Lembar Kerja Siswa

Penulis: Tim Editor | Kategori: Media Pembelajaran | Tanggal Terbit: | Dilihat: 13681 kali

Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Suryani dan Agung (2012: 136) dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar memberikan konsepsi bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran, meliputi alat bantu guru dalam mengajar. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana belajar siswa yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Proses pembelajaran di kelas, LKS digunakan sebagai media bagi siswa untuk mendalami materi pelajaran yang sedang dipelajari. Penggunaan LKS adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

LKS menurut Astuti dan Setiawan (2013) adalah panduan bagi siswa dalam memahami keterampilan proses dan konsep-konsep materi yang sedang dan akan dipelajari. LKS memberikan alternatif strategi pembelajaran yang inovatif, konstruktif, dan berpusat pada siswa, dengan memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan. LKS menurut Wijayanti, dkk. (2015), adalah:
“Suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.”

Menurut Diknas (Prastowo,2011) lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Menurut Belawati, dkk (2007), “Lembar kerja siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri”. Sedangkan menurut Prastowo (2011), “Lembar kerja siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai”.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan bahan ajar yang berupa lembaran-lembaran yang berisi pedoman pembelajaran bagi siswa yang dibuat oleh guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara mandiri yang memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar sehingga mengoptimalkan hasil belajar dan tercapainya kompetensi yang diharapkan.

Fungsi LKS

Menurut Widjajanti (2008) Lembar Kerja Siswa selain sebagai media pembelajaran juga mempunyai beberapa fungsi yang lain, yaitu :

  1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar.
  2. Dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian suatu topik.
  3. Dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa.
  4. Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.
  5. Membantu siswa dapat lebih aktif dlam proses belajar mengajar.
  6. Dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi, sistematis mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik perhatian siswa.
  7. Dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu.
  8. Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan belajarnya.
  9. Dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif mungkin.
  10. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan defenisi yang telah dijabarkan, maka perlu diketahui fungsi dari LKS itu sendiri. Menurut Prastowo (2011), LKS memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu:

  1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun, lebih mengaktifkan peserta didik;
  2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan;
  3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih.
  4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Manfaat LKS

LKS mempunyai manfaat dalam pembelajaran. Sitohang (2013) menjelaskan manfaat penyusunan LKS secara umum dan khusus. Adapun manfaat LKS secara umum yaitu membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran, mengaktifkan peserta didik dalam proses belajara mengajar, sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melaui kegiatan belajar secara sistematis, membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar, melatih peserta didik menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, dan mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep. Sedangkan manfaat LKS secara khusus yaitu untuk tujuan latihan, menerangkan penerapan (aplikasi), kegiatan penelitian, dan untuk penemuan.

Tujuan Penggunaan LKS

Tujuan penggunaan LKS dalam pembelajaran di kelas yaitu memberikan pengetahuan dan sikap serta keterampilan yang perlu dimiliki siswa, mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan; dan mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit dipelajari (Fahrie: 2012). LKS memiliki kelebihan secara internal dan eksternal. Seperti yang dijelaskan oleh Setiono (2011: 10), kelebihan produk LKS bahwa secara internal yaitu disusun menggunakan pendekatan yang ada pada siklus belajar yang dibuat mulai dari kegiatan apersepsi sampai evaluasi. Produk LKS ini dapat digunakan untuk satu proses pembelajaran materi secara utuh dan panduan yang ada dalam LKS dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajarnya. Sementara kelebihan produk LKS secara eksternal, yaitu produk hasil pengembangan dapat digunakan sebagai penuntun belajar bagi siswa secara mandiri atau kelompok, baik dengan menerapkan metode eksperimen maupun demonstrasi. Produk juga dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep materi serta dapat digunakan untuk memberi pengalaman belajar secara langsung kepada siswa dan lebih menuntut keaktifan proses belajar siswa bila dibandingkan menggunakan media lain.

Macam-macam LKS

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing – masing LKS, maka LKS memiliki berbagai bentuk. Menurut Prastowo (2011), macam – macam LKS yaitu :Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipelajari.

  1. LKS yang membantu peserta didik menemukan konsep.
    LKS ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, meliputi melakukan kegiatan mengamati dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan langkah – langkah yang harus dilakukan peserta didik, kemudian peserta didik mengamati fenomena hasil kegiatannya.
  2. LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasi berbagai konsep yang telah ditentukan.
    Dalam hal ini, LKS biasanya memberikan tugas dan petunjuk untuk berdiskusi.
  3. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar.
    LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada dalam buku.
  4. LKS yang berfungsi sebagai penguatan.
    LKS bentuk ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu dan lebih mengarah ke pendalaman materi.
  5. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum

Syarat Penyusunan LSK

Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan LKS, ada beberapa syarat penyusunan LKS yang harus dipenuhi oleh pembuat LKS.

Darmodjo dan Kaligis (2000:40) menjelaskan dalam penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat kontruksi dan syarat teknis.

  1. Syarat didaktik
    Syarat didaktik berarti LKS harus mengikuti asas-asas pembelajaran efektif, yaitu:
    1. Memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga dapat digunakan oleh seluruh siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda.
    2. Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga berfungsi sebagai penunjuk bagi siswa untuk mencari informasi bukan alat pemberitahu informasi.
    3. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis, bereksperimen, praktikum, dan lain sebagainya.
    4. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri anak, sehingga tidak hanya ditunjukkan untuk mengenal fakta-fakta dan konsep-konsep akademis maupun juga kemampuan sosial dan psikologis.
    5. Menentukan pengalaman belajar dengan tujuan pengembangan pribadi siswa bukan materi pelajaran.
  2. Syarat konstruksi
    Syarat konstruksi adalah syarat- syarat yang berkenan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS. Adapun syarat-syarat konstruksi tersebut, yaitu:
    1. LKS menggunakan bahasa yang sesuai tingkat kedewasaan anak, struktur kalimat yang jelas, dan kalimat yang digunakan sederhana dan pendek.
    2. LKS memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
    3. LKS menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka.
    4. LKS mengacu pada buku standar dalam kemampuan keterbatasan siswa.
    5. LKS menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keluasan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang siswa ingin sampaikan.
    6. LKS menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
    7. LKS dapat digunakan untuk anak-anak baik yang lamban maupun yang cepat.
    8. LKS memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari itu sebagai sumber motivasi.
    9. LKS mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
  3. Syarat teknik
    1. Tulisan
      Tulisan dalam LKS menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin/romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, menggunakan minimal 10 kata dalam 10 baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa, dan menggunakan memperbandingkan antara huruf dan gambar dengan serasi.
    2. Gambar
      Gambar yang baik adalah yang menyampaikan pesan secara efektif pada pengguna LKS.
    3. Penampilan
      Penampilan LKS dibuat menarik dengan diberikannya kesesuaian warnawarni agar mampu memotivasi siswa dalam menggunakan LKS pada proses pembelajaran. Dengan demikian LKS merupakan suatu media bahan ajar yang membantu siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran berupa lembar kegiatan yang berisi petunjuk, materi ajar serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran fisika untuk menemukan suatu fakta, ataupun konsep. LKS mengubah pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajarnya serta pembelajaran menjadi efektif dan konsep materi pun dapat tersampaikan.

Syarat-syarat penyusunan menurut Widjajanti (Zurniati, 2016) ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan, yang pada hakekatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna, yaitu siswa. Syarat-syarat susunan tersebut yaitu:

  1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa.
  2. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
  3. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Apalagi konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks, dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.
  4. Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.
  5. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa.
  6. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang diperintahkan. Hal ini dapat juga memudahkan guru untuk memeriksa hasil kerja siswa.
  7. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.
  8. Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat “formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh siswa.
  9. Dapat digunakan oleh siswa, baik yang lamban maupun yang cepat.
  10. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
  11. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya, kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.

Format LKS 

Format LKS yang dikembangkan mengacu pada model pembelajaran Suyanto dan Sartinem (2009: 12), yang memperhatikan bekal ajar awal siswa dengan prinsip eksplisitisme dan ketuntasan serta menerapkan pendekatan keterampilan proses. Model pembelajaran Suyanto dan Sartinem (2009: 12) tersebut disajikan secara tercetak, dengan format sebagai berikut:

  1. Judul: berupa judul suatu topik pembelajaran.
  2. Tujuan Pembelajaran: berupa Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), yang pengembangannya melalaui Analisis Materi Pelajaran (AMP).
  3. Wacana-wacana Materi Prasyarat berupa pendahuluan, sebagai pengetahuan dan keterampilan yang merupakan bekal awal ajar.
  4. Wacana Utama: suatu wacana yang sesuai dengan topic pembelajaran. Wacana ini dapat berupa bahan ceramah, tuntunan menggunakan bahan kepustakaan atau tugas-tugas laboratoris.
  5. Kegiatan pralaboratorium: berupa penyajian masalah yang harus disampaikan guru untuk dipecahkan oleh siswa dengan prosedur ilmiah. Berisi pula tuntunan merumuskan hipotesis, tuntunan merencanakan suatu kegiatan kerja untuk menguji rumusan hipotesis yang telah dirumuskan. Kegiatan Laboratorium: berupa instruksi untuk melaksanakan kegiatan kerja yang telah direncanakan dan telah diperiksa guru, bimbingan pengumpulan data, bimbingan analisis data, dan bimbingan penarikan kesimpulan. Berdasarkan kutipan tersebut, penyusunan format LKS dalam mengembangkan LKS sangatlah penting. Format yang tersaji, adalah judul,tujuan pembelajaran, pendahuluan yang berupa wacana-wacana materi prasyarat, wacana utama yang sesuai dengan topik pembelajaran, kegiatan pralaboratorium, dan kegiatan laboratorium.