Metode Pembelajaran Resitasi

Penulis: Tim Editor | Kategori: Metode Pembelajaran | Tanggal Terbit: | Dilihat: 3358 kali

Metode pembelajaran resitasi merupakan cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan disekolah maupun diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru (Slameto, 2010:88). Menurut Djamarah dan Zain dalam Anam (2016:163) mengemukakan bahwa metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Sementara Mulyani Sumantri dkk, mengemukakan bahwa “metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok.”

Menurut Djamarah dalam Santoso (2013:91) menyatakan bahwa metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode Resitasi merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Penggunaan metode ini memerlukan persiapan yang baik, terutama ruang lingkup maupun bahannya dan pelaksanaannya diberikan secara individual maupun kelompok. Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu, metode resitasi dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.

Menurut Majid (2016:208) mengemukakan bahwa resitasi adalah pembacaan hafalan dimuka umum atau hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalam kelas. Bahwa resitasi dapat sebagai istilah psikologis disebut sebagai metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah suatu metode pembelajaran untuk mengaktifkan siswa dengan pemberian tugas setelah materi disampaikan baik secara individu atau kelompok, kemudian harus mempertanggungjawabkannya.

Langkah - Langkah Menggunakan Metode Resitasi

Menurut Majid (2016:209) mengemukakan bahwa langkah – langkah menggunakan metode tugas/ resitasi adalah sebagai berikut:

  1. Fase pemberian tugas
    Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan disediakan waktu yang cukup.
  2. Fase pelaksanaan tugas
    1. Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru.
    2. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakan tugas.
    3. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
    4. Mencatat semuahasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
  3. Fase mempertanggung jawabkan tugas
    Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
    1. Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
    2. Ada tanya jawab dan diskusi.
    3. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya.

Langkah-langkah menggunakan metode resitasi menurut Mudlofir dan Rusydiyah (2016:119) yaitu :

  1. Fase pemberian tugas; mengindentifikasi tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat, sesuai dengan kemampuan peserta didik, ada petunjuk atau sumber yang membantu pekerjaan peseta didik, menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas.
  2. Fase pelaksanaan tugas; guru membimbing dan mendorong peserta didik, peserta didik dipantau agar tugas dikerjakan secara mandiri, dianjurkan kepada peserta didik untuk mencatat hasil-hasil yang diperoleh secara baik dan sistematis.

Menurut Anam (2016:165) langkah-langkah menggunakan metode resitasi yaitu sebagai berikut:

  1. Fase pemberian tugas
    1. Tujuan yang akan dicapai.
    2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
    3. Sesuai dengan kemampuan siswa.
    4. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
    5. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
  2. Langkah pelaksanaan tugas.
    1. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
    2. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
    3. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
    4. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
  3. Fase mempertanggungjawabkan tugas
    Hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu:
    1. Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
    2. Ada tanya jawab/diskusi kelas.
    3. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lain.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode resitasi menurut Anam (2016:166) adalah sebagai berikut :

  1. Kelebihan metode resitasi:
    1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak; dalam proses pengerjakan tugas, siswa sangat mungkin akan berhadapan atau bahkan menemukan hal baru, yakni hal yang belum pernah dipelajari dikelas.
    2. Memupuk rasa tanggung jawab.
    3. Memperkuat motivasi belajar.
    4. Mengembangkan keberanian untuk berinisiatif.
    5. Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri.
  2. Kelemahan metode resitasi:
    1. Memerlukan pengawasan yang ketat baik oleh guru maupun orang tua.
    2. Tingkatan fokus dan konsenterasi berbeda.
    3. Kecenderungan untuk berbuat curang.

Mudlofir dan Rusydiyah (2016:120) mengemukakan bahwa kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah sebagai berikut:

  1. Kelebihan metode resitasi
    1. Memotivasi peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran secara individual maupun kelompok.
    2. Dapat mengembangkan kemandirian peserta didik diluar pengawasan guru.
    3. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin.
    4. Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.
  2. Kelemahan metode resitasi
    1. Peserta didik sulit dikontrol apakah tugas dilakukan secara mandiri.
    2. Untuk penugasan kelompok yang aktif mengerjakan adalah satu atau dia peserta didik saja.
    3. Tidak mudah untuk memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik.
    4. Apabila bentuk penugasan tidak variatif, maka akan menimbulkan sikap bosan dalam belajar bagi peserta didik.