Layanan Bimbingan Kelompok

Penulis: Tim Editor | Kategori: Bimbingan dan Konseling | Tanggal Terbit: | Dilihat: 24585 kali

Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno & Amti (2004:309) bimbingan kelompok ialah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Menurut Wibowo (2005:17) bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok di mana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.  Bimbingan adalah upaya memfasilitasi individu agar memperoleh pemahaman tentang penyesuaian dirinya terhadap lingkungan dimana individu itu tumbuh dan berkembang baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat yang lebih luas. Sedangkan kelompok merupakan sarana atau media penghubung bagi individu-individu yang tergabung di dalamnnya, yang memungkinkan partisipasi aktif bagi para anggota untuk dapat berbagi pengalaman, pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan, pencegahan munculnya masalah, atau pengembangan pribadi anggota (Rasimin & Hamdi, 2018:4). Tohirin (2007:170) layanan bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu melalui kegiatan.

Sukitman (2015:32) bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier/ jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. Gadza (dalam Ismaya, 2015:49) bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membentuk mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Layanan bimbingan kelompok dapat diselenggarakan dimana saja, didalam ruangan atau pun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau seorang konselor, disuatu kantor atau lembaga tertentu, atau di ruang praktik pribadi konselor, Prayitno (2018:133).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang beranggotakan 2-15 orang yang dipimpin oleh seseorang ahli yang terlatih dibidangnya, agar siswa memperoleh pemahaman tentang penyesuaian dirinya yang tumbuh dan berkembang baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat yang lebih luas melalui dinamika kelompok yang dibangun.

Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok dapat memberikan banyak manfaat dan keunggulan bagi peserta layanan. Prayitno & Amti (2004:308) keunggulan yang diberikan oleh layanan bimbingan kelompok ialah menjadi tempat pengembangan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi sosial bagi peserta layanan. Tujuan bimbingan kelompok secara umum yaitu untuk mengembangankan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa). Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong perkembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal para siswa (Tohirin, 2007:172).

Tujuan secara umum dari bimbingan kelompok yaitu; a) Memberikan informasi mengenai bidang belajar, karier, pribadi dan bidang sosial pada siswa; b) Memungkinkan siswa untuk mendiskusikan
dan terlibat dalam perencanaan karier dan kegiatan pengembangan pribadi; c) Memberikan siswa kesempatan untuk menyelidiki dan membahas masalah yang sedang menjadi perhatian, masalah yang sedang dialami oleh sekolompok siswa, tujuan pembahasan topik tersebut dan solusinya (Shertzer & Stone dalam Khalimatussa’diyah, 2011:28).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan kelompok ialah:

  1. Menjadi suatu wadah bagi siswa untuk menyalurkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi, berinteraksi, sosialisasi dan sebagai tempat siswa dalam mencurahkan segenap kemampuan yang berhubungan dengan pola pikir, perasaan, persepsi, wawasan dan sikap menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif.
  2. Memperoleh kemampuan dalam mengatur diri sendiri dan menselaraskan dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Membantu siswa dalam mengatasi masalah ataupun konflik yang terjadi pada dirinya agar terbentuk KES yang lebih baik dan optimal baik disekolah, keluarga maupun masyarakat.

Novriyeni (dalam Prayitno, dkk, 2018:237) bimbingan kelompok bertujuan agar setiap peserta:

  1. mampu berbicara di muka orang banyak;
  2. mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan, dan lain sebagainya kepada orang banyak;
  3. belajar menghargai pendapat orang lain;
  4. bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya;
  5. mampu mengendalikan diri dan menahan emosi;
  6. dapat bertenggang rasa;
  7. menjadi akrab satu sama lainnya;
  8. membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama.

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno, dkk (2017:18) membagi 5 tahapan bimbingan kelompok secara ringkas, yaitu; a) Tahap pembentukan; b) Tahap peralihan; c) Tahap kegiatan pokok; d) Tahap penyimpulan hasil kegiatan; e) Tahap pengakhiran. Corey (dalam Rasimin & Hamdi, 2018:171) tahapan bimbingan kelompok yaitu; a) Tahap pembentukan (the formation stage); b) Tahap orientasi (the orientation phase; c) Tahap transisi (the transition stage); d) Tahap kerja (the working stage); e) Tahap konsolidasi (the consolidation stage); f) Evaluasi dan tindak lanjut (evaluation and follor-up issues).

Rasimin & Hamdi (2018:172) tahapan-tahapan dalam bimbingan kelompok yakni; a) Tahap pembentukan (the formation stage); b) Tahap orientasi dan eksplorasi; c) Tahap transisi; d) Tahap kerja (cohesion and productivity; e) Tahap akhir (consolidation and termination); f) Tahap evaluasi dan tindak lanjut (evaluation and follow up). Dalam penelitian ini akan merujuk pada tahapan bimbingan kelompok yang di kemukakan oleh prayitno, dkk.

Adapun tahapan bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan yakni, sebagai berikut (Prayitno, dkk, 2017:94):

  1. Tahap pembentukan
    1. Penjelasan tentang pengertian dan tujuan bimbingan kelompok.
    2. Penjelasan tentang cara kerja, khususnya yang menyangkut sifat masalah atau topik pribadi maupun umum.
  2. Tahap peralihan
    1. Penjelasan asal datangnya masalah atau topik bebas maupun tugas.
    2. Ajakan untuk mengemukakan masalah umum secara bebas.
    3. Penjelasan tentang masalah atau topik “tugas”.
    4. Ajakan untuk membahas, mendalami dan memecahkan masalah.
  3. Tahap kegiatan pokok
    1. Pokok bahasan; masalah atau topik umum, baik yang bersifat bebas atau tugas.
    2. Para peserta melakukan pembahasan tentang topik tugas.
  4. Tahap penyimpulan hasil kegiatan
    1. Anggota kelompok mengisi format BMB3.
    2. Kelompok membahas isian BMB3.
    3. Anggota kelompok menyampaikan komitmen tentang pelaksanaan PERPOSTUR dalam kehidupan nyata.
  5. Tahap pengakhiran
    1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
    2. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
    3. Membahas kegiatan lanjutan.
    4. Mengemukakan pesan dan harapan.

Komponen Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2004:4) Dalam layanan bimbingan kelompok berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota kelompok.

  1. Pemimpin kelompok
    Pemimpin kelompok (PK) adalah Konselor yang terlatih dan barwenang menyelenggarakan praktek konseling professional.
    1. Karakterisitik PK
      Untuk menjalankan tugas dan kewajiban profesionalnya, PK adalah seorang yang:
      • Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratik, konstruktik, saling mendukung dan meringankan beban, menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa nyaman, mnggembirakan, dan membahagiakan; serta mencapai tujuan bersama kelompok.
      • Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, mengikatkan, memperluas dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktifitas kelompok.
      • Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan nyaman, sabar member kesempatan, demokratik dan kompromistik (tidak antagonistik) dalam mengambil kesimpulan dan keputusan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak berpura-pura disiplin dan kerja keras.
    2. Peran PK
      Dalam mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, PK berperan dalam:
      • Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta (terdiri atas 8-10 orang), sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu: 1) terjadi hubungan anatra anggota kelompok, menuju keakraban diantara mereka; b) tumbuhnya tujuan bersama di antara anggota kelompok, dalam suasana kebersamaan; c) berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok; d) terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok, sehingga mereka masing - masing mampu berbicara; e) terbinanya kemandirian kelompok, sehingga kelompok ini; f) berusaha dan mampu “tampil beda” dari kelompok lain.
      • Penstrukturan, yaitu membahas barsama anggota kelompok apa, mengapa, dan bagaimana layanan BKp dilaksanakan.
      • Pentahapan kegiatan bimbingan kelompok
      • Penilaian segera (laiseg) hasil layanan bimbingan kelompok
      • Tindak lanjut layanan.
  2. Anggota kelompok
    Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota bimbingan kelompok. Untuk terselenggaranya bimbingan kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan sebagaimana tersebut di atas.
    1. Besarnya kelompok
      Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektifitasbimbingan kelompok. Kedalaman dan variasi pembahasan menjadi terbatas, karna sumbernya (yaitu para anggota kelompok) memang terbatas.
    2. Homogenitas/ heterogenitas kelompok
      Perubahan yang intensif dan mendalam memerlukan sumber-sumber yang bervariasi. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan masalah tertentu.
    3. Peranan anggota kelompok
      1. Aktifitas mandiri
        Peran anggota kelompok (AK) dalam layanan bimbingan kelompok bersifat dari, oleh, dan untuk para AK itu sendiri. Masing-masing AK beraktifitas langsung dan mandiri dalam bentuk: 1) mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif (3-M); 2) berpikir dan berpendapat; 3) menganalis, mengkritisi dan berargumentasi; 4) merasa, berempati dan bersikap; 5) berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
      2. Aktifitas mandiri masing-masing AK itu diorientasikan pada kehidupan bersama dalam kelompok, kebersamaan ini diwujudkan melalui: 1) pembina keakraban dan keterlibatan secara emosional antar AK; 2) kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok; 3) komunikasi jelas dan lugas dengan lembut dan bertatakrama; 4) saling memahami, member kesempatan dan membantu; 5) kesadaran bersama untuk menyukseskan kegiatan kelompok.

Asas Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2004:13) adapun asas dalam bimbingan kelompok adalah:

  1. Kerahasiaan
    Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh AK dan tidak disebarluaskan ke luar kelompok.
  2. Kesukarelaan
    Kesukarelaan anggota kelompok sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh konselor (PK)
  3. Asas-asas lain
    Dinamika dalam bimbingan kelompok semakin intensif dan efektif apabila semua AK secara penuh menerapkan asas kegiatan dan keterbukaan. Prayitno, dkk (2017:100) satu hal lagi yang perlu di persiapkan oleh guru BK/ Konselor ialah keterampilan memantapkan asas kerahasiaan kepada seluruh peserta.

Berdasarkan paparan di atas adapun asas-asas bimbingan kelompok yaitu: 1) asas kerahasiaan, 2) asas ksukarelaan, 3) asas-asas lain.

Pendekatan dan Teknik Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2004:16) pendekatan dan teknik bimbingan kelompok, yaitu:

  1. Pembentukan kelompok
    Kelompok untuk layanan bimbingan kelompok dapat dibentuk melalui pengumpulan sejumlah individu (siswa dan individu lainnya) yang berasal dari: 1) satu kelas siswa yang dibagi kedalam beberapa kelompok, 2) kelas-kelas siswa yang berbeda dihimpun dalam satu kelompok, 3) lokasi dan kondisi yang berbeda dikumpulkan menjadi satu kelompok.
  2. Persamaan dan perbedaan
    Di antara layanan bimbingan kelompok terdapat banyak persamaan, disamping perbedaannya, yaitu: 1) kelompok yang sama, b) pemimpin kelompok yang sama. Adapun perbedaan yang paling pokok diantara BKp dan KKp adalah materi pembahasannya. Dalam BKp materi yang dibahas adalah topik-topik umum yang menjadi perhatian dan/atau kepentingan anggota kelompok tetapi berada di “luar” para anggota kelompok, sedangkan materi KKp secara langsung terfokus pada masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok.
  3. Tahap Penyelenggaraan
    Menurut Prayitno (2004:18) Layanan bimbingan kelompok diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu; 1) Tahap pembentukan, yaitu tahap untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan; 2) Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok; 3) Tahap kegiatan, yaitu tahapan “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu pada bimbingan kelompok ; 4) Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya. 

    Nurihsan (2017:15) mengungkapkan adapun pelaksanaan tahap-tahap kegiatan bimbinga kelompok, yaitu; 1) Tahap pertama (Pembentukan) terdiri; a) Mengungkapkan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok, b) Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok, c) Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri, d) Teknik khusus, e) Permainan penghangatan/ pengakraban/; 2) Tahap kedua (Peralihan) terdiri; a) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, b) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, c) Membahas suasana yang terjadi, d) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota, e) Kalau perlu kembali kebeberapa aspek tahap pertama atau tahap pembentukan; 3) Tahap ketiga (Kegiatan) terdiri; a) Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik, b) Tanya jawab antar anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok, c) Anggota membahas masalah atau topic tersebut secara mendalam dan tuntas, d) Kegiatan selingan. Berdasarkan paparan di atas ada 4 tahap penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok, yaitu: 1) tahap pembentukan, 2) tahap peralihan, 3) tahap kegiatan inti, 4) tahap pengakhiran.
  4. Isi Layanan 
    Bimbingan kelompok membahas materi topik-topik umum, baik “topik tugas” maupun topik “bebas”. Topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya dari PK dan “ditugaskan” kepada kelompok untuk membahasnya; sedangkan “topik bebas” adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya atau dikemukakan secara bebas oleh para anggota kelompok. Menurut Prayitno, dkk (2017:37) dalam layanan bimbingan kelompok dapat diselenggarakan dua jenis kelompok, yaitu pertama “kelompok tugas” dengan pokok bahasan topik/ permasalahan yang berasal dari pimpinan kelompok dan ditugaskan kepada anggota kelompok untuk membahasnya dan kedua “kelompok bebas” dengan pokok bahasan topik/ permasalahan yang secara bebas dikemkakan oleh anggota kelompok. 

    Berdasarkan paparan di atas isi layanan dalam bimbingan kelompok ada dua, yaitu topik tugas dimana pokok bahasan datangnya dari PK dan topik bebas dimana pokok bahasan datangnya atau dikemukakan secara bebas oleh para anggota kelompok .

Jenis-jenis Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno, dkk (2017:29) ada bermacam-macam kelompok, yaitu:

  1. Kelompok primer dan kelompok sekunder, yaitu: kelompok primer diwarnai oleh hubungan pribadi secara akrab dan kerjasama yang terus menerus diantara para anggotanya. Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai arah kegiatan dan gerak gerik kelompok itu.
  2. Kelompok sosial dan kelompok psikologikal, yaitu: jenis-jenis kelompok ini dibedakan terutama sekah atas dasar tujuan pokok yang ingin dicapai.
  3. Kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak terorganisasikan, yaitu: dalam suatu kelompok yang terorganisasikan masing-masing anggota memainkan peranan yang persamaan, perbedaan dan kaitan yang satu dengan yang lainnya jelas dan tegas, untuk mencapai tujuan bersama.
  4. Kelompok formal dan kelompok informal, yaitu: kelompok formal biasanya terbentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat resmi (dan tertulis).

Teknik-Teknik Bimbingan Kelompok

Nurihsan (2017:15) mengungkapkan guru pembimbing diharapkan mampu melaksanakan teknik-teknik berikut ini; a) Teknik umum: yaitu “tiga M”; yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh, merespon secara tepat dan positif, dorongan minimal, penguatan, dan kerukunan; b) Keterampilan memberikan tanggapan: mengenal perasaan peserta, mengungkapkan perasaan sendiri, dan mereflesikan; c) Keterampilan memberikan pengarahan: memberikan informasi, memberikan nasihat, bertanya secara langsung dan terbuka, mempengaruhi dan mengajak, menggunakan contoh pribadi, memberikan penafsiran, mengkonfrontasikan, mengupas masalah, dan menyimpulkan.

Prayitno, dkk (2017:99) mengungkapkan untuk penyelenggaraan bimbingan kelompok dan konseling kelompok guru BK/ Konselor diharapkan mampu melaksanakan teknik-teknik berikut; a) Teknik umum: “tiga M”: yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh, merespon secara tepat dan positif, dorongan minimal, penguatan, kerukunan; b) Keterampilan memberikan tanggapan: mengenal perasaan peserta, mengungkapkan perasaan sendiri, mereflesikan; c) Keterampilan memberikan pengarahan: memberikan informasi, memberikan nasihat, bertanya secara langsung dan terbuka, mempengaruhi dan mengajak, menggunakan contoh pribadi, memberikan penafsiran, mengkonfrontasikan, mengupas masalah, menyimpulkan.

Dalam suatu proses pelaksanaan bimbingan kelompok tentu ada teknik dalam kegiatannya, adapun teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok menurut Prayitno (2004:27) yang mengemukakan sebagai berikut:

  1. Teknik umum: pengembangan dinamika kelompok
    Secara umum, teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin kelompok dalam menyelenggarakan layanan Bkp mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok dalam rangka mencapai tujuan layanan. Teknik-teknik ini secara garis besar meliputi:
    1) Komunikasi multiarah secara efektif, dinamis dan terbuka
    2) Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumtasi
    3) Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisi, argumentasi dan pembahasan
    4) Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku (baru) yang dikehendaki
    Dimana teknik-teknik tersebut diawali dengan penstrukturan untuk memberikan penjelasan dan pengarahan pendahuluan tentang layanan bimbingan kelompok dan dalam kegiatan ini diselingi dengan berbagai permainan yang bertujuan untuk memperkuat “jiwa kelompok”, memantapkan pembahasan, dan relaksasi. Sebagai penutup, kegiatan pengakhiran dilaksanakan.
  2. Permainan kelompok
    Prayitno (2004:29) dalam penyelenggaraaan bimbingan kelompok seringkali dilakukan permainan kelompok, baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang memuat materi pembinaan tertentu. Permainan kelompok yang efektif bercirikan 1) sederhana, 2) menggembirakan, 3) menimbulkan suasana relaks dan tidak melelahkan, 4) meningkatkan keakraban, dan 5) ikuti oleh semua anggota kelompok. Permainan kelompok yang kreatif dapat dikembangkan oleh pemimpin kelompok dan juga oleh para anggota kelompok itu sendiri.
    Berdasarkan paparan di atas teknik-teknik bimbingan kelompok yaitu: Dimana teknik-teknik tersebut diawali dengan penstrukturan untuk memberikan penjelasan dan pengarahan pendahuluan tentang layanan bimbingan kelompok dan dalam kegiatan ini diselingi dengan berbagai permainan yang bertujuan untuk memperkuat “jiwa kelompok”, memantapkan pembahasan, dan relaksasi. Adapun teknik-teknik yang harus dilaksanakan didalam bimbingan kelompok yaitu: 1) teknik umum, 2) keterampilan memberikan tanggapan, 3) keterampilan memberikan pengarahan.

Hal Umum yang Perlu Mendapatkan Perhatian dalam Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2004:33) Hal Umum yang Perlu Mendapatkan Perhatian dalam Bimbingan Kelompok, yaitu:

  1. Kegiatan bimbingan kelompok mengemban fungsi-fungsi konseling (pemahaman, pencegahan, pengentasan masalah, pengembangan dan pemeliharaan, dan advokasi) serta menerapkan prinsip dan asas-asas konseling, di samping berbagai teknik sebagai dikemukakan di atas.
  2. Kegiatan bimbingan kelompok bukan berarti “membimbing kelompok”, melainkan suatu layanan terhadap sejumlah klien (dalam hal ini anggota kelompok) agar setiap klien itu memperoleh manfaat tertentu dan/ atau pengentasan masalah pribadi yang dialaminya.
  3. Kegiatan bimbingan kelompok tidak sama dengan diskusi biasa atau rapat. Dalam bimbingan kelompok memang dilakukan pembahasan permasalahan melalui semacam kegiatan berdiskusi, bertukar pendapat, menganalisis dan mengkritisi data, berada pendapat dan berargumentasi, namun semuanya itu bukan untuk sampai kepada kesimpulan atau keputusan yang dicantumkan pada notulen, melainkan secara dinamis dan konstruktif membina setiap anggota kelompok sesuai dengan tujuan layanan.
  4. Heterogen dalam kelompok. Dinamika kelompok yang kaya dan bersemangat memerlukan kondisi anggota kelompok yang relative heterogen, sehingga terjadi proses saling member dan menerima, saling mengasah, saling merangsang dan merespon dengan materi yang bervariasi.
  5. Layanan bimbingan kelompok tidak sekedar memberikan informasi kepada anggota kelompok. Para peserta kegiatan bimbingan kelompok tidak sekedar menunggu pemberian informasi dari pemimpin kelompok, melainkan sangat aktif saling memberi dan menerima peranan pemimpin kelompok bukan lagi memberikan informasi kepada pengembangan dinamika kelompok yang mengaktifkan semua anggota kelompok. apabila dalam layanan informasi konselor sangat aktif berbicara memberikan informasi, sebaliknya, dalam layanan bimbingan kelompok konselor (sebagai PK) hanya berbicara seperlunya, bahkan sedapat-dapat membatasi pembicaranya.

Evaluasi Kegiatan Bimbingan Kelompok

Menurut Nurihsan (2017:16) Penilaian kegiatan bimbingan kelompok difokuskan pada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan mereka berguna. Isi kesan-kesan yang diungkapkan oleh peserta didik merupakan isi penilaian yang sebenarnya. Penilaian terhadap bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis para peserta diminta mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal, baik yang telah dilakukan selama kegiatan bimbingan kelompok (isi maupun proses), maupun kemungkinan keterlibatan mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya.

Lebih jauh, penilaian terhadap bimbingan kelompok lebih bersifat penilaian “dalam proses” yang dilakukan melalui:

  1. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung
  2. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas
  3. Mengungkapkan kegunaan bimbingan kelompok bagi mereka dan perolehan mereka sebagai hasil dari keikutsertaan mereka
  4. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan
  5. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan bimbingan kelompok.