Metode Pembelajaran Hiwar

Penulis: Tim Editor | Kategori: Metode Pembelajaran | Tanggal Terbit: | Dilihat: 9736 kali

Metode Pembelajaran Hiwar ialah dialog silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui Tanya jawab mengenai satu topik, dan dengan senganja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki. “Dalam proses pendidikan metode hiwar mempunyai dampak yang sangat mendalam terhadap jiwa pendengar (mustami’) atau pembaca yang mengikuti topik percakapan dengan seksama dan penuh perhatian” (Gunawan, 2012: 89).

Yang dimaksud metode hiwar adalah “percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah pada suatu tujuan. Percakapan ini bisa dialog langsung dan melibatkan kedua belah pihak secara aktif, atau bisa juga yang aktif hanya salah satu pihak saja, sedang pihak lain hanya merespon dengan segenap perasaan, penghayatan dan kepribadiannya” (Abdurrahman, 2009 : 284 ). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

  1. Permasalahan yang disajikan sangat dinamis, karena kedua belah pihak (pendidik dan peserta didiknya) langsung terlibat dalam pembicaraannya secara timbal balik, sehingga tidak membosankan. Bahkan dialog seperti itu mendorong kedua belah pihak untuk saling memperhatikan dan terus pola pikirnya, sehingga dapat menyikapi sesuatu yang baru, mungkin pula
    salah satu pihak berhasil meyakini rekannya dengan pendangan yang dikemukakannya itu.
  2. Pembaca atau pendengar tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu dengan maksud dapat mengetahui kesimpulan (al-natiijah atau goal) nya. Hal ini juga dapat menghindarkan kebosanan dan dapat memperbaharui semangat.
  3. Metode hiwar (dialog) dapat membangkitkan berbagai perasaan dan kesan seseorang, yang akan melahirkan dampak pedagogis yang turut membantu kukuhnya ide tersebut dalam jiwa pendengar/pembaca serta mengarahkan kepada tujuan akhir pendidikan.
  4. Bila metode hiwar dilakukan dengan baik, memenuhi etika (akhlak) Islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat akan mempengaruhi peserta sehingga meninggalkan pengaruh berupa pendidikan akhlak, sikap dalam berbicara, menghargai pendapat orang lain dan sebagainya (Gunawan, 2012: 89).

Menurut Abdurrahman (2009: 284 ) hiwar mempunyai dampak yang dalam bagi pembicara juga bagi pendengar pembicaraan. Itu disebabkan beberapa hal, yaitu:

  1. Dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan, tidak membosankan. Kedua pihak saling memperhatikan, jika tidak memperhatikan tentu tidak dapat mengikuti jalan pikiran pihak lain. Kebenaran atau kesalahan masing-masing dapat diketahui dan direspon saat itu juga. Topiktopik baru seringkali ditemukan dalam pembicaraan seperti itu. Cara kerja metode ini seperti diskusi bebas, tetapi guru menggiring pembicaraan ke arah tujuan tertentu.
  2. Pendengar tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu, karena ia ingin tahu kesimpulannya. Diikuti dengan penuh perhatian, tidak bosan dan penuh semangat.
  3. Metode ini dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya.
  4. Bila hiwar dilakukan dengan baik, memenuhi akhlak tuntunan Islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat, akan mempengaruhi peserta, sehingga meninggalkan pengaruh berupa pendidikan akhlak, sikap dalam berbicara, menghargai pendapat orang lain dan sebagainya.

Tujuan Metode Hiwar

Muhammad Athiyah (2000:282-283) menyebutkan beberapa tujuan metode hiwar antara lain:

  1. Mendorong siswa untuk mengeluarkan pendapatnya. Salah satu tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah menciptakan suasana yang dinamis. Dengan suasana yang dinamis tersebut, sangat dimungkinkan munculnya suasana belajar yang lebih interakrif, dimana peserta didik memiliki jiwa yang kreatif. Salah satu jenis kreatifitas tersebut adalah mereka para peserta didik terbiasa dengan mengeluarkan pendapatnya. Metode hiwar sangat tepat untuk memunculkan suasana yang dimaksud.
  2. Membiasakan siswa untuk berlatih mencari dan memecahkan masalah Kebiasaan yang ada pada peserta didik adalah kurang peka terhadap berbagai masalah yang ada dalam kaitannya dengan materi pelajaran yang diterimanya. Dipihak lain terkadang mereka para peserta didik kurang mampu jika kebetulan menemukan masalah berkaitan dengan materi pelajaran yang diterimanya. Pada suasana tersebut, guru dituntut untuk mampu memberikan contoh bagaimana mencari masalah sekaligus memecahkannya.
  3. Menghilangkan keragu-raguan pada pikiran siswa.
    Sifat yang biasanya ditemukan pada peserta didik adalah mereka biasanya ragu-ragu dalam mengilustrasikan isi pikirannya. Hal ini disamping karena perasaan rendah diri juga dikarenakan sifat kurang berani pada peserta didik. Padahal sifat tersebut menjadikan peserta didik kurang terbuka pemikirannya. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk melatih sekaligus memberikan contoh keberanian dalam mengemukakan pemikiran. Mekanismenya diantaranya adalah melalui pemberian stimulasi berupa pertanyaan atau sebaliknya memberikan jawaban yang dikehendaki peserta didik ketika mereka bertanya.
  4. Membimbing siswa cara berpikir yang baik.
    Kerancuan berpikir tidak jarang diketemukan pada para peserta didik. Hal ini dikarenakan kurang terbiasa untuk berpikir secara baik, yakni berpikir secara sistematis. Agar para peserta didik terbiasa berpikir secara baik (sistematis), maka guru berkewajiban untuk memberikan contoh sekaligus menyediakan sarana untuk terciptanya suasana tersebut. Kebiasaan dan
    suasana ini dapat diciptakan melalui pemberian stimulus oleh guru terhadap peserta didik dalam metode hiwar.
  5. Membimbing siswa cara mengambil keputusan dan menganalisa
    Sifat malas berfikir pada gilirannya akan melahirkan kekurang beranian untuk mengambil keputusan tertentu. Akibatnya peserta didik yang sudah terbiasa dengan pola yang demikian kebingungan ketika diharuskan mengambil keputusan pada masalah-masalah tertentu. Guru yang baik seharusnya melatih peserta didiknya agar terbiasa dengan menganalisa masalah untuk mengambil keputusan yang jelas. Media yang tepat dapat diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar melalui contoh menganalisa setiap masalah yang diberikan peserta didik untuk kemudian disimpulkan atau diambil keputusannya yang tepat.
  6. Mencari pengetahuan baru dan mengambil manfa’atnya
    Metode hiwar dapat digunakan sebagai sarana untuk mencarti pengetahuan baru sekaligus mengambil manfaatnya. Sebab dari metode tersebut didapatkan berbagai wawasan baru. Wawasan baru tersebut didapatkan melalui berbagai pertanyaan sekaligus jawaban guru maupun peserta didik sebagai gambaran luasnya pemikiran.
  7. Melatih kemampuan mendengarkan
    Ada berbagai metode untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Satu diantara metode tersebut adalah melalui aktifitas mendengarkan (hearing). Aktifitas tersebut biasanya lebih gampang termemori dalam diri peserta didik. Metode hiwar sangat memungkinkan peserta didik untuk lebih banyak mendengarkan pengetahuan dari yang lain, yakni melalui pertanyaan
    ataupun jawaban, baik dari peserta didik yang lain maupun dari guru yang mengajar.
  8. Mendorong siswa untuk maju dan berkembang.
    Salah satu motivasi agar peserta didik lebih maju dan berkembang adalah mereka diberikan keleluasaan untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan keleluasaan tersebut mereka akan mengembarakan pikirannya untuk menjangkau pemikiran yang lebih jauh. Pada materi ini maka metode hiwar sangat potensial untuk menstimulasi kemajuan dan perkembangan peserta didik terutama dalam hal pengetahuannya.

Kriteria Metode Hiwar

  1. Agar hiwar yang berlangsung antara dua pihak berujung dengan hasil yang sesuai dengan harapan, maka ke dua pihak yang terlibat langsung dalam hiwar ini harus memiliki kebebasan berpikir yang ditopang dengan rasa percaya diri dan berpikir mandiri Husen (2004: 94). Pikiran masingmasing tidak terkurung oleh perasaan takut atau yang lainnya, yang akan mengakibatkan kehilangan kepercayaan diri, dan kehilangan kemampuan untuk berpikir.
  2. Orang yang terlibat dalam hiwar hendaknya menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menerima kesimpulan atau kebenaran, khususnya dari materi dan masalah yang dihasilkan dari dialog itu (debat) atau dialog dan perdebatan yang tercela yang tidak menghasilkan apa-apa kecuali penghamburan kalam saja. Sebab sekalipun dalil-dalil deras menghujaninya ia tetap akan menolok.
  3. Di antara masalah yang cukup urgen dalam mengantarkan hiwar pada tujuannya yang diharapkan, adalah ”terciptanya suasana yang tenang untuk berpikir yang membawa manusia mampu berpikir secara orisinil, menjauhkan suasana emosional” Muhammad (2000:316). Sebab tidak jarang pikiran seseorang larut ke dalam sikap suatu kelompok yang membawa semangat emosional untuk menguatkan pendapat tertentu dan menolak pikiran tertentu. Sehingga ia mengikutinya karena kondisi keumuman, bukan hasil pikirannya yang jernih.
  4. Masing-masing yang terlibat dalam hiwar hendaknya tahu benar materi atau ide yang sedang atau akan dibicarakan sehingga tidak keluar dari topik yang dibicarakan Mani (1999:4). Sebab jika keduanya atau salah satu tidak mengetahuinya, tentu hiwar ini akan ngawur, tidak terarah, dan permasalahan tidak akan nyambung antar keduanya.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Hiwar

Kelebihan metode Pembelajaran Hiwar

  1. Mampu menyentuh dan membangkitkan perasaan yang pada gilirannya akan membantu tumbuhnya sikap dan pribadi yang kokoh yang mengacu pada pencapaian tujuan ahir pendidikan.
  2. Mampu menimbulkan dan meninggalkan kesan yang lebih kuat dalam benak ke dua belah pihak yang terlibat dalam hiwar
  3. Penggunaan metode hiwar akan mampu lebih banyak mengaktifkan siswa.

Mani (1999:5) mengemukakan, kelebihan – kelebihan metode percakapan (hiwar), diantaranya:

  1. Materi disajikan secara dinamis, sebab kedua belah pihak terlibat langsung dalam kondisi dialog secara timbal balik, sehingga akan mamapu menghidupkan suasana di dalam kelas dan meredam rasa bosan
  2. Mampu memebangkitkan perhatian yang khusus dan terpusat, sebab uslub istifham dominan di dalamnya
  3. Mampu menjaga kesetabilan perhatian dan konsentrasi, sebab kedua belah pihak akan terus tertarik dan ingin mengikuti jalannya dialog samapi mendapat kesimpulan
  4. Bagi Pengajar dapat mengetahui sejauh mana perhatian siswa terhadap materi pelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2009:78) mengemukakan kelebihan metode ini

  1. Dapat mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai dan dipahami oleh siswa
  2. Mendorong dan merangsang siswa untuk berpiki
  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan masalah yang belum dipahami.

Menurut Djamarah (2015: 95) yaitu :

  1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
  2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
  3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Kekurangan Metode Hiwar
Menurut Mani (1999:7) mengemukakan kekurangan-kekurangan metode hiwar, antara lain :

  1. Jika Pengajar tidak memperhatikan dan mengetahui arah tanya-jawab siswa, bisa keluar dari topik pembahasan
  2. Jika Pengajar tidak mamapu menyempurnakan jawaban, memperbaiki kesalahan dan mengkaitkan antara yang satu dengan yang lain, maka hasilnya tidak akan memuaskan.

Menurut Syaiful Bachri Djamarah (2010: 95) yaitu :

  1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
  2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
  3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
  4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

Dan dapat pula kiranya ditambahkan tentang kekurangan metode hiwar, yaitu pada penggunaan hiwar, kurang mampu menciptakan situasi belajar yang lebih banyak melibataktifkan siswa. Sebab metode ini bukan merupakan dialog secara riil.

Langkah-Langkah Metode Hiwar

Dalam penyajian materi pembelajaran yang menggunakan metode hiwar, tentunya langkah-langkah yang digunakan dalam metode tersebut tidak akan selalu sama antara satu mata pelajarn dengan mata pelajaran yang lainnya, misalnya pada mata pelajaran sains yang menggunakan metode hiwar.

Menurut Ahmad (2008:16 ) menyebutkan langkah-langakh metode hiwar dalam pelajaran sebagai berikut:

  1. Dilakukan sebelum mengawali pelajaran, misalnya guru menyampaikan ucapan salam, atau menyampaikan beberapa pertanyaan
  2. Guru membacakan materi pelajaran, murid mendengarkan, dan buku tertutup
  3. Murid mendengarkan bacaan guru, buku dibuka, dan memperhatikan contoh dan gambar yang terdapat pada buku
  4. Guru membacakan kembali dengan bacaan yang baik, sementara siswa mendengarkan sambil melihat buku
  5. Murid mendengarkan bacaan guru, lalu meniru dan mengulanginya, secara kelompok, sambil melihat buku
  6. Murid mendengarkan bacaan guru, lalu meniru dan mengulanginya, secara bersama-sama, sambil melihat buku
  7. Guru menyuruh seorang atau dua orang siswa mendengarkan, lalu meniru dan mengulanginya apa yang dibacakan guru. Dilakukan sambil melihat buku
  8. Mendemontrasikan hiwar. Guru menyuruh beberapa orang siswa secara bergiliran untuk mendemontrasikan hiwar di depan kelas, dengan diberi peran
    masing-masing.