Metode Pembelajaran Drill

Penulis: Tim Editor | Kategori: Metode Pembelajaran | Tanggal Terbit: | Dilihat: 10088 kali

Pengertian Metode Drill

Kata Drill berasal dari bahasa inggris yang berarti latihan berulang-ulang baik yang bersifat “trial and error”ataupun melalui prosedur rutin tertentu (Sardiman dalam Galih, 2016:17). Metode ini memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk berlatih keterampilan dan kemampuan. Metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi sifat permanen. Ciri khas dari metode drill adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama, dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau keterampilan-siap yang setiap saat siap untuk dipergunakan.

Menurut Roestiyah (2008:125) metode drill merupakan suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan (Majid, 2014:214).

Metode drill adalah metode belajar dengan menekankan pada aspek psikomotorik siswa yang dilakukan berulang-ulang dalam mempelajari suatu pengetahuan atau materi, dan menekankan kegiatan belajar dikelas dengan objek utama adalah siswa melaksanakan latihan yang bersifat berulang-ulang untuk melatih kemampuan siswa menjadi lebih baik. Sebagai sebuah metode, drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan, serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan proses belajar dan membiasakan mengembangkan bakat/ inisiatif siswa untuk berpikir, hendaknya guru memerhatikan tingkat kewajaran dari metode drill sesuai yang dikemukakan Majid (2014: 214) sebagai berikut:

  1. Latihan, digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, perbuatan, dan lain-lain.
  2. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus, dan lain-lain.
  3. Untuk melatih hubungan, tanggapan seperti penggunaan bahasa, grafik, simbol peta dan lain-lain”.

Tujuan Metode Drill

Tujuan Metode drill adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang suatu pengetahuan yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis, dan siap di pergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Sedangkan menurut Roestiyah (2008: 125-126), dalam strategi belajar mengajar teknik Metode drill ini biasanya dipergunakan dengan tujuan agar:

  1. Memiliki keterampilan seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda.
  2. Mengembangkan kecakapan intelekual, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak. Mengenal benda atau bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
  3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan hal lain, seperti sebab-akibat. Contohnya hujan lebat terus menerus menyebabkan banjir.

Berdasarkan keterangan-keterangan tujuan yang telah dijelaskan, dapat di simpulkan bahwa tujuan dari metode drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.Jadi metode drill berfungsi untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang telah merupakan kenyataan serta usaha untuk memperoleh ketangkasan, ketetapan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang di pelajari.

Prinsip-Prinsip metode Drill

Penerapan Metode drill dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Winarno dalam Galih, 2016: 18-19):

  1. Sebelum diadakan latihan tertentu, terlebih dahulu siswa harus diberi pengertian yang mendalam.
  2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
    • Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna,
    • Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul,
    • Respon yang benar harus diperkuat,
    • Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol.
  3. Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan.
  4. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
  5. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
  6. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas:
    • Sebelum melaksanakan, peserta didik perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu,
    • peserta didik perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya,
    • perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar”.

Prinsipnya didalam proses belajar mengajar, tidak ada satupun metode pembelajaran yang terbaik, yang ada adalah metode pembelajaran yang tepat untuk proses belajar tersebut. Artinya metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi saat proses belajar mengajar.

Langkah-Langkah Metode Drill

Latihan dapat dilaksanakan perseorangan, kelompok, ataupun klasikal. Menentukan apakah latihan yang dilakukan bersifat perseorangan, kelompok, atau klasikal didasarkan atas memadainya sarana dan prasaranayang tersedia. Namun demikian, semakin sedikit jumlah yang ditangani dalam latihan, makin akan memperoleh hasil yang baik. Sebelum melaksanakan metode drill, guru harus mempertimbangkan tentang sejauh mana kesiapan guru, siswa dan pendukung lainnya yang terlibat dalam penerapan metode ini yaitu:

  1. Tahap Persiapan, pada tahap ini,ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain:
    • Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa,
    • Menentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan,
    • Menentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan,
    • Melakukan kegiatan pra drill sebelum menerapkan metode ini secara penuh.
  2. Tahap Pelaksanaan, pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain:
    • Langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.
    • Langkah pelaksanaan:
      1. Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu,
      2. Menciptakan suasana yang menyenangkan atau menyejukkan,
      3. Meyakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut,
      4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terus berlatih.
      5. Langkah mengakhiri, apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
  3. Penutup,
    • Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan oleh siswa.
    • Memberikan latihan penenangan.

Kelebihan Dan Kelemahan Metode Drill

Kelebihan

Metode drill memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan metode drill atau latihan yaitu:

  1. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
  2. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
  3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
  4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan serta kecepatan pelaksanaan.
  5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
  6. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam ingatan peserta didik, karena seluruh pikiran, kemauan dan dikonsentrasikan pada pelajran yang dilatihnya.
  7. Peserta didik akan dapat menggunakan daya pikir dengan lebih baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
  8. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga, hal ini dapat menghemat waktu belajar peserta didik.

Kelemahan

Adapun kelemahan yang terdapat pada metode drill yaitu:

  1. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan membuat peserta didik merasa bosan atau jengkel akan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar atau latihan,
  2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan,
  3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan,
  4. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis,
  5. latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri siswa, baik terhadap pelajaranmaupun terhadap guru.