Pengertian Strategi Pembelajaran Generatif
Strategi pembelajaran generatif dikembangkan oleh Osborne dan Wittrock (1985), yang merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berusaha menyatukan gagasan-gagasan baru dengan skema pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pembelajaran ini dapat membantu siswa menciptakan submasalahsubmasalah, subtujuan-subtujuan, dan strategi-strategi mencapai tugas yang lebih besar (Huda, 2015: 309).
Menurut Bodner (1986) dalam Sadia (2014: 13) pembelajaran generatif berbasis pada pandangan konstruktivisme tentang pengetahuan, dengan asumsi dasar bahwa pengetahuan dibangun di dalam pikiran pebelajar. Dalam model belajar generatif, siswa itu sendirilah yang aktif secara mental membangun pengetahuannya, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator atau mediator pembelajaran. Menurut Russell Tytler (1996) dalam Sadia (2014: 13-14) ada empat peran utama guru dalam pembelajaran generatif, yaitu:
- Sebagai Stimulator Rasa Ingin Tahu
Dalam hal ini guru menggugah perhatian dan memotivasi siswa untuk menyimak tujuan rill pembelajaran. Rasa ingin tahu ditumbuh kembangkan. Untuk itu, guru perlu merancang aktivitas-aktivitas yang memberikan kejutan bagi siswa. - Membangkitkan dan Menantang Ide-ide Siswa
Guru berperan sebagai pembangkit dan pemberi semangat kepada siswa untuk berpikir kritis dalam mengemukakan argument maupun dalam melakukan investigasi. - Sebagai Narasumber
Sebagai narasumber pembelajaran, guru menyiapkan materi instruksional, menyiapkan informasi tertulis maupun verbal, atau menyusun rencana studi lapangan. - Sebagai Senior Co-investigator
Guru bertindak sebagai model bagi siswa dalam mengajukan pertanyaan, merancang penelitian, dan sikap respek terhadap teman sejawat.
Menurut Wena (2014 : 178-180), strategi pembelajaran generatif terdiri dari empat tahap pembelajaran yaitu: pendahuluan atau eksplorasi, pemfokusan, tantangan atau tahap pengenalan konsep, dan penerapan konsep
- Eksplorasi
Tahap pertama yaitu tahap eksplorasi. Pada tahap eksplorasi guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide atau konsepsi awal yang diperoleh dari pembelajaran pada tingkat sebelumnya. Untuk mendorong siswa agar dapat melakukan eksplorasi, guru dapat memberikan stimulus berupa penulusuran terhadap suatu permasalahan yang dapat menunjukkan data dan fakta yang terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari. Pada proses pembelajaran ini guru berperan memberikan dorongan, bimbingan, memotivasi, dan memberikan arahan agar siswa mau dan dapat mengemukakan pendapat/ide/hipotesis. - Pemfokusan
Tahap kedua yaitu tahap pemfokusan atau pengenalan konsep atau interverensi. Pada tahap pemfokusan siswa melakukan pengujian hipotesis melalui kegiatan laboratorium atau dalam pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru bertugas sebagai fasilitator yang menyangkut kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan, dengan demikian para siswa dapat melakukan proses sains. - Tantangan
Tahap ketiga yaitu tahap tantangan. Dalam tahap ini siswa berlatih untuk berani mengeluarkan ide, kritik, berdebat, menghargai pendapat teman dan menghargai adanya perbedaan di antara pendapat teman. Pada saat diskusi guru berperan sebagai moderator dan fasilitator agar jalannya diskusi dapat terarah. Sehingga diharapkan melalui didiskusi terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa. - Penerapan
Tahap keempat adalah tahap penerapan. Pada tahap ini siswa diajak untuk memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar dalam situasi baru yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari hari. Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tahap pembelajaran generatif
Tahap pembelajaran generatif menurut Wena
No | Tahap Pembelajaran | Kegiatan Guru | Kegiatan Siswa |
1 | Eksplorasi |
|
|
2 | Pemfokusan |
|
|
3 | Tantangan |
|
|
4 | Aplikasi/Penerapan |
|
|
Tahap pembelajaran generatif menurut Nasir
Menurut Nasir (2004: 90-92) dalam Nur (2015: 1-2) menjelaskan tahap-tahap pembelajaran generatif sebagai berikut:
No | Tahap Pembelajaran | Kegiatan Guru | Kegiatan Peserta Didik |
1 | Pendahuluan |
| Menyempurnakan survei atau kegiatan lain yang telah didesain untuk menggambarkan ide-ide yang ada |
2 | Pemfokusan |
|
|
3 | Tantangan |
|
|
4 | Aplikasi |
|
|
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai tahap dalam pembelajaran generatif, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran di atas mengacu pada lima komponen penting dalam pembelajaran generatif, yaitu: orientasi, eksplorasi, pemfokusan, tantangan, dan penerapan.
Sintaks Pembelajaran Generatif
Adapun langkahlangkah atau sintaks pembelajaran generatif dalam penelitian ini sebagai berikut berikut:
- Orientasi
- Mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran
- Menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
- Memberikan apersepsi dan memotivasi siswa
- Eksplorasi
- Memberikan contoh-contoh yang dapat mendorong siswa menggemukakan ide/pendapat
- Membimbing siswa untuk mengklasifikasikan pendapat
- Pemfokusan
- Mengarahkan siswa menetapkan konteks permasalahan
- Membimbing kelompok dalam berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di lembar kerja
- Tantangan
- Mengarahkan dan memfasilitasi agar terjadi pertukaran ide/pendapat
- Memberikan penegasan dan penguatan konsep siswa
- Penerapan
- Memberikan penguatan atas kesimpulan yang didapat
- Mengevaluasi kemajuan belajar siswa dengan memberikan tes berupa soal essay
Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Generatif
Adapun kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran generatif menurut Simanjuntak (2011: 3-4) yaitu:
Kelebihan Strategi Pembelajaran Generatif
- Menciptakan suasana belajar yang aktif
- Menciptakan siswa belajar siswa hingga dibentuk diskusi kelompok yang bertujuan untuk menggali pemahaman mereka tentang topik yang akan dibahas.
- Siswa mampu menemukan fenomena/gejala-gejala, lalu dapat memecahkan masalah yang ada.
- Siswa lebih terarah mandiri dan mampu bekerja sendiri
Kekurangan strategi pembelajaran generatif
- Membutuhkan waktu yang relatif lama
- Suasana biasa jadi tidak terkontrol karena adanya pendapat dari siswa yang berbeda-beda, sehingga bisa jadi menimbulkan suasana kelas jadi ribut.
Daftar Pustaka
Al Tabany, T. I. B., 2014, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.
Hamdani, D., Kurniati, E., dan Sakti, I., 2012, Pengaruh model pembelajaran generatif dengan menggunakan alat peraga terhadap pemehaman konsep cahaya kelas VIII di SMP Negeri 7 Kota Bengkulu, Jurnal Exacta, (1), ISSN: 1412-3617.
Herdi, H., Hidayat, I., dan Lesmini, B., 2014, Dampak Pembelajaran Generatif Berbantuan Powerpoint terhadap Pemahaman Siswa pada Topik Asam Basa di SMAN 1 Indralaya Utara, Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia, 1(2): 131- 140.
Huda, M., 2015, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kurniawan, H., 2015, Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Pernamedia Group.
Nur, A., 2015, Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Makassar, Jurnal Pendidikan Fisika, 3(1): 1-13. ISSN: 2302-8939.
Sadia, W. I., 2014, Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sani, A. R., 2014, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sanjaya, W., 2010, Strategi Pembelajaran Berorienrasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana prenada media group.
Simanjuntak, L. T., 2012, Efektivitas Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Terhadap Kemempuan Menulis Paragraf Persuasif oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rantau Selatan Tahun Pembelajaran 2010/2011.
Suryani, N. dan Agung, L., 2012, Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Trianto, 2014, Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Uno, B. H., 2009, Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Wijaya, B. W. K. I., Suastra, W. I., dan Muderawan, W. I., 2014, Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4: 1-11.