi, memvalidasi, memutuskan, mendiagnosa, menyimpulkan, mengevaluasi, membuktikan, menilai, dan menemukan.

Konsensif

Tindak tutur jenis konsensif ini penutur mengungkapkan ujarannya karena memiliki tujuan supaya mitra tutur bisa percaya akan ujaran yang di ucapkan sang penutur(Sudiyono, 2019). Tindak tutur konsensif memiliki fungsi mengijinkan, mengakui, dan menganugerahi.

Retraktif 

Penutur mengungkapkan tuturan dengan tujuan mengungkapakan suatu ujaran yang telah tidak dipercayai sang penutur dikarenakan ada alasan yang lebih dipercayai merupakan tindak tutur jenis retraktif(Sudiyono, 2019). Tindak tutur retraktif memiliki fungsi menyanggah, membenarkan, menarik kembali, dan menolak.

Asentif 

Tindak tutur jenis asentif ini penutur mengungkapkan tuturan dengan tujuan mempercayai kebenaran terhadap tuturan sebelumnya(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur asentif adalah menyetujui.

Dissentif 

Penutur mengungkapkan ujarannya dengan maksud untuk tidak menyetujui dan juga mempengaruhi mitra tutur agar tidak percaya akan ujaran sebelumnya merupakan tindak tutur jenis dissentif(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur dissentif adalah membedakan dan menidaksetujui.

Disputatif 

Tindak tutur jenis disputatif ini penutur mengungkapkan tuturan dengan tujuan mengekspresikan rasa percaya bahwasanya ada alasan agar tidak mempercayai sebuah ujaran karena ujaran itu tidak sama dengan yang dipercayainya(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur disputatif adalah mempertanyakan dan berkeberatan.

Responsif 

Tindak tutur jenis responsif ini tujuannya merespon tuturan mitra tutur supaya mitra tutur bisa percaya akan jawaban dari ujaran itu(Sudiyono, 2019). Fungsi dari tindak tutur responsif adalah merespon.

Sugestif 

Tindak tutur jenis sugestif ini penutur mengungkapkan tuturan dengan tujuan memberikan saran karena sesuatu yang dipercayainya hasilnya akan lebih baik(Sudiyono, 2019). Tindak tutur sugestif memiliki fungsi berspekulasi dan menyarankan. 

Supositif

Tindak tutur jenis supositif ini penutur mengungkapkan tuturan dengan mempertimbangkan resiko yang ada karena tujuannya supaya mitra tutur mempercayai berdasarkan resiko itu (Sudiyono, 2019). Tindak tutur supositif memiliki fungsi mengansumsikan dan berteori.