Pengertian Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
Menurut Ninio (dalam Mulyani 2002: 112) keterampilan berbicara dengan orang lain merupakan bagian yang penting dalam pengetahuan prakmatik, karena mempengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi di dalam kelas dan masyarakat. Bicara dapat di artikan sebagai suatu proses ucapan bunyi-bunyi yang di lakukan oleh manusia mengunakan alat ucap. Dalam penegertian lain bicara merupakan produk suara secara sistematis yang merupakan hasil penggabungan dua aktivitas yaitu itu aktivitas motorik dan proses kognitif (Feriana, 2014: 5). Vercamp (dalam Feriana, 2014: 7) bicara merupakan kemungkinan manusia untuk mengungkapkan bunyi –bunyi bahasa dengan alat ucapannya dan bicara merupakan milik perseorangan (bersifat individual).
Keterampilan yang akan dibahas disini adalah keterampilan yang diperuntukkan bagi anak usia Taman Kanak-kanak, sebab masa usia TK merupakan masa emas untuk dilatihkan keterampilannya. Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu adalah kebiasaan yang baik pula. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi dengan mempergunakan suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalamnya terjadi penyampaian pesan dari suatu sumber kepada sumber lain. Dalam berkomunikasi ada yang berperan sebagai penyampai maksud dan penerima maksud. Agar komunikasi dapat terjalin dengan baik maka perlu ada kerjasama yang baik antara kedua belah pihak.
Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerima serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi permain spontan (Allen dalam Sujiono, 2013: 63). Berdasarkan pengertian keterampilan dan berbicara di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang dalam menyampaikan ide/gagasan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain menggunakan bahasa lisan dengan jelas dan tepat. Dalam mewujudkan keterampilan yang baik pada anak TK guru perlu mengetahui kemampuan yang dimiliki pada masing-masing anak. Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki anak, guru akan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki anak kemudian akan dengan mudah untuk melakukan pengembangan keterampilan pada anak. Perubahan keterampilan pada anak terjadi sebagai akibat dari latihan yang telah dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta pemberian pengalaman tertentu.
Pemberian latihan melalui pengalaman harus dilakukan secara sistematis dan terprogram melalui sebuah model. Model pembelajaran yang dilakukan di TK ini merupakan langkah nyata yang dilakukan guna meningkatkan keterampilan anak secara optimal. Banyak keterampilan anak TK yang harus dikembangkan, namun dalam penelitian ini yang akan dikembangkan adalah keterampilan berbicara.
Jadi, keterampilan berbicara perlu dilatihkan kepada anak sejak dini agar anak dapat mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaannya melalui bahasa lisan. Selain itu, dengan memiliki keterampilan berbicara yang baik akan menjadi kebiasaan yang baik pula bagi anak. Misalnya saja, dengan melatihkan keterampilan berbicara sejak dini anak akan mengetahui cara berbicara yang sopan kepada orang yang lebih tua, anak juga akan memilki lebih banyak kosakata, serta anak dapat menyusun kalimat dan kata yang baik dalam menyampaikan keinginannya kepada orang lain.
Karakteristik Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
Pengembangan berbicara anak sangat penting untuk dikembangkan, karena perkembangan bahasa dan perilaku yang dilakukannya dapat diketahui dengan mengamati perkembangan berbicara anak. Pengembangan bicara merupakan suatu hal yang esensial dan sangat dibutuhkan oleh anak, sebab pengembangan bicara itu sangat berguna bagi anak untuk memperlancar kemampuan dan keterampilan berbicara anak itu sendiri. Menurut Rachmawati (2010: 65) salah satu jalan mereka untuk mengunakan bahasa adalah ekspresi permanen, sebagian anak mengalami kesulitan menggungkapkan perasaan dengan kata-kata dan menunjuknya dengan perbuatan, terkadang mereka lebih mudah mengekspresikan perasaan bonekanya sendiridaripada perasan mereka sendiri.
Menurut Gallaher (dalam Farliana, 2011:5) ada empat aktivitas motorik untuk menciptakan suara bicara, yaitu sebagai berikut:
- Respirasi yang menimbulkan energy untuk menghasilkan suara.
- Fonasi, yaitu produksi suara ketika udara lewat di antara pita suara, pita suara tersebut bergetar dan menghasilkan suara.
- Resonasi memberikan karateristik kusus pada suara. Hal itu meruapakan hasil dari penjelasan suara dalam ronga dan tulang kepala dan leher.
- Artikulasi yaitu pergerakan mulut dan lidah yang membentuk suara sampai fonem (bunyi, merupakan unit suara yang terkecil yang membentuk ucapan atau bicara.
- disamping itu terdapat dua proses yang membantu kita berbicara:
- Audisi, yaitu mendengarkan memahami dan memonitor bicara.
- Simbolisasi/ organsasi, yaitu proses pengunaan otak yang di gunakan untuk mengorganisasi proses lainnya yang terlibat di dalam pembentukan bicara.
Anak usia Taman Kanak-kanak mempunyai karakteristik khusus dalam kemampuan berbahasa atau berbicara, antara lain sudah dapat bicara lancar dengan kalimat sederhana, mengenal sejumlah kosakata, menjawab dan membuat pertanyaan sederhana, serta menceritakan kembali isi cerita.
Ciri-ciri Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
Menurut Otto (dalam Mulyani, 2018: 118) ciri perkembangan bahasa anak dapat diketahui berdasarkan: 1) Pandangan Nativis, 2) Pandangan perkembangan kognitif, 3) Pandangan behavioris, 4) Pandangan Intraksional. Perkembangan bahasa anak Taman Kanak-kanak berada pada tahap ekspresif, sehingga anak dapat mengungkapkan keinginannya, penolakan maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan untuk digunakan dalam proses komunikasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini Dalam berkomunikasi harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan berbicara. Menurut Arman Agung (Soderman, 2017: 415), ada dua faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara yaitu: a) faktor internal, dan b) eksternal.
- Faktor internal
Faktor internal merupakan segala potensi yang ada dalam diri seseorang. Faktor internal meliputi: a) faktor fisik, dan b) non fisik (psikis).- Faktor fisik, merupakan faktor yang menyangkut dengan kesempurnaan organ-organ tubuh yang digunakan di dalam berbicara, dalam hal ini meliputi pita suara, lidah, gigi, dan bibir.
- Faktor non fisik (psikis), merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang dan tidak berhubungan dengan fisik. Faktor psikis keterampilan berbicara meliputi: (1) kepribadian (kharisma), (2) karakter dan temperamen, (3) bakat (talenta), (4) tingkat intelegensi, dan (5) kreativitas.
- Kepribadian (kharisma)
Kepribadian yang dimiliki mempengaruhi cara seseorang berbicara. - Karakter dan temperamen
Karakter merupakan hasil dari cara berpikir dan berperilaku. Karakter dimulai dari pola pikir yang kemudian diwujudkan dalam tindakan, yang bila dilakukan secara terus-menerus akan menjadi suatu kebiasaan. Karakter atau sering disebut juga temperamen merupakan sifat batin yang secara tetap mempengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran seseorang. Misalnya, karakter periang, penyedih, pemberani, teliti, dan sebagainya. - Bakat (talenta)
Bakat adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada seseorang. Bakat perlu digali hingga muncul kepermukaan (karena pada dasarnya bakat adalah sesuatu yang telah ada sebelumnya). - Tingkat intelegensi
Kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. - Kreativitas
Kreativitas memiliki kedudukan yang hampir sama dengan intelegensi. Kreativitas adalah salah satu ciri dari berpikir inteligen, karena keduanya merupakan manifestasi dari berfikir kognitif. Kaitannya dengan keterampilan berbicara, berpikir kreatif yang diasah maka mampu untuk memunculkan keterampilan-keterampilan tertentu pada individu.
- Kepribadian (kharisma)
- Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu yang meliputi tingkat pendidikan, kebiasaan, dan lingkungan pergaulan.
Berdasarkan faktor-faktor yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa keterampilan berbicara sangatlah penting untuk diajarkan kepada anak usia TK. Sebab pada dasarnya, anak usia TK selalu ingin mengungkapkan apa yang dipikirkan tanpa memperhatikan apakah yang disampaikan dapat di mengerti arti dan maksudnya oleh orang lain.
Aspek-aspek Keterampilan Berbicara
Menurut Beaty ( Rahmawati, 2012: 65) aspek bahasa pada anak yaitu 1) meniru ucapan orang dewasa, 2) membayangkan situasi (terutama dialog), 3) mengatur permainan. Muhammad Afandi, (2013: 9) bicara memiliki aspek sebagai berikut: a) pemuas keinginan dan kebutuhan, 2) sarana untuk menarik perhatian orang lain, 3) sarana untuk membina hubugan sosial, 4) sarana untuk megevalusi diri sendiri, 5) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, 6) untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Bahwa seharusnya terdapat banyak kemajuan yang dicapai oleh anak dalam berbicara, seperti pada penambahan kosa-kata, pengucapan, pembentukan kalimat, kemajuan dalam pengertian, isi pembicaraan dan banyak bicara.
Indikator Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
Menurut Nurbiana Dhieni (Rachman, 2014: 2) ada beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan, aspek kebahasaan meliputi: (a) ketepatan ucapan; (b) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai; (c) pilihan kata; (d) ketepatan sasaran pembicaraan, sedangkan untuk aspek non kebahasaan meliputi: (a) sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat; (b) kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain; (c) kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara; (d) relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dirancang suatu pembelajaran yang dapat menstimulasi dan melatih keterampilan berbicara anak dengan baik, sehingga anak dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang lain dan keterampilan berbicaranya akan meningkat. Suhartono (2005: 161) menjabarkan bahwa lingkup pengembangan bicara anak meliputi peniruan bunyi bahasa, pengenalan kata, pengenalan kalimat, dan penggunaan bahasa sesuai dengan konteksnya. Berikut adalah penjelasan tentang lingkup pengembangan bicara anak:
- Strategi Peniruan Bunyi Bahasa
Mengembangkan bicara anak diawali dengan pengenalan bunyi bahasa yang sebaiknya dimulai dari bunyi bahasa yang mudah diucapkan lalu dilanjutkan ke yang sulit. Artinya pengenalan bunyi bahasa dapat dimulai dari strategi pengenalan bunyi vokal lalu ke strategi pengenalan bunyi konsonan.- Strategi pengenalan bunyi vokal
Strategi dapat dilakukan dengan jalan anak disuruh menirukan bunyi bahasa yang diucapkan oleh guru atau orangtua. - Strategi pengenalan bunyi konsonan
Tidak semua konsonan diperkenalkan kepada anak usia dini. Hal ini disebabkan karena konsonan tersebut berasal dari bahasa asing dan kata-kata yang ada juga tidak tepat bila diberikan pada anak usia dini. Misalnya konsonan f, q, v, dan z. Konsonan yang diperkenalkan anak usia dini adalan konsonan bilabial (p, b, m), konsonan dental (t, d, s, n, r, l), konsonan palatal (c, j, sy, ny, y), konsonan velar (k, g, x, ng), dan konsonan glotal (h). - Strategi Pengenalan Kata
Strategi yang dapat ditempuh untuk memperkenalkan kosakata bahasa Indonesia anak, dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama guru harus menentukan jenis kata yang akan dikenalkan kepada anak. Sebaiknya kata yang pertama kali diperkenalkan adalah kata benda, lalu dilanjutkan ke jenis kata yang lain yaitu kata kerja, kata sifat, atau kata tugas. Langkah kedua yaitu guru harus mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Langkah ketiga yaitu guru melakukan kegiatan pengenalan kata. Saat guru melakukan kegiatan pengenalan kata, guru harus memberi contoh terlebih dahulu tentang pengucapan kata-kata yang diperkenalkan itu. Langkah keempat guru mengecek kembali ingatan anak. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat apakah anak masih ingat dan mengenal kata-kata yang diperkenalkan tadi. - Strategi Pengenalan Kalimat
Kalimat adalah suatu satuan kumpulan kata terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Kelengkapan sebuah kalimat sekurang-kurangnya terdapat dua konsep yaitu adanya subjek dan predikat dan boleh dilengkapi dengan objek. Kalimat yang tidak lengkap terjadi apabila ide lebih luas dari pada bentuk. Untuk menentukan pola sempurna tidaknya sebuah kalimat ditentukan oleh unsur-unsur berikut: Subjek (S)-Predikat (P)-Objek (O).
- Strategi pengenalan bunyi vokal
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkup pengembangan bicara anak meliputi tiga hal yaitu strategi peniruan bunyi bahasa, strategi pengenalan kata, dan strategi pengenalan kalimat.