Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan hal yang sangat mempengaruhi dalam proses belajar, sebab orang yang tidak memiliki motivasi tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Definisi Motivasi menurut Sardiman (2014) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Mulyasa (Salha, dkk 2014) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sunggu h karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.
Dimyati dan Mudjiono (2002) mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar. Menurut Sumantri ( 2015) motivasi adalah suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Dengan kata lain motivasi merupakan suatu proses seseorang untuk mencapai tujuannya dimulai dari langkah pertama dalam melakukan aktivitas sampai mempertahankan aktivitas tersebut. Sebagai contoh, seorang anak yang dengan sungguh-sungguh mengatakan “Saya ingin mengerjakan tugas ini” dan kemudian anak tersebut mulai mengerjakan tugasnya hingga selesai, maka anak tersebut dapat dikatakan memiliki motivasi yang tinggi. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Djamarah (2002) mengungkapkan ada tiga fungsi motivasi yaitu:
- Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
- Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
- Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tigkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang meliputi:
- adanya hasrat dan keinginan berhasil,
- adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
- adanya harapan dan cita-cita masa depan,
- adanya penghargaan dalam belajar,
- adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
- adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik (Uno, 2013).
Jenis-Jenis Motivasi
Jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Yamin (2012) motivasi instrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya seseorang yang giat belajar karena senang dengan materi yang diajarkan. Sementara itu menurut Schunk (Sumantri, 2015) motivasi instrinsik mengacu pada motivasi yang melibatkan diri dalam sebuah aktivitas karena nilai/ manfaat aktifitas itu sendiri (aktivitas itu sendiri merupakan sebuah tujuan akhir).
Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Motivasi ini bukanlah tumbuh diakibat oleh dorongan dari luar diri seseorang seperti dorongan dari orang lain dan sebagainya, atau seperti seseorang siswa meminta dibeli sebuah komputer agar terlaksana kegiatan belajar, ia rajin belajar, belajar mudah diselesaikan. Pembelian komputer tersebut merupakan alasan yang dibuat sendiri. Manakala siswa belajar dengan sungguh untuk mengharap naik kelas, mendapat hadiah ini merupakan motivasi yang tumbuh sesuai kebutuhannya yang tidak secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar. (Yamin, 2012).
Menurut Schunk (Sumantri, 2015) motivasi ekstrinsik adalah motivasi melibatkan diri dalam sebuah aktivitas sebagai suatu cara mencapai sebuah tujuan. bebagai jenis motivasi didalam teori determinasi diri antara lain:
- Tidak termotivasi. Tidak ada keinginan untuk melakukan suatu aktivitas
- Motivasi ekstrinsik diantaranya
- Pengaturan eksternal, belajar karena adanya hukuman.
- Pengaturan introjeksi, belajar karena adanya ujian maupun kuis.
- Pengaturan identifikasi, belajar karena keinginannya untuk mendapatkan peringkat tertinggi.
- Pengaturan integrasi, belajar karena merasa butuh dan penting untuk dirinya dan orang lain.
- Motivasi instrinsik diantaranya
- Kesenangan, belajar karena merasa senang dan merasa banyak tantangannya.
- Keingintahuan, belajar karena merasa apa yang sudah dipahaminya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru.
- Kontrol, belajar karena bisa memberikan bantuan kepada temannya yang belum bisa memahami materi.
- Fantasi, belajar karena tidak membosankan dan banyak model yang digunakan dalam belajar.
Pada uraian di atas dari beberapa pendapat tentang jenis-jenis motivasi khususnya motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Maka dapat dsimpulkan bahwa motivasi instrinsik yaitu motivasi yang datang dari diri sendiri sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi atau dorongan yang berasal dari lingkungan sekitar dan bisa juga karena dorongan untuk mendapatkan peringkat terbaik atau menjadi seorang pemenang.
Faktor-Faktor yang Dapat Menimbulkan Motivasi
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2014) yaitu:
- Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
- Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
- Kompetisi Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
- Ego-involvement menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel (Suprihatin, 2015) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa.
- Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya untuk membangkitkan kembali kinginan siswa dalam belajar.
Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru menurut Dimyati (Suprihatin 2015) yaitu dengan cara :
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang di alaminya.
- Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
- Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
- Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar.
- Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
- Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan pada kesehariannya.
Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati (Suprihatin, 2015) adalah dengan cara :
- siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting dari bahan tersebut dicatat.
- guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya.
- guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran.
- guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
- guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mungkin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan.
- guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan belajarnya sendiri.
- guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi Sukadi (Suprihatin, 2015) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu sebagai berikut:
- Pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan
Adanya perbedaan pengalaman masa lalu pada setiap orang menyebabkan terjadinya variasi terhadap tinggi rendahnya kecenderungan untuk berprestasi pada diri seseorang. - Latar belakang budaya tempat seseorang dibesarkan
Bila dibesarkan dalam budaya yang menekankan pada pentingnya keuletan, kerja keras, sikap inisiatif dan kompetitif, serta suasana yang selalu mendorong individu untuk memecahkan masalah secara mandiri tanpa dihantui perasaan takut gagal, maka dalam diri seseorang akan berkembang hasrat berprestasi yang tinggi. - Peniruan tingkah laku (Modelling) melalui modelling, anak mengambil atau meniru banyak karakteristik dari model, termasuk dalam kebutuhan untuk berprestasi jika model tersebut memiliki motivasi tersebut dalam derajat tertentu.
- Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung
Iklim belajar yang menyenangkan, tidak mengancam, memberi semangat dan sikap optimisme bagi siswa dalam belajar, cenderung akan mendorong seseorang untuk tertarik belajar, memiliki toleransi terhadap suasana kompetisi dan tidak khawatir akan kegagalan. - Harapan orangtua terhadap anaknya, orangtua yang mengharapkan anaknya bekerja keras dan berjuang untuk mencapai sukses akan mendorong anak tersebut untuk bertingkahlaku yang mengarah kepada pencapaian prestasi.
Selain beberapa pendapat di atas. Menurut Sanjaya (2006) ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
- Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. - Membangkitkan motivasi siswa
siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. - Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu. - Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik
- Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
- Berikan penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. - Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Penghargaan bisa dilakukan dengan mmemberikan komentar yang positif. - Ciptakan persaingan dan kerjasama
persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa.. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa.
Ciri-Ciri Motivasi
Ada beberapa ciri-ciri motivasi yang menjadi tolak ukur untuk mencapai motivasi pada siswa. Menurut Sardiman (2014), motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
- Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
- Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
- Lebih senang bekerja mandiri.
- Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
- Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
- Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Jika seorang siswa memiliki ciri-ciri motivasi maka akan mudah bagi seorang siswa untuk dapat memahami materi yang dipelajari.
Fungsi Motivasi
Menurut Hamalik (2013) fungsi motivasi adalah:
- Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
- Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
- Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.