Diperbarui tanggal 6/Nov/2022

Berita

kategori Bahasa dan Sastra Indonesia / tanggal diterbitkan 6 November 2022 / dikunjungi: 898 kali

Pengertian Berita

Banyak pakar komunikasi yang memberikan definisi berita. Oleh sebab itu, pada bagian ini diuraikan mengenai hakikat atau pengertian berita agar mendapatkan hakikat atau pengertianberita. dalam buku pengantar dasar Jurnalisme Rolnicki dkk, (2008: 6) mengemukakan bahwa berita adalah laporan faktual atas suatu kejadian, bukan kejadian sebagaimana dipandang oleh seseorang atau sebagaimana yang ingin dilihat oleh editor. Reporter dan editor harus menjaga jarak dengan berita, yang berarti harus mengandalkan narasumber yang paling tahu tentang semua informasi yang penting (Rolnicki dkk, 2008: 6).

Badjuri mengungkapkan bahwa berita merupakan informasi hagat dan aktual yang disajikan kepada umum menganai apa yang sedang terjadi, tentang apa yang harus dipikirkan dan bagaimana bertindak. Ini berarti, berita adalah laporan kejadian yang tepat pada waktunya, ringkas, cermat, dan kejadian nyata itu sendiri (Badjuri, 2010:73). Rolnicki dkk “berita sebagai sesuatu hal yang harus akurat, akurasi faktual berarti bahwa setiap pernyataan, nama, tanggal, usia, dan alamat, serta kutipan adalah fakta yang bisa diverifikasi”. Pada dasarnya sebuah berita berisi tentang urutan sebuah kejadian yang faktual dengan memaparkan secara lengkap identitas, kejadian, orang-orang yang terlibat maupun segala hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut (Rolnicki dkk, 2008:4).

Jenis-jenis Berita

Menurut Rivers (Sumadiria, 2011:69-71) setidaknya terdapat delapan jenis berita yaitu:

  1. Stright news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Biasanya berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur what, who, when, why, wher, dan how;
  2. Depth news report adalah laporan yang sedikit berbeda dengan stright news report, jenis berita ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter;
  3. Comprehensive news adalah laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek;
  4. Interpretative report adalah berita yang biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah dan peristiwa-peristiwa kontroversial, laporan interpretative biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa;
  5. Feature story adalah berita yang didalamnya menyajikan informasi berupa fakta untuk menarik perhatian pembaca. Penulis feature biasanya lebih mementingkan gaya bahasa dan humor dari pada informasi yang disajikan;
  6. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal dan aktual;
  7. Investigative Reporting adalah berita yang berisikan tentang hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretative;
  8. Editoral writing adalah pikiran sebuah instusi yang diuji didepan sidang pendapat umum, editorial adalah penyajian fakta-fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.

Selain itu Menurut Hartono (2012:35) dalam jurnalistik dikenal ada beberapa jenis berita: berti langsung, indepth news, interpretative news, fature news, investigative reporting dan editorial writing. Namun dalam infotaimen, jenis-jenis berita yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Berita langsung adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat;
  2. Fitur adalah jenis berita ringan yang mengangkat hal-hal menarik yang bersifat human interest atau profil.
  3. Indepth reporting adalah bentuk berita atau laporan mendalam atas peristiwa tertentu dengan menelusuri lebih jauh pada aspek how dan why.

Menurut beberapa pendapat para ahli di atas jelaslah bahwa terdapat beberapa jenis teks berita yang bisa ditulis yaitu, teks berita langsung (stright news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature), berita tidak langsung, stright news report, depth news report, comprehensive news, interpretative report, depth reporthing, investigative reporting dan editorial writing.

Unsur-unsur Berita

Pada dasarnya teks berita mengandung unsur-unsur berita yang harus dipenuhi dalam penulisannya. Kosasih, dkk (2017: 12) menyatakan bahwa informasi penting disebut juga pokok-pokok informasi atau unsur-unsur berita (utama). Dalam ilmu jurnalistik atau ilmu persurat kabaran, pokok-pokok informasi itu dapat pula disingkat dengan ADIKSIMBA (apa, di mana, siapa, mengapa, bagaimana):

  1. Apa (what) peristiwanya?
  2. Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?
  3. Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?
  4. Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?
  5. Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?
  6. Bagaimana (how) proses peristiwanya?

Keenam pernyataan itu lazim ditempatkan di bagian awal pemberitaan yang kemudian sering disebut sebagai unsur-unsur berita. Chear (2010: 18) juga berpendapat bahwa:

  1. unsur what berkenaan dengan fakta fakta yang berkaitan dengan hal hal yang dilakukan oleh pelaku ataupun korban dari kejadian itu.
  2. unsur who berkenaan dengan fakta fakta yang berhubungan dengan orang atau pelaku yang terlibat dalam kejadian itu.
  3. unsur why berkenaan dengan fakta fakta mengenai latar belakang dari suatu tindakan atau kejadian yang telah diketahui siapa pelaku atau korbannya.
  4. unsur where berkenaan dengan peristiwa kejadiannya.
  5. unsur when berkenaan dengan waktu kejadian.
  6. unsur how berhubungan dengan proses kejadian yang diberitakan.

Menurut pendapat para ahli diatas, unsur berita terdiri dari 5W+1H, dan unsur berita harus menyangkut tentang apa saja yang terdapat atau harus dijabarkan dalam sebuah berita. Unsur berita memiliki peranan penting dalam sebuah cerita, karena unsur berita menyajikan informasi yang akan diterima oleh pembaca. Selain itu, suatu berita harus memuat fakta suatu peristiwa yang dekat dengan masyarakat baik secara geografis, maupun psikologis agar bias menarik perhatian masyarakat.

Bagian-bagian Berita

Berita memiliki bagian-bagian berita yang terdiri dari kepala berita, teras berita, dan badan berita. Widodo menyatakan jika dilihat dan dirinci, maka suatu berita mempunyai susunan atau komposisi terdiri atas: kepala berita (head news), teras berita (lead), dan badan berita (news body) (Widodo, 1997:45) Berdasarkan pendapat di atas, pada dasarnya berita terdiri atas tiga bagian yaitu.

  1. Kepala Berita (head news)
    Head News atau kepala berita bukan sekedar judul. Julian adams dan Kenneth Stratton (Widodo, 1997:73) “kepala berita bukanlah judul atau cap. Kepala berita itu hidup, infomatif, dalam kalimat padat penuh daya”.
  2. Teras Berita (lead)
    Yang dimaksud teras berita adalah bagian berita yang terletak di alenia-alenia/paragraf pertama. Dalam dunia kewartawanan atau disiplin ilmu komunikasi, teras berita juga disebut lead. Teras berita merupakan permulaan atau introduksi suatu berita dan sekaligus berfungsi untuk menarik perhatian pembaca, setelah membaca judul berita (Widodo, 1997:45).
  3. Badan Berita (news body).
    Juwito(2008: 46) memaparkan bahwa isi dari berita yang mencakup unsur-unsur berita.dan Bodyatau isi berita berisikan cerita peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas Darmawan, dkk.(2010: 19)

Ciri-ciri Bahasa Berita

Widodo (1997:63) menyatakan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan untuk menulis naskah atau berita di media komunikasi seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya oleh wartawan. Anwar (Widodo, 1997:63) berpendapat bahwa bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat yang khas, yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, lugas, dan menarik. Akan tetapi bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku, menggunakan kaidah-kaidah tata bahasa, dan memperhatikan ejaan yang benar. Widodo (1997: 64-72) menyatakan pada prinsipnya, untuk penggunaan bahasa Indonesia dalam menulis berita, dibutuhkan adanya patokan-patokan atau pedoman yang mendasar. Pedoman itu, sebagai berikut:

  1. Ringkas
    Ringkas yaitu dalam menulis berita, wartawan harus hemat kata. Penggunaan kata-kata yang mubazir harus dihilangkan. Secara mendasar bisa dikatakan dengan menggunakan kata yang sedikit mungkin bisa mewakili kalimat atau kata yang panjang. Dengan tegas pula, dalam menulis berita, wartawan harus menghilangkan kata-kata mubazir. Kata mubazir dimaksudkan: kata yang bila tidak dipakai tidak akan mengganggu arti. Demikian pula bila dihilangkan tidak akan menghilangkan makna.
  2. Jelas
    Wartawan dalam menulis berita jelas, dalam pengertian mudah memahami pembaca. Berita yang ditulis wartawan jangan sampai mengundang kesempatan pembaca bertanya-tanya dalam hati hanya karna kurang jelas.
  3. Tertib
    Tertib yaitu patuh pada aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dalam menulis berita. Apakah itu mengenai penggunaan bahasa, susunan kata, prioritas, dan sebagainya.
  4. Singkat
    Wartawan menulis berita hendaknya menggunakan kalimat yang singkat-singkat. Untuk itu masalah titik (.), koma (,) dan tanda baca lain harus benar-benar diperhatikan. Melalui penulisan atau kata yang singkat diharapkan dapat lebih cepat untuk memahami berita yang ditulis.
  5. Menarik
    Menulis berita yang menarik adalah sangat penting. Hal ini menjadi tugas wartawan dan sekaligus dapat dipengaruhi oleh kemampuan seorang wartawan. Kejadian yang sangat penting apabila dituang dalam tulisan secara tidak menarik bisa jadi akan mubazir. Sebab kecil kemungkinan berita yang tidak menarik akan dibaca oleh audiencenya.

Kemampuan Menulis Teks Berita

Kemampuan menulis teks berita adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menuliskan berita dengan memperhatikan unsur-unsur berita dan bagian-bagian berita. Kemampuan menulis berita diperoleh dan dikuasai melalui ketekunan dalam berlatih dan praktik. Menulis teks berita membutuhkan kemampuan menyimak dan membaca. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan digunakan dalam menulis teks berita.

Dalam menulis berita perlu diperhatikan prinsip-prinsip penulisan berita. Hemingway (Anwar,2004: 15-18) menyebutkan prinsip-prinsip penulisan berita yang ada di Indonesia adalah menggunakan kalimat-kalimat pendek, menggunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang, menggunakan bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya, menggunakan bahasa tanpa kalimat majemuk, menggunakan bahasa dengan kalimat aktif bukan pasif, menggunakan bahasa yang padat dan kuat, dan menggunakan bahasa positif bukan negatif. Kemampuan menulis teks berita dapat diukur dengan menggunakan tes, yakni tes objektif dan tes menulis langsung.

Kemampuan menulis teks berita dapat diukur dengan menggunakan tes, yakni tes objektif dan tes menulis langsung. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun kalimat, paragraf, dan penggunaan ejaan. Selain memperhatikan ketepatan bahasa, kaitan konteks dan isi juga dinilai (Nurgiyantoro, 2013: 425). Penilaian menulis teks berita hendaknya dilakukan secara objektif dan menyeluruh. Hal ini akan menggambarkan kemampuan menulis siswa secara apa adanya.

Teknik Penulisan Berita

Secara universal berita ditulis dengan menggunakan teknik melaporkan (to report) merujuk pada pola piramida terbalik (inverted Pyramid) dan mengacu kepada rumus 5W+1H. Sumadaria (2011:117-200) menyebutkan bahwa terdapat tiga langkah dalam menulis berita, yaitu:

  1. Pola piramida terbalik, berarti pesan berita disusun secara dedukatif, kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf selanjutnya;
  2. Berita ditulis dengan rumus 5W+1H agar berita itu lengkap, akurat dan sekaligus memenuhi standar jurnalistik;
  3. Pedoman penulisan berita dalam anatomi berita pada puncak piramida kita menemukan judul, baris tunggal, teras berita, perangkaian dan kaki berita.
    Sejalan dengan hal itu, menurut Suhandang (2016:132-136). Jika disimak dari segi fakta. Maka terlihat sesuatu gambaran sesuai fakta dalam bentuk kontruksi pyramid yang diawali dari hal-hal yang kurang penting berkembang terus menjadi hal-hal yang penting, dan berakhir dengan hal yang sangat penting atau klimaks dari peristiwanya. Struktur penulisan berita piramida terbalik dapat dijabarkan dalam bagan berikut.

Piramida terbalik penulisan berita

Dalam penulisan teks berita, penulis harus memperhatikan teknik yang digunakan dalam penulisan berita. Agar berita yang ditulis bias sesuai dengan struktur berita. Kriteria tersebut dijabarkan sebagai berikut:

  1. Judul Berita
    Merupakan gambaran topik berita yang berfungsi memberitahukan tentang apa saja yang disajikan. Syarat judul berita terdiri dari:
    1. Provokatif, judul harus mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak tergoda untuk membaca;
    2. Singkat dan padat, tegas, lugas, dan terfokus pada intisari berita;
    3. Relevan, berkaitan atau sesuai dengan pokok susunan pesan berita;
    4. Fungsional, setiap kata yang terdapat pada juduk bersifat mandiri, berdiri sendiri, tidak bergantung pada kata yang lain serta memiliki arti yang tegas dan jelas;
    5. Formal, formal berarti resmi, langsung menukik pada pokok masalah, sekaligus menghindari basa-basi;
    6. Representatif, judul berita yang ditetapkan harus mewakili dan mencerminkan teras berita.
  2. Teras Berita
    Teras berita merupakan ringkasan berita yang diletakkan dibagian awal berita, sangan relevan dengan gagasan yang dipaparkan, berisi ringkasan berita yang memuat 5W+1H dan menarik. Tubuh berita harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Bagian paling penting dari fakta yang diberikan; b) ditulis lengkap, singkat, dan padat; c) disajikan secara sederhana, mudah dipahami, dan menarik.
  3. Tubuh Berita
    Tubuh berita adalah keseluruhan dari peristiwa yang diangkat menjadi berita, tubuh berita harus sesuai dengan judul, memunculkan ide menarik, dan dapat merangkai dengan terperinci.
  4. Akhir Berita
    Akhir berita merupakan bagian berita yang ditulis dengan rinci dan memaparkan informasi yang penting. Akhir berita, berisi penutup dari semua rangkaian berita dan dianggap tidak terlalu penting dalam sebuah penulisan berita.

Prinsip Menulis Berita Yang Baik

Untuk menghasilkan berita yang berkualitas sesuai dengan fakta dan bernilai mahal, maka proses menulis merupakan proses yang harus sangat diperhatikan. Menurut Hartono (2012:35) prinsip menulis berita yang baik ada 6 cara yaitu:

  1. Jelas, tulisan harus memiliki kejelasan gagasan, jangan meninggalkan ruang pertanyaan bagi pembaca setelah membaca dan menggunakan kata yang lazim digunakan masyarakat;
  2. Ringkas, sebisa mungkin buat tulisan yang ringkas;
  3. Lead, lead adalah kalimat pembuka, kail, atau pelatuk yang akan menentukan apakah berita akan dibaca atau dilihat atau tidak;
  4. Informatif, informatif merupakan hal yang sangat penting atau wajib dalam semua tulisan jurnalistik;
  5. Menghibur, menyusun kalimat yang mudah dimengerti pembaca sehingga pembaca tidak merasa kebingungan;
  6. Dramatik, alur cerita berada pada puncak konflik.
    Menurut Sumadiria (2011:97) menulis berita yang baik adalah “(1) Singkat, menghindari penjelasan panjang, (2) Padat, menyampaikan informasi lengkap sesuai kebutuhan, (3) Sederhana, memilih kalimat sederhana, (4) Lugas, artinya menyampaikan informasi secara langsung, (5) Menarik, menggunakan diksi yang lazim dimasyarakat, (6) Jelas, informasi yang disampaikan mudah dipahami.”

Manfaat Berita

Semi (1995:26) mengemukakan beberapa manfaat berita:

  1. Untuk menghibur dan menyenangkan pembaca.
  2. Untuk mengajak pembaca agar menjadi anggota masyarakat.
  3. Memberi pegertian kepada masyarakat atau organisasi yang ada dalam masyarakat agar memiliki pengertian yang lebih baik mengenai suatu problem yang dihadapi.
  4. Membuat masyarakat lebih paham tentang sesuatu yang kompleks sehingga pengertian dan toleransi mereka lebih baik.
  5. Untuk mengabarkan atau memberi informasi tentang adanya suatu kejadian atau peristiwa.
  6. Untuk mendidik masyarakat agar memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai suatu hal.
  7. Memberi informasi kepada masyarakat tentang kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah.
  8. Untuk memelihara dan memperbaiki moral anggota masyarakat pembaca atau pendengar berita.

Dari beberapa manfaat yang telah dikemukakan di atas, terlihat bahwa berita berkecenderungan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.