Pengertian bahan ajar
Bahan ajar menurut National Center for Competency Based Training bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan tersebut bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Kemudian menurut pannen (Prastowo, 2011) yang mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Suatu bahan pembelajaran memuat materi, pesan atau isi mata pelajaran berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang tercakup dalam pelatihan sesuai disiplin ilmu serta informasi lain dalam pembelajaran.
Bahan ajar disusun secara runtut dan sistematis serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara utuh. Maka tak heran jika Keterampilan mengembangkan bahan ajar merupakan bagian paling penting dalam kompetensi seorang pendidik agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, serta siswa pun memiliki aktivitas belajar yang cukup baik. Selain itu dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih banyak waktu untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran, membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan menjadi berkurang.
Menurut Pannen (Belawati, dkk, 2007), “Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran”. Menurut Widodo dan Jasmadi (Lestari,2013), Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. Menurut Prastowo (2011), “Bahan ajar atau materi ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran”.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang telah disusun secara sistematis dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, hand out, LKS, model, maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya.
Fungsi dan tujuan bahan ajar
Bahan ajar memiliki fungsi penting bagi pembelajaran. Beberapa fungsi bahan ajar tersebut adalah (Yunus, 2014) :
- Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan kepada siswa.
- Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
- Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Kemudian dijelaskan pula tujuan dari penyusunan bahan ajar meliputi:
- Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
- Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.
- Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
- Sebagai media agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik.
Prastowo (2011) menjelaskan fungsi bahan ajar bagi Guru adalah dapat menghemat waktu pendidik dalam mengajar, mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator dan dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
Fungsi bahan ajar bagi siswa menurut Prastowo (2011) adalah:
- Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman
- Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki
- Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri
- Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri
- Membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar mandiri
- Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktiviasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya
Sedangkan tujuan pembuatan bahan ajar, yaitu:
- Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu.
- Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik.
- Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
- Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
Berdasarkan beberapa penjelasan dari sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bawah fungsi dan tujuan bahan ajar adalah sebagai komponen pendukung untuk mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Jenis-jenis bahan ajar
Hernawan (2010) membagi bahan pembelajaran atau bahan ajar dalam 2 bentuk, yaitu:
- Bahan pembelajaran yang didesain lengkap, artinya bahan pembelajaran atau bahan ajar yang memuat semua komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, ilustrasi/media dan peraga pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan umpan balik. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini adalah modul pembelajaran, audio pembelajaran, video pembelajaran, pembelajaran berbasis computer, pembelajaran berbasis web.
- Bahan pembelajaran yang didesai tidak lengkap, artinya bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika tenaga pendidik dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini meliputi pembelajaran dengan berbagai alat peraga, belajar dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta, globe, model kerangka.
Bahan pembelajaran perlu dikembangkan dan diorganisasikan secara mantap dan matang agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai. Mengembangkan bahan pembelajaran adalah suatu aktivitas mendesain materi pembelajaran menjadi bahan yang siap untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Jika melihat pada bentuk bahan pembelajaran yang ditelah dipaparkan sebelumnya, maka menurut Hernawan (2010) dapat dikelompokkan jenis-jenis bahan pembelajaran tersebut yaitu:
- Printed Materials yang terdiri atas handout, buku pelajaran, modul dan programmed materials
- Elektronic Materials yang terdiri CD Interactive, TV, Radio
Menurut Lestari (2013), “Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar cetak meliputi handout, buku, modul, dan lembar kerja siswa. Sedangkan bahan ajar non cetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, piringan hitam, dan compact disc audio”.
Sedangkan menurut Rowntree (Bellawati, dkk, 2007), jenis bahan ajar dapat dikelompokkan dalam empat kelompok berdasarkan sifatnya, yaitu :
- Bahan ajar berbasiskan cetak, termasuk di dalamnya buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, chart, foto bahan dari majalah, koran, dll.
- Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti siaran radio, film, siaran televisi, video interaktif dll.
- Bahan ajar yang digunakan untuk praktek atau proyek, seperti kit sains, lembar observasi, lembar wawancara, dll.
- Bahan ajar yang diperlukan untuk interaksi manusia, misalnya telepon, video conferencing dll.
Berdasarkan penjelasan sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis bahan ajar sangat beragam dan memiliki fungsi serta kegunaan masing-masing. Bahan ajar dapat berupa media cetak, atau pun non cetak. Jika dimanfaatkan dengan baik, maka akan mendapatkan manfaat dari bahan ajar tersebut.
Komponen Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2011), ada enam komponen yang harus diketahui untuk mempermudah siswa belajar, adapun keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut :
- Petunjuk belajar
Didalam petunjuk belajar ini dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut. - Kompetensi yang akan dicapai
Guru sebagai pendidik, harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahan ajar yang disusun tersebut dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan demikian, tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik semakin jelas. - Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh. - Latihan-latihan
Latihan-latihan ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka pelajari akan semakin terasah dan terkuasai secara matang. - Petunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah lembar yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya. - Evaluasi
Komponen ini merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. Sebab, dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya evaluasi, guru dapat menentukan tingkat kemampuan siswa, dan tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap siswa tersebut.
Dari penjelasan tersebut, bahan ajar harus memiliki enam komponen yang masing-masing harus disusun dengan jelas dan baik, agar fungsi dan manfaat dari bahan ajar yang disusun tersebut dapat dirasakan oleh siswa atau pun guru.