Pengertian Gaya Mengajar Guru
Penampilan guru dalam mengajar sangat penting karena guru ibarat model atau artis yang sedang tampil di depan, setiap penampilan, tingkah laku, suara ataupun cara berjalan sangat diperhatikan siswa, sehingga guru harus bisa menjaga penampilannya di depan siswanya, agar siswa merasa nyaman melihatnya, sehingga seorang guru hendaknya menggunakan gaya mengajar yang menarik untuk anak didiknya agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pengertian Gaya Mengajar Pemakaian istilah gaya mengajar (teaching style) sering diganti dengan istilah strategi mengajar (teaching strategy) yang pengertiannya dianggap sama. Sudjana (2000:147) menyatakan strategi mengajar “adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar”. Artinya usaha guru dalam menggunakan variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
“Gaya mengajar dapat diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif”. (Moedjiono, 2006:65). Menurut M. Saputra (2000: 21) “gaya mengajar merupakan interaksi yang dilakukan guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar materi yang disajikan dapat diserap oleh siswa”. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa, gaya mengajar merupakan keputusan berupa tindakan interaksi mengajar yang dianggap sesuai, bertujuan materi tersampaikan kepada siswa.
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa, gaya mengajar merupakan keputusan berupa tindakan interaksi mengajar yang dianggap sesuai, bertujuan materi tersampaikan kepada siswa.
Macam-macam Gaya Mengajar Guru
Gaya mengajar yang perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar sebaiknya bersifat variatif, inovatif, serta mudah diterima oleh siswa dalam penyampaian materi pelajaran. Gaya mengajar guru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran menjadi bebrapa macam yaitu:
- Gaya Mengajar Klasik
Guru dengan gaya mengajar klasik masih menerapkan konsepsi sebagai satu-satunya cara belajar dengan berbagai konskuensi yang diterimanya. Guru masih mendominasi kelas tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk aktif sehingga akan menghambat perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Gaya mengajar klasik tidak sepenuhnya disalahkan manakala kondisi kelas yang mengharuskan seorang guru berbuat demikian, yaitu kondisi kelas dimana siswanya mayoritas pasif. - Gaya mengajar teknologis
Gaya mengajar teknologis ini mengisyaratkan seorang guru untuk berpegang pada berbagai sumber media yang tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa dan selalu memberikan stimulan untuk mampu menjawab stimulan untuk mampu menjawab segala persoalan yang mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minat masing-masing sehingga memberi banyak manfaat kepada diri siswa. - Gaya mengajar personalisasi
Guru dengan gaya mengajar personalisasi akan selalu meningkatkan belajarnya dan juga senantiasa memandang siswa seperti dirinya sendiri. Guru tidak dapat memasakan siswa untuk sama dengan gurunya, karena siswa tersebut mempunyai minat, bakat, dan kecenderungan masing-masing. - Gaya mengajar interaksional
Guru dengan Gaya mengajar interaksional lebih mengedepankan dialogis dengan siswa sebagai bentuk interaksi dinamis. Guru dan siswa atau siswa dengan siswa saling ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi subyek pembelajaran dan tidak ada yang dianggap baik atau sebaliknya paling jelek. M. Saputra (2000: 21)
Guru juga harus mengetahui kecerdasan setiap siswa karena setiap siswa mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Horward Gardner, seorang psikolog dari Harvard University bahwa setiap manusia paling tidak memiliki delapan “pusat kecerdasan”, bahkan mungkin lebih. Konsep itulah yang disebut dengan “multiple intelegence.” Teori kecerdasan majemuk yang digagas oleh Gardner membawa angin segar bagi setiap anak dan orang tua sekarang anak tidak hanya terpaku pada satu kecerdasan.
Karakteristik Gaya Mengajar
Dalam mengajar seorang guru mempunyai penampilan yang berbeda-beda berikut ini penulis membagi karakteristik guru dalam mengajar menjadi dua:
- Karakteristik gaya mengajar guru yang positif
Karatristik gaya mengajar guru yang positif menurut Jamal Asmani, (2009:115-137) yaitu:- Menguasai materi pelajaran secara mendalam
- Mempunyai wawasan luas
- Komunikatif
- Dialogis
- Menggabungkan teori dan praktik, 6) Bertahap, 7) Mempunyai variasi pendekatan, 8) Tidak memalingkan materi pelajaran, 9) Tidak terlalau menekan dan memaksa, 10) Humoris, tapi serius”.
- Karakteristik gaya mengajar guru yang negative
Karatristik gaya mengajar guru yang negative menurut Rahman (Hamalik, 2002:5,6) yaitu:- Duduk diatas meja ketika mengajar
- Mengajar sambil merokok
- Mengajar sambil main HP
- Tidur sewaktu mengajar
- Menganggap diri paling pandai
- Mengajar secara monoton
- Sering bolos mengajar
- Tidak disiplin
- Berpakaian tidak rapi
- Membiarkan murid saling menyontek
- Suka memberi PR tanpa mengoreksi