Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca suatu peristiwa dalam urutan dan kurun waktu tertentu (Keraf, 2007: 136). Atau lebih singkatnya lagi karangan narasi merupakan jenis karangan yang mengisahkan sebuah kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Karangan ini bisa berbentuk paragraf atau cerita nyata yang benar-benar terjadi atau hanya karangan fiktif seperti novel, roman dan cerpen. Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsure yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsure perbuatan dan tindakan. Narasi juga mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.
Ciri-ciri Karangan Narasi
Menurut Keraf (2007 : 136), ciri karangan narasi yaitu : (1) menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. (2) dirangkai dalam urutan waktu. (3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi? (4) ada konfliks. Selain itu ciri-ciri karangan narasi diungkap oleh Semi (2007 : 31) sebagai berikut.
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benarbenar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konfliks, karena tanpa konfliks biasanya narasi tidak menarik
- Memiliki nilai estetika
- Menekankan susunan secara kronologi
Sehubungan dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dalam menulis narasi yang dikemukakan Keraf dan Atar Semi memiliki persamaan yaitu narasi berisikan suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konflik. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
Jenis-Jenis Narasi
Berdasarkan tujuannya, narasi dapat dibedakan ke dalam dau jenis yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif (Keraf, 2007: 135). Narasi ekspositoris hanya bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca, agar pengetahuannya bertambah luas. Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja.
Narasi sugestif disusun dan disajikan sekian macam sehingga mampu menimbulkan daya khayal pembaca. Narasi sugestif berusaha untuk memberi suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada pembaca. Ia berusaha menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya. Perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif adalah sebagai berikut. Menurut keraf, (2007 : 138 : 139) perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dan harasi sugestif adalah:
Nilai Ekspositoris (non fiktif) | Narasi sugestif (fiktif) |
|
|