Diperbarui tanggal 29/Nov/2021

Wirausaha

kategori Umum / tanggal diterbitkan 29 November 2021 / dikunjungi: 2.05rb kali

Pengertian

Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira dapat berarti mulia, luhur, unggul, serta usaha berarti kemampuan melakukan usaha atas kekuatan sendiri. Jadi, wirausaha berarti manusia unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Wirausaha memiliki arti menjalankan usaha. Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber data yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan. Menurut Suryana (2010: 6) wirausaha adalah orang yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (Opportunity) dan perbaikan (Preparation) hidup. Sedangkan menurut Buchari Alma (2011: 24)Wirausaha adalah sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, fsikologi dan sosial yang menyertainya serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan.

Menurut Bygrave wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu. Sedangkan Meredith (dalam suryana, 2003:12) menyatakan wirausaha juga dapat di artikan sebagai suatu kemampuan untuk melihat dan menilai peluang-puluan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut. Adapun menurut Tropman dan Morningstar (dalam Nirbito, 2000:52) mengemukakan bahwa wirausaha adalah kombinasi dari pemikir dan pelaksana yang melihat peluang untuk produk dan jasa baru, suatu pendekan baru, suatu kebijakan baru, atau cara baru untuk memecahkan masalah-masalah sekaligus berbuat sesuatu dengan apa yang dilihatnya sehingga memberikan suatu hasil keuntungan.

Menurut wirausaha menunjuk pada kepribadian tertentu, yakni pribadi yang mampu berdiri di atas kekuatan sendiri. Sementara itu, Prawirokusumo (2010:5) mendefinisikan wirausaha adalah orang yang melakukan kegiatan dalam proses mendapatkan laba dan nilai tambah, melalui inkubiasi gagasan, meramu sumberdaya yaang membuatnya membuatnya gagasan terwujud dengan cara inovatif dan kreatif. Dari pengertian yang dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wirausaha merupakan seseorang yang memiliki sikap atau kepribadian yang unggul dan mempunyai kemampuan untuk menganalisis keadaan yang diikut dengan keberanian untuk mengambil keputusan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan mengoptimalkan kemampuan sendiri.

Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha muncul karena adanya pengetahuan dan informasi mengenai kewirausahaan yang kemudian dilanjutkan untuk berpartisipasi secara langsung dalam rangka mencari pengalaman dan akhirnya timbul keinginan untuk memperhatikan pengalaman yang telah didapatkan tersebut. Serta mempunyai perasaan senang dan mempunyai keinginan untuk terlibat dalam kegiatan pengambilan resiko, untuk menjalankan bisnis atau usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada, dan menciptakan bisnis baru dengan pendekatan inovatif. Minat berwirausaha tidak dimiliki dengan begitu saja, melainkan dapat dipupuk dan dikembangkan.

Minat berwirausaha adalah keinginan dan kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup, memecahkan permasalahan hidup serta memajukan usaha atau mencipytakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Adpun Nurwakhid (1996:23) memberikan pendapatnya tentang minat berwirausaha sebagai kemapuan seseorang untuk memberanikan dari dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada padadiri sendiri. Menurut pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kretif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.

Santoso (2003:19) menyatakan bahwa minat berwirausaha adalah gejala spikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang, karena membawa manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Menurut pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, keterterikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau kemauan keras untuk berusa memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merasa takut dan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangsn, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilanuntuk memenuhi kebutuhan.

Dari teori di atas, minat berwirausaha adalah keinginan yang dirasakan seseorang mahasiswa untuk menaruh perhatian pada kegiatan wirausaha yang di akibatkan oleh pengalaman yang afektif yang dipengaruhi pengetahuan atau oleh hadirnya seseorang atau lebih dan juga bisa di akibatkan dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas lain. Mahasiswa yang telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan akan mendapatkan pengalaman dan ilmu tentang kewirausahaan sehingga dalam dirinya akan tumbuh perasaan atertarik untuk melakukan kegiatan wirausaha.

Faktor – faktor dan aspek yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Meurut Hendro dan Chandra (2006-106), ada beberapa aspek yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memelih jalur wirausaha sebagai jalan hidupnya, yaitu :

  1. Individual/personal faktor
    Merupakan pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan ataupun keluarga. Contohnya:
    1. Pengaruh masa kanak-kanak
    2. Perkembangan saat dewasa
    3. Perspektif atau cita-citanya
  2. Suasana kerja
    Lingkungan pekerjaan yang nyaman tidak akan menstimulasi orang atau pikirannya untuk berkeinginan menjadi pengusaha. Namun, bila lingkungan kerja tidak nyaman, maka hal itu akan mempercepat seseorang memilih kariernya untuk menjadi seseorang pengusaha.
  3. Tingkat pendidikan
    Semakin tinggi tingkat pendididkan seseorang, maka hal itu juga semakin tidak begitu berpengaru terhadap keinginan dirinya untuk memilih pengusaha sebagai jalan hidupnya. Rata-rata justru tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi ynag menstimulasi seseorang untuk memilih kariernya menjadi seorang pengusaha.
  4. Personality (kepribadian)
    Ada banyak tipe kepribadian, seperti controller, advocator, analitic dan fasilitator. Dari tipe-tipe iti yang cenderung mempunyai hasrat tinggi untuk memilih karier menjadi pengusaha adalah controllerdanadvocator, tetapi itu bukan sesuatu yang mutlak, karena semua bisa aslkan ada kemauan.
  5. prestasi pendidikan
    rata-rata orang yang mempunyai perstasi yang tidak tinggi jusrtu mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk menjadi seseorang pengusaha. Hal ini didorong oleh suatu keadaan yang memaksa dia berfikir bahwa menjadi pengusaha adalah salah satu pilihan terakhir untuk sukses, sedangkan untuk berkarir di dunia pekerjaan dirasakan sangat berat, mengingat persaingan yang sangat ketat dan masih banyak lulusan yang berpotensi yang belum mendapatkan pekerjaan.
  6. Dorongan keluarga
    Keluarga sngat berperan penting dalam menumbuhkan serta mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan untuk berkarier sebagai entrepreneur, karena orang tua berfungsi sebagai konsultanpribadi, coach dan mentornya.
  7. Lingkungan dan pergaulan
    Orang bilang bahwa untuk sukses, seseorang harus bergaul dengan orang sukses agar tertular. Memang begitu adnya, karena bila anda bergaul dengan orang-orang yang malas, maka anda lama-kelamaan akan menjadi malas. Begitu juga sebaliknya.
  8. Ingin lebih dihargai atau “Self Esteem”
    Posisi tertentu yang dicapai oleh seseorang akan mempengaruhi arah kariernya. Sesuai dengan teori Maslow, setelah seseorang terpenuhi keinginan sandan, pangan, dan pangannya maka kebutuhan yang ingin diraih berikutnya adalah “Self Esteem”, yaitu ingin lebih dihargai.
  9. keterpaksaan dalam keadaan
    kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pensiun, dan menganggur atau belum bekerja, akan dapat membuat seseorang memilih jalan hidupnya menjadi entrepeneur, karena memang sudah tidak ada pilihan lagi untuknya

Clelland menggolongkan dua aspek yang mempengaruhi minat untuk menjadi wirausaha yakni sebagai berikut:

  1. Faktor-faktor dari dalam diri individu (intern), meliputi:
    1. Motivasi
      Keberhasilan kerja menumbuhkan motif-motif untuk mendorong atau memberi semangat dalam pekerjaan. Motif itu meliputi mitif untuk kreatif dan inovatif yang merupakan motivasi yang mendorong individu mengeluarkan pemikiran yang spontan dalam menghadapi suatu perubahan dengan memberi alternatif yang berbeda dari orang lain. Motif yang lain yaitu motif untuk bekerja yang ada pada individu agar mempunyai semangat atau minat dalam memenuhi kebutuhan serta menjalankan tugas dalam pekerjaan.
    2. pengalaman atau pengetahuan
      kebutuhan akan pengalaman merupakan pengetahuan yang harus dicari sebanyak mungkin. Pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang dikuasai atau diketahui sabagai akibat dari perbuatan yang dilakukun sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Entrepreneuryang berpengalaman mengelola usaha sebelumnya dapat melihat banyak jalan membuka usaha baru.
    3. Kepribadian
      Kepribadian rapuh merupakan sesuatu yang negatif pengaruhnya terhadap pekerjaan. Pribadi yang berhasil yaitu apabila seseorang dapat berhubungansecara baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingungannya secara wajar dan efektif.
  2. Faktor-faktor dari luar dirinya (ekstern), meliputi:
    1. Lingkungan keluarga
      Keadaan keluarga dapat mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang dalam suatu usaha. Ketegangan dalam kehidupan keluarga akan menurunkan gairah kerja dan pekerjaan terganggu. Lingkungan keluarga yang harmonis dalam berinteraksi akan menunjang kesuksesan seja mengarahkan tenaga kerjanya lebih efisien.
    2. Lingkungan tempat bekerja
      Linkungan tempat dimana seseorangnmenjalani usahanya mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam menjalankan usaha. Lingkkungan ini dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu:
      1. situasi kerja secara fisik
        situasi kerja dinilai sebagai sarana atau lingkungan tempat untuk memulai usaha. Seorang entrepreneur dapat mencipkan pekerjaannya dalam situasi apapun melalui bakat atau keterampilan yang dimiliki. Namun yang utama dimiliki bagi seorang wirausaha adalah dapat mencari peluang atau mengmbil inisiatif agar usahanya bisa lebih maju.
      2. hubungan dengan mitra kerja
        hubungan dengan teman sejawat atau teman kerja merupakan mitra yang dapat dijadikan pertimbangan untuk mewujudkan mimpi-mimpi. Selain itu dapat bekerja sama dalam mendukung atau memotivasi untuk dapat menyelesaikan konflik dengan baik merupakan sesuatu yang mendasar dalam pekerjaan.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek yang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur terbagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Keduanya keterkaitannya dengan penelitian ini adalah, faktor eksternal mirausaha adalah pendidikan ( pengetahuan).

Indikator Minat Berwirausaha

Intensitas minat seseorang terhadap suatu objek atau kegiatan dapat disimpulkan dari kecendrungan tingkah laku orang tersebut yang ditujukan kepada objek atau kegitan tertentu. Selanjutnya segala aktivitas manusia akan berhasil apabila sesuai dengan kebutuhan atau minatnya serta akan dirasakan manfaatnya setelah melaksanakan aktifitas tarsebut. Menurut sukarni (dalam Suryaman, 1995:11) dikatakan bahwa indikator-indikator minat dapat diambil dengan menganalisaa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh objek yang disenangi. Adapun indikator-indikator minat berwirausaha tersebut dikemukakan Suryaman (1995:11) sebagai berikut.

  1. Frekuensi mengikuti kegiatan wirausaha akan mempengaruhi seseorang untuk menyukai objek yang dilakukannya.
  2. Keinginan untuk melakukan atau memiliki sesuatu Seseorang yang berminat dapat dilihat dari perkataan dan memiliki hal-hal yang disukainya. Selain ingin mengetahui, maka orang tersebut juga ingin memiliki hal yang berkaitan dengan wirausaha.
  3. Objek-objek tau kegiatan yang disenangi. Untuk mengetahui hal yang diminat seseorang dapat dilihat dari objek-objek atau kegiatan yang diminati berkaitan dengan berwirausaha.
  4. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi
    Seseorang yang berminat terhadap suatu hal , maka orang tersbut akan melakukan kegiatan untuk mencapai hal yang diminatinya dengan mencari bahan yang belum diketahui tentang berwwirausaha.
  5. Usaha yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan atau rassa senang terhadap sesuatu.
    Berbagai usaha akan dilakukan seseorang yang berminat padaa suatu hal termaksud seseorang yang berminat berwirausaha. Walaupun orang tersebut harus berkorban untuk mendapatkan hal yang diminatinya tersebut.

Menurut Scarborough dan Zimmerer terdapat delapan karakteristik kewirausahaan yang dapat dijadikan indikator dalam penelitian ini yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

  1. Rasa tanggung jawab (desire for responbility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
  2. Memiliki risiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
  3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to success), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.
  4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya unsur timbal balik dengan segera, ingin cepat berhasil.
  5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
  6. Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
  7. Memiliki kemampuan berorganisasi (skill at organization), yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
  8. Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.

Sukartini (1996:65) mengemukakan, bahwa mengukur minat dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:

  1. Keinginan utuk mengetahui atau memiliki sesuatu,
  2. Objek-objek atau kegiatan-kegiatan yang disenangi,
  3. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang dissenangi,
  4. Usaha-usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu.

Menurut Syamsuddin indikator minat antara lain adalah:

  1. Durasi kegiatan,
  2. frekuensi kegiatan, (berapa sering kegitan dilakukan dalam periodee tertentu),
  3. prestitensi (ketepatan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan),
  4. ketabahan dan kemampuan menghadapi rintangan,
  5. devosi (pengabdian), pengorbanan (uang, tenaga, fikiran bahkan jiwa dan raga),
  6. tingkat asfirasi (maksud, cita-cita, sasaran, rencana, target dan idola),
  7. tingkat kualifikasi dan prestasi,
  8. arah serta sikap terhadap sasaran kegiatan.

Dalam pengukuran minat yang perlu dicatat bahwa minat merupakan pengalaman subyektif, sehingga tidak mudah mengukur minat. Berdasarkan uaraian diatas penelitian menyimpulkan bahwa indikator minat berwirausaha diukur deengan cara sebagai berikut:

  1. frekuensi meliputi mengikuti kegiatan tentang wirausaha, menyukai objek tentang wirausaha.
  2. Kesukaan pada kegiatan wirausaha meliputi : Kesenangan siswa terhadap kegiatan kewirausahaan, Simpatik siswa untuk berwirausaha.
  3. Kemauan siswa untuk berwirausaha meliputi :Keinginan siswa untuk berwirausaha, Dorongan siswa untuk berwirausaha, Hasrat siswa untuk berwirausaha.
  4. melakukan atau memiliki sesuatu yang meliputi: melakukan atau memiliki sesuatu tentang wirausaha, mandiri/tidaak tergantung pada orang lain.
  5. usaha yang dilakukan meliputi: merealisasikan berwirausaha, berorientasi pada masa depan.