Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2010:73) motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan, berawal dari kata “motif’ maka motivasi dapat diartikan debagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Proses motivasi merupakan sebuah system yang terdiri dari tiga elemen, yaitu: kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Ketiga elemen tersebut bekerja sebagai suatu siklus. Dikatakannya bahwa pada umumnya tingkah laku diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan individu. Dari tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energy yang ada dalam diri manusia, sehingga akan bergantung dengan persoalan kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu yang semuanya didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Menurut Sardiman (2010:75) motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang Terdapat tiga elemen penting dalam motivasi:
- Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
- Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
- Motivasi akan dirangasang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.
Hadis (2008:27) menyatakan bahwa faktor motivasi secara umum dan motivasi belajar secara khusus merupakan gejala aktivitas jiwa manusia yang sangat diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnya dalam mengurangi kehidupan yang syarat dengan persaingan. Manusia secara umum dan peserta didik secara khusus yang memiliki motivasi hidup yang rendah akan memiliki kinerja, produktivitas, kreativitas, dan inovasi yang rendah. Akibatnya mereka akan tertinggal jauh dari teman atau manusia lainnya yang memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalani kehidupannya. Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai. Slavin menyatakan motivasi merupakan “proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus”. Menurut Slameto (2010:170) menyatakan bahwa motivasi adalah “suatu proses yang menentukan tingkah kegiatan, intensitas, konsistensi,serta arah umum dari tingkah laku manusia”.
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis seorang siswa. Mudjiono (2006:97). Motivasi belajar siswa adalah kekuatan dalam diri siswa (energy) yang mendorong siswa melakukan usaha-usaha mencapai tujuan belajar, disamping itu menunjukkan adanya orientasi siswa/arah tingkah laku siswa pada pencapaian tujuan belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual yang berperan dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Menurut Uno (2009:23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Selanjutnya Frandsen (dalam Sardiman, 2010:46) beberapa hal yang menimbulkan motivasi seseorang untuk belajar, yakni:
- Sifat ingin tahu
- Kreativitas dan keinginan untuk selalu maju
- Keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan temannya
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang telah lalu dengan usaha baru, baik dengna kooperasi dan kompetisi.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
- Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pelajaran.
Djamarah dan Zain (2006:148) mengatakan bahwa dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
- membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar;
- menjelaskan secara konkrit kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran;
- memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik;
- membentuk kebiasaan belajar yang lebih baik;
- membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok;
- menggunakan metode yang bervariasi.
Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2009:86-88) ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder:
- Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis, ataupun jasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting ataupun kebutuhan jasmaninya. MC Dougall, berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan, insting tersebut diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan dan dapat terorganisasikan.
- Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari, motivasi sekunder ini disebut juga motivasi sosial. Sebaga ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. “bekerja dengan baik, maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder agar orang bekerja dengan baik.
Sedangkan dilihat dari sifatnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Motivasi yang bersumber dari diri seseorang (motivasi intrinsik)
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Djamarah, 2006:35). Menurut Syah (2004:151) motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Siswa yang memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, dan ahli dalam bidang studi tertentu harus belajar, tanpa belajar tidak mungkin tujuan, kebutuhan, keinginan, perhatian, cita-cita pebelajar dapat tercapai. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi itu timbul dari kesadaran diri sendiri. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka iasecara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa mendatang.
Dalam pembelajaran, siswa yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai apa yang sedang dipelajari, bukan untuk mendapat pujian dari guru.
Indikator motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa (Intrinsik) adalah sebagai berikut:- Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama (tidak berhenti sebelum selesai). Seperti siswa mulai mengerjakan tugas tepat waktu, mencari sumber lain, tidak mudah putus asa dan memeriksa kelengkapan tugas.
- Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan. Dalam hal ini, siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar.
- Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah yang terdiri dari berani menghadapi masalah, mencari jalan keluar terhadap masalah yang sedang dihadapi dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah.
- Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh ia mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
- Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif.
- Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
- Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa yang dikerjakannya atau teguh pendirian.
- Motivasi yang bersumber dari luar diri seseoang (motivasi ekstrinsik)
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang tertelak di luar hal yang dipelajarinya, seperti mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran. Motivasi ekstrinsik merupakan suatu alat yang cukup ampuh dan senantiasa digunakan untuk membangkitkan gairah belajar setiap siswa. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat siswa dalam belajar. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian siswa atau karena sikap tertentu pada guru.Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau beajar. Berbagai macam carayang bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil belajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam bentuknya.
Motivasi eksstrinsik juga diperlukan dalam kegiatan belajar karena tidak semua siswa memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar. Guru sangatberperan dalam rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang sudah ada dalam diri siswa akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam pembelajaran.
Motivasi ekstrinsik juga sangat diperlukan oleh siswa dalam pembelajaran karena adanya kemungkianan perubahan keadaan siswa dan juga faktor lain seperti kurang meneriknya proses belajar mengajar bagi siswa. Motivasi ekstrinsik dan instrinsik harus saling menambah dan memperkuat sehingga individu dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam hal belajar, motivasi sangat diperlukan karena hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi. Motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Oleh karena itu, motivasi memiliki fungsi dalam menumbuhkan semangat dan hasrat belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman (2010:85) menyebutkan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:- Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
- Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi yang memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan agar dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu dan membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
- memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar,
- menjelaskan kepada siswa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran,
- memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai siswa sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari,
- membentuk kebiasaan belajar siswa yang baik,
- membantu kesulitan belajar siswa,
- menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Terdapat beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:
- Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasi adalah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong siswa untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi berarti belum menunjukkan aktivitas nyata. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang,
- Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. Guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap siswa. Efek yang diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik oleh guru adalah kecendrungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Siswa yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat, dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai tinggi, mengharapkan pujian dari orang lain atau mengharapkan hadiah, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya.
- Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang. Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada siswa untuk menghentikan perilaku negatif siswa.
- Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Siswa pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
- Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan.
- Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar Dari berbagai hasil penelitian, tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar siswa.
Indikator Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar sebagai pendorong siswa untuk melalukan kegiatan belajar tidak hanya muncul dari dalam diri siswa itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor yang datangnya dari luar diri mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ke dalam faktor intern meliputi: kesehatan, perhatian, minat, bakat dan faktor ekstren meliputi: metode mengajar, alat pengajaran dan waktu sekolah. Menurut Handoko (2002:59) untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
- kuatnya kemauan untuk berbuat,
- jumlah waktu yang disediakan untuk belajar,
- kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain,
- ketekunan dalam mengerjakan tugas, tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa yang dikerjakannya atau teguh pendirian.
Menurut Sardiman (2010:83), motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tekun menghadapi tugas Tekun menghadapi tugas dapat diukur dari hasil ketekunan mengerjakan tugas tersebut berupa kepuasan siswa. Selain itu faktor guru juga dapat meningkatkan ketekunan siswa. Sifat ingin mendalami pelajaran dapat meningkatkan atau menambah ketekunan.
- Ulet menghadapi kesulitan Dapat diwujudkan dengan cara melalui bantuan orang lain maupun dengan belajar sendiri.
- Menunjukkan minat Faktor ini termotivasi karena ingin mendapatkan nilai yang baik serta ingin mendapatkan pujian. Karena jika ada motif tersebut maka seseorang akan merasa puas bila berprestasi dengan baik atau dipuji orang lain.
- Lebih senang belajar mandiri Senang belajar mandiri bermanfaat untuk mengembangkan kreatifitas serta juga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan karena dengan senang belajar mandiri akan mengasah otak untuk berfikir variatif.
- Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Siswa akan cenderung cepat bosan jika melakukan hal-hal yang sama secara berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan siswa kurang kreatif.
- Senang, rajin dalam belajar dan penuh semangat dalam belajar Senang, rajin dalam belajar dan penuh semangat dalam belajar dapat diukur dengan:
- Strategi belajar atau cara diterapkan oleh siswa agar mendapat hasil memuaskan dalam belajar.
- Keunggulan dalam belajar diwujudkan dengan niat ataupun target yang dimiliki oleh siswa serta dibutuhkannya variasi dalam belajar agar tidak mencapai titik kebosanan.
- Keteraturan dalam belajar dibutuhkan untuk melatih kedisiplinan sehingga sikap rajin dan tekun akan selalu meningkat.
- Dapat mempertahankan pendapatnya Dapat dilihat dari tingkat kepekaan siswa terhadap kesalahan baik dalam pelajaran maupun pergaulannya disekolah, serta melatih kemandirian dalam berbicara.
- Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Dapat diukur dengan bagaimanakah sikap siswa terhadap tugas dan juga cara mengerjakan tugas yang diberikan.
Unsur-unsur Motivasi Belajar
Menurut Dimyati terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
- Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. - Kemampuan Belajar
Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi. Didalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya. - Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. - Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. - Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. - Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa.