Diperbarui tanggal 26/02/2023

Variabel Penelitian

kategori Metodologi Penelitian / tanggal diterbitkan 26 Februari 2023 / dikunjungi: 3.52rb kali

Pengertian Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah karakteristik, konsep atau faktor yang diamati atau diukur dalam sebuah penelitian. Variabel penelitian dapat terdiri dari satu atau lebih atribut, dan biasanya terkait dengan tujuan atau hipotesis penelitian. Variabel penelitian menurut beberapa ahli sebagai berikut:

  1. Menurut Sugiyono (2016), variabel independen adalah variabel yang dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel independen ini dapat berupa variabel bebas yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya, atau dapat pula berupa variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian, variabel independen harus diatur atau dimanipulasi sedemikian rupa agar dapat menguji hipotesis penelitian secara obyektif dan akurat. Variabel independen harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik, sehingga dapat diukur atau diamati dengan tepat. Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, variabel independen adalah jenis pupuk yang diberikan pada tanaman. Peneliti mengatur jenis pupuk yang berbeda-beda sebagai variabel independen, dan kemudian melihat hasilnya pada variabel dependen (yaitu pertumbuhan tanaman).
  2. Menurut Sekaran dan Bougie (2016), variabel independen adalah variabel yang diatur atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka menguji pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel independen dapat berupa variabel kualitatif atau kuantitatif. Variabel kualitatif dapat berupa kategori atau jenis, sedangkan variabel kuantitatif dapat berupa angka atau ukuran. Dalam penelitian, variabel independen harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menguji hipotesis penelitian secara obyektif dan akurat. Variabel independen juga harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik, sehingga dapat diukur atau diamati dengan tepat. Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, variabel independen dapat berupa jenis pupuk (variabel kualitatif) atau dosis pupuk (variabel kuantitatif). Peneliti dapat mengatur jenis pupuk atau dosis pupuk yang berbeda-beda sebagai variabel independen, dan kemudian melihat hasilnya pada variabel dependen (yaitu pertumbuhan tanaman).
  3. Creswell (2014) menjelaskan variabel penelitian sebagai segala sesuatu yang dapat berubah atau bervariasi dalam sebuah penelitian, baik itu karakteristik individu, kelompok, atau lingkungan.
  4. Cooper dan Schindler (2014) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang diamati atau diukur dalam sebuah penelitian, yang dapat mempengaruhi atau dihasilkan oleh hasil penelitian.
  5. Kerlinger dan Lee (2009) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah karakteristik atau konsep yang diukur atau diobservasi dan dapat berubah dalam penelitian.
  6. Arikunto (2010) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau diamati dalam suatu penelitian.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah karakteristik, konsep, atau faktor yang diamati atau diukur dalam sebuah penelitian, dan terkait dengan tujuan atau hipotesis penelitian. Variabel penelitian dapat dibagi menjadi variabel independen, variabel dependen, dan variabel kontrol, dan dapat mempengaruhi atau dihasilkan oleh hasil penelitian.

Jenis-Jenis Variabel Penelitian

1. Variabel Independen/Bebas

Variabel Independen atau variabel bebas adalah variabel dalam penelitian yang diubah atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka menguji pengaruhnya pada variabel dependen. Variabel independen juga dikenal dengan istilah variabel prediktor, karena variabel ini digunakan untuk memprediksi nilai atau perubahan pada variabel dependen. Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, variabel independen adalah jenis pupuk atau dosis pupuk yang diberikan. Peneliti memanipulasi variabel ini dengan memberikan jenis pupuk atau dosis yang berbeda-beda pada kelompok tanaman yang berbeda, dan kemudian melihat dampaknya terhadap pertumbuhan tanaman sebagai variabel dependen.

Berikut adalah beberapa definisi variabel independen menurut beberapa ahli:

  1. Sugiyono (2016) menyatakan bahwa variabel independen yaitu variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau adanya perubahan variabel dependen, dan di sebut juga sebagai variael yang mempengaruhi.. ariabel independen adalah variabel yang dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka mengetahui pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel independen ini dapat berupa variabel bebas yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya, atau dapat pula berupa variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian, variabel independen harus diatur atau dimanipulasi sedemikian rupa agar dapat menguji hipotesis penelitian secara obyektif dan akurat. Variabel independen harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik, sehingga dapat diukur atau diamati dengan tepat. Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, variabel independen adalah jenis pupuk yang diberikan pada tanaman. Peneliti mengatur jenis pupuk yang berbeda-beda sebagai variabel independen, dan kemudian melihat hasilnya pada variabel dependen (yaitu pertumbuhan tanaman).
  2. Menurut Sekaran dan Bougie (2016), variabel independen adalah variabel yang diatur atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka menguji pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel independen dapat berupa variabel kualitatif atau kuantitatif. Variabel kualitatif dapat berupa kategori atau jenis, sedangkan variabel kuantitatif dapat berupa angka atau ukuran. Dalam penelitian, variabel independen harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menguji hipotesis penelitian secara obyektif dan akurat. Variabel independen juga harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik, sehingga dapat diukur atau diamati dengan tepat. Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, variabel independen dapat berupa jenis pupuk (variabel kualitatif) atau dosis pupuk (variabel kuantitatif). Peneliti dapat mengatur jenis pupuk atau dosis pupuk yang berbeda-beda sebagai variabel independen, dan kemudian melihat hasilnya pada variabel dependen (yaitu pertumbuhan tanaman).
  3. Arikunto (2010) menyatakan bahwa variabel independen adalah variabel yang dapat dirubah oleh peneliti, baik dalam bentuk pemberian perlakuan atau pengaruh lainnya terhadap kelompok atau individu yang diteliti.
  4. Creswell (2014) menyatakan bahwa variabel independen adalah variabel yang dimanipulasi atau diatur oleh peneliti dalam rangka menguji pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel prediktor, karena variabel ini digunakan untuk memprediksi hasil pada variabel dependen. Dalam penelitian, variabel independen harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik, dan harus diukur atau diamati dengan tepat. Variabel independen dapat berupa variabel kualitatif atau kuantitatif, dan dapat diukur menggunakan berbagai jenis instrumen penelitian. Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, variabel independen dapat berupa jenis pupuk (variabel kualitatif) atau dosis pupuk (variabel kuantitatif). Peneliti mengatur jenis pupuk atau dosis pupuk yang berbeda-beda sebagai variabel independen, dan kemudian melihat hasilnya pada variabel dependen (yaitu pertumbuhan tanaman).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel independen adalah variabel yang diatur atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka menguji pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel independen dapat berupa perlakuan, kondisi, atau faktor lain yang diubah oleh peneliti agar dapat melihat perubahan yang terjadi pada variabel dependen

Berikut adalah beberapa contoh variabel independen:

  1. Dosis obat
    Variabel independen ini dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka menguji efeknya terhadap variabel dependen seperti tekanan darah, kadar gula darah, atau kadar hormon tertentu.
  2. Jenis makanan
    Variabel independen ini dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat efeknya terhadap variabel dependen seperti berat badan, kadar kolesterol, atau kadar nutrisi dalam darah.
  3. Jenis pelatihan
    Variabel independen ini dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka menguji efeknya terhadap variabel dependen seperti kinerja kerja, kepuasan kerja, atau motivasi kerja.
  4. Jenis media sosial
    Variabel independen ini dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat efeknya terhadap variabel dependen seperti tingkat kecemasan, tingkat depresi, atau perilaku konsumsi.
  5. Tingkat pendidikan
    Variabel independen ini dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat efeknya terhadap variabel dependen seperti kinerja akademik, tingkat penghasilan, atau kualitas hidup.
  6. Jenis olahraga
    Variabel independen ini dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat efeknya terhadap variabel dependen seperti kebugaran fisik, kesehatan jantung, atau keseimbangan mental.

2. Variabel Dependen/Terikat

Variabel dependent atau variable terikat adalah variabel dalam penelitian yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen atau merupakan hasil dari pengaruh variabel independen. Variabel terikat juga dikenal sebagai variabel respons, karena variabel ini merespons atau menunjukkan perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pengaruh variabel independen. Dalam penelitian, variabel terikat adalah variabel yang diukur, diamati, atau direkam oleh peneliti sebagai hasil dari manipulasi variabel independen.

Menurut Creswell (2014), variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel independen. Variabel dependen juga dapat diartikan sebagai variabel yang diukur sebagai hasil dari pengaruh variabel independen dalam penelitian. Variabel dependen selalu menjadi fokus penelitian, dan digunakan untuk mengukur efek variabel independen pada fenomena yang diteliti. Dalam penelitian, variabel dependen harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik, dan harus diukur atau diamati dengan tepat. Variabel dependen dapat berupa variabel kualitatif atau kuantitatif, dan dapat diukur menggunakan berbagai jenis instrumen penelitian. Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, variabel dependen adalah pertumbuhan tanaman. Peneliti mengukur pertumbuhan tanaman pada kelompok yang diberikan jenis pupuk yang berbeda-beda sebagai variabel independen, dan kemudian melihat perbedaan hasilnya pada variabel dependen.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dijaga konstan nilainya selama penelitian berlangsung untuk memastikan bahwa perbedaan dalam variabel independen yang sedang diuji benar-benar mempengaruhi perbedaan dalam variabel dependen, dan bukan disebabkan oleh faktor-faktor lain. Variabel kontrol dapat berupa variabel yang relevan namun tidak sedang diuji dalam penelitian, atau variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian jika tidak dikendalikan. Pengendalian variabel kontrol penting untuk memastikan validitas internal penelitian dan mencegah kesalahan inferensi atau kesimpulan yang salah. Contoh variabel kontrol dalam penelitian tentang hubungan antara jenis pupuk dan pertumbuhan tanaman adalah suhu, cahaya, dan kelembaban udara. Dalam penelitian ini, suhu, cahaya, dan kelembaban udara dijaga konstan pada setiap kelompok percobaan untuk memastikan bahwa perbedaan dalam pertumbuhan tanaman disebabkan oleh perbedaan dalam jenis pupuk yang diberikan, dan bukan faktor lain.

Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai variabel kontrol:

  1. Sekaran dan Bougie (2016) menyatakan bahwa variabel kontrol adalah variabel yang dijaga konstan nilainya atau dieliminasi pengaruhnya dalam penelitian untuk memastikan bahwa hasil penelitian tidak dipengaruhi oleh faktor lain selain variabel independen yang sedang diuji.
  2. Creswell (2014) menjelaskan bahwa variabel kontrol adalah variabel yang dijaga tetap nilainya atau dikendalikan pengaruhnya dalam penelitian untuk memastikan bahwa perbedaan dalam variabel dependen yang diukur disebabkan oleh perbedaan dalam variabel independen yang sedang diuji, dan bukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diinginkan.
  3. Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa variabel kontrol adalah variabel yang diamati dan dikontrol nilainya untuk meminimalkan efek variabel lain dalam penelitian yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, dan untuk memastikan bahwa hasil penelitian akurat dan dapat diandalkan.

Variabel kontrol sangat penting dalam penelitian untuk memastikan validitas internal hasil penelitian dan mencegah kesalahan inferensi atau kesimpulan yang salah. Dalam penelitian, variabel kontrol harus dipilih dengan hati-hati dan relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Berikut ini adalah beberapa contoh variabel kontrol yang mungkin digunakan dalam penelitian:

  1. Umur responden: Jika dalam penelitian ingin mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja kerja, maka umur responden harus dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya, mengambil responden yang berusia antara 25-35 tahun.
  2. Jenis tanah: Jika dalam penelitian ingin mengetahui pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, maka jenis tanah juga harus dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya, menggunakan jenis tanah yang sama pada setiap kelompok percobaan.
  3. Pengalaman kerja: Jika dalam penelitian ingin mengetahui hubungan antara pelatihan karyawan dengan kinerja kerja, maka pengalaman kerja harus dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya, mengambil responden dengan pengalaman kerja antara 1-5 tahun.

4. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang berperan sebagai perantara atau mediator dalam menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam suatu penelitian. Variabel intervening berfungsi untuk menjelaskan proses atau mekanisme yang terjadi antara variabel independen dan variabel dependen sehingga memperjelas hubungan antara keduanya.

Variabel intervening biasanya tidak diukur langsung, namun dapat diamati melalui indikator atau variabel lainnya. Variabel intervening dapat berupa variabel internal maupun eksternal. Variabel internal merupakan variabel yang terkait dengan variabel independen dan variabel dependen, sedangkan variabel eksternal merupakan variabel yang tidak terkait secara langsung dengan variabel independen dan variabel dependen, namun mempengaruhi hubungan keduanya.

Contoh variabel intervening dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut:

Misalnya, dalam penelitian mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan, variabel intervening adalah kemampuan kerja. Kemampuan kerja berperan sebagai mediator dalam menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan dan penghasilan. Orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi biasanya memiliki kemampuan kerja yang lebih baik, sehingga cenderung memiliki penghasilan yang lebih tinggi. Dengan mempertimbangkan variabel kemampuan kerja sebagai variabel intervening, peneliti dapat memahami dengan lebih baik mengenai proses yang terjadi antara tingkat pendidikan dan penghasilan.

Namun, perlu dicatat bahwa variabel intervening bukan selalu harus ada dalam suatu penelitian. Terkadang hubungan antara variabel independen dan variabel dependen bersifat langsung, tanpa perlu melalui variabel perantara atau mediator.

5. Variabel moderating

Variabel moderating adalah variabel yang mempengaruhi atau memoderasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderating mengubah kekuatan, arah, atau bentuk hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, sehingga memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara variabel tersebut.

Dalam suatu penelitian, variabel moderating dapat berupa variabel internal atau eksternal. Variabel internal merupakan variabel yang terkait dengan variabel independen dan variabel dependen, sedangkan variabel eksternal merupakan variabel yang tidak terkait secara langsung dengan variabel independen dan variabel dependen, namun mempengaruhi hubungan keduanya.

Contoh variabel moderating dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut:

Misalnya, dalam penelitian mengenai hubungan antara intensitas latihan dan kinerja atletik, variabel moderating dapat berupa jenis olahraga yang dilakukan. Jenis olahraga yang dilakukan dapat mempengaruhi hubungan antara intensitas latihan dan kinerja atletik. Sebagai contoh, pada olahraga lari jarak jauh, intensitas latihan yang tinggi cenderung berhubungan positif dengan kinerja atletik yang lebih baik. Namun, pada olahraga angkat beban, intensitas latihan yang tinggi dapat memperburuk kinerja atletik.

Variabel moderating juga dapat ditemukan pada penelitian mengenai hubungan antara variabel psikologis seperti kepribadian dan perilaku kesehatan. Misalnya, dalam penelitian mengenai hubungan antara kepribadian dan kebiasaan merokok, variabel moderating dapat berupa tingkat stres. Individu dengan kepribadian tertentu cenderung memiliki kebiasaan merokok, namun tingkat stres yang tinggi dapat memperkuat hubungan tersebut.

Dalam melakukan analisis data, peneliti dapat menggunakan teknik analisis statistik tertentu seperti analisis regresi moderasi untuk memperjelas pengaruh variabel moderating pada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

6. Variabel Dummy

Variabel Dummy adalah jenis variabel kategorikal yang digunakan dalam analisis statistik sebagai pengganti variabel kategori dengan menggunakan angka 0 dan 1. Variabel Dummy sering digunakan dalam penelitian sosial dan ekonomi sebagai alat untuk memetakan variabel kualitatif ke dalam bentuk data kuantitatif yang dapat diproses oleh perangkat lunak statistik. Variabel Dummy terdiri dari dua kategori yang eksklusif, yaitu kategori 0 dan kategori 1. Kategori 0 mewakili kondisi dimana variabel tidak hadir, sedangkan kategori 1 mewakili kondisi dimana variabel hadir atau terjadi. Variabel Dummy dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai variabel, seperti jenis kelamin, lokasi geografis, pendidikan, jenis pekerjaan, dan lain sebagainya.

Contoh penggunaan Variabel Dummy adalah sebagai berikut:

Misalnya, dalam penelitian mengenai pengaruh jenis kelamin terhadap preferensi makanan, peneliti dapat menggunakan Variabel Dummy untuk merepresentasikan jenis kelamin. Variabel Dummy ini dapat diberi label "1" untuk kategori "laki-laki" dan "0" untuk kategori "perempuan". Dalam hal ini, Variabel Dummy digunakan untuk memetakan jenis kelamin ke dalam bentuk data kuantitatif agar dapat diproses oleh perangkat lunak statistik.

Variabel Dummy juga dapat digunakan dalam analisis regresi, yaitu teknik analisis statistik yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Misalnya, dalam penelitian mengenai pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat penghasilan, Variabel Dummy dapat digunakan untuk merepresentasikan tingkat pendidikan dengan mengubah variabel kategori "rendah", "menengah", dan "tinggi" menjadi variabel Dummy. Variabel Dummy "rendah" dapat diberi label "1" jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah, dan "0" jika tidak. Demikian pula, Variabel Dummy "menengah" dan "tinggi" juga dapat dibuat. Dalam analisis regresi, Variabel Dummy digunakan untuk memperkirakan dampak relatif dari setiap variabel kategori terhadap variabel dependen (misalnya, penghasilan).