Etika Komunikasi

Penulis: Tim Editor | Kategori: Umum | Tanggal Terbit: | Dilihat: 1661 kali

Pengertian Etika Komunikasi

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tata cara manusia bergaul dan saling menghormati yang dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler, dan lain-lain. Tata cara pergaulan, aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat, dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik, dinamakan etika. Dari segi etimologi, istilah etika berasal dari kata latin ethicus yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli etika itu adalah kebiasaan. Sesuatu dianggap etis atau baik, apabila sesuatu dengan kebiasaan masyarakat. Lambat laun pengertian etika itu berubah, seperti pengertian sekarang: Etika ialah suatu ilmu yang membahas masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat (Ethics, the study and philoshopy of human conduct, with empasis on the determination of right and wrong; one of the normative sciences). Istilah lain dari etika, biasanya digunakan kata: moral, susila, budi pekerti, akhlak (Arab = Akhlaq).2 Menurut Simongkir (1986), etika adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Dalam menelaah ukuran baik dan buruk, etika bisa digolongkan menjadi dua kategori, ialah etika deskriptif dan normatif:

Etika Deskriptif

Etika deskriptif merupakan usaha menilai tindakan atau perilaku berdasarkan pada ketentuan atau norma baik-buruk yang tumbuh pada kehidupan bersama, baik dalam keluarga maupun masyarakat. Kerangka etika ini pada hakikatnya menempatkan kebiasaan yang sudah ada di keluarga atau di masyarakat sebagai acuan etis. Apakah tindakan seseorang etis atau tidak tergantung kesesuainnya dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Jadi ukuran etisnya sederhana saja, kalau tidak bertentangan dengan kebiasaan, maka tindakan itu dikategorikan etis. Namun apabila berbeda dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang merupakan tindakan yang tidak etis.

Etika Normatif

Etika normatif etika yang menerapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menentukan manusia agar bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang telah disepakati dan berlaku di masyarakat. Dengan demikian, kiranya jelas bahwa etika merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu dalam pergaulan sesamanya manusia membutuhkan semacam aturan main yang akan menjaga kebersamaan hidup tersebut. Wujud dari pergaulan manusia dalam bentuk relasi dengan sesamanya adalah melalui komunikasi.

Etika komunikasi merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai pengertian tersendiri, yakni norma, nilai, atau ukuran tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi di masyarakat. Pada dasarnya komunikasi dapat berlangsung secara lisan maupun tertulis. Secara lisan dapat terjadi secara langsung (tatap muka), maupun dengan menggunakan media telepon. Secara tertulis misalnya dengan mempergunakan surat. Baik komunikasi langsung maupun tidak langsunng, norma etika perlu diperhatikan.

Pembahasan tentang etika komunikasi akan dititik beratkan kepada pengertian tentang etika itu sendiri. Secara etimologis kata etika diartika sebagai:

  1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral,
  2. kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak,
  3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Apabila diambil pengertian bagian kedua, maka etika komunikasi akan mengandung pengertian cara berkomunikasi yang sesuai dengan standar nilai akhlak. Pengertian seperti ini lebih mempuanyai nuansa islami. Sedangkan pada pengertian ketiga, maka etika komunikasi mengacu kepada pengertian bagaimana berkomunikasi yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat atau golongan tertentu.

Pengertian seperti itu tentu tidak saja diukur dari nilai keyakinan atau agama masyarakat itu sendiri, tetapi juga diukur dari nilai-nilai menurut kebiasaan (adat-istiadat) yang berlaku dalam golongan masyarakat tersebut. Untuk mengukur kualitas etika komunikasi yang baik, maka dapat dilihat dari sejauh mana kualitas teknis komunikasi itu sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang berlaku.

Etika komunikasi mencoba untuk mengolaborasi standar etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan. Setidaknya ada beberapa perspektif etika komunikasi yang bisa dilihat dalam perspektif yang bersangkutan.

  1. Persektif politik. Dalam perspektif ini, etika untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan sikap adil dan memilih atas dasar kebebasan, pengutamaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas perbedaan.
  2. Perspektif sifat manusia. Sifat manusia yang paling mendasar adalah kemampuan berfikir dan kemampuan mengeluarkan simbol. Ini berarti bahwa tindakan manusia yang benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yanag dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.
  3. Perspektif dialogis. Komunikasi adalah proses transaksi dialog dua arah. Sikap dialogal adalah sikap setiap partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keutamaan, keterbukaan, kejujuran, kerukunan, intnsitas, dan lain-lainnya.
  4. Perpsektif religius. Kitab suci atau habit religius dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika komunikasi. Pendekatan alkitabiah dalam agama membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia.

Mengapa dalam proses komunikasi memerlukan etika? Untuk menjawab pertanyaan itu ada berberapa alasan mengapa etika perlu dipelajari dalam berkomunikasi.

  1. Saat ini kita hidup dalam masyarakat yang terus berkembang. Perkembangan demikian akan membuat masyarakat semakin plural. Misalnya, suku, agama, antar golongan, tuntutan hidup, kejahatan yang kian meningkat dan sebagainya. Perkembangan teknologi komunikasi khusunya berdampak pada penumpukan sifat individu manusia. Padahal manusia kodratnya juga sebagai mahluk sosial. Maka etika akan mengerjakan atau mengarahkan perbuatan mana yang baik dan buruk, atau perbuatan yang boleh atau yang tidak menurut etika masyarakat umum.
  2. Masyarakat modern yang cenderung hidup dalam individualisme disertai kompetisi hidup yang semakin ketat ini menurut masing-masing orang untuk bertahan. Kepentingan individu untuk bertahan ditengan persaingan yang ketat inilah yang menjadi ancaman etika. Sebab etika adalah “nilai masyarakat”, sedangkan individualisme itu “nilai individu”. Dengan posisi demikian etika penting agar di masyarakat bisa tercipta harmoni dan manusia mengetahui tugas, hak, dan kewajubannya masing-masing.

Penerapan Etika Komunikasi

Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi antar pribadi atau antar individu. Untuk menjaga agar proses komunikasi tersebut berjalan baik, agar tujuan komunikasi dapat tercapai tanpa menimbulkan kerenggangan hubungan antar individu, maka diperlukan etika komunikasi. Cara paling mudah menerapkan etika komunikasi interpersonal ialah, pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, bahkan kita semuanya sebagai anggota masyarakat, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Nlai-nilai dan norma-norma sosial budaya setempat
  2. Segala aturan, ketentuan, tata tertib yang sudah disepakati
  3. Tata krama pergaulan yang baik
  4. Norma kesusilaan dan budi pekerti
  5. Norma sopan santun dalam segala tindakan

Dalam pergaulan dan kehidupan bermasyarakat, antara etika dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di mana pun orang berkomunikasi, selalu memerlukan pertimbangan etis, agar lawan bicara dapat menerima dengan baik.

Dasar-dasar Komunikasi

Agar etika komunikasi dapat diterapkan dengan baik maka harus mengetahui dasar-dasar etika itu sendiri, maka dapat dirumuskan dasar-dasar etika komunikasi dalam suasana komunikasi interpersonal yang sekaligus akan menjadi pedoman dalam penelitian ini:

  1. Sopan dan ramah kepada siapa saja
  2. Memberikan perhatian kepada orang lain /tidak mementingkan diri sendiri
  3. Menjaga perasaan orang lain /tidak memotong pembicaraan orang lain saat berbicara
  4. Ingin membantu orang lain
  5. Memiliki rasa toleransi kepada siapa saja
  6. Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam setiap situasi.

Kesalahan dalam Etika

Adapun kesalahan dalam etika antara lain:

  1. Bahasa yang tidak pas saat berkomunikasi, maka gunakan bahasa menyesuaikan dengan komunikan
  2. Tidak menghargai waktu orang lain
  3. Menampilkan yang tidak pas
  4. Tata cara bertelepon yang salah, jangan menelpon disaat orang beristirahat
  5. Kesalahan dalam menyapa
  6. Kurangnya keterampilan dalam mendengar
  7. Mempermalukan orang lain didepan umum

Bahasa merupakan faktor paling penting dalam berkomunikasi, Tanpa bahasa kita tidak dapat berkomunikasi. Dua jenis bahasa dalam berkomunikasi, yaitu bahasa verbal (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam berkomunikasi adalah untuk mengirimkan pesan. Standar etika ialah bahwa tindakan itu dikategorikan etis atau baik jika sesuai dengan norma dan nilai sosial budaya di masyarakat. Dengan demikian tindakan itu tidak diukur dari kepentingan subjektif individu, melainkan kesepakatan bersama masyarakat secara umum.

Thomas Nilsen mengatakan bahwa untuk mencapai komunikasi antarpersonal yang etis perlu dipupuk sikap-sikap berikut ini:

  1. Penghormatan terhadap seseorang sebagai person tanpa memandang umur, status, atau hubungan dengan pembicara.
  2. Penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain.
  3. Sikap suka memperolehkan, keobjektifan dan keterbukaan pikiran, yang mendorong kebebasan berekspresi.
  4. Penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai alternatif.
  5. Terlebih dahulu mendengarkan dengan hati-hati bersimpati sebelum menyatakan persetujuan atau ketidak setujuan.

Etika Melakukan Perkenalan

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari tentunya pasti akan bertemu dengan orang-orang baru disekelilingnya, ada beberapa cara etika dalam melakukan perkenalan:

  1. Menyebutkan nama dengan jelas
  2. Bersikap penuh percaya diri
  3. Jangan abaikan personal contact
  4. Pandangan mata selaraskan dengan tujuan komunikasi
  5. Tubuh sedikit ke depan agar terlihat formal
  6. Memberi senyuman kepada lawan bicara
  7. Yang lebih muda diperkenalkan pada yang lebih tua
  8. Umumnya pria diperkenalkan pada wanita (kecuali orang penting yang lebih dihormati atau lebih tua)
  9. Memberi sedikit informasi tentang orang yang diperkenalkan
  10. Hindari perkenalan di tempat ramai seperti jalan raya, pasar, dan lain-lain.

Etika dalam Percakapan

Dalam berkomunikasi sebaiknya membicarakan berbagai hal atau isue yang menarik antara kedua belah pihak dan jangan menanggung SARA, seperti: kebudayaan, adat istiadat, hobi, olahraga, sejarah, dan ha-hal yang aktual. Agar percakapan bisa menarik seorang komunikator sebaiknya menyenangkan lawan bicara ingin menyenangkan lawan bicara,mempunyai rasa humoris, mampu berbicara tentang banyak hal (berwawasan luas), mampu menyesuaikan diri dengan lawan bicara, 90% pandangan mata tertuju pada lawan bicara, memberikan ekspresi waja ayang ramah dan murah senyum, dan masih banyak lagi.

Prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam

Dalam kegiatan komunikasi Islam, komunikator haruslah berpedoman kepada prinsip komunikasi yang digunakan dalam Alquran dan Hadits. Diantara prinsip komunikasi yang digunakan dalam Alquran ialah:

  1. Qaulan sadidan
    Kata sadidan terdiri dari huruf Sin dan Dal yang menurut pakar bahasa Ibn Faris, menunjuk kepada makna meruntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya. ia juga berarti istoqomah atau konsistensi. Kata ini juga digunakan untuk menunjukan kepada sasaran. Jadi qaulan sadidan dapat diartikan Seseorang yang menyampaikan sesuatu/ucapan yang benar dan mengena tepat pada sasarannya. Karna prinsip komunikasi yang pertama menurut Alquran ialah benar. Sebagai mana Alquran menjelaskan dalam surah An-nisa ayat 63:

    Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (QS. An-nisa’:09).

  2. Qaulan baligha
    Prinsip qaulan baligha dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif. Baligha dapat diartikan “sampainya sesuatu kepada batas yang dibutuhkan”. Seseorang yang pandai menyusun kata sehingga mampu menyampaikan pesannya dengan baik lagi cukup dinamai balig. Muballig adalah orang yang menyampaikan suatu berita yang cukup kepada orang lain

    Artinya: Dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka (QS An-nisanisa’ ayat 63)
    Pakar-pakar sastra menekankan perlunya dipenuhi beberapa kriteria sehingga pesan yang disampaikan dapat disebut balighan, yaitu:
    1. Tertampungnya seluruh pesan dalam kalimat yang disampaikan
    2. Kalimatnya-tidak bertele-tele tetapi tidak pula singkat sehingga mengaburkan pesan. artinya, kalimat tersebut cukup, tidak lebih atau kurang.
    3. Kosakata yang merangkai kalimat tidak asing bagi pendengar
    4. Kesesuaian dengan tata bahasa.

  3. Qaulan ma’rufan
    Ma’rufa artinya kebaikan dunia maupun akhirat. Sementara Qawlan ma’rufa difahami sebagai ungkapan yang pantas. Kata ma’rufa berbentuk isim maf’ul yang berasal dari madhinya, ’arafa. Salah satu pengertian mar’ufa secara etimologis adalah al-khair atau al-ihsan, yang berarti yang baik baik. Jadi qawlan ma’rufa mengandung pengertian perkataan atau ungkapan yang baik dan pantas. Dalam Q.S. al-Baqarah: 263 yang Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun (Q.S Al-baqarah: 263). Dalam ayat ini Allah memperingatkan bahwa perkataan yang baik dan pantas dan pemberian maaf lebih baik daripada pemberian sedekah yang diiringi dengan perkataan yang menyakitkan hati penerima.21 Qaulan ma’rufa juga dijelaskan pada surat An-nisa ayat 5:

  4. Qaulan karima
    Kata qaulan karima dalam Alquran di jelaskan pada surat Al-Isra ayat 23: 

    Artinya: Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al-isra ayat 23).

    Waqul lahuma qaulan kariima dapat ditafsirkan sebagai perkataan dengan lemah lembut, baik, penuh sopan santun, disertai pemuliaan dan penghormatan.

  5. Qaulan layyina
    Kata layyina dalam Alquran dijelaskan dalam surah Al-Isra ayat 44:

    Artinya: Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut (QS. Thaha : 44).
    surat Al-Isra ayat 44 ini Allah memerintahkan agar berbicara dengan lemah lembut, menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah.

  6. Qaulan Maysuro
    Salah satu prinsip komunikasi dalam Islam adalah setiap berkomunikasi harus bertujuan mendekatkan manusia dengan tuhannya dan hamba-hambanya yang lain. Seperti dikatakan surah Al-Isra ayat 28:

    Artinya: Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas (QS Al-Isra: 28).
    Maksudnya, apabila belum dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26 yang artinya “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
    kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros” maka katakanlah kepada mereka perkataan yang baik.