Diperbarui tanggal 5/Nov/2022

Tahapan Perencanaan Projek Profil Pelajar Pancasila

kategori Telaah Kurikulum / tanggal diterbitkan 4 November 2022 / dikunjungi: 63.37rb kali

1. Membentuk Tim Fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Tim fasilitator projek profil terdiri dari sejumlah pendidik yang berperan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi projek profil. Tim fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator projek profil. Jumlah tim fasilitator projek profil dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan, dilihat dari:

  • jumlah peserta didik dalam satu satuan pendidikan,
  • banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran,
  • jumlah jam mengajar pendidik yang belum terpenuhi atau dialihkan untuk projek profil,
  • atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan masing-masing satuan pendidikan.

1.1. Langkah Pembentukan Tim Fasilitator Projek Profil

  1. Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator projek profil, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan dan mengelola projek.
  2. Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek profil sekolah dapat membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator kelas 1, satu orang koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis kekhususan.
  3. Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek profil memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas, perwakilan dari masingmasing fase) untuk menjadi tim fasilitator projek profil.
  4. Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator projek profil untuk merencanakan dan membuat modul projek profil bagi setiap kelas atau fase.

1.2. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengelolaan Projek Profil

Satuan pendidikan

  1. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek profil di skala satuan pendidikan, termasuk sistem pendokumentasian projek profil. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai portofolio satuan pendidikan.
  2. Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek profil: masyarakat, komunitas, akademisi, praktisi. Satuan pendidikan dapat mengidentifikasi orang tua yang potensial sebagai narasumber dari daftar pekerjaan orang tua atau narasumber ahli di lingkungan sekitar satuan pendidikan.
  3. Mengomunikasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila kepada lingkungan satuan pendidikan, orang tua peserta didik, dan mitra (narasumber dan organisasi terkait).
  4. Memastikan beban kerja pendidik tetap dipertahankan (tidak dikurangi) sesuai arahan alokasi waktu projek profil yang sudah diatur oleh pemerintah. Adapun pada pendidikan kesetaraan, alokasi waktu projek profil dilaksanakan pada mata Program Pemberdayaan dan/atau Keterampilan.
  5. Melibatkan pendidik bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses berjalannya projek profil dengan memberikan dukungan, baik dalam bidang akademis maupun kebutuhan emosional peserta didik.
  6. Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang diperlukan untuk kelangsungan projek profil.

Koordinator Projek Profil

  1. Koordinator bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau tenaga pendidik yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan dan mengelola projek profil.
  2. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek profil di satuan pendidikan.
  3. Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik/fasilitator dan peserta didik agar dapat menyelesaikan projek profil dengan sukses.
  4. Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik yang tergabung di dalam tim fasilitator projek profil.
  5. Memastikan alur projek profil memiliki aktivitas yang kaya dan beragam untuk mengoptimalkan prinsip eksploratif.
  6. Memastikan rancangan asesmen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang sudah ditetapkan.

Fasilitator Projek Profil

  1. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat memberikan stimulan atau tantangan yang beragam (berdiferensiasi), sesuai dengan gaya belajar, daya imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema projek profil.
  2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan dan pengembangan projek profil, dengan menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam tingkat keterlibatan.
  3. Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran yang kontekstual dengan tema projek profil sesuai dengan minat masing-masing peserta didik.
  4. Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek profil (orang tua, mitra, lingkungan satuan pendidikan, dll. ) dalam mencapai tujuan pembelajaran dari setiap tema projek profil.
  5. Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen yang sudah ditentukan dalam memonitor perkembangan profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
  6. Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional. Contoh dalam tahapan belajarnya, peserta didik perlu dibantu dalam penyediaan hal berikut:
    • Buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber pembelajaran lain yang berhubungan dengan projek profil.
    • Narasumber yang dapat memperkaya proses pelaksanaan projek profil.
  7. Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk mencari referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan, seperti buku, artikel, tulisan pada surat kabar/majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu, dan sumber belajar lainnya.
  8. Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.
    • Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan untuk menghubungi sumber pembelajaran
    • Mencari kontak dan menghubungi narasumber
  9. Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan serta kritik, mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan projek profil.
  10. Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan kegiatan projek profil yang menjadi ruang lingkup belajar peserta didik.
  11. Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan, dan mempresentasikan projek profil mereka.
  12. Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antara intrakurikuler dan projek profil.

2. Mengidentifikasi Tahapan Kesiapan Satuan Pendidikan dalam Menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. (Edutopia) Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya, namun kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek biasanya mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.

Dalam hal ini, satuan pendidikan melakukan refleksi awal mengenai penguasaan terhadap pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi kesiapan awal dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Identifikasi kesiapan satuan pendidikan

Identifikasi kesiapan satuan pendidikan

*) satuan pendidikan yang memiliki sistem: satuan pendidikan memiliki evaluasi berkala, pengayaan pendidik menyelenggarakan pembelajaran berbasis projek yang memberikan otonomi lebih besar kepada peserta didik.

  1. Tahap Awal
    • Satuan pendidikan belum memiliki sistem dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran berbasis projek.
    • Konsep pembelajaran berbasis projek baru diketahui pendidik.
    • Satuan pendidikan menjalankan projek secara internal (tidak melibatkan pihak luar).
  2. Tahap Berkembang
    • Satuan pendidikan sudah memiliki sistem untuk menjalankan pembelajaran berbasis projek.
    • Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami sebagian pendidik.
    • Satuan pendidikan mulai melibatkan pihak di luar satuan pendidikan untuk membantu salah satu aktivitas projek.
  3. Tahap Lanjutan
    • Pembelajaran berbasis projek sudah menjadi kebiasaan satuan pendidikan
    • Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami semua pendidik.
    • Satuan pendidikan sudah menjalin kerjasama dengan pihak mitra di luar satuan pendidikan agar dampak projek dapat diperluas secara berkelanjutan.

3. Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

3.1. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

  • Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.
  • Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.
  • Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaran projek profil pada satu tahun ajaran.
  • Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek profil tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek profil jelas dan terarah.
  • Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap pengembangan modul projek profil.
  • Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.

3.2. Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil yang diimplementasikan di satuan pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk SD-SMK dan sederajat yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.

Tema Projek Profil PAUD

Pada jenjang PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak dini. Penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. Untuk pelaksanaan kegiatan di PAUD, pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dikerucutkan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. 4 tema di PAUD disusun berdasarkan prioritas nasioanl yang juga menjadi tema di Pendidikan Dasar dan Menengah namun disesuaikan dengan konteks PAUD. Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan PAUD adalah sebagai berikut:

Aku Sayang Bumi "Gaya Hidup Berkelanjutan"

Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta didik pada isu lingkungan, eksplorasi dalam mencari solusi kreatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk kepedulian terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang terhadap ciptaan Tuhan YME.
Contoh kontekstualisasi tema:

  • Eksplorasi penyebab banjir di sekitar, membuat dan menghias tempat sampah dari barang bekas
  • Membuat karya seni dari bahan alam
Aku Cinta Indonesia "Kearifan Lokal"

Tema ini bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan karakteristik negara, keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia sehingga mereka memahami identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia.
Contoh kontekstualisasi tema:

  • Eksplorasi budaya nusantara dengan kunjungan ke museum budaya setempat
Kita Semua Bersaudara "Bhinneka Tunggal Ika"

Tema ini bertujuan mengajak peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan teman sebaya, menghargai perbedaan, mau berbagi, dan mampu bekerja sama.
Contoh kontekstualisasi tema:

  • Membuat “minggu bertukar bekal” di mana peserta didik membawa bekal, menceritakan, dan menghargai makanan yang biasa dimakan di rumah masing-masing.
Imajinasi dan Kreativitasku "Rekayasa dan Teknologi"

Tema ini bertujuan mengajak peserta didik belajar mengenali dunianya melalui imajinasi, eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema Imajinasi dan Kreativitasku, peserta didik distimulasi dengan serangkaian kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya pengalamannya dan menguatkan kreativitasnya.
Contoh kontekstualisasi tema:

  • Eksplorasi cara membuat kendaraan bersayap lalu

Tema Projek Profil SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat

Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut.

 

Gaya Hidup
Berkelanjutan

Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:
• Jakarta: situasi banjir
• Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
• Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organik

Kearifan Lokal

Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik

Contoh kontekstualisasi tema:
• Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
• Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
• SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa

Bhinneka Tunggal
Ika

Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya (contoh: kisah Bu Mondang di halaman …).

Bangunlah Jiwa dan Raganya

Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:
Jenjang SMP/SMA dan setara: Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja. Jenjang SMPLB/SMALB: Pengembangan kemandirian dalam merawat diri dan menjaga kesehatan

Suara Demokrasi

Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:
Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa.

Rekayasa dan Teknologi

Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya. Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi untuk menjawab permasalahan di sekitar satuan pendidikan.

Kewirausahaan

Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. (Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK.)

Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.

Kebekerjaan

Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja. Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini ditujukan sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK.

Contoh kontekstualisasi tema:
• Lampung: eksplorasi pengembangan serat tekstil dari limbah daun nanas
• Kawasan industri sekitar Jakarta: budidaya dan pengolahan tanaman lokal Betawi

 

  Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Lanjutan
Tema pilihan Satuan pendidikan menentukan 2 tema yang sama untuk setiap tingkat/kelas paralel di PAUD/SD/MI dan sederajat, atau 3 tema yang sama untuk setiap tingkat/kelas paralel di SMP/MTs-SMA/MA/ SMK/MAK dan sederajat di awal tahun ajaran. Satuan pendidikan menentukan 3-5 pilihan tema yang dapat dipilih 2 tema oleh peserta didik di setiap tingkat/kelas paralel PAUD/SD/ MI dan sederajat, dan 3 tema setiap tingkat/ kelas paralel SMP/MTs- SMA/MA/SMK/MAK dan sederajat di awal tahun ajaran. Satuan pendidikan menentukan 3-5 pilihan tema yang dapat dipilih 2 tema oleh peserta didik di setiap tingkat/kelas paralel PAUD/SD/MI dan sederajat, dan 3 tema setiap tingkat/ kelas paralel SMP/MTs-SMA/MA/ SMK/MAK dan sederajat di awal tahun ajaran.
Pemberian Opsi tema Satuan pendidikan menentukan isu yang sama untuk setiap tema di semua tingkat/kelas paralel. Satuan pendidikan menelaah isu yang sama untuk setiap tingkat/kelas paralel. Setiap kelas menelaah isu yang berbeda sesuai pilihan peserta didik. Peserta didik dapat memilih isu yang berbeda untuk memberi tantangan tahap lanjutan
Penentuan topik Satuan pendidikan yang menentukan tema dan topik projek profil. Satuan pendidikan mempersiapkan beberapa tema dan topik projek profil untuk dipilih oleh peserta didik. Peserta didik mendiskusikan tema dan topik projek profil dengan bimbingan pendidik.

Dalam 1 tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d 2 projek profil dengan tema berbeda
SD/MI/SDLB/Paket A 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda
SMP/MTs/ SMPLB/Paket B 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda
SMA/MA/SMALB/Paket C kelas X 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda
SMA/MA/SMALB/Paket C kelas XI dan XII 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda
SMK/MAK kelas X 3 projek profil dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan
SMK/MAK kelas XI 2 projek profil dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan
SMK/MAK kelas XII 1 projek profil dengan tema Kebekerjaan
SPK 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda

Catatan: Kelas XIII pada SMK program 4 tahun tidak perlu melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Pemilihan tema umum dapat dilakukan berdasarkan:

  • Tahap kesiapan satuan pendidikan, pendidik, dan peserta didik dalam menjalankan projek profil.
  • Kalender belajar nasional, atau perayaan nasional atau internasional, misalnya tema ’Gaya Hidup Berkelanjutan’ dilaksanakan menjelang Hari Bumi, atau tema ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dilaksanakan menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia.
  • Isu atau topik yang sedang hangat terjadi atau menjadi fokus pembahasan atau prioritas satuan pendidikan. Dalam hal ini, isu atau topik dapat dicari kesesuaian atau keterkaitannya dengan tema projek profil yang sudah ditentukan. (Contoh isu modernisasi yang menghilangkan tradisi baik masyarakat dapat menjadi bahan untuk tema Kearifan Lokal, isu minimnya partisipasi publik untuk tema Suara Demokrasi, isu pemberdayaan potensi lokal untuk tema kewirausahaan, isu kerusakan lingkungan untuk Gaya Hidup Berkelanjutan, isu toleransi untuk Bhinneka Tunggal Ika, dan sebagainya)
  • Di setiap tahun ajaran, tema dapat dilakukan secara berulang jika dianggap masih relevan atau diganti dengan tema lain untuk memastikan eksplorasi terhadap seluruh tema yang tersedia. Untuk memastikan semua tema dapat dijalankan, sangat penting bagi satuan pendidikan memastikan terjadinya pendokumentasian dan pencatatan portofolio projek profil di skala satuan pendidikan.

Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Kesetaraan

a. Program Pemberdayaan

Dalam mengembangkan alur pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila pada Program Pemberdayaan, satuan pendidikan perlu melakukan hal-hal berikut:

  1. Menetapkan jumlah Jam Pelajaran (SKK) untuk projek pemberdayaan yang dipilih per fase dengan memperhatikan cakupan elemen pada Capaian Pembelajaran (CP) Pemberdayaan yang sudah ditetapkan. (Lihat Panduan Capaian Pembelajaran Pemberdayaan)
  2. Melakukan analisis capaian pembelajaran perfase, kemudian memilih tema projek penguatan profil pelajar Pancasila dan menentukan topik yang dinilai relevan.
  3. Memilih dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila yang akan diinternalisasikan dalam pembelajaran projek Program Pemberdayaan perfase.
  4. Menyusun alur aktivitas pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila sesuai dengan panduan.

b. Program Keterampilan

Dalam mengembangkan alur pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila Program Keterampilan, satuan pendidikan perlu melakukan hal-hal berikut:

  1. Menentukan jenis keterampilan yang dipilih menjadi bagian dari Struktur Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan, sesuai hasil analisis konteks yang sudah dilakukan. Jika keterampilan yang dipilih belum memiliki Capaian Pembelajaran (CP) maka Satuan Pendidikan wajib menyusunnya terlebih dahulu. (Lihat Panduan Pengembangan Capaian Pembelajaran Keterampilan)
  2. Menetapkan jumlah Jam Pelajaran (SKK) untuk projek jenis keterampilan yang dipilih perfase dengan memperhatikan cakupan elemen pada Capaian Pembelajaran program keterampilan yang sudah ditetapkan. (Lihat Capaian Pembelajaran Program Keterampilan yang dipilih)
  3. Melakukan analisis Capaian Pembelajaran perfase, kemudian memilih tema projek penguatan profil pelajar Pancasila dan menentukan topik yang dinilai relevan.
  4. Memilih dimensi, elemen dan subelemen profil pelajar Pancasila yang akan diinternalisasikan dalam pembelajaran projek Program keterampilan per fase.
  5. Menyusun alur aktivitas pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila sesuai dengan panduan.

4. Merancang Alokasi Waktu Projek Penguatan

Profil Pelajar Pancasila

4.1. Pemetaan Alokasi Waktu Projek Profil di Setiap Jenjang

Langkah pertama merancang alokasi waktu projek profil adalah mengidentifikasi jumlah total jam projek profil yang dimiliki setiap kelas. Jumlah jam tersebut ditentukan dalam Kepmendibudristek RI Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Berikut adalah alokasi jam projek profil untuk setiap jenjang:

a. PAUD

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di jenjang PAUD dilaksanakan 1-2 projek profil dalam satu tahun ajaran. Pemerintah tidak menentukan jumlah alokasi waktunya, namun tim fasilitator perlu mengalokasikan waktu yang memadai agar peserta didik dapat mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila.

b. Pendidikan Dasar dan Menengah

Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Profil Per Tahun
SD/MI I-V 252 JP
SD/MI VI 224 JP
SMP/MTs VII-VIII 360 JP
SMP/MTs IX 320 JP
SMA/MA X 486 JP
SMA/MA XI 216 JP
SMA/MA XII 192 JP
SMK X 288 JP
SMK XI 144 JP
SMK XII 36 JP
SMK XII* (Program 4 tahun) 144 JP
SMK XIII* (Program 4 tahun) 0

c. Pendidikan Khusus

Fase Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Profil Per Tahun
A (usia mental ± 7 tahun) SDLB I 234 JP
  SDLB II 252 JP
B (usia mental ± 8 tahun) SDLB III-IV 306 JP
C (usia mental ± 8 tahun) SDLB V 306 JP
  SDLB VI 272 JP
D (usia mental ± 9 tahun) SMPLB VII-VIII 306 JP
  SMPLB IX 272 JP
E (usia mental ± 10 tahun) SMALB X-XI 378 JP
  SMALB XII 336 JP

d. Pendidikan Kesetaraan

Pada Pendidikan Kesetaraan, projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan melalui Program Pemberdayaan dan Keterampilan. Muatan program pada pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam bentuk Satuan kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Satu SKK dicapai melalui pembelajaran 1 (jam) tatap muka atau 2 (jam) tutorial atau 3 (jam) mandiri atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Penentuan moda tatap muka, tutorial, dan mandiri ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemetaan SKK. Alokasi waktu projek penguatan profil pelajar Pancasila pada pendidikan kesetaraan berbeda dengan alokasi waktu projek profil di pendidikan formal. Pada pendidikan formal alokasi waktu projek profil dialokasikan 20-30% dari total pembelajaran dalam satu tahun. Adapun pada pendidikan kesetaraan, alokasi waktu didasarkan pada jumlah SKK pada kelompok program pemberdayaan dan keterampilan.

Berikut alokasi SKK setiap fase pada pendidikan kesetaraan.

Kelompok Pemberdayaan & Keterampilan A
Kelas 1-2
B
Kelas 3-4
C
Kelas 5-6
D
Kelas 7-9
E
Kelas 10
F
Kelas 11-12
Pemberdayaan & Keterampilan 288 432 648 1.080 576 720

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan projek profil pada pendidikan kesetaraan adalah:

  • Jumlah alokasi SKK untuk projek profil pada tiap fase diambil dari alokasi SKK untuk Kelompok Pemberdayaan dan Keterampilan sesuai dengan jumlah SKK yang sudah ditetapkan dalam struktur kurikulum.
  • Alokasi SKK untuk setiap projek profil tidak harus sama. Satu projek profil dapat dilakukan dengan SKK yang lebih banyak daripada projek profil yang lain. Pembagian jumlah SKK Program Pemberdayaan dan Keterampilan dapat ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan karakteristik peserta didik, lingkungan belajar dan satuan pendidikan.
  • Waktu pelaksanaan P5 ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara satuan pendidikan, peserta didik, dan lingkungan yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan proyek. Sangatlah penting untuk membuat urutan waktu dalam pengerjaan projek profil.
  • Topik kegiatan pemberdayaan dan/atau jenis keterampilan dipilih yang relevan sesuai tema yang sudah ditetapkan.
  • Aktivitas pembelajaran projek profil ini bisa dilaksanakan langsung di lingkungan satuan pendidikan, atau di lingkungan tempat tinggal peserta didik, atau di lingkungan satuan pendidikan lain/ lembaga yang menyediakan jenis keterampilan sesuai pilihan, melalui situs dunia maya, atau kombinasi diantara keempatnya.

Contoh Pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek profil.

Di sebuah sekolah dasar, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis. Sementara tema projek profil pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah. Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 5 kemudian memetakan kegiatan projek profil di kelasnya sebagai berikut:

  Projek Profil 1 Projek Profil 2 Projek Profil 3
Dimensi Berkebinekaan Global Bergotong-Royong Berkebinekaan Global Bergotong-Royong Bernalar Kritis Bergotong-Royong Bernalar Kritis
Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan
Alokasi Waktu** 80 JP 100 JP 72 JP

*Tingkat SD/MI dan sederajat wajib memilih minimal 2 tema dalam satu tahun ajaran.
**Total alokasi waktu projek profil di kelas 5 SD dalam satu tahun ajaran adalah 252 JP.

Sumber: Buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kemdikbudristek.