Proses Self Control

Penulis: Tim Editor | Kategori: Umum | Tanggal Terbit: | Dilihat: 17 kali

Pengertian Proses Self Control

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) proses dapat diartikan sebagai runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangans sesuatu, atau rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari hendaknya memiliki kecakapan dan kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta mampu untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi. Kemampuan untuk mengendalikan perilaku, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, selalu nyaman dengan orang lain, dapat disebut sebagai self control.

Menurut Syamsul (dalam Marsela, 2014:54) self control yaitu kemampuan individu untuk mengendalikan dorongan, baik dari dalam maupun dari luar diri individu. Menurut Gufron dan Risnawati (dalam Blegur, 2019:170) self control merupakan salah satu kecakapan anak sebagai kepekaannya membaca situasi diri dan lingkungan dimana ia berada. Self control akan membantu anak mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk mengekspresikan diri saat bersosialisasi. Individu dengan control yang tinggi sangat memerhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Individu cenderung akan mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan situasi sosial yang kemudian dapat mengatur perilakunya lebih responsive terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk memperlancar interaksi sosial, bersikap hangat, dan terbuka.

Chaplin (dalam Titisari, 2017:135) berpendapat bahwa definisi dari self control merupakan kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri dalam menekan dan merintangi impils atau tingkah laku yang bersifat impulsif. Self control ini berfungsi sebagai kemampuan untuk menahan tingkah laku yang dapat merugikan orang lain, dimana mereka memiliki self control yang baik juga dan akan mengikuti peraturan yang ada. Self control adalah suatu kemampuan menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah positif. Self control juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu. Self control adalah usaha yang dilakukan oleh individu yang digunakan dalam rangka mengatur lingkungan sekitarnya untuk mengarahkan konsekuensi dari perilakunya sendiri.

Pakar psikologi self control, Lazarus menjelaskan bahwa self control menggambarkan keputusan individu melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun guna meningkatkan hasil dan tujuan tertentu sebagaimana yang diinginkan. Self control merujuk ada kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan tanpa terhalangi baik oleh rintangan maupun kekuatan yang berasal dari dalam diri individu. Self control merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan dorongandorongan, baik dari dalam diri maupun dari luar diri individu. Individu yang memiliki kemampuan self control akan membuat keputusan dan mengambil langkah tindakan yang efektif untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan (Thalib, 2010:107) Menurut Rizal (2018:43) self control (kontrol diri) adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan tingkah laku dengan cara menekan, menahan,
mengatur atau mengarahkan dorongan keinginan dengan pertimbangan agar dalam pengambilan keputusan yang salah dapat dihindari. Semakin tinggi self control individu, maka semakin kuat pengendalian tingkah laku yang berlawanan dengan norma-norma sosial sehingga akan membawa individu ke perilaku yang positif.

Self control merupakan kecenderungan individu untuk mempertimbangkan berbagai konsekuensi, untuk perilaku. Dapat dikatakan bahwa sebagai kemampuan manusia untuk menahan dan mengendalikan perilaku sosial yang tidak pantas. Self control adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respons batin seseorang, serta mencegah kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri untuk melakukan perilaku tersebut. Self control adalah suatu kecakapan individu dalam membaca situasi diri dan lingkungannya. Menurut Calhoun & Acocella (dalam Maryatmi dan Silaen, 2015:167) ada dua alasan yang mengharuskan individu mengontrol dirinya, yaitu:

  1. Alasan sosial. Individu tidak dapat hidup seorang diri, melainkan dalam suatu kelompok masyarakat. Dalam kelompok masyarakat individu harus mengontrol perilakunya agar tidak mengganggu ketentraman sosial atau melanggar kenyamanan dan keamanan orang lain.
  2. Alasan personal. Self control dibutuhkan individu untuk belajar mengenai kemampuan, kebaikan dan hal-hal lain yang diinginkan dari kebudayaannya. Agar dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut self control sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun standar yang lebih tinggi untuk dirinya.

Individu harus terus menerus belajar untuk mengontrol dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Seseorang merasa memiliki self control ketika mereka mampu mengenal apa yang dapat dan tidak dapat dipengaruhi lewat tindakan pribadi dalam sebuah situasi, ketika mereka memfokuskan pada bagian yang dapat dikontrol lewat tindakan pribadi, dan ketika mereka yakin bahwa mereka memiliki kemampuan agar supaya berprilaku dengan sukses. Self control merupakan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan dan mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan menghindari hasil yang tidak diinginkan. self control dimaksudkan untuk mengendalikan diri dari hasrat atapun nafsu dalam hal yang tidak dibenarkan dalam aturan.

Berdasarkan pengertian self control di atas, dapat disimpulkan bahwa self control merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk mengatur, mengarahkan, mengendalikan dan mengubah perilaku melalui pertimbangan perilaku, kognitif, dan keputusan ke arah yang lebih positif, sehingga perilaku yang timbul tidak menyimpang dari aturan yang berlaku.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Control

Menurut Hermanto (dalam Lutfiah, Hadi, dan Rokhmani, 2015:54) faktor-faktor yang mempengaruhi self control terdiri dari faktor internal dan faktor ektesrnal.

1. Faktor Internal

  1. Usia
    Semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin baik kemampuan mengontrol dirinya. Individu yang matang secara psikologis juga akan mampu mengontrol perilakunya karena telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan tidak baik bagi dirinya.
  2. Kepribadian
    Kepribadian mempengaruhi self control dalam konteks bagaimana seseorang dengan tipikal tertentu bereaksi dengan tekanan yang dihadapinya dan berpengaruh pada hasil yang akan diperolehnya.

Faktor Eksternal

  1. lingkungan keluarga yaitu orang tua
    Dalam hal ini orangtua sangat penting dalam hal self control anak, yang mana waktu anak dengan orangtua lah yang lebih banyak terjadi dalam hitungan tiap harinya. Oleh sebab itu, jika orang tua menerapkan sikap disiplin kepada anaknya secara intens sejak dini dan orang tua tetap konsisten terhadap semua konsekuensi yang akan diberikan jika anak melakukan penyimpangan, maka sikap kekonsistensian inilah yang akan diinternalisasi oleh sang anak, yang mana di kemudia hari akan menjadi self control baginya.
  2. Teman sebaya
    Teman sebaya yang menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. Pengalaman yang diperoleh dari proses pembelajaran lingkungan teman sebaya juga memegang peran penting dalan self control seseorang, khususnya pada masa anakanak.
  3. Situasi
    Situasi merupakan faktor yang berperan penting dalam proses self control. Setiap orang mempunyai strategi yang berbeda pada situasi tertentu, dimana strategi tersebut memiliki karakteristik yang unik. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor self control terbagi menjadi dua yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal merupakan usia dan kepribadian seseorang, dan faktor eksternal merupakan lingkungan keluarga, terutama adalah orangtua teman sebaya dan situasi.

Fungsi Self Control

Menurut Gul dan Pesendorfer self control berfungsi untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi (self-interest) dan godaan (temptation). Messina dan Messina (dalam Gunarsa, 2004: 255-256) menyebutkan bahwa self control memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:

  1. Membatasi perhatian individu terhadap orang lain.
    Dengan adanya pengendalian diri, individu akan memberikan perhatian pada kebutuhan pribadinya pula, tidak sekedar berfokus pada kebutuhan, kepentingan, atau keinginan oran lain dilingkungannya.
  2. Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain dilingkungannya.
    Dengan adanya pengendalian diri, individu akan membatasi ruang bagi aspirasi dirinya dan memberikan ruang aspirasi orang lain supaya terakomodasi secara bersama-sama.
  3. Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif.
    Individu yang memiliki pengendalian diri akan terhindar dari berbagai tingkah laku negative. Pengendalian diri memiliki arti sebagai kemampuan individu untuk menahan dan mendorong keinginan bertingkah laku (negatif) yang tidak sesuai dengan norma sosial.
  4. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang
    Individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapainnya. Dalam hal ini, pengendalian diri membantu individu untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi self control adalah membatasi perhatian individu dengan orang lain, membatasi keinginan dan mengendalikan oranglain dilingkungannya, membatasi untuk bertingkah laku negative, serta membantu individu untuk kebutuhan hidup secara seimbang.

Jenis-Jenis Self control

Menurut Block & Block (dalam Marsela, 2014:54) ada tiga jenis self control, yaitu:

  1. Over control, yaitu self control yang dilakukan oleh individu secara berlebihan ang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi terhadap stimulus.
  2. Under control, yaitu suatu kecenderungan individu untuk melepaskan impulsivitas dengan bebas tanpa perhitungan yang masak.
  3. Appropriate control, yaitu kontrol individu dalam upaya mengendalikan impuls secara tepat.

Berdasarkan jenis-jenis self control diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis self control yaitu over control, under control, dan appropriate control.

Indikator Self control

Menurut Averill (dalam Thalib, 2010:110-111) self control dibedakan atas tiga kategori utama, yaitu:

  1. Mengontrol perilaku (behavioral control)
    Mengontrol perilaku adalah kemampuan untuk mempengruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku dibedakan atas 2 komponen, yaitu:
    1. Kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration), yaitu menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau orang lain atau sesuatu diluar dirinya.
    2. Kemampuan mengatur stimulus (stimulus modifiability), merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi.
  2. Mengontrol kognitif (cognitive control)
    Mengontrol kognitif merupakan mengontrol dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan untuk mengurangi tekanan. Mengontrol kognitif dibedakan atas 2 komponen yaitu:
    1. Kemampuan untuk memperoleh informasi (information again), informasi yang dimiliki individu mengenai suatu keadaan akan membuat individu mampu mengantisipasi keadaan mealui berbagai pertimbangan objektif.
    2. Kemampuan melakukan penilaian (apraisal), penilaian yang dilakukan individu merupakan usaha untuk menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan memerhatikan segi-segi positif secara subjektif.
  3. Mengontrol keputusan (decision control)
    Mengontrol keputusan merupakan kemampuan individu untuk memilih dan menentukan tujuan yang diinginkan. Kemampuan mengontrol keputusan akan berfungsi baik bilamana individu memiliki kesempatan, kebebasan, dan berbagai alternative dalam melakukan suatu tindakan.

Berdasarkan paparan tentang indicator self control di atas, pengukuran tingkat self control dalam penelitian ini mengacu pada indikator self control yang dipaparkan oleh Averill yaitu kemampuan mengontrol perilaku (behavioral control), kemampuan mengontrol kognitif (cognitive control), kemampuan mengambil keputusan (decision control).