Pengertian Persepsi

Penulis: Tim Editor | Kategori: Umum | Tanggal Terbit: | Dilihat: 3289 kali

Pengertian Persepsi

Kehidupan individu tidak lepas dari lingkungannya, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pada saat individu dilahirkan, individu secara lansung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu individu secara lansung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan persepsi. Menurut Feldman (2012), “Persepsi adalah kegiatan menyortir, menginterpretasikan, menganalisis, dan mengintegrasikan ransang yang dibawa oleh organ indra dan otak”. Fitriyah dan Mohammad (2014) “persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, individu mengalami persepsi”.

Menurut Desmita (2012), “Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memakai berbagai fenomena, informasi atau data yang ada di sekelilingnya. Demikian juga halnya dengan kehadiran siswa di sekolah atau materi pelajaran yan disampaikan guru, atau mungkin malah menyesatkan, tanpa adanya persepsi yang benar. Hal ini karena persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya informasi atau stimulus secara otomatis. Sebaliknya, bagi manusia setiap informasi atau setiap stimulus harus yang melibatkan hampir seluruh dimensi kepribadiannya. Oleh sebab itu, apa yang terjadi di luar dapat sangat berbeda dengan apa yang sampai ke otak manusia, karena adanya faktor-faktor kognitif lain yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Adanya realitas persepsi yang demikian, sehingga informasi-informasi yang disampaikannya tidak dimaknai secara berbeda oleh siswa”.

Menurut Davidoff dalam Walgito (2010) “Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan dan interpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi”. Sedangkan menurut Moskowitz dalam Walgito bahwa “persepsi adalah proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Menurut King (2013) “persepsi (perception) adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensorik untuk memberikan makna. Sel-sel reseptor pada mata kita mencatat benda berwarna perak di angkasa, tetapi sel ini tidak “melihat” sebuah pesawat; sel reseptor di telinga bergetar dengan cara tertentu, tetapi sel-sel ini tidak “mendengar” sebuah simfoni. Menemukan pola-pola bermakna inilah yang disebut dengan persepsi”. Dengan demikian disimpulkan bahwa persepsi adalah penginterpretasikan terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan suatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Sehingga penginderaan orang mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek”.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Walgito (2010), “Ada berbagai faktor yang berperan dalam persepsi yaitu: objek yang dipersepsi, alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf, perhatian”.

  1. Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang lansung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian tersebar stimulus datang dari luar individu.
  2. Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
  3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari uraian tersebut dapat terlihat bahwa adanya beberapa faktor yang berperan agar terjadinya proses persepsi yaitu, objek atau stimulus yang dipersepsi, alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf, dan perhatian. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, seseorang guru dapat mengetahui apa saja yang berperan dalam proses mengajar, sehingga timbul persepsi yang baik dari siswa yang diajarkan. Persepsi lebih komplek dan lebih luas dari pengideraan (mendengar, melihat dan merasakan).

Menurut Desmita (2012), persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga komponen utama, yaitu: seleksi, penyusunan, dan penafsiran.

  1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih data yang relevan sesuai dengan kepentingan dirinya. Jadi, seleksi perseptual ini tidak hanya bergantung pada determinan-determinan utama dari perhatianseperti: intensitas (intensity), kualitas (quality), kesegaran (suddenness), kebaruan (novelty), gerakan (movement), dan kesesuaian (congruruity) dengan muatan kesadaran yang telah ada-melainkan juga tergantung pada minat, kebutuhan-kebutuhan, dan nilainilai yang dianut.
  2. Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan, menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam suatu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Gestalt, manusia secara alamiah memiliki kecendrungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur di dalam mengorganisasikan objek-objek perceptual. Oleh karena itu, sejumlah stimulus dari lingkungan cenderung diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara-cara yang sama. Berdasarkan pemikiran ini, maka Gestalt mengajukan beberapa prinsip tentang kecenderungankecenderungan manusia dalam penyusunan informasi ini, diantaranya prinsip kemiripan (similarity), prinsip kedekatan (proximity), prinsip ketertutupan atau kelengkapan (closure), prinsip searah (direction), dan lain-lain.
  3. Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi atau stimulus kedalam bentuk tingkah laku sebagai respons. Dalam proses ini, individu membangun kaitan-kaitan antara stimulus yang datang dengan struktur kognitif yang lama, dan membedakan stimulus yang datang untuk memberi makna berdasarkan hasil interpretasi yang dikaitkan atau bereaksi. Tindakan ini dapat berupa tindakan tersembunyi (seperti: pembentukan pendapat, sikap), dan dapat pula berupa tindakan terbuka atau prilaku nyata.

Di dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang atau sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu didalam situasi yang tertentu pula. Dengan demikian, persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di lingkungannya. Dengan persepsi, seseorang dapat berinteraksi dengan dunia sekelilingnya, khususnya antar manusia. Dalam kehidupan sosial dikelas tidak lepas dari interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru. Adanya interaksi antar komponen yang ada didalam kelas menjadikan masing-masing komponen (siswa dan guru) akan saling memberikan tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas. Persepsi adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang menerima dan menyadap informasi dari lingkungan.

Proses Terjadinya Persepsi

Walgito (2010), “Proses persepsi perlu beberapa langkah persiapan. Karena dengan keadaan tersebut individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai oleh keadaan sekitarnya. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya”. Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

(Sumber: Walgito,Bimo, 2010)

Keterangan:
S = stimulus (faktor luar)
F = faktor internal (faktor dalam, termasuk perhatian)
S = struktur pribadi individu

Fitriyah dan Mohammad (2014) juga mengemukakan pendapat tentang proses yang berperan dalam persepsi, yaitu:

  1. Stimulus mengenai alat indera.
  2. Stimulus kemudian dilansungkan ke otak oleh syaraf sensoris.
  3. Di otak yang merupakan pusat susunan urat syaraf terjadi suatu proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang diterima melalui alat indera.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bila seseorang melihat suatu objek, maka stimulus mengenai mata bukanlah objeknya secara lansung, tetapi sinar yang dipantulkan oleh objek yang bekerja sebagai stimulus.