Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik
Salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang dirasa dapat membantu Peserta Didik maupun Guru dalam proses pembelajaran adalah LKPD. Arsyad (2004) dalam Adriantoni (2016) mengatakan bahwa “LKPD termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual”. Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh Peserta Didik. ”LKPD biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya” (Depdiknas, 2004). LKPD adalah lemberan-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Prastowo, 2011).
Trianto (2008) dalam Adriantoni (2016) mendefinisikan bahwa, “LKPD adalah panduan Peserta Didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah”. Dhari dan Haryono (1988) dalam Adriantoni (2016) menyatakan bahwa, “LKPD adalah lembaran yang berisi pedoman bagi Peserta Didik untuk melakukan kegiatan yang terprogram”. Setiap LKPD berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi dan latihan ulangan.
Beberapa pendapat lain yang menjelaskan pengertian LKPD, antara lain Hidayah dan Sugiarto (2006) dalam Majid (2013) menyatakan bahwa LKPD merupakan salah satu jenis alat bantu pemebelajaran. Secara umum LKPD merupakan perangkat pemebelajaran sebagai perlengkapan atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran (RPP). Beberapa kenyataan menunjukan LKPD digunakan hampir di akhir suatu sesi, yaitu setelah guru menjelaskan suatu konsep atau pemahaman sehingga LKPD lebih terasa sebagai soal latihan atau bahkan soal tes terhadap konsep yang telah dijelaskan guru.
Menurut Belawati, dkk (2007), “LKPD merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri”. Dari beberapa pengertian ini dapat dipahami bahwa LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang tersusun secara sistematis yang berisi materi, ringkasan, tugas (teoritis maupun praktis) serta petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan peserta didik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa LKPD adalah lembaran-lembaran yang digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas yang dikerjakan oleh peserta didik baik berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. Prinsipnya LKPD adalah tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi Peserta Didik yang mengalami kesulitan.
Lembar Kerja Peserta Didik merupakan bahan pembelajaran cetak yang paling sederhana karena komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada pengembangan soal-soalnya serta latihan. Selain itu LKPD sebagai penunjang untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar. Menurut Lestari (2006) dalam Majid (2013), “LKPD sebaiknya dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya”. LKPD dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (tahap lanjutan dari pemahaman konsep) karena LKPD dirancang untuk membimbing peserta didik dalam mempelajari topik. Pada tahap pemahaman konsep, LKPD dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari sebelumnya yaitu penanaman konsep.
Pemilihan materi pembelajaran seharusnya berpijak pada pemahaman bahwa materi pembelajaran tersebut menyediakan aktivitas-aktivitas yang berpusat pada peserta didik. Materi pembelajaran yang menyediakan aktivitas berpusat pada siswa ini dapt dikemas dalam bentuk LKPD. Selama ini, sering terdengar keluhan bahwa LKPD hanya berisi latihan soal-soal, dan peserta didik diminta mengerjakannya pada saat jam kosong atau untuk PR. Tentu saja LKPD tidaklah melulu berisi latihan soal. Berikut ini adalah alternative-alternatif tujuan pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk LKPD. Sebagai guru, anda dapat mewujudkan kreativitas anda mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKPD untuk tujuan selain yang tertulis di bawah ini. Menurut Amri (2013), ada beberapa bentuk LKPD antara lain:
- LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
LKPD jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. - LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
Dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil menemukan konsep, peserta didik selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. - LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar
LKPD ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKPD tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKPD ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKPD ini juga sesuai untuk keperluan remedi. - LKPD yang berfungsi sebagai penguatan
LKPD ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKPD ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. - LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKPD.
Untuk dapat menyusun LKPD, maka perlu memahami langkah-langkah penyusunannya. Daryanto, dkk (2014) menjelaskan bahwa, “Langkah-langkah penyusunan lembar kegiatan siswa antara lain: a) Melakukan analisis kurikulum, SK, KD, Indikator dan materi pembelajaran, b) Menyusun peta kebutuhan konsep, c) Menentukan judul LKPD, d) Menulis LKPD, dan e) Menentukan alat penilaian”. Adapun Struktur LKPD secara umum yaitu : 1) Judul, mata pelajaran, semester, tempat, 2) Petunjuk belajar, 3) Kompetensi yang akan dicapai, 4) Indikator, 5) Informasi pendukung, 6) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan 7) Penilaian.
Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik
Prastowo (2011) menjelaskan bahwa, LKPD memiliki beberapa fungsi dalam penggunaannya yaitu:
- Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa,
- Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan,
- Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta
- Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik
Adapun tujuan penyusunan LKPD, yaitu:
- Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan,
- Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan,
- Melatih kemandirian peserta didik; dan
- Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada peserta didik (Prastowo,2011).
Bahan ajar LKPD terdiri atas enam unsure utama, meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar, materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah-langkah kerja, dan penilaian. Sedengkan jika dilihat dari formatnya, LKPD memuat paling tidak delapan unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.
Komponen Lembar Kerja peserta Didik
Komponen LKPD yang dikenalkan adalah informasi atau konteks permasalahan dan pertanyaan atau perintah dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Informasi
Informasi hendaknya „menginspirasi? peserta didik untuk menjawab atau mengerjakan tugas, tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga peserta didik tak berdaya untuk menjawab atau mengerjakan tugas tetapi juga tidak terlalu banyak sehingga mengurangi ruang kreativitas peserta didik. - Pernyataan masalah
Pernyataan masalah hendaknya betul-betul menurut peserta didik menemukan cara atau strategi memecahakan masalah. - Pertanyaan atau perintah
Pertanyaan atau perintah hendaknya merangsang peserta didik untuk menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan berimajinasi (Majid, 2013).
Kerangka dan karakteristik Lembar Kerja Peserta Didik
LKPD merupakan salah satu alat bantu pengajaran berupa lemberan-lembaran berisi tugas yang dikerjakan peserta didik. Menurut Rustaman (2005) dalam Majid (2013), “LKPD berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas baik tugas teori maupun tugas praktikum”. Namun, kenyataannya, masih ditemukan beberapa kekurangan LKPD yang digunakan oleh guru, salah satu di antaranya adalah penggunaan kalimat yang digunakan dalam langkah kerja masih kurang terstruktur sehingga mengakibatkan siswa kurang memahaminya.
Pada umumnya, kerangka LKPD terdiri dari judul, tujuan kegiatan, alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja dan sejumlah pertanyaan. Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah LKPD menurut Rustaman (2005) dalam Majid (2013) adalah sebagai berikut:
- Memuat semua petunjuk yang diperlukan speserta didik,
- Petunjuk ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat singkat dan kosakata yang sesuai dengan umur dan kemampuan pengguna,
- Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh peserta didik,
- Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan peserta didik,
- Memberikan catatan yang jelas bagi peserta didik atas apa yang telah mereka lakukan, dan
- Memuat gambar yang sederhana dan jelas.
Johnstone dan Shavaili (2005) dalam Majid (2013) dilihat dari pendekatan yang digunakan ada tiga bentuk LKPD yaitu:
- bentuk LKPD ekpositori yang hasil pengamatannya sudah diterapkan sebelumnya dan prosedurnya telah dirancang oleh guru, siswa hanya tinggal mengikuti prosedur tersebut.
- bentuk LKPD inkuiri, dimana hasil pengamatan belum ditetapkan sebelumnya sehingga hasil pengamatan oleh siswa dapat beragam dan prosedur pada LKPD dirancang sendiri oleh siswa.
- bentuk LKPD penemuan, yaitu hasil yang didapatkan suadah ditetapkan sebelumnya dan prosedur telah dirancang oleh guru.
- LKPD pemecahan masalah yaitu hasil dari LKPD tersebut ditetapkan sebelumnya dan prosedur dirancang oleh siswa.
Menurut Pandoyo dalam Majid (2013) kelebihan dari penggunaan LKPD yaitu:
- Meningkatkan aktivitas belajar,
- Mendorong peserta didik mampu bekerja sendiri, dan
- Membimbing peserta didik secara baik kearah pengembangan konsep (Majid,2013).
Prosedur Penyusunan LKPD
Adapun prosedur penyusunan LPKD sebagai berikut:
- menentukan kompetensi dasar, indicator dan tujuan pembelajaran untuk dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LKPD.
- menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
- menentukan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar indicator dan tujuan pembelajaran.
- menentukan alat, bahan dan sumber belajar.
- menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.
Cara Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Dalam pembuatan LKPD perlu diperhatikan beberapa syarat dan hal-hal yang penting, diantaranya sebagai berikut:
- mempunyai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan GBPP, AMP dan buku pegangan/paket, mengandung proses dan kemampuannya yang dilatih, serta mengutamakan bahan-bahan yang penting.
- tata letak harus dapat menujukan urutan kegiatan secara logis dan sistematis, menunjukan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal sampai akhir serta desainnya menarik dan indah.
- susunan kalimat dan kata-kata memenuhi kriteria berikut : sederhana dan mudah dimengerti, singkat dan jelas, istilah baru hendaknya dibuat dalam lembar catatan peserta didik.
- gambar ilustrasi dan skema sebaiknya membantu peserta didik, menunjukan cara, menyusun, dan merangkai sehingga membantu anak didik berpikir kritis.
Implikasi Lembar Kerja Peserta Didik Dalam Pembelajaran
Dengan adanya media LKPD diharapkan dapat menjadikan Peserta Didik aktif dan cepat tanggap, serta kreatif. LKPD dapat digunakan pada peserta didik untuk mengamati kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Dapat pula digunakan dalam pendekatan keterampilan proses, dimana peserta didik berlatih mengumpulkan konsep sebanyak-banyaknya tentang materi yang akan dipelajari melalui LKPD dan kemudian didiskusikan untuk memperoleh kesimpulan mengenai definisi dan karakteristrik materi yang dipelajari.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan LKPD sebagai media pembelajaran dilakukan secara optimal, yaitu digunakan sebagai sumber perolehan informasi serta bahan ajar dalam latihan soal. Proses pembelajaran dilakukan menggunakan berbagai macam metode, yaitu metode penemuan konsep, metode diskusi, dan metode latihan soal. Penerapan setiap metode pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran pada setiap pertemuan.