Diperbarui tanggal 18/02/2023

Mantra

kategori Bahasa dan Sastra Indonesia / tanggal diterbitkan 18 Februari 2023 / dikunjungi: 0.94rb kali

Pengertian Mantra

Mantra menjadi salah satu bagian sastra lisan yang ada dan berkembang di Indonesia. Mantra menurut pakar dan pengamat kebudayaan, dianggap sebagai sastra paling awal dikenal oleh manusia. Di Indonesia, mantra lisan sudah ada dan dikenal (berkembang) semenjak manusia purba. Seni sastra lisan ini termasuk kesusastraan lama yang hidup sejak zaman purba dan zaman nenek moyang dulu. Bagi mereka, penghidupan didunia ini merupakan kesatuan, keseluruhan yang diselubungi kepercayaan. Tiap-tiap kejadian, perbuatan, pikiran dan semuanya terjalin dengan kepercayaan yang mereka anut.

Mantra merupakan rangkaian kata yang memiliki kekuatan gaib yang diturunkan secara turun temurun Sejalan dengan hal ini Poerwadarminta dalam (Karim 2015:52) menyatakan bahwa mantra merupakan perkataan atau kalimat yang mendatangkan daya gaib; jampi, pesona. Djamaris dalam Karim (20015:47) juga menjelaskan bahwa “Mantra merupakan gubahan bahasa yang diresapi oleh kepercayaan terhadap dunia gaib dan sakti. Gubahan bahasa dalam mantra itu mempunyai seni kata yang khas pula. Kata-katanya dipilih secermat-cermatnya kalimat tersusun rapi, begitu pula dengan iramanya. Dengan struktur kalimat demikian rupa, ia tidak hanya menciptakan kombinasi bunyi yang mengandung sugestif, tetapi juga menghasilkan struktur makna yang magis dan religius. Isinya dipertimbangkan sedalam-dalamnya.”

Mantra adalah rangkaian kata-kata atau frasa yang diucapkan berulang-ulang dengan tujuan tertentu, seperti untuk meditasi, ritual keagamaan, pengobatan alternatif, atau manifestasi keinginan. Mantra biasanya memiliki arti dan kekuatan khusus yang diyakini dapat membantu mencapai tujuan tertentu, baik secara spiritual, psikologis, maupun fisik. Beberapa agama dan tradisi spiritual, seperti Hinduisme dan Buddhis, sangat menghargai penggunaan mantra sebagai alat untuk mencapai kedamaian batin dan pemurnian pikiran.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpukan bahwa mantra merupakan serangkaian kata atau kalimat yang memiliki kekuatan gaib serta memiliki syarat tertentu untuk mendapatkannya. Mantra diwariskan secara turun temurun, dan tidak semua orang dapat menggunakan mantra hanya orang tertentu saja, misalnya dukun atau tokoh masyarakat yang diyakini mampu membaca mantra.

Jenis-jenis Mantra

(Nazriani, 2012) mengemukakan jenis-jenis mantra berdasarkan isinya, yaitu mantra pengampunan, mantra kutukan, mantra keberkahan pada upacara tertentu, mantra obat-obatan, mantra untuk mendapat kekebalan atau kekuatan, mantra untuk mendapatkan daya pengasih, pemanis, atau penggila, dan mantra untuk menimbulkan rasa benci. Mantra memiliki dua kegunaan, yakni untuk keperluan yang baik dan yang tidak baik. Mantra untuk keprluan yang baik tidak mengandung resiko apabila dibacakan atau dituturkan oleh kebanyakan orang. sedangkan mantra untuk keperluan yang tidak baik memiliki resiko tertentu apabila dibacakan atau dituturkan. Sejalan dengan Karim (2015:53) yang mengemukakan bahwa mantra mempunyai dua kegunaan, yaitu untuk keperluan baik dan untuk keperluan yang tidak baik. Mantra untuk keperluan yang baik itu bersifat longgar. Artinya, tidak mengandung resiko bila dibacakan atau dituturkan oleh kebanyakan. Contoh mantra untuk keperluan baik adalah mantra menuai padi, mengusir tikus, mengusir penjahat, meminta hujan, meminta jodoh, pemagar diri, dan sebagainya. Mantra untuk keperluan yang tidak baik seperti, mantra pengasihan, pemikat, mantra menganiaya orang, ilmu kebal untuk keperluan jahat, dan lain-lain.

Kemudian Karim (2015:53-54) juga menjelaskan bahwa mantra dikelompokkan berdasarkan aliran-aliran keilmuannya, yaitu ilmu hitam (black magic), ilmu putih (white magic), dan ilmu yang belang (spotty magic).

  1. Ilmu Putih, cenderung dimanfaatkan oleh orang yang beragama Islam, mantranya berasal dari ayat-ayat Al-Quran atau hadist Nabi Muhammad SAW, untuk memperoleh ilmu ini tidak memerlukan syarat-syarat material, tetapi memerlukan ketaatan kepada Allah SWT dan selalu digunakan untuk keperluan baik.
  2. Ilmu Belang, dimanfaatkan oleh orang-orang yang beragama Islam, pengaruh Hindu. Mantranya dibuka dan ditutup dengan menyebut asma Allah atau nama Nabi Muhammad SAW. Untuk memperoleh ilmu ini dengan mantranya memerlukan syarat-syarat yang bersifat material atau perbuatan-perbuatan tertentu. Dimanfaatkan untuk keperluan baik dan kurang baik.
  3. Ilmu Hitam, dimanfaatkan oleh siapa saja yang berkeinginan. Mantranya tidak bersangkut paut dengan ayat Quran, hadist Nabi tetapi mungkin nama-nama mahluk lain yang dimintai pertolongan. Untuk mendapatkan ilmu ini dan mantranya memerlukan persyaratan yang lebih berat dari pada ilmu belang. Sering menempuh resiko besar dalam mencapai kesempurnaan pemerolehan ilmu ini dan penerapannya. Ilmu ini selalu dipergunakan untuk tujuan jahat.

Mantra Pengobatan

Mantra pengobatan ialah mantra yang digunakan saat melakukan ritual pengobatan. Mantra ini tergolong ke dalam aliran keilmuan yaitu, ilmu belang yang dalam mantranya dibuka dan ditutup dengan menyebut asma Allah atau nama Nabi Muhammad SAW, kemudian memiliki kegunaan untuk keperluan yang baik. Mantra ini biasanya digunakan oleh tabib atau dukun yang dipercayai mampu menyembuhkan serta menghilangkan penyakit. Mantra pengobatan dapat pula dikatakan sebagai doa mustajab yang digunakan tabib atau dukun saat melakukan ritual pengobatan, biasanya mantra ini mengandung nilai religius dan magis. Mantra pengobatan sendiri dibacakan atau dirapalkan oleh tabib atau dukun saat menjalankan ritual pengobatan.

Struktur Mantra

Mantra juga merupakan sebuah bagan struktur yang disusun dari unsur-unsur komponen saling terikat antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pemahaman atas unsur dan komponen mantra sangatlah penting untuk melihat antara secara rinci dan lengkap. Mantra yang lengkap adalah mantra yang mempunyai komponen di setiap bagiannya, yaitu unsur judul, unsur pembuka, unsur niat, unsur sugesti, unsur tujuan, dan unsur penutup. Selaras dengan pendapat Noeradyo (2008) yang menyatakan bahwa, “Struktur mantra tidak memiliki pola umum, tetapi mantra mempunyai komponen atau komposisi pembentuk dan unsur pembangun bahasa mantra. Mantra tersusun atas unsur-unsur yang membentuk struktur yang disebut struktur mantra. “Unsur-unsur tersebut jalin-menjalin secara erat dan sistematis sehingga membentuk kesatuan dan keutuhan karya sastra”. Kesatuan dan keutuhan dianggap penting karena karya sastra pada dasarnya merupakan susunan yang bersistem. Secara garis besar, struktur mantra terdiri atas enam unsur atau bagian. Keenam unsur yang membentuk struktur mantra tersebut meliputi unsur judul, unsur pembuka, unsur niat, unsur sugesti, unsur tujuan, dan unsur penutup.”

Unsur Pembangun Mantra

Unsur Judul

Judul merupakan salah satu unsur pokok yang terdapat pada mantra. Unsur judul mantra biasanya terdiri atas kelompok kata yang diasumsikan dapat mencerminkan tujuan mantra yang bersangkutan. Meskipun demikian, tidak sedikit judul mantra yang sulit dicari korelasinya dengan isi atau maksud mantra tersebut.

Unsur Pembuka

Dilihat dari strukturnya, setiap mantra memiliki unsur pembuka. Dalam hal ini unsur pembuka tersebut menggunakan kata-kata yang diambil dari bahasa Arab. Bahkan, unsur pembuka pada sebuah mantra berasal dari doa-doa yang digunakan oleh umat Islam. Unsur pembuka pada mantra biasanya menggunakan kata Bismillahir rahmanir rahim. Ucapan tersebut tidak hanya digunakan sebagai unsur pembuka pada mantra pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan pada mantra jenis lainnya.

Unsur Niat

Dalam mantra juga mengandung unsur niat, tidak hanya terdapat pada jenis mantra pengobatan saja tetapi juga terdapat dalam jenis mantra lainnya. Hal ini dapat disebut sebagai unsur niat karena bagian struktur mantra menggunakan kata kunci yang merupakan niat dalam sebuah mantra. Biasanya pada unsur niat juga terdapat fase yang menunjukkan judul dari mantra.

Unsur Sugesti

Unsur keempat yang membagun struktur mantra adalah sugesti. Unsur sugesti merupakan unsur yang berisi metafora atau analogi yang oleh dukun dianggap memiliki daya atau kekuatan tertentu untuk membantu membangkitkan potensi kekuatan gaib pada mantra. Dalam hal ini, sebelum sampai pada inti mantra, ada bagian yang berisi sugesti atau analogi yang berbeda-beda antara satu mantra dan mantra lainnya.

Unsur Tujuan

Unsur yang membangun struktur mantra adalah unsur tujuan yang memiliki arti sebagai maksud yang ingin dicapai oleh dukun atau pawang dalam penggunaan mantra. Tujuan yang terkandung pada mantra satu dan lainnya juga terdapat perbedaan.

Unsur Penutup

Unsur penutup adalah unsur terakhir yang membangun suatu mantra. Sama halnya dengan unsur pembuka, dalam hal ini unsur penutup juga menggunakan kata-kata yang diambil dari bahasa Arab. Bahkan, unsur penutup pada sebuah mantra biasanya juga berasal dari doa-doa yang digunakan oleh umat Islam. Contoh unsur penutup dalam sebuah mantra biasanya menggunakan kata Laa ilaaha illallah Muhammadarrasulullah. Ucapan tersebut tidak hanya digunakan sebagai unsur penutup pada mantra pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan pada mantra jenis lainnya.