Manajemen Waktu

Penulis: Tim Editor | Kategori: Umum | Tanggal Terbit: | Dilihat: 5062 kali

Pengertian Manajemen Waktu

Sebelum mengetahui pengertian manajemen waktu terlebih dahulu kita ketahui pengertian dan makna dari setiap kata-kata yang ada. Kata yang dibahas dalam tersebut adalah manajemen dan waktu. Secara umum, setiap individu maupun organisasi untuk mencapai tujuan memerlukan pengelolaan. Tanpa pengelolaan yang baik dan benar, individu atau organisasi akan mengalami hambatan atau kurang optimal mencapai tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Menurut Ambarita (2016:2) pengelolaan berbagai kegiatan individu atau organisasi tersebut sering disebut istilah manajemen.

Menurut Daryanto dan Farid (2013:1) manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dilengkapi menurut Konig (dalam Gea 2014:779) mendefinisikan manajemen sebagai proses organisasi, yang meliputi perencanaan strategis, penataan, penetapan tujuan, pengelolaan sumber daya, pengembangan manusia dan aset keuangan yang dibutuhkan untuk meraih tujuan dan mengukur hasilnya.

Beralih dari pengertian manajemen, perlu diketahui pulak bahwa waktu merupakan suatu sumber daya yang unik (Haynes, 2010:5). Setiap harinya, semua orang memiliki jumlah waktu yang sama, yaitu 24 jam. Ditambah oleh Jawwad (2014:9) waktu adalah modal paling unik yang tidak mungkin dapat digantikan dan tidak mungkin dapat disimpan tanpa digunakan. Kita tidak mungkin mendapatkan waktu yang kita butuhkan, meski mengeluarkan biaya. Menurut Yuswardi, Rizal dan Fajri (2016:66) waktu merupakan kuantitas yang dapat diukur dimulai dari detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun. Orang yang berhasil memaksimalkan penggunaan waktu adalah yang menerapkan teknik dan sitem yang berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan yang sama dan memiliki tujuan tentang bagaimana cara menghabiskan waktu dan mengandung kesadaran tentang prioritas, dan mengetahui apa yang ingin dilakukan dengan waktu yang tersedia.

Seorang perlu belajar dan berlatih menyelamatkan waktu dan menggunakannya secara baik, efektif dan efisien. Seseorang tidak dapat mematikan atau menyalakannya. Waktu juga tidak bisa digantikan. Waktu harus dihabiskan pada angka 60 detik setiap menit . Jadi seseorang (mahasiswa) yang mampu beradaptasi terhadap waktu itu berarti ia telah disiplin terhadap waktu. Gea (2014:778) waktu adalah sumber daya yang pasti namun dengan mudah bisa berlalu tanpa bisa kembali untuk digunakan pada kesempatan berikutnya. Waktu adalah hal yang penting bagi manusia. Karena jika mahasiswa tidak pandai mengatur waktunya dalam 24 jam untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang belajar dan kegiatan-kegiatan penting lainnya, maka mahasiswa tersebut akan dapat mengalami kegagalan dalam perkuliahannya. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan waktu secara baik.

Setelah membahas dari masing-masing istilah di atas, maka menurut Forsyth (dalam Rahmah 2018:223) mengatakan bahwa manajemen waktu adalah cara begaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi juga produktifitas. Sering kali mahasiwa yang memiliki kegiatan diluar kampus merasa tidak memiliki waktu yang cukup dalam menjalankan aktivitas belajar dan kegiatan lain secara bersamaan. Bahra dan Sena, (2019:53) Kunci dari pengelolaan waktu yang berhasil adalah tidak menunda pekerjaan yang paling penting, ini artinya harus memberikan seluruh kemampuan untuk melaksanakan hal terpenting dari alokasi waktu yang tepat. Kunci dari penentuan alokasi waktu dari setiap kegiatan ini adalah kemampuan untuk mengenal kapan waktu puncak produktif yang berbeda-beda. Ada tipe orang yang bisa berkonsentrasi pada pagi hari da nada yang lebih suka bekerja pada malam hari. Dalam hal ini, setiap orang harus mampu memanfaatkan sebisa mungkin waktu puncak produktif tersebut untuk hal yang memang menuntut konsentrasi tinggi, seperti belajar.

Haynes (2010:5) manajemen waktu sama seperti halnya manajemen sumber lain mengandalkan analisis dan perencanaan. Guna memahami dan menerapkan prinsip manajemen waktu dan harus mengetahui bukan hanya cara menggunakan waktu, tetapi juga masalah yang akan dihadapi dalam menggunakannya secara efektif. Juliawati dan Friadita (2016:91) memberi penjelasan bahwa manajemen waktu adalah proses menjadikan waktu lebih produktif, dengan mengatur apa yang dilakukan dalam waktu sebagai usaha untuk menggunakan waktu yang tersedia agar memperolah manfaat yang maksimal dan nyata.

Menurut Nurhidayati (2016:27) menyimpulkan ada lima bidang utama yang tidak boleh ditinggalkan dalam pengelolaan waktu atau manajemen waktu, yaitu: pertama, kesadaran bahwa sebagian besar waktu yang dihabiskan bersifat kebiasaan, kedua menentukan sasaran atau rencana pribadi sangat penting bagi manajemen waktu yang baik, ketika mempunyai prioritas dan harus dikategorikan atau dikaji, keempat mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan benar, kelima menunda sesuatu merupakan hambatan terbesar bagi pengelolaan waktu.

Mahasiswa diharapkan dapat menyusun pedoman mengatur waktu belajar dan konsisten menjalankan waktu yang telah dijadikan pedoman. Pedoman atau langkah manajemen waktu yang harus diterapkan dan dipahami mahasiswa adalah cara mengelompokkan waktu untuk belajar. Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan dan menetappkan waktu belar setiap hari agar terbiasa dengan jadwal yang telah dibuat sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Menurut Humes (dalam Esas dan Riva, 2021:75) manajemen waktu merupakan seni mengatur, mengorganisasikan, menjadwalkan, serta menganggarkan waktu seseorang untuk menghasilkan kerja atau tugas lebih efektif. Keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengatur waktu, menyelesaikan tugas, merencanakan jadwal, serta menggunkan waktu secara efektif dan efisien dapat memberikan keuntungan bagi dirinya.

Dengan memilih manajemen waktu yang efektif, proses belajar akan lebih terarah, dan akan terbiasa yntuk disiplin waktu. Banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk hal negatif seperti bergaul dan bercengraman seharian penuh, bergadang dimalam hari, bermain game. Hal tersebut merupakan realita dinamika kehidupan mahasiswa yang tidak bisa dipungkiri. Ini menunjukkan bahawa betapa pentingnya manajemen waktu dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal belajar.

Ketika menggunakan waktu bukan hanya bekerja lama yang menghabiskan tenaga, melainkan menyelesaikan tugas dengan sunguh-sungguh dengan sepenuh hati dan perhatian untuk dapat menyelesaikan tugas secara ikhlas. Panduan disini yaitu: jangan menyelesaikan tugas lebih dari satu secara serempak, tetapi ketika ada tugas langsung di kerjakan hari itu juga, jangan diundur sampai besok. Adapun karakteristik dan nilai waktu yaitu:

  1. Waktu adalah sesuatu yang berharga mahal yang dimiliki manusia
  2. Ketersediaan waktu sangat terbatas
  3. Waktu yang berharga tidak mungkin tergantikan
  4. Waktu yang berharga sangan cepat
  5. Menghargai waktu akan menambah nilainya

Claessens (dalam Kartadinata 2008:111) menyimpulkan manajemen waktu sebagai tindakan yang bertujuan untuk memperoleh sebuah penggunaan waktu yang efektif ketika melakukam tindakan tertentu yang mengarah pada tujuan. Purwanto (dalam Rahmah 2008:224) menambahkan manajemen waktu adalah proses harian yang digunakan untuk membagi waktu, membuat jadwal, daftar hal-hal yang harus dilakukan, pendelegasian tugas, dan system lain yang membantu untuk menggunakan waktu secara efektif. Purwanto (2006:9) juga mengungkapkan bahwa manajemen waktu adalah tentang disiplin dan pelaksanaan. Manajemen waktu adalah tentang memastikan bahwa seseorang tidak menyia-nyiakan waktu dan memang benar-benar mengikuti rencananya. Manajemen waktu juga merupakan sebuah keterampilan yang memerlukan penilaian diri, perencanaan, serta disiplin dan perbaikan terus-menerus.

Dari beberapa teori diatas, maka dapat disimpulkan manajemen waktu adalah kemampuan dalam melakukan perencanaan, penjadwalan, dan melaksanakan suatu tanggung jawab dengan pengelolaan waktu yang dimiliki seseorang dalam kehidapan sehari-hari. Manajemen waktu adalah tentang memastikam bahwa kita tidak menyia-nyiakan waktu dan memang benar-benar mengikuti rencana.\

Aspek-Aspek Manajemen Waktu

Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen waktu Haynes (2010:19), membagi aspek manajemen waktu menjadi metode ABC, yaitu:

  1. A artinya prioritas yang “harus dilakukan”. Dalam tugas ini bersifat mendesak atau memiliki kepentingan yang tinggi.
  2. B artinya prioritas yang “sebaiknya dilakukan”. Dalam prioritas ini tugas yang tercakup memiliki tingkat kepentingan menengah, sehingga dapat dikatakan tidak mendesak atau tidak saat itu harus dilakukan.
  3. C artinya priorita yang “menyenangkan jika dilakukan”. Prioritas ini memiliki nilai yang paling rendah. Meskipun prioritas ini menarik atau menyenangkan, tugas ini dapat ditunda atau dijadwalkan untuk periode yang tidak sibuk.

Selain itu, Macan (dalam Kartadinata, 2008: 111) manajemen waktu dibagi menjadi empat aspek, yaitu:

  1. Menetapkan tujuan dan prioritas (setting goals and prioritas)
    Menetapkan tujuan dan prioritas meliputi kegiatan penetapan tujuan yang diingikan, kebutuhan yang ingin dicapai, dan memprioritaskan berbgai tugas untuk mencapai tujuan. Ketika menetapkan prioritas kita harus mengetahui keriteria penentuan prioritas melalui:
    1. Pertimbangan. Diri sendiri merupakan hakim terbaik yang berhak menentukan segala sesuatu yang harus dilakukan. Lepaskan rasa bersalah yang dimiliki saat tidak berhasil menyelesaikan seseuatu untuk mempertajam pentimbangan kita.
    2. Relativitas. Setelah membandingkan tugas atau aktivitas, maka akan semakin memahami tugas yang seharusnya diberi prioritas lebih tinggi daripada yang lain.
    3. Timing. Tenggat waktu selalu punya cara untuk mendikte prioritas. Yang penting juga tetapi sering terlewatkan ianalah waktu memulai pekerjaan yang disyaratkan agar segera menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
  2. Mekanisme perencanaan dan penjadwalan (mechanics planning and scheduling)
    Mekanisme perencanaan dan penjadwalan merupakan perilaku yang identic dengan mengatur waktu, misalnya membuat daftar, merencanakan, dan menjadwalkan.
  3. Preferensi untuk terorganisasi (preference for organization)
    Kesukaan atau preferensi terhadap pengorganisasian mengacu pada kecenderungan umum seseorang untuk menerapkan keteraturan, baik dala lingkungan pekerjaan maupun pendekatan terhadap tugas.
  4. Persepsi control atas waktu (perceived control of time)
    Persepsi control atas waktu merefleksikan keyakinan seseorang mengenai kemampuannya mempengaruhi waktu yang dihabiskan.

Menurut Haynes (2010:25) cara mengendalikan penggunaan waktu secara efektif dengan beberapa cara yaitu:

  1. Membangun tanggung jawab, prrioritas,, dan sasaran;
  2. Menyingkirkan aktivitas yang tidak penting dan tidak berguna;
  3. Merencanakan dan menjadwalkan penggunan waktu setiap minggu dan setiap hari. Berdasarkan beberapa teori diatas, maka disimpulkan terdapat beberapa aspek dalam manajemen waktu.

Aspek-aspek manajemen waktu menurut Covey (2001:153) merupakan prioritas perencanaan waktu yang dibuat dalam bentuk kuadran waktu penting dan mendesak.

  1. Penting
    Penting merupakan segala sesuatu yang mencakup hal-hal penting seperti kegiatan-kegiatan yang mempunyai kontribusi terhadap tercapainya tujuan mahasiswa yaitu prestasi belajar yang baik.
  2. Mendesak
    Mendesak merupakan unsur yang mencakup hal-hal yang menekan dan menuntut untuk dikerjakan.

Agar terlaksananya kegiatan secara efektif dan efisien manajemen waktu sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Dalam manejemen waktu terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan. Salah satunya yaitu teknik kuadran waktu. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kuadran waktu didahulukan berdasarkan skala prioritas. Sedangkan skala prioritas mendahulukan kegiatan yang penting dan mendesak, dilanjutkan dengan pekerjaan penting dan tidak mendesak, kegiatan yang mendesak meski belum terlalu penting dan terakhir yaotu kegiatan yang tidak penting dan tidak mendesak.

  1. Mendesak dan penting
    Kegiatan yang mendesak dan penting harus diselesaikan terlebih dahulu. Kegiatan tersebut tidak dapat ditunda lagi. Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini merupakan hal penting dan harus dilakukan tidak bisa ditunda pada lain waktu.
  2. Tidak mendesak dan penting
    Tipe kegiatan dengan prioritas ini harus disikapi dengan membuat jadwal pekerjaan dengan cermat. Jangan sampai kegiatan penting diabaikan sehingga pekerjaan ini menjadi kegiatan mendesak dan penting. Sebaiknya waktu digunakan secara baik agar dapat menyelesaikan kegiatan ini. Orang yang berada dalam kelompo ini adalah mereka yang memiliki visi, mempunyai prioritas dalam hidupnya. Mereka akan melakukan perencanaan dalam mencapai visinya, menetapkan prioritas, mengerjakan hal penting terlebih dahulu dan menyelesaikan sisanya kemudian. Sifat seseorang yang bergabung dalam kelompok ini adalah orang dengan pola hidup terkendali, seimbang, dan berprestasi tinggi.
  3. Mendesak dan tidak penting
    Kegiatan ini terkadang datang dari orang diluar lingkungan sekolah. Misalnya ketika teman-teman mengajak bermain ke mall atau café. Hal ini bisa menggangu waktunya untuk belajar. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini merupakan kegiatan tidak penting namun terpaksa harus dilakukan. Seperti contoh menerima tamu, menemani teman, dan lain sebagainya. Umumnya hal ini tanpa direncanakan dan sulit dihindari. Kebiasaan pada kelompok seperti ini akan membuat seseorang menjadi kurang disiplin, dalam pekerjaan tidak memiliki tujuan yang jelas karena selalu berusaha menyenangkan orang lain.
  4. Tidak mendesak dan tidak penting
    Tipe dalam kelompok ini adalah kegiatan yang dilakukan secara berlebihan dan berakibat tingkat kepentingannya rendah. Contohnya adalah menonton televise dan tidur secara berlebihan.

Aspek-aspek inilah yang dapat dijadikan sebagai indicator dari manajemen waktu itu sendiri. Indikator yang dimaksud tersebut dapat dilihat dari beberapa hal antara lain menentukan sasaran dan prioritas, mempertahankan focus, menggunakan waktu secara efektif, menyelesaikan tugas secara tepat waktu dan membuat jadwal dan merencanakan jadwal dengan baik.

Indikator Memanajemen Waktu

Davidson (2002:14) membagi manajemen waktu menjadi enam indikator, yaitu:

  1. Mampu menetapkan dan menyusun tujuan dan prioritas
    Menetapkan tujuan dan mencapai tujuan merupakan bagian yang paling utama dalam pengaturan waktu. Dengan tujuan tersebut, individu akan sangat mudah untuk mengetahui dari mana harus memulai pekerjaan. Selain itu, memudahkan untuk memutuskan apa yg penting dan perlu untuk dilakukan. Dengan semikian, akan dapat terhindar dari tindakan yang membuang waktu. Tugas-tugas yang harus dikerjakan mungkin banyak. Apabila dapat mengidentifikasi prioritas dari tugas- tugas tersebut, maka memudahkan untuk mencapai tujuan. Dalam menentukan prioritas, perlu membuat kategori yaitu: tugas mendesak dan tugas penting.
  2. Mampu mengontrol dan memonitor waktu
    Mengontrol dan memonitor waktu merupakan kemampuan seseorang yang mampu dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin dan dapat mengendalikan waktu yang ada.
  3. Membuat membuat dan merencanakan jadwal
    Membuat jadwal kegiatan merupakan salah satu contoh manajemen waktu yang baik. Dengan membuat jadwal individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya tepat waktu. Individu yang membuat jadwal hariannya akan lebih mudah melakukan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugasnya.
  4. Mampu melakukan pekerjaan dengan terorganisir
    Melakukan pekerjaan dengan terorganisir merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempunyai jadwal dan perencanaan individu dapat mengatur segala sesuatu dengan mudah. Individu yang melakukan kegiatan atau tugasnya secara terorganisir akan terlaksana dengan baik dan akan mencapai tujuan yang diharapkan.

Teknik-Teknik Manajemen Waktu

Mahasiswa memerlukan alternative teknik-teknik dalam memanfaatkan waktu untuk belajar. Gie, dalam Nurhidayati, (2016: 27) menyebutkan ada empat teknik dalam memanfaatkan waktu dalam belajar.

  1. Mahasiswa hendaknya menetapkan mata kuliah yang akan dipelajarinya setiap hari sekurang-kurangnya dua atau empat mata kuliah setiap hari.
  2. Mengurutkan waktu mempelajari dua atau empat mata kuliah itu menurut sukar mudahnya yang dikaitkan dengan kapan mahasiswa mencapai waktu terbaik untuk belajar.
  3. Mengatur lamanya periode belajar sebaik-baiknya agar tidak terlapau pendek atau terlalu lama, berapa lama periode waktu belajar sebaiknya ditetapkan oleh individu yang bersangkutan.
  4. Belajar secara intensif untuk menguasai suatu mata kuliah. Mengerjakan tugas ataupun makalah dengan mengurutkan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu untuk dikumpulkan.

Strategi Manajemen Waktu

Menurut Davidson (2002:20) ada beberapa strategi dalam manajemen waktu. Seseorang dapat meluangkan waktu kira-kira 10 s.d 15 menit untuk mengelola jadwal kegiatan.

  1. Membiasakan diri untuk menyiapkan daftar. Dengan memprioritaskan daftar menurut tingkat kepentingannya yang paling dibutuhkan dan dilakukan terlebih dahulu.
  2. Merencanakan kegiatan tertentu dilakukan pada waktu yang tertentu pula. Dengan merencanakan kegiatan tersebut dapat memulai mendisplinkan diri.
  3. Menemukan waktu bekerja yang optimal. Setiap orang memiliki waktu optimal masing-masing untuk bekerja. Waktu yang dimiliki itu dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas secara maksimal.
  4. Memprioritaskan tugas-tugas berdasarkan tingkat kepentingannya seperti hal penting yang harus dilakukan hari ini atau dapat dilakukan besok.
  5. Pengorganisasian. Seseorang perlu memilih atau mengatur lingkungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, mungkin diperlukan suasana atau lingkungan yang dipersyaratkan, misalnya harus bebas dari kegiatan yang tidak diperlukan, mengurangi gangguan (telepon atau kehadiran orang lain) atau menhindari lingkungan (bising, musik).
  6. Pendelegasian. Individu perlu menentukan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang memungkinkan untuk dapat dikerjakan oleh orang lain.
  7. Membedakan antara “segera” dan “penting”.

Faktor- faktor yang mempengaruhi Manajemen Waktu

Menurut Macan (1994 : 381-382) faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu yaitu:

  1. Usia
    Menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan manajemen waktu. Semakin tinggi usia seseorang maka semakin baik pula kemampuan manajemen waktunya, sebaliknya semakin rendahnya usia seseorang maka semakin kurang kemampuan manajemen waktunya.
  2. Jenis Kelamin
    Menunjukkan bahwa apabila wanita mepunyai waktu luang, maka wanita lebih suka mengisi waktu luang tersebut dengan melakukan proses belajar yang ringan daripada bersantai-santai. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya cenderung digunakan untuk diisi dengan berbagai macam aktivitas.

Rahardi (dalam Nurhidayati 2016:27) juga menyebutkan beberapa faktor yang menentukan tercapainya proses manajemen waktu mahasiswa, antara lain:

  1. Faktor dalam diri yang melakukan kesalahan
    Faktor ini menjadi faktor utama, setiap manusia belajar dari kesalahan hidupnya. Dengan manajemen waktu, manusia dapat meminimalisir kesalahan dimasa depan.
  2. Faktor pandangan hidup
    Faktor ini mampu memacu motivasi mahasiswa. Seperti, untuk apa berkuliah, setelah lulus apa yang akan dilakukan? Dengan pandangan hidup yang jelas, tergambar dalam bentuk sebuah masa depan.
  3. Faktor lingkungan kampus
    Dengan fasilitas kampus seperti perpustakaan, lab dan lain-lain yang memadai, mahasiswa mampu menimba ilmu secara otodidak yang kurang didapat di bangku kuliah.

Menurut Srijanti (2007:35) mengungkapkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen waktu adalah:

  1. Adanya target yang jelas
    Tetapkan target atau tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya target pencapaian hidup akan lebih terstruktur dan waktpun dapat diatur dengan baik. Misalnya, setiap malam sebelum tidur, buat daftar kegiatan untuk hari berikutnya. Hal ini memang sedikit mengganggu waktu tidur. Tetapi dengan membuat daftar kegiatan, kita secara efektif menetapkan kegiatan apa yang akan dilakukan pada hari berikutnya. Dengan begitu seseorang akan memiliki acuan untuk bisa bekerja secara maksimal. Secara tidak langsung hal itu akan menghindarkan seseorang dari waktu yang tidak efisien.
  2. Adanya prioritas kerja
    Ketika individu memiliki prioritasnya secara tidak lansung individu tersebut dapat menjalankan manajemen waktu dengan baik ia akan mencurahkan seluruh konsentrasi dan energinya untuk mencapai prioritasnya tersebut. Prioritaskan tugas berdasarkan kepentingannya. Misalnya ketika ada tugas yang mendesak haruslah diselesaikan segera, ketika tugas tidak mendesak harus diputuskan kapan
    harus mengerjakan tugas tersebut, ketika tugas tidak penting bisa menyisihkan waktu untuk melakukan tugas ini nanti.
  3. Pendelegasian tugas
    Ketika seseorang memiliki sifat kurang percaya terhadap orang lain dan berharap semua tugas selesai dengan sempurna seringkali membuat waktu yang dipunyai sia-sia begitu saja. Ketika tugas yang dianggap ringan diberikan kepada orang lain. Hal itu akan meringankan tugas dan waktu yang ada dapat melakukan tugas yang lebih penting.