Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh
Munir,dkk (2012:16) menyatakan pembelajaran jarak jauh yakni pada saat proses pembelajaran tidak adanya interaksi secara langsung dalam bentuk tatap muka langsung antara guru dengan siswa. Komunikasi berjalan dengan dua arah yang di jembatani oleh media seperti televisi, internet, komputer, video, telepon, radio dan sebagainya. Selanjutnya, Daryanto,dkk (2017:96) menyatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan memanfaatkan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara guru dan siswa, dalam PJJ antara guru dan siswa tidak bertatap muka secara langsung, dengan kata lain melalui dimungkinkan antara guru dan siswa berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, jadi sangat memudahkan proses pembelajaran salah satu contoh penyelenggaraan PJJ di indonesia adalah Universitas Terbuka yang telah berdiri sejak tahun 1984.
Kemudian, Latip (2020:108) menyatakan PJJ diterapkan dengan tanpa adanya aktivitas langsung ataupun aktifitas fisik antara guru dan siswa, aktivitas dilaksanakan dengan virtual didukung perangkat digital yang memimimalisir adanya aktivitas serta pengiriman informasi dari guru kemudian siswa. Hasil pemaparan pendapat ahli di atas, penulis menjelaskan pembelajaran jarak jauh (PJJ) ialah dimana adanya proses dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara tidak bertemu di kelas melainkan dirumah masing-masing antara guru dan siswa dengan memanfaatkan perangkat gawai, komputer yang terkoneksi internet. Berdasarkan pendapat ahli dan penjelasan yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwapembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah aktivitas belajar yang terlaksana secara tidak langsung dalam artian memanfaatkan sebuah perangkat pendukung seperti internet, gawai, dan komputer yang terhubung dalam koneksi internet serta media yang digunakan dalam
proses terlaksananya pembelajaran seperti WhatsApp yang kerap digunakan baik siswa, orang tua, guru, dan kepala sekolah.
Teori Pembelajaran Jarak Jauh
Munir (2012:20) menyatakan PJJ memiliki teori pendukung yakni teori belajar secara mandiri, otoomi, industrialisasi dalam pendidikan, dan komunikasi yang interaktif berikut penjelasan di bawah ini:
- Belajar mandiri, pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh pandangan bahwa setiap individu berhak mendapat kesempatan yang sama dalam pendidikan. Proses pembelajaran hendaknya diupayakan agar dapat memberikan kebebasan dan kemandirian kepada siswa dalam proses belajarnya. Siswa bebas secara mandiri untuk menentukan atau memilih materi pembelajaran yang akan di pelajari dan bagaimana cara mempelajari.
- Pembelajaran jarak jauh merupakan bentuk aktivitas pembelajaran yang bercirikan pembagian kerja dan materi pembelajaran secara massal. Pembelajaran jarak jauh merupakan metode untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap dengan cara menerapkan dan memanfaatkan teknologi yang dapat memproduksi materi pembelajaran berkualitas secara massal sehingga dapat digunakan secara bersamaan oleh siswa yang tempat tinggalnya tersebar di mana-mana.
- Pengertian belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Pembelajar perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan komponen penyelenggara pembelajaran jarak jauh. Pendidikan merupakan konsep “guide didatic conversation” yaitu interaksi dan komunikasi yang bersifat membimbing dan mendidik siswa, sehingga mereka merasa nyaman untuk belajar membahas topik yang mereka minati.
Bentuk Pembelajaran Jarak Jauh
Beberapa bentuk dalam aktivitas Pelajaran Jarak Jauh, antara lain:
- Program pendidikan mandiri,
- Program tatap muka diadakan beberapa tempat pada waktu yang telah ditentukan dan informasi pendidikan tetap di sampaikan, dengan/tanpa interaksi dari siswa,
- Program tidak terikat pada jadwal pertemuan, disatu tempat, pembelajaran jarak jauh didasarkan pada dasar pemikiran bahwa siswa adalah pusat proses pembelajaran, bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri, dan berusahan sendiri di tempat mereka sendiri,
- Pembelajaran jarak jauh dengan elearning, yaitu pembelajaran online berbasis teknologi informasi via internet, sistem pembelajaran ini dapat dilengkapi dengan modul atau buku-buku pelengkap.
Hasil pemaparan pendapat ahli di atas, penulis menjelaskan aktivitas belajar jarak jauh memiliki banyak ragam bentuk yang di percaya merupakan alternatif dalam proses pembelajaran jarak jauh apabila pembelajaran secara langsung tidak dapat terlaksana, sehingga terbentuk ragam pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan pendapat ahli dan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) terdiri dari berbagai jenis yakni rencana kegiatan pendidikan secara individual aktivitas belajar tatap muka tanpa adanya kegiatan dari guru, dan rencana pembelajaran tidak terikat di satu tempat.
Tujuan Pembelajaran Jarak Jauh
Munir (2012:22) menyatakan pembelajaran jarak jauh memungkinkan pembelajaran dalam memperoleh pendidikan pada semua jenis, dan jenjang secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan kondisinya. Pembelajaran jarak jauh menyediakan berbagai pola dan program pembelajaran jarak jauh untuk melayani kebutuhan masyarakat dan mengembangkan dan mendorong terjadinya inovasi berbagai proses pembelajaran dengan berbagai sumber belajar.
Pembelajaran jarak jauh diharapkan dapat mengatasi masalah kesenjangan pemerataan kesempatan, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi dalam bidang pendidikan yang disebabkan oleh berbagai, hambatan seperti jarak, tempat, dan waktu. Untuk itu, penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh harus sesuai dengan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran jarak jauh adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada warga masyarakat yang tidak dapat mengikuti pembelajaran konvensional secara tatap muka. Pembelajaran jarak jauh yaitu sebagai alternatif jika pembelajaran secara langsung terkendala baik itu dikarenakan musibah bencana alam, kondisi kesehatan, dan lokasi pembelajaran yang tidak dapat di jangkau. Oleh karena itu PJJ di anggap sebagai alternatif dalam pelaksanaan pembelejaran yang di laksanakan secara tidak langsung memanfaatkan media atau alat pendukung guna dalam memberikan pemahaman, wawasan, dan informasi pengetahuan kepada siswa ataupun guru.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh.
Munir (2012:140) menyatakan dalam PJJ secara online melalui internet ini mempunyai deretan keunggulan dan kelemahan. Berikut penjelasan mengenai nilai unggul dari pembelajaran jarak jauh yakni pertama adanya pemerataan pendidikan ke berbagai lokasi, selanjutnya besaran daya tampung PJJ tanpa batasan, guru dan siswa tidak dianjurkan betemu karena tempat belajar yang tidak ada.. Guru maupun siswa saat belajar memakai komputer yang terkoneksi dengan internet. Kemudian tidak diperlukannya ruang kelas untuk tatap muka dalam proses pembelajaran akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan kelas atau gedung sekolah, transportasi, atau alat tulis lainnya, selanjutnya proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu, sehingga pembelajar dapat menentukan sendiri waktunya untuk belajar, sesuai dengan kemampuan dan ketesediaan waktu yang dimilikinya, selanjutnya siswa dapat menentukan materi pembelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan minat, keinginan dan kebutuhannya, sehingga pembelajaran akan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, selanjutnya PJJ yang dilaksanakan secara interaktif mampu menarik minat serat fokus siswa.
Hasil pemaparan pendapat ahli di atas, penulis dapat menjelaskan penerapan aktivitas belajar jarak jauh memiliki suatu kelebihan seperti meminimalisir waktu, biaya, dan tenaga karena tidak melaksanakan pembelajaran secara langsung baik disekolah atau di perguruan tinggi. Penulis simpulkan penerapan pembelajaran jarak jauh memiliki kelebihan atau keunggulan yang ditemui oleh beberapa elemen yang ikut andil dalam PJJ diantaranya kepala sekolah, guru, orang tua, siswa, dan pengawas sekolah. Kelebihan atau keunggulan yang diperoleh yang salah satunya yaitu guru bersama dengan siswa mampu melaksanakan diskusi secara bersama-sama dengan terkoneksi internet yang berdasarkan dengan banyaknya siswa, sehingga meningkatkan pemikiran juga menarik rasa keingintahuan dari berbagai pihak mengenai pembelajaran jarak jauh yang terlaksana.
Selanjutnya, Rusman (2011:352) menyatakan PJJ memiliki nilai minus yakni pertama, minmnya aktivitas sesama guru dan siswa. Kedua, kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran. Ketiga, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. Keempat, masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari pusat pengelolaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kepada siswa di daerah sering tidak tepat waktu, dan karenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. Kelima, siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keenam, dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah siswa yang mungkin sangat banyak.
Kemudian, Munir (2012:141) menyatakan kelemahan yang diperkirakan akan mucul dalam sistem pembelajaran jarak jauh online diantaranya:
- Tingginya kemungkinan gangguan belajar yang akan menggagalkan proses pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh menuntut siswa untuk belajar mandiri atau belajar individual. Jika siswa tidak disiplin belajar secara mandiri, maka ada kemungkinan akan terjadi gangguan selama belajar, bahkan mungkin pula kegagalan dengan terhentinya program pembelajaran.
- Siswa ketika membuka internetnya tidak mendapatkan materi pembelajaran yang diperlukannya, sehingga perlu menghubungi guru atau tutornya. Namun jika harus menunggu guru atau tutornya untuk online melalui internet, maka siswa akan mengalami kesulitan mendapat penjelasan guru secepat mungkin.
- Terjadi kesalahan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Persepsi guru dan siswa terhadap materi pembelajaran dan tujuan yang harus di capai mungkin berbeda. Siswa mungkin merasa sudah menguasai seluruh materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran tersebut, namun sebaliknya menurut guru, siswa tersebut masih belum menguasai materi pembelajaran secara tuntas sehingga tujuan siswa belum tercapai sepenuhnya. Untuk mengatasi kesalahan persepsi ini, perlu diadakannya evaluasi pada setiap akhir materi
pembelajaran.
Hasil pemaparan pendapat ahli di atas, dapat dijelaskan bahwa penerapan pembelajaran jarak jauh memiliki kelemahan dari segi sistem yang kerap kali tidak stabil, koneksi internet yang tidak baik seperti di desa, pemahaman siswa terkait materi yang disampaikan secara tidak lansung masih rendah. Dalam penerapan pembelajaran jarak jauh terdapat kekurangan dan kelemahan yang dirasakan oleh semua pihak yang ikut andil dalam PJJ diantaranya yaitu koneksi jaringan internet yang tidak stabil menyebabkan PJJ tidak terlaksana dengan baik, tingkat pemahaman siswa relatif rendah karena kurangkan interaksi antara guru dan siswa, motivasi tinggi dari siswa selama belajar cenderung gagal karena PJJ tidak terlaksana dengan baik, dan orang tua terkendala dengan biaya kuota internet yang cendrung mahal serta cendrung cepat habis dalam pelaksanaan PJJ, kepala sekolah tidak leluasa dalam mengawasi PJJ di setiap kelas yang berlangsung.
Unsur-unsur Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Munir (2012:119) menyatakan pembelajaran jarak jauh online atau berbasis web wajib mempunyai deretan bagian berikut antara lain:
- Adanya community web based distance learning atau pusat kegiatan pembelajar, yaitu pusat kegiatan yang mampu menjadikan sarana sebagai tempat kegiatan siswa meningkatkan atau mengembangkan kemampuannya, seperti membaca materi pembelajaran, atau mencari informasi dan sebagainya.
- Adanya interaksi dalam grup community web based distance learning atau kelompok belajar. siswa dapat berinteraksi dengan siswa lainnya dalam kelompok belajarnya tersebut untuk mendiskusikan materi pembelajaran yang diberikan guru. Sedangkan guru hanya memberikan ulasan tentang materi pembelajaran tersebut.
- Adanya personal administratif suppoting system atau sistem administrasi siswa. siswa dapat mengetahui informasi mengenai status siswa, prestasi hasil belajarnya, dapat mereview keanggotaanya, dan sebagainya melalui sistem informasi ini.
- General information dari general information ini siswa atau pengunjung web bisa mendapat informasi. Untuk itu di sediakan fasilitas umum tanpa proses registrasi siswa terlebih dahulu.
- Adanya perpustakaan digital. Perpustakaan digital memuat berbagai informasi kepustakaan antara lain informasi tercetak seperti buku, atau kepustakaan digital seperti audio (suara), visual (gambar), dan sebagainya.
- Materi pembelajaran online atau bahan bacaan dari web lainnya diluar materi pembelajaran yang diperlukan untuk menambah dan melengkapi pembelajaran. Untuk itu guru dan siswa dapat langsung memberikan materi pembelajaran online dari web lainnya untuk dipublikasikan kepada siswa lainnya melalui web sebagai upaya untuk menunjang proses belajar. Penulis simpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh diantaranya yaitu adanya materi online sebagai pendukung dalam materi pelajaran yang akan disampaikan, adanya tutor atau guru, adanya siswa, adanya teknologi dan koneksi internet yang mendukung beserta interasksi yang terjadi antara siswa dan guru dalam pembelajaran jarak jauh yang sedang berlangsung.
Peran Kunci Utama Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Munir (2012:140) menyatakan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mempunyai deretan peran bagian yang mendukung yakni:
- Teknologi informasi dan komunikasi membutuhkan banyak sumber daya manusia yang terampil atau kemampuan tidak cukup hanya gelar, maka diperlukan program pendidikan profesional yang berkelanjutan.
- Internet memungkinkan pengembangan perpustakaan digital (digital library) atau perpustakaan elektronik yang dibutuhkan oleh guru untuk mengakses informasi terbaru.
- Pendekatan open source dan open content perlu diperluas agar mempermudah penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan.
Latip (2020:109) menyatakan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19 perlu memerhatikan faktor yang dapat mendorong dan mendukung keberhasilan dari pelaksanaan PJJ yakni faktor keberhasilan pembelajaran jarak jauh terletak pada 3 faktor utama, yaitu guru, siswa dan teknologi.
Pada pembelajaran jarak jauh. guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan media penunjang pembelajaran, selain itu guru harus memiliki kreativitas dan pengalaman dalam melakukan serta mengemas interaksi virtual dengan siswa. Sementara itu pada faktor siswa, yang akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh diantaranya kultur, latar belakang socio ekonomi, interes, pengalaman dan tingkat pendidikan. Selanjutnya, faktor penentu keberhasilan pembelajaran jarak jauh lainnya adalah teknologi, teknologi merupakan media, alat dan sarana penunjang terjadinya proses interaksi antara guru dan siswa.
Terdapat beberapa faktor penentu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh diantaranya yaitu adanya dukungan dari segi siswa, guru, teknologi, internet, model pembelajaran, lingkungan belajar, kurikulum belajar, satuan pendidikan yang saling berkoordinasi, bersatu dan saling melengkapi sehingga proses pembelajaran jarak jauh dapat terlaksanan dengan baik di dukung dengan evaluasi pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan atau kendala yang terdapat dalam PJJ.
Prinsip Pengembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Munir (2012:23) menyatakan prinsip pembelajaran jarak jauh sebagai berikut pertama, prinsip kebebasan yang artinya sistem pendidikan sifatnya demokratis karena dirancang agar bebas bisa diikuti oleh siapa saja, apalagi pembelajar sifatnya heterogen bak dalam kondisi atau karakteristiknya yang meliputi motivasi, kecerdasan, latar belakang pendidikan, kesempatan maupun waktu untuk belajar. Kedua, prinsip kemandirian diwujudkan dengan adanya kurikulum atau program pendidikan yang dapat dipelajari secara mandiri, belajar perorangan atau kelompok di mana guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan bantuan kepada siswa dalam belajar sehingga bantuan yang diberikan guru seminimal mungkin atau tidak dominan disesuaikan dengan keadaan siswa tersebut. Ketiga, prinsip keluwesan memungkinkan siswa untuk fleksibel mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian atau penilaian kemajuan belajar, dan mengakses sumber belajar sesuai dengan kemampuan pembelajar. Keempat, prinsip mobilitas memungkinkan siswa belajar dengan cara berpindah tempat sesuai dengan keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya proses pembelajaran, Kelima, prinsip efisiensi adalah memberdayakan berbagai macam sumber daya, seperti sumber daya manusia atau teknologi yang tersedia dengan seoptimal mungkin agar siswa bisa belajar.
Selanjutnya, Daryanto,dkk (2017:104) menyatakan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, terdapat beberapa prinsip pengembangan sistem pembelajaran jauh diantaranya:
- prinsip kemandirian prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum atau program pendidikan yang memungkinkan untuk dipelajari secara mandiri.
- prinsip keluwesan prinsip ini diwujudkan dengan kemungkinan peserta didik dapat berpindah jalur dari pendidikan nonformal ke jalur pendidikan formal atau sebaliknya.
- prinsip keterkinian prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran dan sumber belajar pada saat di perlukan untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang.
- prinsip kesesuaian prinsip ini diwujudkan dengan adanya program belajar yang terkait langung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat.
- prinsip mobilitas prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan kompetensi yang diperlukan.
- prinsip efisiensi prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang bersedia pada daerah setempat dengan seoptimal mungkin.