Diperbarui tanggal 18/02/2023

Tindak Tutur Direktif

kategori Bahasa dan Sastra Indonesia / tanggal diterbitkan 18 Februari 2023 / dikunjungi: 761 kali

Pengertian Tindak Tutur Direktif

Tindak tutur direktif adalah jenis tindak tutur yang digunakan untuk memberikan perintah, permintaan, atau instruksi kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ini seringkali digunakan dalam situasi formal maupun informal, dan dapat mengandung nuansa kebijaksanaan, permintaan, atau permohonan. Tindak tutur direktif adalah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur dengan tujuan untuk memberikan efek pada mitra tutur guna melakukan sesuatu. Menurut Searle (dalam Gunawan, 1994:48) membagi tindak tutur direktif menjadi lima bagian antara lain menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan dan menentang.

Contoh-contoh tindak tutur direktif antara lain:

  1. Perintah: "Tolong ambilkan saya air minum."
  2. Instruksi: "Mohon kirimkan dokumen tersebut melalui email."
  3. Permintaan: "Apakah Anda bisa membantu saya mengangkat barang ini?"
  4. Nasehat: "Sebaiknya kamu lebih hati-hati ketika mengendarai sepeda motor."
  5. Permohonan: "Bisakah kamu menunggu sebentar?"

Dalam tindak tutur direktif, penggunaan bahasa yang jelas, sopan, dan tepat sangat penting untuk memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan diterima dengan baik oleh pihak yang dituju. Selain itu, konteks dan situasi yang tepat juga harus diperhatikan, misalnya saat memberikan perintah kepada bawahan dalam lingkungan kerja atau saat meminta bantuan dari teman dalam situasi informal.

Tindak Tutur Direktif menuntut

Tindak tutur direktif menuntut adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menuntut apa yang diperlukannya. Tindak tutur direktif menuntut berfungsi untuk mengekspresikan tututan seseorang agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan tersebut. Tindak tutur menuntut ini dapat lebih mudah dipenuhi apabila dilakukan dengan baik. Namun, apabila tuturan tersebut dengan paksaan yang tidak menyenangkan lawan tuturnya dapat menyebabkan perselisihan.

Tindak Tutur Direktif memohon

Tindak tutur direktif memohon digunakan untuk permohonan suatu hal dengan lebih santun dan hormat. Tindak tutur direktif memohon memiliki fungsi untuk memohon dengan cara yang baik agar mitra tutur mengabulkan tindakan yang disampaikan penutur. Dalam tindak tutur ini penutur lebih sopan dan baik dalam menyampaikan maksud tuturannya.

Tindak Tutur Direktif menyuruh

Tindak tutur direktif menyuruh merupakan bentuk tuturan yang bermaksud agar apa yang telah tuturkan penutur, mitra tutur mau melakukan sesuatu sebagaimana yang telah dituturkan oleh penutur. Fungsi ini mengekspresikan kepercayaan penutur kepada mitra tutur bahwa ujarannya mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur melakukan tindakan.

Tindak Tutur Direktif menyarankan

Tindak tutur direktif menyarankan adalah mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud memberikan saran atau anjuran kepada mitra tutur, agar mitra tutur mempertimbangkannya supaya menjadi lebih baik.

Tindak Tutur Direktif Menentang

Tindak tutur direktif menentabf adalah mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud tidak suka atau tidak menyetujui mitra tutur, tindak tutur direktif menentang juga mengandung maksud tidak menyukai tuturan yang di sampaikan mitra tutur.

Tindak Tutur Berdasarkan Cara Penyampaiannya

Ada dua jenis tindak tutur berdasarkan cara penyampaiannya yakni (1) tindak tutur langsung (2) tindak tutur tidak langsung (Wijana, 1996:30).

Tindak tutur langsung

Tindak tutur langsung adalah tuturan yang diutarakan secara langsung dan mudah dipahami oleh mitra tutur dikarenakan ujarannya berupa kalimat kalimat bermakna lugas (Wijana, 1996:30). Sementara Putrayasa (2014:92) mengatakan bahwa tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang dinyatakan sesuai dengan modus kalimatnya. Misalnya kalimat berita yang isinya untuk menyampaikan berita/informasi, kalimat tanya yang isinya untuk menyatakan sesuatu, dan kalimat yang isinya untuk menyatakan perintah. Berdasarkan uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur laangsung adalah tindak tutur yang memiliki makna sesuai dengan apa yang dituturkan, hal itu dapat dilihat sesuai modus kalimatnya.

Tindak tuutr tidak langsung

Tindak tuutr tidak langsung adalah tuturan yang diutarakan secara tidak langsung, tetapi harus segera dilaksanakan maksud dan terimplikasi didalamnya (Wijana, 1996:31). Tindak tutur tidak langsung menurut Putrayasa (1996: 31) adalah tindakan yang tidak dinyatakan langsung oleh modus kalimat, untuk menyampaikan sesuatu bisa saja seseorang menggunakan kalimat berita atau bahkan mungkin menggunakan kalimat tanya. Akan tetapi, kalimat perintah mustahil dapat digunakan secara tidak langsung, jadi hanya kalimat yang bermodus berita dan tanya sajalah yang bisa digunakan untuk menyatakan tindak tutur tidak lanngsung (Rahardi dalam Putrayasa, 2014:92).