Tipe-tipe Kepribadian

Penulis: Tim Editor | Kategori: Umum | Tanggal Terbit: | Dilihat: 2678 kali

Pengertian Tipe Kepribadian

Menurut Djaali (2014:2) personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi bangsa Romawi persona berarti “bagaimana seseorang tampak pada orang lain”, jadi bukan diri yang sebenarnya. Pada zaman Romawi tersebut topeng digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Disini, berarti para aktor menyembunyikan kepribadian aslinya dan menampilkan kepribadian dirinya sesuai dengan topeng yang digunakan. Sehingga perlahan-lahan, kata persona berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakat, dimana kemudian individu tersebut daharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya itu. Kepribadian juga sering dihubungkan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu.

Menurut Woodworth dan Marquis (Hadis dan Nurhayari, 2014:47) kepribadian didefinisikan sebagai keseluruhan kualitas dari perilaku individu yang nampak dalam karakteristik kebiasaan berekspresi, berpikir, minat, sikap, caracara breaksi, dan pandangan hidup individu. Jahya (2011:67) kepribadian juga merupakan kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya secara unik. Dari banyak definisi tentang kepribadian, uraian yang paling lengkap adalah yang dikemukakan oleh G.W. Allport (Sunaryo, 2004:102). Dikatakan bahwa, kepribadian adalah organisasi (susunan) dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya. Sebagai organisasi yang dinamis, artinya kepribadian itu dapat berubah-ubah dan antar berbagai komponen kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, emosi, perasaan dan motif) memiliki hubungan yang erat. Hubungan tersebut terorganisasi sedemikian rupa secara bersama-sama mempengaruhi pola perilaku, yaitu pola-pola interaksi dengan individu lain dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Dari berbagai definisi dan unsur kepribadian para ahli psikologi tersebut, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu proses yang dinamis dalam diri, yang terus menerus dilakukan terhadap psikofisik (fisik dan mental), sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik atau khas pada setiap orang terhadap lingkungannya.

Jenis-jenis Tipe Kepribadian

Menurut Carl Gustav Jung kepribadian dapat diukur di sepanjang empat dimensi. Tipe kepribadian menyiratkan kekuatan dan kelemahan tertentu. Mengetahui tipe kepribadian, dapat membantu dalam mengantisipasi kendala yang mungkin dimiliki seseorang dikarenakan kelemahan dalam tipe kepribadiannya. Hal ini juga dapat membantu dalam mengetahui area kuat, area dimana sesorang dapat berhasil dengan sangat baik. Test kepribadian intelligent elite didasarkan pada hasil kerja dari Carl Gustav Jung, yang kemudian dikembangkan oleh Isabel Briggs-Myers dan Katherine Myers. Menurut teori kepribadian mereka, kita dapat membedakan kepribadian menjadi empat dimensi yaitu:

  1. Ekstrovert (E) VS Introvert (I)
    Dimensi EI melihat orientasi energy kita kedalam atau keluar. Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar. Mereka suka bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action oriented. Mereka bagus dalam hal berurusan dengan orang dan hal operasional. Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri). Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi dan fokus. Mereka bagus dalam pengolahan data secara internal dan pekerjaan back office.
  2. Sensing (S) VS Intuition (N)
    Dimensi SN melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis, realistis dan melihat data apa adanya. Mereka menggunakan pedoman pengalaman dan data konkrit serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Mereka focus pada masa kini (apa yang bias diperbaiki sekarang). Mereka bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Sementara tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai kemungkinan yang bias terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dicapai di masa mendatang). Mereka inovatif, penuh inspirasi dan ide unik. Mereka bagus dalam penyusunan konsep, ide, dan visi jangka panjang.
  3. Thinking (T) VS Feeling (F)
    Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala. Mereka menerapkan prinsip dengan konsisten. Bagus dalam melakukan analisa dan menjaga prosedur/standar. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
  4. Judging (J) VS Perceiving (P)
    Dimensi terakhir melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging di sini bukan berarti judgemental (menghakimi). Judging diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-lompat). Mereka tidak suka hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Mereka ingin merencanakan pekerjaan dan mengikuti rencana itu. Mereka bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan ketidakpastian membuat mereka bergairah. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.


Tipe Kepribadian Extrovert

Menurut Carl Gustav Jung (Djaali, 2014:11) kepribadian pada diri individu extrovert, pada umumnya memiliki ciri-ciri suka berpandangan atau berorientasi keluar, bebas, dan terbuka secara soaial, berminat terhadap keanekaan, sigap dan tidak sabar dalam menghadapi pekerjaan yang lamban, dan suka bekerja kelompok. Extrovert adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dari dirinya, sehingga segala minat, sikap, keputusan yang diambil lebih ditentukan oleh peristiwa yang terjadi diluar dirinya. Pada dasarnya orang-orang yang bersifat extrovert menunjukkan sifat yang lebih terbuka dan mau menerima masukan dari pihak luar, aktif, suka berteman, dan ramah tamah. Adapun menurut Aisyah (2015:22) tipe extrovert cenderung mengembangkan gejala-gejala hysteria, sedikit energik, perhatian sempit, prestasi kerja kurang baik, kosakata relative sedikit, gagap, mudah kena kecelakaan, selalu sakit-sakitan. Biasanya intelegensi rendah, bekerja cepat dan buru-buru sehingga hasilnya kurang teliti. Taraf prestasinya selalu dinilai dengan berlebih-lebihan tidak kaku dan interpersonal variabilitas besar.

Arif (Tanpa tahun:2) orang yang mempunyai kepribadian extrovert cenderung aktif, periang dan suka bergaul dengan teman-temannya. Mereka lebih suka bersosialisasi dengan banyak orang dan cenderung lebih peka melihat keadaan. Dalam mengerjakan sesuatu orang extrovert biasanya lebih cepat meskipun tidak sempurna dan kadang-kadang ceroboh. Menurut Zaman dan Abdillah (2009:20) seorang extrovert dapat dengan mudah dan terbuka mengungkapkan masalah dan perasaan dalam dirinya kepada siapa pun yang dikenalnya. Pribadi yang tidak suka berdiam diri ini mengutamakan tindakan tanpa banyak merenungkan. Baginya, yang terpenting didahulukan adalah tindakan, baru memikirkan risiko yang akan menimpanya. Ia juga senang berbicara, sehingga sangat suka berkenalan dan menjalin persahabatan. Menurutnya, dari persahabatan akan diperoleh banyak masukan bagi pencerahan diri. Selain itu menurut Zaman dan Abdillah (2009:21) orang dengan kepribadian ini juga memiliki pandangan hidup luas, sehingga mudah tertarik dengan tuntutan-tuntutan dari kondisi-kondisi di luar dirinya. Selain itu seorang extrovert sangat berminat tinggi terhadap kegiatan-kegiatan yang melibatkan unsur kebersamaan, seperti berkemah, arum jeram, atau kegiatan lain yang melibatkan dirinya dan banyak orang. Baginya, pergaulan adalah hal yang berharga, sebaliknya ia menganggap orang yang tidak bergaul adalah orang yang dangkal.

Kelebihan dan Kelemahan Tipe Kepribadian Extrovert

Menurut Zaman dan Abdillah (2009:24) seorang tipe kepribadian extrovert memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu sebagai berikut:

Kelebihan

  1. Suka mengobrol dengan orang lain Tergantung pada orang lain
  2. Cepat bertindak 
  3. Tertarik pada hasil kerja 
  4. Menyukai variasi tugas 
  5. Lebih suka mengerjakan sesuatu secara berkelompok/ tim

Kelemahan

  1. Senang dengan suasana kebersamaan Tidak nyaman dengan kesendirian
  2. Mudah beralih perhatian karena gangguan orang lain
  3. Bertindak langsung tanpa mempertimbangkan risiko
  4. Terlalu menyederhanakan situasi yang rumit dan kompleks
  5. Tidak memiliki cukup kesabaran untuk menghadapi tugas secara detail/ mendalam

Dari penjelasan diatas karakteristik seseirang dengan kepribadian extrovert adalah:

  1. Merupakan seseorang yang mudah bergaul dengan orang lain, bersahabat, senang berbicara dan mudah diduga.
  2. Dapat mengungkapkan perasaan yang sedang dialami.
  3. Merasa tertarik keluar oleh tuntutan dan kondisi diluar dirinya.
  4. Memperoleh energi dari orang-orang lain dan pengalaman tentang dunia luar.
  5. Memilih bertindak lebih dahulu daripada merenungkan.
  6. Memandang hidup secara meluas.
  7. Tidak menyukai kegiatan yang membutuhkan waktu yang lama, banyak kegiatan dan suka dengan kegiatan yang beragam.

Tipe Kepribadian Introvert

Menurut Carl Gustav Jung (Djaali, 2014:11) kepribadian pada diri individu yang introvert umumnya memiliki sifat-sifat yang cenderung menarik diri, suka bekerja sendiri, tenang, pemalu, tetapi rajin, hati-hati dalam mengambil keputusan, dan cenderung tertutup secara sosial. Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Minat, sikap, dan keputusan yang diambil selalu didasarkan pada perasaan, pemikiran, dan pengalaman sendiri. Pada dasarnya orang yang introvert cenderung pendiam dan tidak membutuhkan orang lain karena merasa segala kebutuhannya dapat dipenuhi sendiri. Arif (Tanpa tahun:2) orang yang mempunyai kepribadian introvert cenderung pendiamdan lebih menyukai dunianya sendiri.

Hal ini tentunya sering kita sering temukan ketika kita mengajar dikelas, meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak. Sehingga pada umumnya orang introvert dalam menyelesaikan sesuatu lebih berhati- hati dan teliti. Menurut Zaman dan Abdillah (2009:21) seorang introvert cenderung menyimpan banyak rahasia tentang persoalan dirinya, juga banyak menjaga rahasia persoalan orang lain. Seorang introvert dikenal sebagai sosok pendiam dan sukar diduga, serta sering menarik diri dari suasana yang ramai. Kesendirian baginya akan mendatangkan ide-ide. Pengalaman dirinya adalah kekuatan untuk melakukan sesuatu. Bagi introvert banyak berinteraksi dengan orang lain hanya membuang waktu saja.

Selain itu Menurut Zaman dan Abdillah (2009:22) seorang introvert lebih memikirkan risiko yang akan terjadi sebelum mengambil tindakan. Dalam
menyelesaikan pekerjaannya, introvert lebih suka melakukan sendiri dari pada berkelompok, walaupun penyelesaian pekerjaan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang. Orang dengan kepriibadian ini cenderung memiliki prinsip “Saya menyendiri, lalu saya mengerti”. Menurut Zaman dan Abdillah (2009:24) seorang tipe kepribadian introvert memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu sebagai berikut:


Kelebihan dan Kelemahan Kepribadian introvert

Kelebihan

  1. Tampak mandiri
  2. Bekerja sendiri dengan kesungguhan
  3. Menjaga rahasia, baik rahasia dirinya maupun orang lain
  4. Berpikir dulu sebelum bertindak
  5. Dapat bekerja dengan waktu yang cukup panjang
  6. Merasa nyaman pada wilayah ide dan konsep

Kelemahan

  1. Menghindari pengaruh dari luar dirinya
  2. Enggan untuk bekerja secara berkelompok
  3. Cenderung selalu menutup diri
  4. Sulit mengambil keputusan dan kesimpulan
  5. Kurang tertarik kejadian diluar dirinya
  6. Terkesan egois


Perbedaan Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert

Burtaverde dan Mihaila (Permatasari, 2016:317) mengenai perbedaan signifikan antara individu ekstrovert dan individu introvert terhadap reaksi sederhana pada situasi konflik. Diperoleh kesimpulan bahwa individu introvert yang fokus dan takut gagal membuat mereka lebih berhati-hati, sedikit membuat kesalahan, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama untuk berpikir. Sebaliknya, kepribadian ekstrovert merespon lebih cepat tetapi rentan terhadap kesalahan karena mereka lebih fokus terhadap lingkungan bukan pada dirinya, kemampuan konsentrasi individu ekstrovert lebih rendah daripada individu introvert.

Menurut Mudrika (2009:2) ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar. Mereka suka bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus dengan dunia luar dan action oriended. Mereka bagus dalam hal berurusan dengan orang dan hal operasional. Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri). Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi dan fokus. Mereka bagus dalam pengolah data secara internal dan pekerjaan back office.

Menurut Zaman dan Abdillah (2009:22) perbedaan kepribadian extrovert dan introvert, yaitu sebagai berikut:

Extrovert Introvert
Sering menunjukan sikap bersahabat, senang berbicara, dan mudah didugaSering menarik diri, pendiam, dan sukar diduga
Dapat mengungkapkan perasaanMenyimpan perasaan
Membutuhkan pergaulan dengan orang lainMembutuhkan kesendirian
Merasa tertarik keluar oleh tuntutan dan kondisi diluar dirinyaMerasa tertarik kedalam oleh tuntutan dan campur tangan dari luar dirinya
Memperoleh energi dari orang-orang lain dan pengalaman tentang dunia luarMemperoleh energi dari sumber-sumber dalam diri dan pengalaman dari dalam diri
Bertindak lebih dahulu daripada merenungkanMerenung lebih dahulu daripada bertindak
Memandang hidup secara meluasMemandang hidup secara mendalam
Tidak suka dengan kegiatan yang membutuhkan waktu lamaMembatasi diri dan senang bekerja sendiri
Menikmati diskusi, mengembangkan gagasan melalui diskusiMengembangkan gagasan melalui refleksi
Lebih memilih leluasan daripada kedalamanLebih memilih kedalaman daripada keluasan
Banyak kegiatan, suka dengan kegiatan yang beragamNyaman dengan kegiatan yang membutuhkan waktu yang lama
Orang extrovert mungkin menimbulkan kesan dangkal bagi introvert, extravertion membutuhkan introvertion untuk menyeimbangkanIntrovertion membutuhkan extrovertion untuk menyeimbangkannya