Model Penelitian Pengembangan Plomp (3 tahap)

Penulis: Tim Editor | Kategori: Penelitian dan Pengembangan | Tanggal Terbit: | Dilihat: 6293 kali

Pendahuluan

Model pengembangan Plomp terdiri atas tiga tahapan yaitu (1) Preliminary research atau analisis pendahuluan yaitu melakukan analisis kebutuhan dan konteks, mengkaji literatur, mengembangkan kerangka konsep atau teori untuk penelitian; (2) Prototyping phase atau pembuatan prototipe adalah tahap desain iterative yang terdiri dari iterasi, masing-masing menjadi mikrosiklus penelitian dengan evaluasi formatif sebagai kegiatan penelitian yang paling penting. Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan dan menyempurnakan intervensi; (3) Assessment phase atau fase penilaian merupakan (semi) evaluasi sumatif untuk menyimpulkan apakah solusi atau intervensi memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Tahap ini sering menimbulkan rekomendasi untuk
perbaikan intervensi.

Tahap penelitian pendahuluan diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan pendidikan yang terjadi atau kesenjangan antara situasi saat ini dan yang diinginkan (Nieveen, 2013). Informasi ini penting untuk mendefenisikan masalah dan mendesain solusi yang tepat dari permasalahan tersebut. Sebagaimana menurut Plomp (1992) bahwa salah satu unsur penting dalam investigasi adalah mengumpulkan dan menganalisis informasi, mendefenisikan masalah dan merencanakan kelanjutan intervensi. Proses pengembangan/desain penelitian pendidikan dilakukan melalui proses siklus yang sistematis, mulai dari: analisis, desain, kegiatan evaluasi dan revisi yang dilakukan secara berulang (iteratif) sehingga tercapai keseimbangan yang tepat antara cita-cita atau keinginan dengan realisasi yang telah dicapai. Proses ini dapat diilustrasikan dalam gambar berikut.

Empat kriteria penting dalam penelitian desain ini menurut Plomp adalah (1) Validitas isi/relevansi produk yang dikembangkan dengan ilmu pengetahuan; (2) Validitas konstruk/ konsistensi penyusunan produk; (3) Kepraktisan/kegunaan atau manfaat produk; (4) Efektivitas/kesesuaian produk dengan tujuan. Perlu diperhatikan logis dalam pelaksanaan kriteria ini yaitu mulai dari validitas isi, validitas konstruk, kepraktisan dan terakhir efektivitas produk, dengan tidak melangkah ke kriteria berikutnya sbelum tuntas kriteria sebelumnya. Pada iterasi tahap awal penting melakukan uji validitas dan kepraktisan produk, sedangkan uji efektifitas produk dilakukan pada tahap akhir iterasi.

Tahapan Model pengembangan Plomp

Tahap 1: Preliminary Research (Penelitian Pendahuluan)

Tahap awal ini berfungsi sebagai fondasi dari seluruh proses pengembangan. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan, kajian konteks lapangan, dan studi literatur guna mengidentifikasi masalah pendidikan yang nyata. Seperti disampaikan oleh Nieveen (2013), tahap ini diperlukan untuk menemukan kesenjangan antara kondisi pembelajaran saat ini dan kondisi ideal yang diharapkan, sehingga intervensi yang dirancang bersifat tepat guna dan relevan dengan kebutuhan pengguna.

Langkah-langkah utama dalam tahap ini meliputi:

  1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen
  2. Mengkaji teori dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar konseptual pengembangan
  3. Merumuskan masalah secara terstruktur
  4. Menyusun kerangka kerja teoretis dan spesifikasi awal dari produk yang akan dikembangkan

Menurut Plomp (1992), tahap ini sangat penting karena hasilnya akan menentukan arah intervensi dan perancangan solusi yang dilakukan pada tahap berikutnya.

Tahap 2: Prototyping Phase (Pembuatan Prototipe dan Iterasi Desain)

Tahap kedua adalah jantung dari model Plomp, di mana pengembangan produk dilakukan melalui pendekatan desain bertahap dan berulang (iteratif). Pada tahap ini, prototipe media atau solusi yang dirancang di tahap pertama mulai dikembangkan secara nyata, lalu diuji dan direvisi berkali-kali berdasarkan masukan dari pengguna dan ahli.

Setiap iterasi berfungsi sebagai mikrosiklus penelitian, yang terdiri dari proses:

  1. Mendesain prototipe awal
  2. Melakukan uji validitas isi dan konstruk oleh para ahli
  3. Menguji kepraktisan produk melalui keterlibatan pengguna (misalnya guru atau siswa)
  4. Melakukan revisi berdasarkan hasil evaluasi formatif

Tahap ini bertujuan untuk menyempurnakan produk secara bertahap sampai produk dianggap layak untuk diuji efektivitasnya. Proses iteratif ini menekankan pentingnya refleksi dan penyempurnaan terus-menerus, agar solusi benar-benar menjawab kebutuhan nyata pembelajaran.

Tahap 3: Assessment Phase (Fase Penilaian dan Evaluasi Sumatif)

Setelah prototipe dianggap matang dan telah melewati beberapa siklus uji dan revisi, peneliti masuk ke tahap penilaian menyeluruh atau evaluasi sumatif. Tujuan utama dari fase ini adalah untuk menyimpulkan apakah solusi atau produk pembelajaran yang dikembangkan benar-benar efektif, sesuai dengan tujuan awal, dan layak untuk diimplementasikan secara lebih luas.

Evaluasi pada tahap ini mencakup:

  1. Uji efektivitas produk di lingkungan pembelajaran nyata
  2. Pengumpulan data hasil belajar peserta didik
  3. Evaluasi kepuasan pengguna (guru dan siswa)
  4. Penyusunan rekomendasi perbaikan lanjutan (jika diperlukan)

Tahap ini sering menghasilkan kesimpulan akhir mengenai pencapaian produk dan sekaligus dapat menimbulkan rekomendasi untuk pengembangan tahap berikutnya.

Empat Kriteria Evaluasi Produk Menurut Plomp

Dalam keseluruhan proses pengembangan, Plomp (1992) menyatakan bahwa empat kriteria utama harus menjadi acuan dalam menilai kualitas produk:

  1. Validitas Isi: Kesesuaian materi atau fitur dengan ilmu pengetahuan dan kurikulum
  2. Validitas Konstruk: Konsistensi antar bagian produk, serta keterpaduan logika dan sistematika desain
  3. Kepraktisan: Kemudahan penggunaan oleh guru/siswa di lingkungan pembelajaran
  4. Efektivitas: Kemampuan produk dalam mencapai tujuan pembelajaran

Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa keempat kriteria ini dilakukan secara bertahap dan tidak simultan. Evaluasi produk harus dimulai dari validitas isi, baru kemudian melangkah ke konstruk, kepraktisan, dan diakhiri dengan pengujian efektivitas. Tahapan ini memastikan bahwa kualitas produk terjamin di setiap level sebelum dinyatakan layak pakai.

 
Penutup

Model Pengembangan Plomp dengan tiga tahapannya memberikan kerangka yang kuat, sistematis, dan fleksibel dalam mengembangkan produk pembelajaran yang berbasis masalah nyata di lapangan. Keunggulan utama dari model ini terletak pada pendekatan iteratif dan formatif, yang memungkinkan peneliti melakukan penyempurnaan berkelanjutan hingga tercapai produk yang valid, praktis, dan efektif. Model ini sangat cocok digunakan untuk penelitian pengembangan media pembelajaran, modul ajar, hingga platform digital pendidikan berbasis teknologi.