Diperbarui tanggal 13/01/2022

Hasil Belajar

kategori Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran / tanggal diterbitkan 1 Desember 2021 / dikunjungi: 9.63rb kali

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya. Hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh anak adalah terjadinya perubahan perilaku secara holistik. Pandangan yang menitikberatkan hasil belajar dalam bentuk penambahan pengetahuan saja merupakan wujud dari pandangan yang sempit, karena belajar dan pembelajaran harus dapat menyentuh dimensi-dimensi individual anak secara menyeluruh, termasuk dimensi emosional yang dalam waktu cukup lama luput dari perhatian. Hal ini dipandang semakin penting karena dari berbagai hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keberhasilan belajar ternyata lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor emosi, antara lain daya tahan, keuletan, ketelitian, disiplin, rasa tanggung jawab, kemampuan menjalin kerjasama, motivasi yang tinggi serta beberapa dimensi emosional lainnya. Bahkan sukses yang dicapai dalam kehidupan yang lebih luas, terbukti juga lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional seseorang.

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani disekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Untuk mengetahui perkembangan sampai dimana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu melakukan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran pada materi ajar tersebut.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar. Menurut Purwanto (2009:38) hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental\psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif denga lingkungan yang menghasilkan perubahan-erubahan dalam pengetauan, keterampilan dan sikap. Perubahan iitu diperoleh melalui usaha, menetap dalamaktu yang relatif lama dan merupakan hasil pegalaman. Minat terhadap kajian terhadap proses belajar dilandasi oleh keinginan untuk memberikan pelayanan pengajaran dengan hasil yang maksimal. Pengajaran merupakan proses membuat belajar terjadi didalam diri anak. Pengajaran bukanlah menginformasikan materi agar dikuasai oleh mahasiswa, tetapi memberikan kondisi agar mahasiswa mengusahakan terjadi belajar dalam dirinya. Oleh karena itu pengajaran dilakukan untuk membuat mahasiswa melakukan belajar, maka pengajaran akan dilakukan secara baik dengan memahami bagaimana proses belajar terjadi pada mahasiswa. Pengajaran harus didasarkan atas pemahaman tentang bagaimana anak belajar. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan ang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.

Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belejar. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penlaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencaukup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan pengetahuan.

Menurut Nasution (2006:61) hasil belajar dapat dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu, akan tetapi tidak mencakup semua komponen TIK.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan dan hasil belajar bisa berupa hal-hal berikut ini diantaranya informasi ferbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan metorik, dan sikap. Suprijono ( dalam Thobroni,2011: 22) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Data hasil belajar yang ingin dikumpulkan didasarkan pada informasi mengenai hasil belajar sebagaimana yang sudah dideskripsikan dalam materi, sehingga macam data sangat ditentukan oleh uraian materi tentang hasil belajar yang akan diukur datanya. Dalam kedudukan ini, materi mangarahkan dalam pengumpulan data dan menjadi acuan dalam memahami hasil belajar. Oleh karena data yang dikumpulkan adalah data tentang hasil belajar maka materi yang dikembangkan adalah yang berhubungan dengan hasil belajar tersebut. Hasil belajar dalam pendidikan objek kajiannya adalah perilaku siswa dalam suatu hasil belajar. Untuk mengukur objek alam, maka mengukur harus mengetahui objek yang hendak diukur dengan baik, sedang dalam pendidikan pengukuran harus mengetahui dengan baik hasil belajar yang hendak diukur. Informasi mengenai hasil belajar yang hendak diukur dalam usaha memahami hasil belajar diperoleh dan materi tentang hasil belajar.

Menurut Thobirin,(2011:24) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja, tidak dilihat secara fragmentasi atau terpisah tetapi secara komprehensif. Tes hasil belajar, hendaknya mengukur sampel yang resresentatif, artinya mewakili semua tujuan dan keseluruhan materi pelajaran, kecuali butir-butir tes tidak boleh menyimpang dan tujuan tidak menyesatkan ataupun kabur. Menurut Solihatin ( 2012:6 ) hasil belajar atau tingkat kemampuan yang dapat dikuasai oleh siswa mencakup tiga aspek yaitu:

  1. Hasil belajar aspek kognitif beroreantasi pada kemampuan berpikir, mencakup kemampuan yang lebih sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah.
  2. Hasil belajar aspek afektif berorieantasi pada aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap dan kepatuhan terhadap moral.
  3. Hasil belajar aspek psikomotor berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot.

Sedangkan menurut Yamin (2012:27) mengatakan bahwa kawasan kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental dan sering berawal dari tingkat “pengetahuan” sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu “evaluasi”. Untuk kawasan afektif dijelaskan bahwa kawasan ini merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Dan untuk kawasan psikomotor adalah kawasan yang berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot oleh fikiran sehingga diperoleh tingkat ketrampilan tertentu.

Dari definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku pada saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.