Pengertian Disiplin
Dalam bahasa latinnya tertulis discipline yang menunjuk kepada kegiatan belajar dan mengajar yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Dalam kegiatan bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemimpin. Menurut MacMillan Dictionary bahwa disiplin adalah tertib taat atau mengendalikan tingkah laku penguasaan diri kendali diri latihan membentuk meluruskan atau menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental atau karakter moral. Hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki kumpulan system peraturan bagi tingkah laku. Bohar Soeharto menyebutkan tiga hal mengenai disiplin yakni disiplin sebagai latihan disiplin sebagai hukuman dan disiplin sebagai alat pendidikan
- Disiplin sebagai latihan untuk menuruti kemauan seseorang jika dikatakan “melatih untuk menurut” berarti jika seseorang memberi perintah, orang lain akan menuruti perintah itu.
- Disiplin sebagai hukuman. Bila seseorang berbuat salah harus dihukum. Hukuman itu sebagai upaya mengeluarkan yang jelak dari dalam diri orang itu sehingga menjadi baik.
- Disiplin sebagai alat untuk mendidik
Menurut Prijodarminto disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Maman Rachman memberikan pengertian disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Mulyasa (2002:108) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang tergabung dalama suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.
Seorang anak memiliki potensi untuk berkembang melalui interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan realisasi dirinya. Dalam interaksi tersebut anak belajar tentang nilai-nilai sesuatu. Proses belajar dengan lingkungan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai tertentu telah membawa pengaruh dan perubahan perilakunya. Perilaku ini berubah tertuju pada pada arah yang sudah ditentukan oleh nilai-nilai yang dipelajari. Jadi fungsi belajar adalah memengaruhi dan mengubah perilaku seorang anak, semua perilaku merupakan hasil sebuah proses belajar.
Menurut Maman Rachman pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut:
- Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang
- Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan
- Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya
- Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan lainnya
- Menjauhkan siswa dalam melakukan hal-hal yang dilarang sekolah
- Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar
- Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya
- Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Lingkungan sekolah yang teratur tertib, tenang tersebut memberi gambaran lingkungan siswa yang giat gigih, serius penuh perhatian, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam kegiatan pembelajarannya. Lingkungan disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berpotensi dengan kepribadian unggul
Jenis-jenis Disiplin
- Disiplin Otoritarian
Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman kerap kali dipakai untuk memaksa, menekan mendorong seseorang mematuhi dan mentaati peraturan. Orang hanya berfikir kalau harus dan wajib mematuhi peraturan yang berlaku. Kepatuhan dan ketaatan diangggap baik dan perlu bagi diri, institusi atau keluarga. Apabila disiplin dialnggar, wibawa dan otoritas institusi atau keluarga menjadi terganggu. Karena itu setiap pelanggaran perlu diberi sanksi ada sesuatu yang harus ditanggung sebagai akibat pelanggarannya. - Disiplin Permisif
Dalam sisiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menuruti keinginannya kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil. Seseorang yang berbuat sesuatu dan ternyata membawa akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku, tidak diberi sanksi atau hukuman. Dampak teknik permisif ini berupa kebingunan dan kebimbangan. Penyebab karena tidak tahu mana yang tidak dilarang dan mana yang dilarang bahkan menjadi takut, cemas dan dapat juga menjadi agresif serta liar tanpa kendali. - Disiplin Demokratis
Teknik disiplin demokratis berusaha mengembangkan disiplin yang muncul atas kesadaran diri sehingga siswa memiliki disiplin dari yang kuat dan mantap. Oleh karena itu bagi yang berhasil mematuhi dan mentaati disiplin kepadanya diberi pujian dan penghargaan.
Dalam disiplin demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh dan taat karena didasari kesadaran dirinya. Mengikuti peraturan – peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan karena kesadaran bahwa hal itu tidak baik dan ada manfaat.
Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisplin yang akan mengantarkan seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Beberapa fungsi disiplin antara lain sebagai berikut:
- Menata Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki cirri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda selain sebagai satu individu juga sebagai makhluk social, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar. - Membangun Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari-hari. Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh factor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Jadi lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apabila seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. - Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. - Pemaksaan
Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Menurut Soegeng Prijodarminto (dalam Tulus Tu`u 2004:41) mengatakan : disiplin yang terwujud karena adanya paksaan atau tekanan dari luar akan cepat pudar kembali bilamana factor-faktor luar tersebut lenyap.
5. Hukuman
Menurut Irene Marx (Dalam Tulus Tu`u, 2004:42) mengatakan hukuman memang mengandung empat fungsi yakni:
- Sebagai pembalasan atas perbuatan salah yang telah dilakukan
- Sebagai pencegahan dan adanya rasa takut orang melakukan pelanggaran. Sebagai koreksi terhadap perbuatan yang salah.
- Sebagai pendidikan yakni menyadarkan orang untuk meninggalkan perbuatan tidak baik lalu mulai melakukan yang baik.
Penanggulangan Disiplin
Disiplin individu menjadi prasyarat terbentuknya kepribadian yang unggul dan sukses. Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Dengan penanggulangan disiplin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
- Adanya tata tertib dalam mendisplinkan siswa, tata tertib sangat bermanfaat untuk membiasakannya dengan standar perilaku yang sama akan diterima oleh individu lain di ruang lingkupnya
- Konsisten dan konsekuen. Masalah umum yang muncul dalam disiplin adalah tidak konsistennya penerapan disiplin ada perbedaan antara tata tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam sanksi atau hukuman ada perbedaan antara pelanggar satu dengan yang lain. Menurut Soegeng (dalam Tulus Tu`u 2004:56) mengatakan : dalam menegakkan disiplin bukanlah ancaman atau kekerasan yang diutamakan, yang diperlukan adalah ketegasan dan keteguhan di dalam melaksanakan peraturan. Hal itu merupakan modal utama dan syarat mutlak untuk mewujudkan disiplin.
- Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak baik dan tidak diinginkan. Tujuan hukuman menurut Hadi Subrata (Dalam Tulus Tu`u 2004:56) untuk mendidik dan menyadarkan siswa bahwa perbuatan yang salah mempunyai akibat yang tidak menyenangkan. Hukuman diperlukan juga untuk mengendalikan perilaku disiplin. Tetapi hukuman bukan satu-satunya cara untuk mendisplinkan anak atau siswa
- Kemitraan dengan orangtua pembentukan individu berdisplin dan penanggulangan masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah tetapi juga tergantung orangtua atau keluarga. Keluarga atau orangtua merupakan pendidik pertama dan utama yang sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan dan pengembangan perilaku siswa. Karena itu, sekolah sangat perlu bekerja sama dengan orangtua dalam pengulangan masalah disiplin.
Partisipasi orangtua yang dapat diberikan dalam membantu sekolah menurut Maman Rachman (Dalam Tulus Tu`u 2004:57) dapat dirangkum antara lain memotivasi siswa belajar dengan baik, rajin belajar, ikut membantu tegaknya disiplin sekolah ikut mendorong putra putrinya memenuhi tata tertib sekolah, membantu tegaknya wibawa kepala sekolah dan guru-guru, membantu memelihara nama baik sekolah, mendorong putra putrinya memelihara K-5 sekolah (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan).
Indikator-indikator Kedisiplinan
Untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa diperlukan indikator-indikator mengenai disiplin belajar. Menurut A.S Moenir (2010:96) indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan, yaitu:
- Disiplin Waktu, meliputi :
- Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumah dandi sekolah tepat waktu
- Tidak meninggalkan kelas/membolos saat pelajaran
- Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
- Disiplin Perbuatan, meliputi :
- Patuh dan tidak menentang peraturan yang berlaku
- Tidak malas belajar
- Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya
- Tidak suka berbohong
- Tingkah laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar.
Dapat disimpulkan indikator disiplin belajar ada empat macam,
- Ketaatan terhadap tata tertib sekolah
- Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah
- Ketaaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran
- Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah
Menurut Hasibuan (2005:194-198) Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan, di antaranya :
- Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan. Hal ini berarti bahwa pelajaran yang dibebankan kepada anggota tim harus sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan agar pelajaran dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam pelajaran. - Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karena pimpinanan dijadikan teladan dan panutan. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik. - Balas Jasa
Balas jasa, kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan terhadap kelompok. Jika kecintaan semakin tinggi terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik. - Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisplinan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. - Waskat (pengawasan melekat)
Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi belajar. - Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan. Berat atau ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan. - Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan, pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk memberikan sanksi sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan. - Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu kelompok.
Prinsip-prinsip Pendisiplinan
Prinsip-prinsip pendisiplinan yang dikemukakan Ranupandojo dalam Asmiarsih (2006:59) adalah :
- Pendisiplinan dilakukan secara pribadi
Pendisiplinan seharusnya dilakukan dengan memberikan teguran kepada siswa. Teguran jangan dilakukan di hadapan orang banyak. Karena dapat menyebabkan siswa yang ditegur akan merasa malu dan tidak menutup kemungkinan menimbulkan rasa dendam yang dapat merugikan organisasi. - Pendisiplinan harus bersifat membangun.
Selain memberikan teguran dan menunjukkan kesalahan yang dilakukan siswa, harus disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya berbuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. - Pendisiplinan harus dilakukan sacara langsung dengan segera.
Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa siswa telah melakukan kesalahan. Jangan membiarkan masalah menjadi kadaluarsa sehingga terlupakan oleh siswa yang bersangkutan - Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.
Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih. Siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapat tindakan pendisiplinan secara adil tanpa membeda-bedakan. - Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu siswa absen
Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan siswa yang bersangkutan secara pribadi agar ia tahu telah melakukan kesalahan. Karena akan percuma pendisiplinan yang dilakukan tanpa adanya pihak yang bersangkutan. - Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali.
Berdasarkan pendapat diatas sikap wajar hendaknya dilakukan pimpinan terhadap pemain yang telah melakukan kesalahan tersebut. Dengan demikian, proses pelajaran dapat lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap.