Pengertian Metode Pembelajaran Proyek
Perencanaan program kegiatan secara menyeluruh membutuhkan suatu strategi. Strategi kegiatan merupakan penggabungan berbagai macam tindakan untuk mencapai tujuan kegiatan. Moeslichatoen, (2004:7) menyatakan bahwa: “Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan”. Untuk pembelajaran pada anak usia dini dibutuhkan metode pembelajaran yang sesuai dengan usianya. Kita dapat mengajarkan suatu konsep kepada anak melalui aktivitas yang dilakukannya. Mulyasa, (2014:112-113) menyatakan bahwa: “Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep “Learning By Doing”, yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan. Berkenaan dengan hal tersebut, Piaget mengatakan bahwa kita tidak dapat mengerjakan tentang suatu konsep pada anak secara verbal, tetapi kita dapat mengajarkannya jika menggunakan metode yang didasarkan pada aktivitas anak”.
Metode proyek ini membantu anak memperoleh informasi dan pengalaman yang mempunyai dorongan untuk menjelajahi dan meneliti lingkungannya. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesenangan bagi anak melainkan juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat atau manfaat yang dimiliki suatu benda. Salah satu metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK yaitu metode pembelajaran proyek. Anita Yus (2011:174) menyatakan bahwa metode pembelajaran proyek merupakan salah satu metode pengajaran yang disarankan untuk digunakan pada pendidikan prasekolah. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa metode proyek dapat digunakan pada pendidikan prasekolah.
Moeslichatoen (2004:137) menyatakan bahwa metode pembelajaran proyek merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dikerjakan secara berkelompok. Selain anak mendapatkan pengalaman, metode proyek ini juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak dalam memecahkan persoalan sehari-hari. Alam sekitar dapat dijadikan objek untuk melakukan kegiatan proyek. Hal ini berdasarkan pernyataan Kurikulum 2013 PAUD No. 146 tahun 2014 (2015:69) menyatakan bahwa: “Proyek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang diberikan oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun secara berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan sehari-hari”.
Proyek membahas sebuah topik yang diperluas dan kemudian diperdalam pembahasannya. Roopnarine dan Johnson (2009:107) mengatakan bahwa: Proyek adalah penelitian sebuah topik yang diperluas dan mendalam yang idealnya merupakan topik yang layak bagi perhatian, waktu, dan energi anak-anak. Proyek biasanya dilakukan oleh seluruh kelas, terkadang oleh kelompok-kelompok kecil di dalam kelas, dan sesekali oleh individual.
Metode pembelajaran proyek merupakan salah satu cara pemecahan masalah yang diterapkan secara luas dalam setiap pemecahan masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari (Bossing dalam Moeslichatoen, 2004:139-141). Misalnya masalah menyiapkan sarapan pagi, masalah membersihkan lantai, masalah merapikan tempat tidur, masalah bertanam bunga, masalah menjamu tamu, dan sebagainya. Karena berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari, metode proyek diharapkan dapat menjadi wahana untuk menggerakkan kemampuan kerja sama dengan sepenuh hati, dan meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif.
Berdasarkan pemaparan tersebut, metode proyek merupakan strategi pengajaran yang melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah dengan melakukan kerja sama dengan anak lain, masing-masing melakukan bagian pekerjaannya secara individual atau dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang menjadi milik bersama.
Tujuan Metode Proyek
Menurut Moeslichatoen (2004:144-145) dalam menggunakan metode proyek agar tujuan pengajaran tercapai kegiatan proyek perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Merupakan kegiatan yang bersumber dari pengalaman anak sehari-hari dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di luar sekolah.
- Kegiatan itu merupakan kegiatan yang sedemikian kompleks yang menuntut bermacam penanganan yang tidak mungkin dilakukan anak secara perseorangan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
- Kegiatan itu merupakan kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan menalar, kemampuan bekerja sama dengan anak lain dan memperluas wawasan anak.
- Kegiatan itu cukup menantang bagi anak dalam pengembangan kesehatan fisik dan kesejahteraan.
- Kegiatan itu dapat memberikan kepuasan masing-masing anak.
Melalui kegiatan proyek, anak mendapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan, keterampilan, dan minat, serta kebutuhan anak lain dalam mencapai tujuan kelompok. Salah satu tujuan pendidikan bagi anak adalah memberi pengalaman belajar untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Kegiatan proyek merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah, jadi pengembangan kemampuan berpikir dapat diperoleh melalui metode proyek.
Manfaat Metode Proyek
Mulyasa (2014: 113) mengatakan banyak manfaat yang dapat kita ambil dari metode proyek ini, baik ditinjau dari pengembangan pribadi, sosial, intelektual maupun pengembangan kreativitas, di antaranya sebagai berikut:
- Memberikan pengalaman kepada anak dalam mengatur dan mendistribusikan kegiatan.
- Belajar bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing. Hal ini memberikan peluang kepada setiap anak untuk dapat mengambil peran dan tanggung jawab dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelompok.
- Memupuk semangat gotong royong dan kerjasama diantara anak yang terlibat.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan sikap kerjasama dan kebiasaan dalam melaksanakan pekerjaan dengan cermat.
- Mampu mengeksplorasi bakat, minat, dan kemampuan anak.
- Memberikan peluang kepada setiap anak baik individual maupun kelompok untuk mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya, keterampilan yang sudah dikuasainya yang pada akhirnya dapat mewujudkan daya kreativitasnya secara optimal.
Metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola berpikir, keterampilan, dan kemampuannya untuk memaksimalkan sejumlah permasalahan yang dihadapi mereka sehingga mereka memiliki peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri seoptimal mungkin.
Moeslichatoen (2004:142) mengatkan bahwa manfaat metode proyek bagi anak TK, yaitu:
- Memberikan pengalaman belajar dalam memecahkan masalah yang memiliki nilai praktis yang sangat penting bagi pengembangan pribadi yang sehat dan realistik. Pribadi yang sehat adalah pribadi yang memiliki ciri-ciri sikap kemandirian, percaya diri, dapat menyesuaikan diri, dapat mengembangkan hubungan antarpribadi yang saling memberi dan menerima, serta mau menerima kenyataan dan mengakui bahwa dirinya berbeda dengan anak yang lain. Pribadi yang realistik merupakan pribadi yang menerima tanggung jawab sesuai kemampuannya, bersikap optimis yang beranggapan dengan usaha yang keras seseorang akan berhasil, dapat menarik pelajaran dari pengalaman-pengalaman yang lampau.
- Dapat diterapkan secara luas untuk memecahkan masalah dalam lingkup kehidupan anak sehari-hari. Kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat yang lebih luas. Anak memperoleh pemahaman yang utuh tentang bagaimana memecahkan masalah tertentu yang memerlukan kerja sama dengan anak lain secara terpadu, anak memperoleh pengalaman belajar dalam pengembangan sikap positif dalam kegiatan bekerja dengan anak lain.
- Dapat membangkitkan kegiatan mental yang mendorong anak untuk dapat menghilangkan ketegangan atau keadaan yang mengganggu dengan menggunakan cara-cara yang sudah dikuasai untuk diterapkan dalam situasi sekarang untuk menghilangkan ketegangan itu secara kreatif. Karena dalam penggunaan metode proyek itu tekanan tanggung jawab beralih dari guru ke anak, maka dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan membina sikap kerja sama dan interaksi sosial di antara anak-anak yang terlibat dalam proyek, agar mampu menyelesaikan bagian pekerjaannya dalam kebersamaan secara efektif dan harmonis. Masing-masing belajar tanggung jawab terhadap bagian pekerjaanya dengan kesepakatan bersama.
Menerapkan Pendekatan Metode Proyek
Pada tahap yang lebih luas, manfaat kerja proyek terkait dengan topik yang sedang diselidiki. Jumlah topik yang mungkin digunakan begitu banyak sehingga disarankan untuk menggunakan beberapa jenis proses pemilihan. Guru memiliki tanggung jawab utama untuk menilai apakah topik tertentu setara dengan waktu dan energi anak-anak dan sumber daya prasekolah atau sekolah. Roopnarine dan Johnson (2011:313-316) mengatakan ada beberapa penerapan dalam pendekatan metode proyek yaitu sebagai berikut:
- Memilih Topik untuk Proyek
Banyak hal yang memengaruhi ketepatan sebuah topik. Sebagian besar tergantung pada karakteristik kelompok anak tertentu, pengetahuan dan pengalaman guru yang terkait dengan topik tersebut dan minat guru sendiri pada topik tersebut, sumber daya lokal yang tersedia, konteks sekolah atau masyarakat yang lebih luas, dan beragam gabungan semua faktor ini. Lebih lanjut lagi, penting untuk diingat bahwa banyak topik penting yang tidak sesuai dengan proyek-proyek ini. Sulit juga untuk meramalkan topik apa yang akan berjalan dengan baik dalam kelompok anak tertentu. - Menanggapi Minat Anak-Anak
Guru terkadang memilih topik proyek berdasarkan pada minat yang ditunjukkan anak atau anggapan tentang minat anak pada topik tersebut. Namun, minat perorangan, kelompok, atau seluruh kelas mewakili sejumlah potensi perangkap dalam pemilihan topik. Pada tahap praktis, dalam kelas yang berisi 25 orang anak, jumlah minat yang mungkin terlihat terlalu besar untuk bisa disikapi dalam satu tahun saja. Oleh karena itu, guru memerlukan beberapa kriteria untuk menentukan minat mana yang pantas untuk disikapi.
Orang dewasa memiliki tanggung jawab penting untuk mendidik minat anak-anak dan memperingatkan mereka pada kejadian dan fenomena di sekitar mereka yang patut mereka perhatikan dan pahami. Ini tidak berarti bahwa guru menunjukkan rasa tidak hormat atau meremahkan minat yang diungkapkan oleh anak. Namun, kesadaran anak pada minat guru yang nyata dan mendalam pada suatu topik (misalnya perubahan dalam lingkungan alam selama periode 6 minggu) mungkin bisa menyebabkan beberapa tingkat ketertarikan pada suatu topik di antara anak-anak yang menghormati guru. Dengan cara ini, orang dewasa mengambil tanggung jawab untuk mendidik minat anak-anak. - Persiapan untuk Peran Serta dalam Masyarakat Demokratis
Pertimbangan penting dalam pemilihan topik proyek adalah komitmen untuk membangun kemampuan anak-anak agar, pada akhirnya, mampu berperan serta dengan kompeten dalam masyarakat yang demokratis. Dalam mencapai tujuan ini, topik-topik yang baik adalah yang memperdalam pemahaman, pengetahuan, dan penghargaan anak-anak pada kontribusi orang lain demi kesejahteraan bersama. Sebagai tambahan salah satu dari banyak potensi manfaat kerja proyek yang bagus adalah bahwa kerja proyek memberikan berbagai macam pengalaman di dalam kelas yang membentuk peran serta dalam proses demokratis: kerja sama, menyimak dan merespons ide satu sama lain, mengoordinasikan upaya dan kontribusi yang berbeda dari anggota dan seluruh sub kelompok, menyelesaikan perselisihan, meraih kesepakatan bagaimana memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas, dan sebagainya.
Rancangan Kegiatan Proyek
Beberapa rancangan kegiatan proyek yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan tersebut. Menurut Chard dalam Roopnarine dan Johnson, (2009:317-319) mengatakan bahwa proyek bisa direncanakan dan dilakukan dalam kira-kira tiga fase urutan, yaitu:
- Fase 1: Memulai proyek
Pada fase pertama proyek, guru mendorong anak-anak berbagi pengalaman dan kenangan pribadi mereka yang terkait dengan topik dan meninjau pengetahuan mereka tentang itu, menggunakan kompetensi representasional dan ekspresif seperti permainan sandiwara, menggambar, melaporkan pengalaman mereka, dan menuliskannya. - Fase 2: Mengembangkan proyek
Tujuan utama fase kedua adalah memperoleh informasi baru, khususnya melalui pengalaman langsung dan dari dunia nyata. Sumber informasi yang digunakan bisa primer ataupun sekunder, tergantung pada usia anak-anak yang terlibat. - Fase 3: Menyelesaikan proyek
Tujuan utama fase terakhir proyek adalah penyelesaian pekerjaan perorangan dan kelompok dan rangkuman serta tinjauan tentang apa yang telah dipelajari.
Adapun tahapan kegiatan yang dapat dipersiapkan guru dalam merencanakan proyek kegiatan, sebagaimana yang dikembangkan oleh Lilian G. Katz et. at dalam Mulyasa (2014), yaitu:
- Guru memilih topik
- Guru membuat peta konsep topik
- Mengorganisasi topik proyek ke dalam kurikulum
- Guru menentukan lingkup proyek
- Guru menentukan lima kriteria (aktivitas anak, keterampilan yang dapat dilakukan anak, sumber materi, minat, dan penguasaan guru tentang topik yang akan dibahas, serta penyesuaian topik dengan jadwal tahunan).
- Guru dan anak dapat mengunjungi tempat menarik yang sesuai dengan topik.
Menurut Moeslichatoen (2004:145-151) ada tiga tahap dalam merancang kegiatan proyek bagi anak TK yaitu sebagai berikut:
- Rancangan Persiapan yang Dilakukan Guru
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam merancang persiapan melaksanakan kegiatan pengajaran dengan menggunakan metode proyek:- Menetapkan tujuan dan tema kegiatan pengajaran dengan menggunakan metode proyek
- Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan proyek
- Menetapkan rancangan pengelompokan anak untuk melaksanakan kegiatan proyek
- Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
- Menetapkan rancangan penilaian kegiatan pengajaran dengan metode proyek
- Pelaksanaan Kegiatan Proyek bagi Anak TK
Dalam melaksanakan kegiatan proyek bagi anak TK ada 3 tahap yang harus dilakukan guru:- Kegiatan pra-pengembangan
Pertama-tama guru harus mengkomunikasikan tujuan kegiatan proyek. Kegiatan proyek memerlukan beberapa kelompok kerja. Untuk mengerjakan bagian masing-masing kelas dibagi menjadi 4 kelompok kerja sesuai dengan rancangan yang telah dibuat oleh guru. Guru menyebutkan kelompok kerja apa dan nama-nama anggota dan ketua kelompok kerja masing-masing. Guru menunjukkan di mana kelompok-kelompok itu harus bekerja dan di mana harus mengambil bahan dan alat yang diperlukan. - Kegiatan pengembangan
Untuk pemanasan guru menanyakan kepada siswa apakah di antara mereka sekarang ada yang berulang tahun. Jawaban mungkin ada atau tidak ada. Jika tidak ada dimisalkan Ani sebagai anak yang berulang tahun. Guru mengajak anak-anak untuk menyiapkan pesta ulang tahun bagi Ani. Lalu guru mengajak anak-anak menyanyikan lagu “Selamat ulang tahun”. Demikian seterusnya guru membimbing dan mengarahkan kelompok-kelompok kerja untuk berkreasi. - Kegiatan penutup
Setelah kegiatan proyek diselesaikan masing-masing kelompok, maka hiasan dinding dapat dipasang, balon-balon hias dipasang di ruangan kelas, kue dan buah-buahan yang dibuat ditata di meja yang telah ditetapkan. Kegiatan proyek diakhiri dengan mengembalikan bahan dan alat yang dipergunakan pada tempat semula, membersihkan dan merapikan tempat kerja, dan dengan dipimpin guru anak-anak sekali lagi diajak menyanyi lagu “Selamat Ulang Tahun”.
- Kegiatan pra-pengembangan
- Penilaian Kegiatan Proyek bagi Anak TK
Penilaian kegiatan proyek merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kegiatan pemberian pengalaman belajar dengan menggunakan metode proyek. Tanpa adanya penilaian kegiatan ini guru tidak dapat mengetahui secara rinci apakah tujuan pengajaran yang ingin dicapai melalui metode proyek itu dapat dicapai secara memadai. Berdasarkan rancangan kegiatan proyek yang telah dipaparkan tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksakan kegiatan proyek mulai dari merancang persiapan yang dilakukan guru, merancang pelaksanaan kegiatan proyek bagi anak, dan merancang penilaian kegiatan proyek bagi anak TK.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Proyek
- Kelebihan Metode Proyek
Menurut Moeslichatoen (2004:28) terdapat kelebihan dari metode proyek untuk meningkatkan kreativitas anak yaitu:
- Berkaitan dengan kehidupan anak sehari-hari yang dapat dihubungkan satu dengan yang lain dan dipadukan menjadi suatu hal yang menarik bagi anak, selain itu juga besifat fleksibel.
- Di dalam kegiatan bersama, anak belajar mengatur dri sendiri untuk bekerja sama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah.
- Dalam kegiatan proyek, pengalaman akan sangat bermakna bagi anak. Misalnya pengalaman siswa dalam melipat kertas akan menjadi sanga bermakna untuk membuat hiasan dinding dalam rangka menyiapkan ruangan untuk suatu pesta.
- Kegiatan proyek punya dampak dalam pengembangan etos kerja, etos waktu, dan etos lingkungan.
- Berlatih untuk berprakarsa dan bertanggung jawab.
- Berlatih menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas dan kreatif.
- Kelemahan Metode Proyek
Menurut Nurlaily (2006:12) didalam metode proyek juga terdapat beberapa kelemahan diantaranya:- Membutuhkan waktu yang cukup lama.
- Membutuhkan media yang banyak.
- Membutuhkan energi yang cukup banyak dalam kegiatan proyek.
- Kesulitan dalam mengatur anak.
- Guru mengalami kesulitan dalam mengkondisikan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode proyek.
Daftar Pustaka
Alfiana, T & Anik Lestariningrum. (2015). Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak dalam Bekerjasama pada Anak Didik Kelompok B2 di TK Kreatif Zaid Bin Tsabit Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Kediri: Jurnal Pinus. Vol. 1. No. 3.
Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajara PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa. (2014). Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya