Pengertian Teori Sinyal
Teori sinyal atau isyarat menurut Brigham & Houston (2017) adalah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan untuk memberikan panduan kepada investor tentang cara melihat prospek perusahaan manajemen. Menurut Brigham & Houston (2017), perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba untuk menghindari penjualan saham dan melakukan modal baru yang diperlukan dengan cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan cenderung menjual sahamnya.
Pencetus teori sinyal adalah Spence yang melakukan penelitian dengan judul Job Market Signaling pada tahun 1973 yang menyatakan bahwa informasi asimetris terjadi pada pasar ketenagakerjaan. Oleh karena itu, Spence membuat suatu kriteria sinyal guna untuk menambah kekuatan pada pengambilan keputusan (Scott, 2015). Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang mengenai prospek bisnis perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Horne et al, 2012). Brigham & Houston (2017) signalling theory merupakan suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen pada prospek perusahaan untuk masa mendatang.
Teori ini dikembangkan kembali oleh Ross (1977), memaparkan bahwa pihak eksekutif perusahaan yang memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada investor. Informasi tersebut biasanya dalam bentuk laporan keuangan tahunan yang berisi mengenai informasi keadaan perusahaan, catatan masa lalu maupun keadaan perusahaan, dan juga dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan.
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain (Mantari & Nuryasman, 2015). Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Informasi yang diterima oleh investor terlebih dahulu diterjemahkan sebagai sinyal yang baik (good news) atau sinyal yang buruk (bad news) (Su et al, 2014).
Perspektif teori sinyal menekankan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan memberikan sinyal kepada investor melalui pelaporan informasi terkait kinerja perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran akan prospek usaha di masa datang. Semakin tinggi angka profitabilitas yang tercantum pada laporan keuangan, berarti semakin baik kinerja keuangan perusahaan, maka akan mencerminkan kekayaan investor yang semakin besar dan prospek perusahaan kedepan dinilai semakin menjanjikan. Pertumbuhan prospek tersebut oleh investor akan ditangkap sebagai sinyal positif sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata investor yang tercermin dari meningkatnya harga saham perusahaan (Mohammed, 2017).
Pada saat informasi diumumkan, pelaku pasar (investor) terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik atau sinyal buruk. Jika pengumuman tersebut mengandung sinyal baik, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2013). Teori isyarat atau sinyal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan untuk memberikan panduan kepada investor tentang cara melihat prospek perusahaan manajemen. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba untuk menghindari penjualan saham dan melakukan modal baru yang diperlukan dengan cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal normal (Brigham & Houston, 2017).
Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan cenderung menjual sahamnya. Pengumuman penerbitan saham oleh suatu perusahaan biasanya merupakan isyarat (sinyal) bahwa manajemen prospek perusahaan tampak suram. Jika sebuah perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, harga saham akan turun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham prospek perusahaan bahkan lebih cerah (Sabrin et al, 2016). Tingkat laba yang dilaporkan perusahaan melalui laporan laba rugi dapat diterjemahkan menjadi sinyal baik maupun sinyal yang buruk. Apabila laba yang dilaporkan oleh perusahaan meningkat maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik. Sebaliknya apabila laba yang dilaporkan menurun maka perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal yang buruk. Sinyal-sinyal dari informasi yang beredar dapat mempengaruhi tindakan yang diambil investor (Setiawanta & Hakim, 2019). Teori sinyal juga digunakan untuk menggambarkan perilaku antara pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan informasi meskipun mereka memiliki akses yang berbeda atas informasi (Connelly et al, 2011).