Pengertian
Dalam teori kognitif sosial, faktor-faktor internal atau personal salah satu yang terpenting adalah keyakinan diri atau efikasi diri saling mempengaruhi dan dipengaruhi hingga peserta didik melanjutkan ke jenjang pendidikan yang selanjutnya sesuai dengan pilihannya dan harapannya sukses dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus. Jess Greogory (2011: 212) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya. Menurut Jeanne Ellis Ormrod (2008: 20) Efikasi Diri adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
Efikasi Diri adalah keyakinan seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Sedangkan Menurut Mujiadi (2003: 86) Efikasi Diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi Diri dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Efikasi Diri juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan. Dari semua pemikiran yang mempengaruhi fungsi manusia, dan merupakan bagian penting dari teori kognitif sosial adalah efikasi diri (self efficacy). Efikasi diri adalah “penilaian diri terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan”. Efikasi diri memberikan dasar bagi motivasi manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi (Dede Rahmat Hidayat, 2011:156)
Efikasi Diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi Diri dapat menjadi penentu keberhasilan performansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self-Efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional, dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86). Efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi yang akan dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan hasil yang diharapkan. Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai keberhasilan (Dede Rahmat Hidayat, 2011:156). Reivich & Shatte yang dikutip Rachel Jackson (2004:3) Efikasi Diri adalah hasil dari pemecahan masalah yang berhasil. Efikasi Diri mempresentasikan sebuah kenyakinan bahwa kita mampu memecahkan masalah yang kita alami dan mencapai kesuksesan.
Efikasi Diri adalah perasaan kita bahwa kita efektif dalam dunia.Telah dihabiskan banyak waktu untuk mendiskusikan tentang Efikasi Diri, karena melihat betapa pentingnya hal tersebut dalam dunia nyata.Dalam pekerjaan, orang yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan mereka untuk memecahkan masalah, muncul sebagai pemimpin, sementara yang tidak percaya terhadap kemampuan diri mereka menemukan diri mereka “hilang dalam orang banyak”.Mereka secara tidak sengaja memperlihatkan keraguan mereka, dan teman mereka mendengar, dan belajar untuk mencari nasehat dari yang lainnya. Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga tugas tersebut menghasilkan dampak yang diharapkan. Efikasi diri yang merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.
Sumber Efikasi diri
Self-Efficacy dapat diperoleh, dipelajari dan dikembangkan dari empat sumber informasi.Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi.Hal ini mengacu pada konsep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan perasaan atas Self -Efficacy. Adapun sumber-sumber tersebut
Pertama, Enactive attainment and performance accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi), yaitu sumber ekspektasi Self-Efficacy yang penting, karena berdasar pengalaman individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan keyakinan dan penilaian terhadap efikasi dirinya. Pengalaman keberhasilan individu ini meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan.
Kedua, Vicarious experience (pengalaman orang lain), yaitu mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu. Melalui model ini efikasi diri individu dapat meningkat, terutama jika ia merasa memiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya efikasi diri individu ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan efikasi diri ini akan menjadi efektif jika subyek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak kesamaan karakteristik antara individu dengan model, kesamaan tingkat kesulitan tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai oleh model.
Ketiga, Verbal persuasion (persuasi verbal), yaitu individu mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan.Akan tetapi efikasi diri yang tumbuh dengan metode ini biasanya tidak bertahan lama, apalagi kemudian individu mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.
Empat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya efikasi diri satu individu.Dengan kata lain efikasi diri dapat diupayakan untuk meningkat dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.
Komponen Efikasi Diri
Perbedaan efikasi diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength dan generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya.
Kedua, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.
Ketiga, Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi. Jadi perbedaan efikasi diri (Self-Efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen yang dijadikan indikator, yaitu:
- magnitude, (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, yang meliputi Pengharapan efikasi pada tingkat kesulitan tugas, analisis pilihan perilaku yang akan dicoba (merasa mampu melakukan) dan Menghindari situasi dan perilaku di luar batas kemampuan
- Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya, meliputi Pengharapan yang lemah, pengalaman yang tidak menguntungkan dan Pengharapan yang mantap bertahan dalam usahanya.
- generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya meliputi : Pengharapan hanya pada bidang tingkah laku yang khusus dan Pengharapan yang menyebar pada berbagai bidang perilaku.