Pengertian Lingkungan Teman Sebaya
Selain sebagai makhluk individu, manusia juga memiliki sifat sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan. Demikian juga dalam kehidupan remaja, akan saling berinteraksi dan mempengaruhi antar teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Lingkungan Teman Sebaya merupakan bagian yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan diri remaja dalam pembentukan sikap. Diantara mereka saling mempengaruhi baik dalam bentuk sikap maupun perilaku yang akhirnya akan memberikan nilai-nilai pribadinya dalam keluarga, masyarakat maupun dalam menentukan suatu pilihan.
Dalyono (2009: 129) mengemukakan bahwa: Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi ini misalnya berupa : sifat-sifat ‘genes’, interaksi ‘genes’, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas intelektual. Secara sosiokultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan, dan penyuluhan adalah termasuk ke dalam lingkungan ini. Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat tinggal anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklim dan flora dan faunanya.
Kelompok teman sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bersamaan usianya, antara lain kelompok bermain pada masa kanak-kanak, kelompok monoseksual yang hanya beranggotakan anak-anak sejenis kelamin, atau gang yaitu kelompok anak nakal (La Sulo, 2005: 181). Hertherington dan Parke dalam yang dikutip Desmita (2009:145) menjelaskan bahwa Teman Sebaya (peer) sebagai sebuah kelompok sosial sering didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan sosial atau yang memiliki kesamaan ciri-ciri, seperti kesamaan tingkat usia.
Dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Teman Sebaya adalah suatu lingkungan yang terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai kesamaan sosial seperti kesamaan tingkat dengan berbagai karakter individu yang mampu mempengaruhi perilaku individu. Lingkungan teman sebaya termasuk didalamnya Lingkungan Teman Sebaya di lingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan tempat belajar. Diantara teman sebaya saling mengadakan interaksi, sehingga terjadi keterlibatan individu di dalamnya yang akhirnya akan terjadi dorongan dan dukungan yang dapat mempengaruhi dan memotivasi seseorang untuk berminat terhadap sesuatu.
Fungsi Teman Sebaya
Menurut Wayan Ardhana yang dikutip oleh Umar dan La Sulo (2005: 182), terdapat beberapa fungsi teman sebaya terhadap anggotanya yaitu:
- Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
- Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
- Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
- Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas.
- Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak.
- Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain).
- Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks.
Teman baik berperan sebagai kawan, teman bermain atau sahabat harus memiliki sifat-sifat tertentu apabila ingin memuaskan kebutuhan akan teman. Sifat-sifat itu adalah:
- Memiliki minat dan afeksi terhadap anak
- Kesamaan minat
- Kesamaan nilai
- Kedekatan geografis
Lingkungan Teman Sebaya sangat penting bagi perkembangan seorang siswa untuk bisa menunjukkan kemampuan dirinya. Seorang siswa memiliki kesempatan banyak untuk berbicara dengan teman sebayanya, menggunakan bahasa dan persoalan mereka sendiri. Mereka sadar bahwa dirinya dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman lain dalam kelompok, meskipun beberapa saat tertentu mereka kurang dapat memenuhi tuntutan kelompok tersebut. Dalam hubungan persahabatan tersebut, seorang mahasiswa memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut interest, sikap, nilai dan kepribadian. Dari penjelasan pendapat Umar di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ingkungan Teman Sebaya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seorang siswa baik keputusan dalam bersikap maupun keputusan dalam bertingkah laku.
Macam-macam teman sebaya
Menurut para ahli yang dikutip oleh Andi (1982: 158) terdapat kelompok-kelompok yang terbentuk dalam masa remaja. Kelompok-kelompok tersebut adalah:
- Kelompok “Chums” (sahabat karib)
- Kelompok “Cliques” (komplotan sahabat)
- Kelompok “Crowds” (kelompok banyak remaja)
- Kelompok yang diorganisir
Kelompok “Gangs”
Dari macam-macam kelompok sebaya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Kelompok “Chums” (sahabat karib)
Chums yaitu kelompok dalam mana remaja bersahabat karib dengan ikatan persahabatan yang sangat kuat. Anggota kelompok biasanya terdiri dari 2-3 remaja dengan jenis kelamin yang sama, memiliki minat, kemampuan dan kemuan-kemauan yang mirip. Beberapa kemiripan itu membuat mereka sangat akrab, walaupun kadang-kadang terjadi juga perseliihan, tetapi dengan mudah mereka melupakan. - Kelompok “Cliques” (komplotan sahabat)
Cliques biasanya terdiri dari 4-5 remaja yang memiliki minat, kemampuan dan kemauan-kemauan yang relatif sama. Cliques biasanya terdiri dari penyatuan dua pasang Chums yang terjadi pada tahun-tahun pertama masa remaja awal. Jenis kelamin remaja dalam satu Cliques umumnya sama. - Kelompok “Crowds” (kelompok banyak remaja)
Crowds biasanya terdiri dari banyak remaja, lebih besar dibanding Cliques. Karena besarnya kelompok, maka jarak emosi antara anggota juga agak renggang. Dengan demikian terdapat kemampuan, minat dan kemauan diantara para anggota Crowds. - Kelompok yang diorganisir
Kelompok yang diorganisir merupakan kelompok yang sengaja dibentuk dan diorganisir oleh orang dewasa yang biasanya melalui lembaga-lembaga tertentu misalnya sekolah. Kelompok ini timbul atas dasar kesadaran orang dewasa bahwa remaja sangat membutuhkan penyesuaian pribadi dan sosial, penerimaan dan ikut serta dalam suatu kelompok-kelompok. - Kelompok “Gangs”
Gangs merupakan kelompok yang terbentuk dengan sendirinya yang pada umumnya merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok tersebut diatas. Mereka belajar memahami teman-teman mereka dan peraturan yang ada.
Peranan Lingkungan Teman Sebaya
“Menurut Horton dalam Aminuddin (2009:118) “Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status”. Sedangkan menurut Soekanto (2001:268) “Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan”. Apabila seseorang telah melaksankan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranannya. Jadi peranan merupakan seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati suatu kedudukan sosial tertentu dengan melalui norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
Menurut Soekanto (2001:269) peranan mencakup tiga hal, yatu:
- Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakat
- Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
- Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Seringkali kelompok sebaya khususnya para pelajar menentang norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Seorang pelajar yang telah masuk kedalam kelompok teman sebaya akan memiliki keterikatan yang dalam kepada kelompoknya. Segala perbuatan yang dilakukan harus sesuai dengan dukungan dan persetujuan kelompok sebayanya. Dalam perkembangan kepribadian remaja lingkuangan sangat berpengaruh, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkuangan sosial merupakan lingkungan masyarakat yang memungkinkan ada interaksi antara individu satu dengan individu lain. Lingkungan sosial dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
- Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, anggota satu kenal baik dengan anggota yang lain. Oleh karena itu diantara anggota telah ada hubungan yang erat maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan lingkuang sosial yang hubungannya tidak erat.
- Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial yang hubungan antara anggota yang satu dengan yang lain agak longgar. Pada umumnya tidak saling mengenal atau anggoata yang satu dengan yang lainnya kurang mengenal. Karena itu pengaruh lingkungan sekunder akan kurang mendalam dibandingkan dengan pengaruh lingkungan primer. (Walgito,1997:49)
Dalam masyarakat lingkungan sosial sekunder banyak dijumpai berbagai kelompok sebaya dari kelompok anak-anak hingga kelompok sebaya orang dewasa. Pentingnya peranan kelompok sebaya dapat menjadi kelompok referensi (kelompok teladan) yang mempunyai pengaruh terhadap sikap, nilai-nilai, serta norma perilaku agar dapat diterima kelompoknya. Menurut Hurlock (1999: 83) Anggota kelompok sebaya dapat diterima menjadi anggotanya bila dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat.
Faktor-faktor yang menyebabkan semakin pentingnya peranan kelompk teman sebaya (peer group) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Urbanisasi dan industrialisasi
Urbanisasi telah menyebabkan terjadinya konsentrasi penduduk di kota-kota. Karena itu semakin lama semakin banyak anak-anak dan remaja berada di kota-kota daripada di daerah pedesaan. Oleh karena itu masa belajar anak-anak dan remaja di sekolah semakin lama semakin panjang, maka berkembanglah kelompok-kelompok sebayanya. - Perubahan masyarakat yang cepat karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam keadaan yang demikian, minat, cita rasa, dan cara berfikir mengalami perubahan dengan cepat. Anak-anak dan remaja cenderung lebih cepat menangkap inovasi, sedangkan orang dewasa cenderung lamban dalam mengikuti perubahan, misalnya mode pakaian, jenis m usik tertentu, dan lain-lain. Dengan demikian terjadilah perbedaan pandangan antara remaja dengan orang tua, sehingga para remaja akan lari kepada kelompok sebayanya untuk mendapatkan informasi dan bimbingan. - Dalam masyarakat industri anak-anak dan remaja kurang berperan dalam proses produksi.
Didalam masyarakat industri, peranan anak-anak dan remaja dalam proses produksi relatif kurang berarti. Demikian pula anak-anak dan remaja tidak berperan dalam kehidupan politik, kemasyarakatan, dan kehidupan produktif lainnya dalam masyarakat. Disamping itu mereka kurang diikutsertakan dalam kegiatan orang dewasa, sehingga para remaja semakin berpaling kepada kelompok sebayanya intuk mendapatkan dukungan dan identitas dirinya. Dengan demikian kelompok sebaya semakin menjadi sumber pengaruh yang penting bagi kehidupan remaja dan semakin besar peranannya dalam proses sosialisasi manusia. - Masyarakat yang semakin bertambah makmur akan memberikan kemungkinan pilihan bagi remaja
Dalam masyarakat yang demikian para remaja menghadapi bermacam-macam kemungkinan pilihan diantaranya:barang, kegiatan, lanjutan studi, pekerjaan, pasangan hidup, idiologi politik, dan lain-lain. Adanya bermacam-macam kemungkinan pilihan hidup ini memberikan peluang terjadinya konflik antara remaja dengan orang dewasa. Dalam situasi yang demikian remaja cenderung mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sebaya mereka.
Indikator Lingkungan Teman Sebaya
Menurut Umar (2005: 181) “Indikator Lingkungan Teman Sebaya adalah interaksi sosial, Keterlibatan individu dalam berinteraksi, Dukungan teman sebaya”. Pendapat Umar tersebut dapat diuraiakan menjadi
- Interaksi sosial yang dilakukan”
- Interaksi dengan teman sebaya di lingkungan tempat tinggal
- Interaksi dengan teman sebaya di lingkungan sekolah
- Keterlibatan individu dalam berinteraksi.
- Interaksi antara individu dan individu
Individu yang satu memberikan pengaruh , rangsangan/Stimulus kepada individu lainnya . Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan , saling menegur , bercakap – cakap/mungkin bertengkar. - Interaksi antara individu dan kelompok
Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .
- Interaksi antara individu dan individu
- Dukungan teman sebaya. Sarafino (2012: 72) menyatakan bahwa dukungan teman sebaya mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain, dan menghargainya.
Park Burges (dalam Prakoso, 2017: 32) mengemukakan indikator kelompok teman sebaya, antara lain (1) persaingan (2) pertentangan (3) persesuaian/akomodasi (4) perpaduan/asimilasi. Kelompok dapat mempengaruhi perilaku anggotanya dan di luar anggota kelompok. Menurut Mowen dan Minor (dalam Suryani, 2013: 222-225) terdapat lima faktor penting yang dapat menjelaskan mengapa kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu, termasuk perilaku konsumsi dan perilaku pembelian, kelima faktor tersebut antara lain:
- Melalui pengaruh norma, nilai ekspresif dan informasi Kelompok yang menyadari pentingnya pencapaian tujuan bersama akan mengembangkan norma-norma kelompok untuk mengatur dan mengontrol perilaku anggotanya. Oleh karena itu, mau tidak mau individu yang ada di dalam kelompok berusaha menyesuaikan perilaku, kebiasaannya dengan aturan yang ditentukan oleh kelompok. Norma adalah peraturan perilaku yang disepakati oleh lebih dari setengah kelompok untuk membentuk konsistensi perilaku mereka dalam kelompok. Pengaruh normatif (normative influence) terjadi apabila norma-norma bertindak untuk mempengaruhi perilaku individu. Pengaruh nilai ekspresif (value expressive influence) mempengaruhi konsumen apabila mereka merasa bahwa suatu kelompok acuan mempunyai nilai dan sikap tertentu yang berhubungan dengan proses konsumsi, sehingga nilai-nilai yang sudah ada akan mempengaruhi perilaku individu-individu dalam kelompok tersebut. Melalui komunikasi dan informasi akan terjadi berupa perubahan pendapat, sikap dan perilaku. Perilaku belanja dan perilaku konsumsi individu dalam kelompok dapat dipengaruhi karena adanya informasi (informational influence) yang mereka terima dan dapat dipercaya dari rekan-rekan anggota dan kelompoknya.
- Faktor peran dalam kelompok
Peran (role) terdiri dari perilaku khusus yang diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Seringkali pengambilan keputusan yang dibuat terkait dengan pembelian dan penggunaan produk-produk tertentu. Melalui pelaksanaan peran inilah kelompok dapat mempengaruhi perilaku konsumen yang menjadi anggota kelompoknya. - Tuntutan untuk menyesuaikan dengan kelompok
Penyesuaian (comformity) merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan terhadap kelompok sebagai akibat dari tekanan kelompok yang nyata atau yang dibayangkan. Untuk mendapatkan penerimaan, individu berusaha menyesuaikan dirinya dengan aturan dan kebiasaan serta perilaku kelompoknya. - Proses perbandingan sosial
Perbandingan sosial (social comparison) adalah proses dimana orang mengevaluasi “kebenaran” pendapat mereka. Dalam proses interaksi di dalam kelompok, individu secara psikologis membandingkan dirinya dengan orang lain yang “tingkatannya” sama dan juga membandingkan antara dirinya saat ini dengan diri yang ideal. - Polarisasi kelompok
Di dalam suatu kelompok keputusan-keputusan penting sering harus dibuat. Biasanya ketika berada dalam kelompok individu cenderung lebih berani mengambil risiko dibandingkan jika keputusan itu dilakukan secara individual. Fenomena polarisasi juga dapat terjadi, individu sering dapat dengan mudah terpengaruh atau mengubah keputusannya sendiri dan menyesuaikan dengan keputusan kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa indikator kelompok teman sebaya yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari interaksi sosial yang dilakukan, kebiasaan yang dilakukan teman sebaya, keinginan meniru (imitasi), sikap solidaritas, memberikan pengetahuan.