Personality Trait
Personality trait atau ciri kepribadian adalah karakteristik yang konsisten dan relatif stabil dalam perilaku, sikap, dan cara seseorang merespons situasi tertentu. Ciri kepribadian adalah aspek internal dari individu yang mencakup bagaimana mereka berpikir, merasakan, dan bertindak. Beberapa contoh ciri kepribadian termasuk kepercayaan diri, empati, ketegasan, keterbukaan, dan neurotisme. Kepribadian berasal dari bahasa latin yaitu persona yang artinya topeng yang biasa digunakan dalam sebuah pertunjukan drama atau teaterikal, yang digunakan para aktor romawi kuno dalam menjalnnkan perannya. Namun seiring berjalannya waktu, kepribadian adalah pola sifat yang relatif permanen dan mempunyai karateristik yang unik yang secara konsisten mempengaruhi perilakunya (Pratama, 2012). Penjelasan personality juga dijelaskan oleh Hall & Lindzey yang mengatakan bahwa kepribadian diartikan sebagai keterampilan kemudian kesan yang paling menonjol, yang ditunjukan seseorang terhadap orang lain. Pendapat lainnya juga mengartikan kepribadian sebagai sistem yang relatif stabil mengenai karateristik individu yang bersifat internal, yang berkontribusi terhadap pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang (Yusuf & Nurihsan, 2011).
Allport, mengemukakan bahwa kepribadian adalah “personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to this environment” (kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya) (Yusuf & Nurihsan, 2007). Pendapat tentang kepribadian juga dijelaskan oleh Shcoen, menurutnya kepribadian adalah sebagai sebuah sistem yang terorganisasi, dari keseluruhan fungsional, kesatuan atau kebiasaan yang kemudian disposisi-disposisi dan sentimen-sentimen yang memberikan corak pada setiap individu dan ini yang menjadikan perbedaan dengan individu lainnya (Prawira, 2013).
Trait merupakan sifat yang mewakili kecenderungan respon secara luas dan mengungkapkan hal yang relatif permanen dari perilaku (Pervin, 1975). Trait pada diri individu memiliki kadar yang berbeda sehingga seseorang dapat memiliki banyak atau sedikit pada beberapa trait. Jadi, pada pendekatan ini setiap kepribadian dapat digambarkan sebagaimana kuat variasi suatu trait tertentu dirinya sendiri, tidak emosional dan kuat. Dari beberapa dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah merupakan sistem organisasi yang relatif stabil yang mempunyai sifat permanen dan karateristik yang unik, baik secara tingkah laku, pikiran, dan perasaan yang mampu membedakan individu dengan individu yang lainnya.
Ciri kepribadian dapat dibedakan menjadi lima faktor utama, yang disebut sebagai model Big Five, yaitu:
- Neuroticism: cenderung emosional dan mudah terganggu.
- Extraversion: cenderung ekstrovert dan suka berinteraksi dengan orang lain.
- Openness: cenderung terbuka terhadap pengalaman baru dan memiliki imajinasi yang kuat.
- Agreeableness: cenderung ramah dan mudah bergaul dengan orang lain.
- Conscientiousness: cenderung rajin dan terorganisir.
Ciri kepribadian dapat mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, bagaimana mereka mengatasi stres, dan bagaimana mereka membuat keputusan dalam situasi tertentu. Penting untuk diingat bahwa ciri kepribadian tidak menentukan seluruh perilaku seseorang, tetapi dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana seseorang cenderung merespons situasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Teori Personality Trait (Big Five Personality)
Dimensi Big five pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg pada tahun 1981. Dimensi ini tidak mencerminkan perspektif teoritis tertentu, tetapi merupakan hasil dari analisis bahasa alami manusia dalam menjelaskan dirinya sendiri dan orang lain. Taksonomi big five bukan bertujuan untuk mengganti systemyang terdahulu, melainkan sebagai penyatu karena dapat memberikan penjelasan sistem kepribadian secara umum (Sulistyawati, 2014). Big five disusun bukan untuk menggolongkan individu kedalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari.
Pendekatan ini disebut Goldberg sebagai Fundamental Lexical (Language) Hypothesis; perbedaan individu yang paling mendasar digambarkan hanya dengan satu istilah yang terdapat pada setiap bahasa (Pervin et al., 2005). Big Five merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima dimensi kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima trait kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuriticism, dan openness. Perkembangan kepribadian big five semakin meningkat setelah dilakukannya penelitian terus menerus diberbagai negara. Beberapa alat ukur juga telah dikembangkan, antara lain the big five inventory (BFI) oleh Worrell, & Cross (2004) yang terdiri dari 44 aitem dengan model. skala likert 1-5 poin dari rentang sangat tidak setuju sampai sangat setuju yang telah teruji validitas dan reabilitasnya (Supriyadi, 2020).
Costa dan McCrae mengembangkan teori kepribadian big five teori ini didasarkan pada model five factors personality sebagai representasi struktur traits yang merupakan dimensi utama dari kepribadian. Trait kepribadian merupakan dimensi dari kepribadian yang merupakan kecenderungan emosional, kognitif dan tingkah laku yang bersifat menetap dan ditampilkan individu sebagai respons terhadap berbagai situasi lingkungan (Sulistyawati et al., 2014). Taksonomi kepribadian big five merupakan asesmen yang komprehensif dari kepribadian dimana individu mempersepsikan bagaimana dirinya sendiri serta bagaimana hubungan dirinya dengan orang lain.
Penilaian dalam kepribadian big five tidak menghasilkan satu trait tunggal yang dominan, tetapi menunjukkan seberapa kuat setiap trait dalam diri seseorang. The big five personality traits memiliki lima faktor yang memiliki ciri-ciri sendiri. Pemilihan nama bigfive ini bukan berarti kepribadian hanya ada lima melainkan karena pengelompokkan dari ribuan ciri kedalam lima himpunan besar kepribadian yang disebut dengan dimensi kepribadian (Ramdhani & Wulan 2012).
The big five sering digambarkan sebagai kerangka yang bersifat universal untuk mengukur kepribadian individu secara komperhensif (Lounsbury et al., (1999) kelima sifat dasar tersebut mencangkup sebagai berikut:
Extraversion
Dimensi ini berhubungan dengan tingkat kenyamanan dalam sebuah hubungan, seseorang dengan kepribadian ekstrovet cenderung suka berteman, tegas dan ramah, sedangkan orang yang introvet cenderung pendiam, pemalu dan tenang. Extraversion dicirikan untuk menjadi percaya diri, dominan, aktif dan menunjukan emosi yang positif, selain itu juga dikaitkan dengan kecenderungan untuk bersikap optimis. Pada dimensi ini cenderung dikaitkan dengan cara seseorang dalam menggunakan rasionalnya dan cara mengatasi permasalahannya. Seseorang yang memiliki tingkat Ektraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman dari pada seseorang yang memiliki tingkat ektraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, mudah bosan. Sedangkan seseorang dengan tingkat extraversion rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya (Pratama, Yoga dan Uyun, 2012). Selanjutnya menurut Feist (2010) bahwa individu dengan extraversion tinggi cenderung penuh kasih sayang, mudah bergaul, banyak bicara, menyukai kesenangan dan bersemangat sedangkan jika rendah individu cenderung tidak peduli, penyendiri, pendiam, serius, dan tidak berperasaan.
Neuroticism
Dapat dicirikan dengan kepemilikan emosi yang negatif seperti rasa khawatir, cemas, rasa tidak aman, dan labil. Seseorang yang memiliki tingkat neoroticism yang rendah dalam dimensi ini akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Mereka akan kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memilik tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi ini kepribadiannya mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive. Sifat ini kontras dengan istilah neurotisisme dan perasaan seperti kecemasan, kegelisahan dan depresi (John, Naumann & Soto, 2008).
Conscientiousness
Orang yang rendah dalam dimensi conscientiousness atau impulsif cenderung ceroboh, berantakan, dan tidak dapat diandalkan.
Agreeableness
Digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, forgiving, dan penyayang. Ketika seseorang yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi, dimana ketika berhadapan dengan konflik, self esteem mereka akan cenderung menurun, sedangkan orang-orang yang tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih agresif dan tidak kooperatif. Individu yang tinggi pada kesetujuan cenderung sopan, percaya dan kooperatif berfokus pada kualitas hubungan dengan orang lain (John, Naumann, & Soto, 2008).
Meskipun ciri-ciri kepribadian memberikan pendekatan yang berguna untuk menggambarkan pola perilaku yang berbeda dan lintas situasional, satu masalah potensial adalah banyaknya istilah-istilah serupa yang tersedia untuk menggambarkan perilaku streotipikal orang lain. Terlepas dari banyaknya kata sifat ini, penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar istilah serupa yang digunakan orang untuk menggambarkan pola perilaku orang lain dapat dikategorikan dengan andal ke dalam lima dimensi kepribadian yang luas.
Menurut Hughes et al., (2004) dijelaskan lima dimensi utama termasuk ketergantungan pembedahan, keramahan, penyesuaian, dan kecerdasan. mungkin cara termudah untuk memahami skema kategorisasi ini adalah dengan menjelaskan bagaimana orang yang berbeda akan masuk ke dalam masing-masing dari lima kategori besar. Pada intinya, model kepribadian big five lima besar ini adalah skema kategorisasi. Semua ciri kepribadian yang akan digunakan untuk menggambarkan orang lain dapat dikategorikan pada salah satu dari lima dimensi kepribadian tertera pada tabel di bawah ini.
Pengukuran Personality Trait
Untuk mengukur variabel personality trait penulis mengadopsi instrumen dari penelitian Murugesan & Jayavelu, (2017). Dengan 5 indikator yaitu:
- Emotional Stability (kesadaran diri, kurangnya kontrol dan kecemasan)
- Extraversion (minat, aktivitas, mencari kesenangan dan kebahagiaan)
- Opennnes to Experience (kemampuan imajinasi, Emotional, Intelektualitas
dan kebebasan. - Agreeableness (kepercayaan, kerjasama, simpatik)
- Conscientiousness (tanggung jawab, disiplin, kehati-hatian)