Mekanisme Terjadinya Korosi

Penulis: Edi Elisa | Kategori: Teknik Korosi | Tanggal Terbit: | Dilihat: 14841 kali

Proses terjadinya korosi hampir pada semua material terutama pada logam terjadi secara perlahan tetapi pasti, korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakaian dalam waktu lama ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata-ratanya.

Pada dasarnya, proses korosi merupakan reaksi sel volta (Galvanic cell), yaitu reaksi redoks yang berlangsung secara spontan.

Sebagai contoh, reaksi korosi besi yang membentuk oksida besi (Fe2O3+ nH2O).

Secara elektrokimia, korosi besi adalah peristiwa teroksidasinya besi (Fe) oleh oksigen (O2) yang berasal dari udara. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

  1. Pada anoda (anodic site) terjadi reaksi oksidasi:
    Anoda adalah bagian permukaan yang mengalami reaksi oksidasi atau terkorosi. Pada anoda ini logam terlarut dalam larutan dan melepaskan elektron untuk membentuk ion logam yang bermuatan positif. Reaksi korosi suatu logam Besi dinyatakan dalam persamaan berikut:
    Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e-
  2. Elektron mengalir menuju katoda sehingga terjadi reaksi reduksi:
    Katoda adalah elektroda yang mengalami reaksi reduksi menggunakan elektron yang dilepaskan oleh anoda. Pada lingkungan air alam, proses yang sering terjadi adalah pelepasan H2 dan reduksi O2
    O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l)
  3. Selanjutnya ion Fe2+ bereaksi dengan Oksigen dan air membentuk Fe2+O3xH2O yang dikenal dengan karat
    Fe2+(l) + O2(g) + H2O(l) → Fe2+O3xH2O

Terdapat dua macam proses korosi:

1. Korosi Proses Kimia

Merupakan serangan korosi secara langsung, tanpa adanya aliran listrik pada logam. Contohnya adalah berkaratnya baja dalam udara terbuka. Korosi oleh proses kimia biasanya menyebar secara merata pada seluruh permukaan logam.

2. Korosi Elektrokimia

Merupakan korosi akibat dari proses elektrokimia, pada permukaan logam akan terbentuk daerah–daerah anoda dan katoda, yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh jarak–jarak tertentu. Karena potensial anoda “kurang mulia” atau tinggi drajatnya dibanding potensial katoda, maka akan terjadi arus listrik diantara kedua elektroda tersebut, electron–electron akan berpindah dari anoda ke katoda, sehingga anoda larut dan katoda mendapat perlindungan.