Pengertian Modelling Mathematics

Penulis: Tim Editor | Kategori: Pendidikan Matematika | Tanggal Terbit: | Dilihat: 4304 kali

Menurut nursyarifah (2017:140) Pemodelan matematik merupakan proses berpikir dan proses menggambarkan suatu hubungan matematika dengan masalah dunia nyata yang dianggap sulit menjadi lebih mudah dan lebih jelas dengan dituangkan dalam bentuk model atau gambar. Ang dalam Wulandari (2016:115) menambahkan bahwa pemodelan matematika adalah proses mengubah atau mewakili masalah dalam dunia nyata ke dalam bentuk matematika dalam upaya untuk menemukan solusi dari suatu masalah. Pemodelan matematika dapat dijadikan salah satu cara menjembatani konsep matematika yang abstrak dengan masalah dari dunia nyata. Masalah dunia nyata diubah terlebih dahulu menjadi masalah matematika, yang kemudian diselesaikan secara matematis, hasilnya diterjemahkan kembali sebagai solusi masalah dari dunia nyata. Model matematika yang dihasilkan dapat berupa bentuk persamaan, pertidaksamaan, sistem persamaan atau lainnya terdiri atas sekumpulan lambang yang disebut variabel atau besaran yang kemudian di dalamnya digunakan operasi matematika seperti tambah, kali, kurang, atau bagi.

Menurut yanto (2017:184-185) bahwa pemodelan matematika adalah proses yang digunakan untuk merepresentasikan masalah atau situasi yang ada dalam dunia nyata kedalam representasi matematika. Oleh karena itu diperlukan pemahaman mengenai konsep-konsep terkait model matematika yang dapat merepresentasikan masalah atau situasi matematika tersebut tersebut. Cahyono (2013:4) menjelaskan bahwa pemodelan matematika merupakan proses dalam menurunkan model matematika dari suatu fenomena berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan. Proses ini merupakan langkah awal yang tak terpisahkan dalam menerapkan matematika untuk mempelajari fenomena-fenomena alam, ekonomi, sosial maupun fenomena-fenomena lainnya.

Karakteristik Modelling Mathematics

Menurut yanto (2017:4) Karakteristik pemodelan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga level dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Level 1 Pengenalan dan Pemahaman Pemodelan ditandai dengan kemampuan untuk mengenali dan mendiskripsikan proses pemodelan, mengkarakterisasi, membedakan, dan melokalisasi dalam proses pemodelan.
  2. Level 2 Pemodelan independen ditandai dengan kemampuan untuk menganalisa dan menyusun masalah, mengabstraksi jumlah, membuat pandangan yang berbeda, membuat model matematis, menyelesaikan model, menafsirkan hasil dan pernyataan model, serta memvalidasi model dan keseluruhan proses. Siswa yang telah mencapai level 2 mampu menyelesaikan masalah secara mandiri meskipun konteks atau ruang lingkup masalah berubah.
  3. Level 3 Metarefleksi pada pemodelan ditandai dengan kemampuan untuk menganalisa pemodelan secara kritis, merumuskan kriteria evaluasi model, merefleksikan tujuan pemodelan, dan merefleksikannya pada penerapan matematika.

Secara teoritis, diasumsikan bahwa pada level pertama, siswa dapat mengenali dan memahami prosedur dan metode sebagai prasyarat untuk level kedua, yaitu dapat menyelesaikan masalah secara mandiri. Siswa yang telah mencapai level ini mampu menyelesaikan masalah secara mandiri. Meskipun konteks atau ruang lingkup masalah berubah, siswa dapat menyesuaikan modelnya atau mengembangkan prosedur solusi baru. Selanjutnya level ketiga, meta refleksi akan menjadi syarat yang terakhir. Pada tingkat kompetensi yang ketiga, keseluruhan konsep pemodelan dipahami dengan baik. Kemampuan untuk menilai dan mengenali hubungan yang signifikan juga telah berkembang secara kritis.

Langkah-langkah Modelling Mathematics

Menurut Sofnidar (2017: 2) langkah-langkah Modelling Mathematics ada 6 yaitu seperti gambar berikut:

Gambar. langkah-langkah modelling mathematics

 

  1. Understanding the Task berkaitan dengan memahami suatu masalah yang ada didunia nyata.
  2. Simpilying/Strukturing the task berkaitan dengan menyederhanakan masalah yang ada dengan menggunakan variable-variabel matematika tertentu.
  3. Mathematizing yaitu mengubah model sebenarnya menjadi model matematis yang terdiri dari persamaan tertentu dan mungkin menggunakan variabel.
  4. Working mathematically, using mathematical competencies yaitu bekerja secara matematis (menghitung dll), dan menggunakan kompetensi matematika untuk menghasilkan hasil matematis.
  5. Interpreting yaitu mengintepretasikan hasil yang diperoleh melalui metode matematika juga dapat berlaku dalam dunia nyata.
  6. Validating yaitu mengukur sejauh mana pemodelan dianggap dapat merepresentasikan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi dan memungkinkan adanya solusi lain dari masalah tersebut.